Recap 2023, Dari Nyobain Whoosh Sampai Mantu!

Alhamdulillah, menutup tahun 2023 dengan mejeng berselfie ria di depan Whoosh. Saya tertular masyarakat Indonesia, khususnya warga Jakarta dan Bandung yang sedang euphoria dengan kehadiran Kereta Api Cepat Indonesia Cina (KCIC) ini.

Terlihat dari padatnya penumpang. Ada yang menggunakan sebagai moda transportasi efisien karena jarak Jakarta-Bandung hanya ditempuh dalam waktu 30 menit. Namun banyak juga yang seperti saya 😀😀 , menyengaja naik Whoosh untuk mengetahui sensasinya. 

Sebetulnya ini hadiah anak saya. Dia paham banget emaknya yang jadul ini gak mungkin naik Whoosh jika gak dibeliin tiket dan dianterin ke stasiun Halim. Lha satu setengah jam dari Depok. Mungkin bisa naik LRT, KRL atau apalah, saya gak paham. 😀😀

Selain mengantar, anak saya juga memantau via chat dan telepon untuk meyakinkan emaknya udah duduk nyaman di dalam gerbong Whoosh.

Dan benarkah si Whoosh secepat itu? Cuma 30 menit?

Daftar Isi

• Alhamdulilah, Nyobain Naik Whoosh
• Booster Corona Virus
• Anak Bungsuku Menikah
• Berhasil Menurunkan Berat Badan
• Jumlah Blog Post Tak Sesuai Target

Berangkat pukul 15.34, atau lebih cepat semenit dari jadwal, Whoosh tiba di stasiun KCIC Padalarang pukul 16.03, dilanjutkan ke stasiun Tegal Luar pukul 16.21 (mungkin), karena saya lupa lihat jam, sibuk clingak clinguk cari cara untuk selfie. 😀😀

Untunglah anak saya memesan tiket Halim-Tegal Luar, selain lokasinya lebih dekat ke rumah, juga lebih leluasa berfoto ria di depan moncong Whoosh. Mereka yang turun di Padalarang terbatas waktunya, sehingga banyak yang nrimo berfoto dengan latar belakang badannya si Whoosh. 

Selain berselfie-welfie, banyak diantara penumpang yang merekam saat-saat Whoosh meningkatkan kecepatan, dari seratusan km/jam hingga mencapai 350 km/jam. 

Apa yang saya sukai dari Whoosh?

Ketika Whoosh melewati terowongan Cikalong Wetan, yang panjangnya 4.478 meter atau 4,4 kilometer (mungkin bakal jadi terowongan KA terpanjang di Indonesia ya?),  saya jadi membayangkan perjuangan pekerjanya menaklukan tanah lempung yang konon mudah lapuk itu.

Apa yang tidak saya sukai?

Ngantri di ruang tunggu yang panas. Huaduh terbiasa hidup di udara dingin, ruangan tunggu yang sangat luas itu terasa panas dan gak sanggup menyerap bau tubuh calon penumpang yang membludak. Maklum tanggal 30 Desember 2023 kan waktunya libur tahun baru-an, ya?

Booster Corona Virus

Plong! Lega rasanya, akhirnya tuntas sudah sebuah ganjalan!  Ya, perasaan itu muncul sewaktu akhirnya menuntaskan booster Corona Virus.

Sebelumnya ada ganjalan terkait peraturan bagi penumpang kereta api jarak jauh dan lokal wajib  melakukan booster vaksinasi Covid-19. Peraturan tersebut dicabut pada tanggal 12 Juni 2023 sih, dari “diwajibkan” diganti menjadi “dianjurkan”.

Nah, periode sebelum 12 Juni itu rasanya gak nyaman banget. Pingin jalan-jalan pasca pandemi  Covid-19, yang bikin sumpek karena tertahan bertahun-tahun di Bandung.

Namun ngebayangin wajib booster, atau menunjukkan surat keterangan hasil negatif Rapid Test Antigen  (RT-PCR), nyali rasanya menciut. Bahkan andai gak berniat bepergian pun adanya batasan bepergian menjadi siksaan tersendiri.

Padahal sebelum pindah ke apartemen dan akhirnya ke kabupaten Sumedang ini, saya serasa mendapat privilege. Puskesmas Garuda di Jalan Garuda Bandung yang letaknya hanya “selemparan batu” dengan tempat tinggal saya, merupakan faskes tingkat pertama yang terbaik di Jawa Barat.

Puskesmas tersebut menjadi lokasi relawan vaksin Sinovac Covid-19 [termasuk Kang Emil, Gubernur Jawa Barat (2018-2023)] mendapat suntikan dan dipantau reaksinya. 

Setelah akhirnya vaksin siap digunakan, puskesmas Garuda menjadi salah satu pelayanan kesehatan yang perdana menyelenggarakan vaksinasi. Saya mendapat kesempatan vaksinasi ke-1 pada Juni 2021 dan vaksinasi ke-2 pada Juli 2021

Jadi bisa dipahami kan, betapa resah dan gelisah (lebay 😀) , ketika harus pindah dan berjauhan dari Puskesmas Garuda. Faskes terdekat yang saya kunjungi gak bisa ngebantu, tenaga medisnya bilang: “Kita juga vaksinasi di tempat lain,bu”. 

Hingga akhirnya, mungkin anak saya tahu pendaman kegelisahan emaknya, tiba-tiba dia memberitahu bahwa saya sudah terdaftar sebagai penerima booster vaksin Corona di Bumi Medika Ganesha (BMG), layanan kesehatan bagi civitas akademika ITB yang terletak di Jalan Gelap Nyawang 102, Bandung.

Untuk kesekian kalinya dapat privilege ya? Alhamdulilah 🙏💗

Anak Bungsuku Menikah

Pernah membaca kisah Nabi Sulaiman yang hendak menggunakan pedangnya untuk membagi dua seorang bayi? 

Awal perkara 2 orang ibu mengaku bahwa bayi tersebut anaknya. Gak ada yang mau ngalah. Demi keadilan,  Nabi Sulaiman menghunus pedangnya untuk membagi dua sang bayi. Sama rata.

Melihat hal tersebut ibu yang lebih muda mengalah. Dia memberikan sang bayi pada ibu yang lebih tua daripada bayinya dipenggal.

Akhir kisah, kita semua tahu betapa bijaknya nabi yang mempunyai kemampuan berbicara dengan bangsa binatang hingga jin ini.

Nah, kisah anak bungsu saya mirip dengan kisah di atas. Pelan tapi pasti, kakak ipar saya merampas anak perempuan yang sangat saya dambakan (3 kakaknya laki-laki semua), dan saya tidak berdaya, karena jika saya melawan, anak sayalah yang akan menjadi sasaran.

Kisah KDRT yang dilakukan kakak ipar pernah saya tulis di sini:

Perfect Imperfect, 3 Cara Mengatasi Bullying

Sedangkan kerinduan saya pada anak bungsu tercinta, saya tuangkan di sini:

Mabelle, Mama Kangen Nak ... Lebaran Ini Ingin Bertemu

Alhamdulilah Allah mengabulkan doa saya. Pada hari Lebaran 2023, anak perempuan saya datang bersama kakak-kakaknya. Dia menanyakan kesediaan saya mendampinginya di pelaminan. Tentu saja saya menyanggupi.

Nikmat Allah ini serasa berlipat ganda. Semasa duduk di bangku SMP dia pernah berujar gak mau menikah, seperti kakak ipar yang hingga kematiannya tidak menikah.

Namun Allah berkehendak lain, ketika masih kuliah di Teknik Fisika ITB, Allah mengirimkan seorang pemuda yang baik hati yang berhasil meluluhkan hati anak bungsu saya, dan mengajaknya bersama menuju gerbang pernikahan, serta berjanji akan saling mencintai dalam senang maupun susah.

Tolong doakan agar anak saya dan suaminya membina rumah tangga yang sakinah mawadah warahmah, ya teman-teman?

saya bukan pendukung paslon 02 ya 😀😀

Berhasil Menurunkan Berat Badan

Saking senangnya, tak henti-hentinya saya bersyukur atas pencapaian ini.

Semula saya pikir gak mungkin berat badan (BB) saya bisa turun, selain karena faktor usia yang membuat metabolisme lambat, saya juga sulit banget berhenti mengonsumsi gula.

Sementara gak ada satu pun diet yang mengizinkan pelakunya mengonsumsi gula. Hingga saya bertemu dengan intermittent fasting (IF) dan mempraktekannya.

IF ini mudah banget. Kita tetap bisa mengonsumsi makanan kesukaan, tapi berbatas waktu. Ada beberapa tulisan terkait IF sebagai berikut:

Intermittent Fasting, Amankah untuk Anak-anak?

Self Esteem dan Sukses Langsing dengan 3 Langkah

Gibran, Diet Yoyo dan Progress Atasi Obesitas

Hasilnya? Dari BB 70 kg pada April 2023, di bulan Desember 2023 BB saya 62 kg. Senang banget bukan? Sekaligus bingung. Sebab sekarang BB susah banget untuk turun lagi. Pernah turun menjadi 61 kg, eh naik lagi 62 kg. Begitu seterusnya.

Jumlah Blog Post Tak Sesuai Target

Alhamdulilah punya banyak teman blogger yang saling memotivasi.

Sekitar 2-3 tahun silam, seorang teman blogger memosting di media sosialnya bahwa dia berhasil menulis 100-an blog post di akhir tahun. Saya jadi penasaran, berapa jumlah blog post saya?

Ternyata seratusan lebih juga, Sejak itu saya memasang target harus menulis 150 blog post per tahun . Semakin menggebu karena selama pandemi Covid-19 saya sangat tertekan, dan menulis menjadi self healing yang manjur.

Berhasilkah mencapai 150 blog post?

Enggak, hehehe …. Termasuk tahun 2023. jumlah postingan di blog ini mencapai 122 buah, ditambah 9 postingan di blog “Beranda Nyi Omas” dan 9 postingan di Kompasiana, jumlahnya hanya 140. 

Apa sebabnya?

Saya memang masih kesulitan fast writing. Saya membutuhkan ide untuk judul, lead dan badan tulisan. Saya juga kerap mengalami writer’s block, pengalamannya pernah saya tulis di sini:

Pengalaman Writer's Block dan Solusinya

Namun yang paling menjengkelkan, tiba-tiba saya gak mau nulis. Padahal udah ada judul, lead, dan seterusnya, tapi saya malah ngerjain yang lain. Untung saya ikut One Day One Post (ODOP) yang salah satunya diselenggarakan Komunitas Indonesian Social Blogpreneur (ISB). 

Yang menyenangkan dengan peraturan ISB, walau judulnya one day one post, tapi prakteknya 3 hari sekali, atau seharusnya three day one post ya? 

Alasan Teh Ani Berta, founder ISB menerapkan peraturan yang berbeda ini agar member punya waktu untuk bernafas, gak terlalu gelagapan, dan akhirnya malah mogok di Tengah jalan.

Banyak diantara anggota ISB yang profesinya merangkap,  selain ngantor, juga pemilik UMKM, ditambah menjadi ibu rumah tangga dan blogger, kebayang kan sibuknya?

Bagaimana dengan tahun 2024?

Optimis dong! Sebetulnya ada rencana sejak beberapa tahun silam yang belum juga terwujud, yaitu mulai menulis tema lingkungan hidup di Kompasiana. Minimal 1 tulisan per bulan. 

Semoga tahun 2024 rencana ini bisa terwujud ya?

Termasuk menurunkan berat badan nih. Saya ingin turun sekitar 3 kg lagi menjadi 59 kg. dan berharap lemak di sekitar perut bisa hilang.

Punya rencana yang sama dengan saya? 

Yuk semangat!

Baca juga

Menulis, Terapi untuk Kesehatan Mental

7 Kiat Menulis Mudah Ala Carolina Ratri