Self Esteem dan Sukses Langsing dengan 3 Langkah
“Tua, jelek, gendut!” Kecam saya melihat penampilan saya melalui cermin. Terdengar kejam ya? Hihihi, emang sih harus kejam supaya mau berubah.
Terutama menyangkut self esteem, yaitu kebutuhan akan penghargaan diri, baik dari diri sendiri maupun dari orang lain. Definisi njlimetnya kurang lebih adalah:
Self-esteem merupakan perasaan subjektif seseorang secara keseluruhan tentang arti diri sendiri atau nilai pribadi. Jadi, self-esteem bisa didefinisikan sebagai seberapa besar seseorang menghargai dan menyukai diri sendiri, terlepas dari kondisi yang dialami
Dan saya tidak menghargai diri saya yang gemuk, karena hanya merupakan pembenaran dari kemalasan. Gemuk juga berarti zalim pada tubuh. Demi pemuasan nafsu makan, saya menafikan kebutuhan tubuh.
Namun “gemuk” bisa diubah. Tidak demikian halnya dengan “tua” yang harus diterima seiring perjalanan waktu.
Bagaimana dengan "jelek"? Menurut saya sih, tubuh gemuk saya membuat saya nampak jelek. Saya jadi gak percaya diri, canggung dan gak pantes dalam busana apapun.
Baca juga:
Food Combining Datang, GERD dan Asam Lambung ‘Ngacir’!
Yuk Dukung Penderita Epilepsi dengan Singkirkan Stigma
Daftar Isi:
Menghargai Diri dengan Berubah
3 Langkah Menuju Langsing
- Motivasi
- Olah Raga
- Intermittent fasting (IF)
Selama beberapa tahun terakhir, pelan tapi pasti berat badan (BB) saya bertambah. Mulai dari 62 kg, menuju 65 kg, melaju 67 kg, kemudian menjadi 70 kg, atau BB ketika saya hamil anak-anak dulu! Duh!
Bayangin, dulu masih muda, sedang hamil dengan BB 70 kg, mungkin nampak lucu menggemaskan. Sekarang? Menyebalkan! Lebih tepatnya menakutkan.
Penyebabnya?
Tuduhan terarah pada sedentary lifestyle. Aktivitas blogging berjam-jam di depan laptop membuat badan menggelembung, ditambah sakit leher, sakit pinggang serta banyak kesakitan lainnya.
Saya tau sih harus workout setelah sekian jam duduk di depan laptop. Tapi “tau” dan “paham” bukan berarti menjalankan bukan? Kalo sudah duduk lupa berdiri aka mager, lebih menggoda dibanding berhenti sebentar untuk workout.
Saya baru mengambil keputusan setelah mengalami sakit di bagian dada. Sempat negative thinking, saya mengira mendapat serangan jantung. Beruntung dokter bilang penyebabnya asam lambung.
Namun keputusan menurunkan berat badan sudah bulat. Walau tidak mudah. Saya mempunyai bentuk tubuh buar pir, sehingga mudah terlihat gemuk. Seingat saya, sepanjang hidup saya selalu “berperang” melawan kegendutan.
Jadi harus pakai cara yang tepat nih. Apa saja?
Ini dia:
3 Langkah Menuju Langsing
Motivasi
Banyak perusahaan menganjurkan tenaga pemasarannya untuk memasang barang idaman (bisa ponsel flagship, kendaraan bermotor, sampai rumah) di tempat yang kerap terlihat.
Tujuannya agar mereka termotivasi meningkatkan komisinya dan bisa segera membeli barang idaman. Demikian pula dalam menurunkan berat badan.
Motivasi dibutuhkan supaya polanya berkelanjutan. Langkah awal menurunkan BB berubah menjadi gaya hidup dan meminimalisir terjadinya efek yoyo. Bukan sekali, dua kali saya berusaha menurunkan BB. Kegagalannya sebanyak usahanya. Dan itu berbahaya!
Menurut alodokter.com, akibat diet yoyo, kesehatan fisik pelakunya bisa terganggu. Mulai dari meningkatnya lemak tubuh, meningkatnya risiko penyakit lever, meningkatkan risiko penyakit jantung dan masih banyak lagi.
Nah seperti telah saya tulis di atas, motivasi saya adalah tubuh sehat. Saya gak mau sakit yang bikin repot anak-anak saya. Karena itu, selain mengubah pola makan agar terjadi defisit kalori, saya pun melakukan olah raga.
Olahraga
Olah raga berbeda dengan aktivitas fisik, demikian kata Ade Rai melalui channel YouTubenya. Sering banget ya, kita melakukan pembenaran sudah olah raga dalam bentuk ngepel. cuci baju dan pekerjaan rumah tangga lainnya?
Padahal beda lho. Aktivitas fisik hanya sekadar bergerak, sedangkan olah raga merupakan aktivitas fisik yang terstruktur dan terencana.
Agar tidak salah dan berkelanjutan, saya memang rajin mantengin channel Ade Rai dalam usaha menurunkan berat badan kali ini. Secara spesifik Ade Rai menjelaskan ada jenis olah raga yang bisa dilakukan yaitu:
Latihan Beban
“Tidak ada alasan usia sudah terlalu tua untuk latihan beban,”kata Ade Rai. Selanjutnya binaragawan yang pernah malang melintang di kancah internasional ini menjelaskan tentang latihan beban.
Analoginya ketika suatu kendaraan kesulitan bergerak, maka ada 2 opsi: Menurunkan penumpang atau menambah kapasitas mesin (cc mobil). Menurunkan penumpang merupakan analogi defisit kalori sedangkan menambah kapasitas mesin merupakan analogi pembentulan otot melalui latihan beban.
Penjelasan Ade Rai ini lebih mudah dicerna dibanding penjelasan manfaat latihan beban seperti meningkatkan metabolisme tubuh, mengurangi nyeri, memperkuat tulang, dan lainnya.
Latihan Kardio
Jalan pagi saya pilih sebagai latihan kardio karena paling mudah, manfaatnya juga banyak, seperti: mengontrol gula darah, melancarkan system pencernaan, menguatkan tulang dan otot kaki, menjaga kesehatan jantung, dan masih banyak lagi.
Qadarullah, sekarang saya tinggal jauh dari Kota Bandung. Lebih tepatnya di Cinanjung, Kabupaten Sumedang, di suatu perumahan di lereng Gunung Batu.
Di sini udaranya masih bersih dari polutan. Pemandangannya sangat indah. Gunung yang menjulang, langit biru dan flora berupa wild flowers jadi bonus yang menemani aktivitas jalan pagi.
Selain membakar kalori, kedua latihan di atas dibutuhkan agar tubuh enggak menggelambir saat BB turun. Tetap ada sih, namun gak separah jika tanpa olah raga.
Intermittent fasting (IF)
Makan enak tapi berat badan turun? Saya alami sejak menerapkan Intermittent fasting (IF), suatu cara diet yang saya coba setelah melalui beberapa pertimbangan.
Sebagai pengidap epilepsy, saya pernah ingin melakukan diet keto yang kerap disarankan untuk penderita seperti saya.
Diet keto atau diet ketogenik adalah sebuah pola makan tinggi lemak, rendah karbohidrat dan asupan protein jumlah sedang. Tujuannya agar tubuh memakai lemak sebagai sumber energi utama dan memicu proses pembakaran lemak yang disebut ketosis.
Tapi pola makan ini mengharuskan saya berpisah dengan mangga, pisang serta buah-buahan tinggi karbohidrat lainnya. Duh mana tahan, itu kan buah-buahan favorit.
Selain itu, saya kurang suka mengonsumsi makanan tinggi lemak yang menjadi ciri diet keto. Tiap hari harus makan daging, telur dan makanan tinggi lemak lainnya. Alamak, itu kan mahal! 😀😀
Pilihan berikutnya yang lebih masuk akal adalah pola makan food combining.
Food combining (FC) adalah pola pengaturan makanan yang diselaraskan dengan mekanisme pencernaan alami tubuh agar tubuh dapat memproses semua asupan untuk mendapatkan hasil maksimal.
Dengan alasan struktur gigi geligi dan organ pencernaan manusia lebih mirip herbivora dibanding carnivora, maka pelaku FC mengonsumsi sayuran dan buah-buahan.
Konsumsi daging gak dilarang sih tapi gak boleh bareng karbohidrat seperti nasi. Sementara saya masih belum berpisah dengan ayam goreng penyet yang disantap bersama nasi hangat mengepul. Duh jadi ngeces deh ngebayanginnya. 😋😋
Perburuan pola makan terhenti pada Intermittent fasting (IF) yang gue banget! Saya tuh gak bisa disuruh pantang makanan tertentu. Bakal terbayang-bayang! Mending puasa deh.
Intermittent fasting (IF) adalah pengaturan pola makan dengan cara berpuasa, pelakunya menggunakan jeda waktu untuk bisa mengonsumsi makanan.
Nah pola makan IF memperbolehkan pelakunya makan apapun sebelum jendela makan ditutup. Mulai dari makanan bersantan, gorengan, es campur yang kandungan gulanya pekat banget, sampai cireng, cimol yang miskin gizi. Asyik kan?
Hasilnya? Saya mulai IF bulan Mei dengan BB 70 kg. Dengan konsisten jendela makan 8 jam, terkadang 6 jam, sekarang bulan Agustus, BB saya 63 kg atau berkurang 7 kg dalam waktu 7 kg.
Kok bisa?
Walau makan sembarangan, namun jendela makan membatasi kuantitas makanan. Serakus-rakusnya makan, berapa banyak sih yang mampu kita telan?
Jadi, sebetulnya BB saya bisa melaju turun lebih banyak lagi, andai saya membatasi makan gorengan, minuman manis dan makanan gak sehat lainnya, serta menerapkan jendela makan 4 jam, bahkan eat-stop-eat (puasa 24 jam, makan, kemudian puasa lagi).
Tapi saya gak mau ngoyo. Selama bertahun-tahun pola makan saya salah hingga badan menggelembung, masa mau saya kempeskan dalam sekejap? Bisa-bisa malah sakit.
Jadi, dibuat santai sajalah.
Seorang teman, Mbak Dian Kusumawardani pemilik Blog Homeschooling juga sukses menurunkan BB dengan menerapkan IF. Blogger yang concern pada kurikulum Merdeka Belajar ini menjalankan IF sejak Januari 2023, dan BB-nya pun turun hingga 10 kg.
Namun, baik saya maupun Mbak Dian, tujuan penurunan BB adalah untuk sehat. Bukan ingin terlihat cantik dan bisa pakai bikini, ups ….. 😀😀
Karena sesuai tausiah ustaz Aam, Allah SWT menganugerahi setiap manusia dengan tubuh yang sehat untuk dirawat, bukan untuk dizalimi.
Selain itu, tubuh yang terawat juga membuat kita lebih percaya diri. Setuju?
Baca juga
Memang deh kalau badan sudah over weight pasti ada saja penyakitnya ya ambu. Aku jd ingat jaman akh diet juga. Dan aku rajin olahraga tabata, ambu. Alhamdulillah dr 74 jd 63. Tp skg malah naik jd 67 heheheh. Hrs olah raga dan diet lg nih.
ReplyDeleteAljamdulillah ambu bisa berhasil dietnya, ya. Sehat selalu ambu.
Selamat ya kak, seneng banget hasilnya sebagus itu turun 7kg. Aku juga setuju, diet jangan sampai berlebihan, sesuai pola makan yg sudah diatur oleh ahlinya, jadi hasilnya tetep keliatan segar bugar bukan yang keliatan jadi keriput dan lesu
ReplyDeletesemoga konsisten ya ambu buat nurunin BB. Bisa turun 7kg itu sesuatu mnrtku, semoga sehat selalu dan menerapkan FC yg bagiku ini butuh juga aku terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Masih peer juga buat ngurangin gorengan dan minuman manis. Apalagi kalau makan daging enggak sama nasi, masih ada yg kurang :D
ReplyDeleteYa ampun Mbak. It's so me banget loh. Titik awal untuk berubah (dalam hal ini penampilan fisik) adalah self esteem. Menghargai keberadaand diri sendiri dengan didorong oleh kemauan untuk berubah.
ReplyDeleteSaya juga pernah ngalamin berlebihan BB dalam beberapa tahun setelah melahirkan anak pertama. BB melonjak ke 75kg. Kesal lihat kaca dan susah cari pakaian. Akhirnya bertekad kuat diet sehat. Setelah 17tahun (saat ini) alhamdulillah sudah di angka 54-55. Masih utang 4-5kg lagi agar sesuai harapan saya.
Hanya satu yang tidak bisa saya lakukan adalah olahraga. Saya kena HNP di sekujur tubuh/tulang belakang. Jadi memang sudah tak bisa olah badan. Harus super dijaga agar HNP gak kambuh.
Bagus sekali pola Self-esteem yang diterapkan untuk langsing ya, Mbak. Jadi awalnya kita diajak berpola pikir mengenai bentuk tubuh kita yang mungkin kurang ideal. Bagaimana ketidaksukaan pada tubuh kita. Dari situ makan munculnya keinginan untuk langsing, agar jadi suka dengan tubuh sendiri. Jadi semangat untuk melakukan proses menuju tubuh langsing.
ReplyDeleteAh suka sama artikel ini
ReplyDeleteSetuju Ambu, kita bisa langsing demgan tiga langkah ini
Aku sudah rutin olahraga dan IF
Cuma kadang itu masih kurang disiplin
Setuju Bu sebagai bentuk rasa syukur kita atas semua karunia ini, termasuk tubuh, dan kesehatan makanya kita harus merawatnya dan menjaganya ya.
ReplyDeleteSelf esteem yang dikedepankan ini bikin kita makin percaya kalau kita mampu dan bisa kalau untuk sisi kebaikan ya
Ambu..
ReplyDeleteRasanya memang kudu banget niat untuk melakukan itu semua ya.. Kalau hanya sebatas niat tapi gak dilakukan juga percuma. Jadi langkah kedua setelah niat adalah jalani secara perlahan namun konsisten di waktu.
Sungguh berat memulai sesuatu yang baik.
Kadang ritmenya uda jalan selama 3 hari, ada yang ngerusak, jadi gak jalan lagi nia untuk olahraga dan bergaya hidup sehat.
Semoga kita senantiasa diberi kesehatan dan arah menuju ke hidup sehat terus dilakukan.
Ngomongin IF, Daku masih kadang-kadang buat menerapkan IF, soalnya kalau pas ponakan lagi di rumah terus jajan, nah ini mana tahan gak ikut ngemil hehe
ReplyDeleteBaru tahu istilah IF ini. Sekarang ini ada macam banyak diet ya Ambu. Kalau saya pengen juga bisa diet gitu tapi gak bisa karena badan saya kelewat langsing wkwk. Nggak tahu napa, biar makan banyak tubuh tetap kurus. Hanya mengalami gemuk saà t hamil saja setelah melahirkan kempes lagi, duuh.
ReplyDeleteBtw semoga ikhtiarnya buat langsing segera terpenuhi ya demi tubuh sehat,^^
Aku termasuk orang yg mudah gemuk, jd kadang suka insecure. Sempet tertarik dg intermittent fasting yg saat ini pun sedang menjadi tren karna denger2 pola diet ini juga dapat memengaruhi perubahan metabolisme jadi lebih sehat. Tapi blm sukses terlaksana :/
ReplyDeleteAmbu sukses IF-nya, Mba Dian K juga,, saya jadi tergoda. Timbunan lemak yang nyangkut akibat pandemi banyakan di rumah saja bikin saya pusing kepala. Gerak makin berat, hampir semua pakaian nyaris enggak muat huhuhu...Artikelnya mengingatkan saya untuk berusaha hidup lebih sehat lagi ini
ReplyDeleteSaya juga baru menggendats setelah jadi emak2 bund hehe. bayangin dulu saya cuma 40 kg pas hamil bisa 60an haha. Udah agak kurusan, eh pandemi menggemuk lagi. Akhirnya sekarang saya jalanin IF juga sama olahraga tapi masih yang ringan2 aja sih, rutin jalan kaki tiap pagi.
ReplyDeleteSetuju Mba, BB ideal itu bikin percaya diri dan tentu saja sehat, bangun tidur badan nggak sakit. Mau pakai baju model apapun juga terlihat bagus. Saya juga merasakan, Agustus tahun lalu BB 55 trus sekarang jadi 48 ke BB awal sebelum hamil, rasanya badan beneran enteng juga.. :-D
ReplyDelete