Drama Korea: Partners for Justice, Jangan Menulis Novel di Kasus Brigadir J!

    
www.maria-g-soemitro.com


Drama Korea: Partners for Justice, Jangan Menulis Novel di Kasus Brigadir J!


Istilah ‘ekshumasi’ tiba-tiba memenuhi lini masa, seiring hebohnya kasus kematian Brigadir Yosua yang acap disingkat menjadi Brigadir J.

Kasus Brigadir J ini memang menyentil rasa keadilan kita ya? Bagaimana tidak, seorang anak manusia dinyatakan tewas hanya 7 jam setelah mengobrol dengan anggota keluarganya. Ngenesnya, ketika jenazah tiba dalam peti, keluarga tidak boleh membuka.

Tambah menyedihkan, menurut pihak kepolisian, Brigadir J ditembak mati karena  melakukan pelecehan seksual dengan menodongkan pistol pada istri atasannya, Irjen Ferdy Sambo. Huhuhu andai saya jadi emaknya, saya pun gak akan rela! Alasan yang gak masuk akal, kecuali Brigadir J adalah manusia bodoh tanpa nalar.

Huk. Gemes!

Untunglah Allah Maha Baik. Pada saat tulisan ini dibuat, Kapolri, Listyo Sigit Prabowo baru saja mengumumkan bahwa kematian Brigadir J bukan disebabkan adu tembak, melainkan sengaja ditembak oleh sesama ajudan Ferdy Sambo. Atas kasus tersebut Kapolri menetapkan Ferdy Sambo sebagai tersangka karena telah membuat skenario dan menghilangkan barang bukti.

Apa fakta yang sebenarnya terjadi?

Mari kita kesampingkan dulu motif yang masih menjadi wacana liar. Sesuai prolog di atas, ada istilah yang menarik kita bahas, yaitu: ekshumasi! Menurut detik.com, ekshumasi adalah penggalian mayat yang telah dikubur, dengan tujuan autopsy demi tegaknya peradilan.

Apakah hasil ekshumasi cukup valid? Demikian pertanyaan beberapa host talkshow di televisi swasta. Pertanyaan sama yang mungkin muncul di sebagian masyarakat. Karena pastinya jasad sudah membusuk. Brigadir Yosua meninggal 8 Juli dan dilakukan autopsy ulang pada 27 Juli 2022, atau ada rentang waktu 19 hari. 

Jasad sudah membusuk? Sudah pasti!  Namun soal autopsy beda lagi, bahkan jasad yang telah dikubur selama 3 tahun pun bisa diautopsi. Paling tidak, demikian yang dikisahkan dalam Drama Korea: Partners for Justice.

Yup, gara-gara setiap hari mendengar tentang kasus Brigadir J, saya jadi menonton ulang Drama Korea: Partners for Justice yang tayang pada 2018 silam. Mirip buka buku ketika ingin mengingat sesuatu.😀😀

Bagaimana hasilnya? Yuk kita kupas:

Baca juga:
Voice 4, Tentang Anak Anak yang Disiksa dan Ditinggalkan

Taxi Driver, Saat Keadilan Tidak Berpihak

Mouse, Nasib Malang Tikus Tikus Lab

     
www.maria-g-soemitro.com

Jung Jae-Young sebagai dokter Baek Beom

Suatu kecelakaan tragis (yang disangka Baek Beom, telah merenggut nyawa kekasihnya) mengubah jalan hidup Baek Beom, seorang dokter bedah yang sukses.

Baek Beom banting stir menjadi dokter forensik dan sukses menyingkap misteri banyak kasus yang sulit dipecahkan. Salah satu sebabnya, Baek Beom selalu total mengerjakan tugas, walau sering memaksa anak buahnya bekerja di luar jam kerja.

Namun Baek Beom tetap dihantui peristiwa masa lalu. Dia kerap menolak mengautopsi jenazah akibat kecelakaan lalu lintas. 

Dendam Jaksa Kang Hyun yang selalu merongrongnya, juga menjadi penyebab Baek Beom kesulitan menutup kisah masa lalu.

   

www.maria-g-soemitro.com


Jung Yoo-Mi sebagai Jaksa Eun Sol

Eun Sol, anak perempuan dari pengusaha kaya raya yang selalu berusaha membuktikan mampu berprestasi seperti kakak lelakinya.

Setelah berhasil menjadi  jaksa, Eun Sol bertekad agar berhasil menangani setiap kasus. Sayang, kepolosannya digunakan jaksa ketua, dia mendapat kasus yang hampir tak mungkin dimenangkan olehnya. Hasilnya bisa diduga, Eun Sol kalah menangani kasus pertamanya.

Keluarga Eun Sol tidak menyukai sepak terjang Eun Sol yang terkadang harus berdarah-darah dalam menangani kasus. Ayah ibunya lebih suka jika Eun Sol menjadi istri pengusaha kaya raya yang hidup nyaman di rumah, karena itu mereka memberi 2 opsi: Pilih menjadi istri dari pria yang dijodohkan atau  menjadi jaksa dan tinggalkan rumah.

Eun Sol memilih opsi ke-2, dia meninggalkan rumahnya yang nyaman dengan semua kemewahannya.

  

www.maria-g-soemitro.com


Park Eun Seok sebagai Jaksa Kang Hyun

Jaksa Kang Hyun, jaksa senior yang pernah menjadi kakak kelas Jaksa Eun Sol, dan diam-diam mencintai Eun Sol sejak mereka masih kuliah.

Kang Hyun sangat membenci dokter Baek Beom. Dia menganggap sang dokter telah membunuh kakaknya, dokter Kang Yong. Dia tidak mengetahui adanya cinta segitiga antara kakaknya, dokter Baek Beom dan seorang perawat. Kisah cinta yang berakhir dalam kecelakaan tragis dan membuat dokter Kang Yong memilih bunuh diri.
  

www.maria-g-soemitro.com


Sinopsis Drama Korea: Partners for Justice

“Bener bu, saya boleh tidur? Kalo gitu saya mau terbang ke atas kasur.” tanya Ma Sung-Jae. Dia segera bergegas, masuk kamar untuk “terbang ke atas kasur” dan tidur sepuasnya. Terlepas sejenak dari kewajiban belajar yang berkepanjangan.

Ma Sung-Jae tidak sadar. Efek obat membuatnya berhalusinasi. Dia bukan sedang di rumah melainkan di lantai teratas sekolahnya. Tak pelak, ‘terbangnya’ membuat Ma Sung Jae tewas seketika. Akibat lanjutan, teman-teman sekolahnya dituduh sebagai penyebab kematiannya. 

Dokter forensik Baek Beom berhasil membongkar fakta tersebut. Ditambah kesaksian Jaksa Eun Sol yang pernah mengalami menjadi ‘zombie’. Agar bisa meraih peringkat 1, mereka minum obat yang membuat mata melek dan bisa belajar di siang maupun malam hari.

Kasus lainnya yang membuat para penegak hukum pening kepala adalah ketika teman mereka, detektif polisi Cha Soo-Ho ditemukan berlumuran darah. Dia dituduh melakukan pembunuhan terhadap seorang perempuan yang pernah dibantunya terbebas dari seorang penguntit.

Pelaku pembunuhan sangat detail. Selain meninggalkan sebelah sepatu detektif Cha Soo-Ho di TKP, pemanas ruangan juga diset cukup tinggi sehingga ruangan terasa hangat dan penyidik terkecoh.

Berkat kegigihan dokter Baek Beom yang beternak belatung untuk mengetahui masa hidup belatung di mayat manusia, detektif Cha Soo-Ho bebas dari tuduhan. Mereka berhasil menangkap pembunuhnya yang tak lain kekasih sang korban.

Namun kasus teraneh yang tak bisa dipecahkan adalah saat Oh Man-Sang, anak konglomerat Oh Pil-Joong, tiba-tiba ditemukan tewas. Padahal penegak hukum telah menemukan jejak bahwa dia penyebab kematian salah seorang pengacara perusahaannya. 

Drama Korea: Partners for Justice berkisah tentang beberapa kasus kematian. Kepolisian, kejaksaan dan ahli forensik harus bersatu dalam memecahkan misteri kematian. Apakah disebabkan pembunuhan, bunuh diri atau kematian wajar?

 

www.maria-g-soemitro.com


Review Drama Korea: Partners for Justice

Manusia itu seperti bunga
Perlakukan dia dengan lembut

Bayangan masyarakat awam mengenai autopsy membuat mayat jadi ‘dedel duwel’, menjadi tercerahkan setelah menonton drama Korea: Partners for Justice. 

Sebelum melakukan autopsy, dokter dan asistennya akan berdoa. Kemudian, sementara dokter mengautopsi, para asisten akan mencatat dan memotret jasad dengan cermat. Setelah selesai autopsy, jasad dijahit kembali dengan rapi, sebelum akhirnya dikirim untuk dikubur/dikremasi.

Drama Korea: Partners for Justice membuat penonton terkesima akan betapa besarnya manfaat sains jika digunakan dengan optimal. Terlebih jika berdampingan dengan ilmu lainnya. 

Dengan cerdas writer-nim melukiskannya dengan pertemuan 2 kelompok, yaitu Kelompok Badan Forensik Nasional (BFN) dan kelompok jaksa/polisi. Mereka beradu minum sambil mengucap: “Hidup sains! Hidup hukum! 

He, keren ya?

Drama Korea: Partners for Justice emang keren, sampai gak bosan nonton untuk ke-3 kalinya. Dibandingkan sequelnya, drama Korea: Partners for Justice mengisahkan banyak kasus yang dipecahkan dengan mengejutkan, maka drama Korea: Partners for Justice Season 2 cenderung lebih terpaku pada kasus dokter Jang Cheol yang punya kisah memilukan.

Serta kisah Oh Man-Sang yang tewas di season1, ternyata  berhasil mengecoh penyidik. Dengan bantuan dokter Jang Cheol  yang mentransplantasi DNA ke sumsum tulang belakang orang tak dikenal yang dikorbankan,  semua orang mengira Oh Man-Sang sudah tewas.

Benarkah bisa begitu? Ada beritanya di sini. Tentu saja kejadiannya bukan untuk criminal, malah terjadi tanpa sengaja. Mungkin kisah tersebut menginspirasi writer-nim sewaktu membuat scenario drama Korea: Partners for Justice.

Imajinasi boleh liar, tapi writer-nim dengan cerdik selalu mengaitkan setiap kasus dengan prinsip pelopor ilmu forensik yang kemudian dikenal sebagai Sherlock Holmes dari Lyon, Prancis, yaitu:

Setiap kontak meninggalkan jejak (Prinsip Locard)

Selain pembongkaran sains, ada 3 kisah cinta dalam drama Korea: Partners for Justice, yaitu: Jaksa Kang Hyun yang diam-diam mencintai Jaksa Eun Sol, dokter Baek Beom dengan kisah cinta lamanya, serta kisah detektif Cha Soo-Ho yang naksir berat pada pakar racun, Stella Wang.

 

maria-g-soemitro.com
si cantik ahli racun, Stella Wang



Juga kisah menyayat hati terkait orang tua yang menyesal telah mendorong anaknya untuk berprestasi dan mengabaikan kebutuhan sang anak akan sikap hangat penuh kasih.

Oiya, ada guyonnya juga, lho. Seperti apa? Hehehe nonton sendiri deh di Viu. Gratis kok, gak masuk kelas premium. 

Tapiiiii……dilarang nonton sambil makan ya? Takutnya jadi mual lihat dokter Baek Beom mengorek-orek mayat.😊😊

Apa hubungannya dengan kasus Brigadir J? 

Seperti yang selalu dikatakan dokter Baek Beom: “Jangan menulis novel!’  Demikian pula dalam kasus Brigadir J  yang ngeri-ngeri (tidak) sedap. 

Daripada menerka-nerka motif terjadinya penembakan (Apakah karena perselingkuhan? Apakah disebabkan Brigadir J mengetahui bisnis "kotor" yang konon dilakukan FS sehingga bisa kaya raya), marilah kita menunggu pengumuman dari Kapolri, Listyo Sigit Prabowo. Setuju?

Baca juga:
Drama Korea Partners for Justice 2, Psikopatnya Dokter yang Ganteng!

Drama Korea: My Name, Manisnya Balas Dendam

Profile Drama Korea: Partners for Justice

    Drama: Partners for Justice (English title) / Investigation Couple (literal title)
    Revised romanization: Gumbeobnamnyeo
    Hangul: 검법남녀
    Director: No Do-Cheol
    Writer: Min Ji-Eun, Won Young-Sil
    Network: MBC
    Episodes: 32
    Release Date: May 14 - July 17, 2018
    Runtime: Monday & Tuesday 22:00 (35 minutes each / 2 episodes per day)
    Language: Korean
    Country: South Korea

20 comments

  1. Nah, kurang membaca nih saya, Mbak. Baru tahu istilah ini "ekshumasi" sekarang. Tahunya kalau ada kejadian-kejadian yang dilakukan adalah autopsy. ternyata setiap proses ada istilahnya sendiri.

    Mb Maria selalu membuat tulisan yang membuat saya membaca sampai akhir.

    ReplyDelete
  2. Iya, sih. Kalau urusannya sama sains dan untuk mengungkapkan keadilan ya jangan mengarang indah, ya. Btw kayanya nih keren banget drakornya

    ReplyDelete
  3. Ini salah satu drakor kesukaanku ambu, sayangnya nungguin season 3 nya gak muncul-muncul. Hiks.. padahal penasaran banget ma pelaku sebenarnya.

    ReplyDelete
  4. Teenyataaaa drakor nih bener2 relatable yaa. Daku jg ngikuti epis kasus FS dan kroni2nya ini Ambu

    Semoga hukum d Indonesia semakin membaik

    ReplyDelete
  5. Waduuh racun drakor lagi. Aku lagi nonton link belum kelar-kelar. Hehe. Aku kalau nonton drakor tentang dokter emang gak mau sambil makan. Ngilu liat pas belek di ruang operasi sama ngorek2 mayat. 😁

    ReplyDelete
  6. Lagi happening banget ya Mbak kasus Brigadir J ini. Saya mengikuti sampai sekarang. Sebagai anak angkatan dengan beberapa ajudan yang tinggal serumah, saya tahu persis bahwa ada area-area khusus yang dibatasi. Jadi gak sembarang ajudan bisa masuk bahkan lewat kecuali dipanggil. Mereka pun paham persis batas-batas kesopanan. Tidak hanya kepada atasan, tapi juga kepada istri atasan dan anak-anaknya. Jadi kalau bicara pelecehan seksual, rasanya jauh panggang dari api.

    Autopsi dan ekshumasi memang 2 cara jitu untuk mengetahui penyebab kematian. Bagus juga dibuatkan dramanya. Jadi masyarakat awam bisa paham akan hal ini. Setidaknya mendapatkan gambaran luas dengan details pekerjaannya.

    ReplyDelete
  7. DraKor Partners for Justice dan brigadir J seperti ada kesamaan cerita ya ambu. Mengerikan memang, aku mengikuti kisahnya. Untunglah Tuhan menunjukkan jalan dimana keluarga J tidak mau mengikuti perintah untuk tidak membuka jenazah, sehingga akhirnya terkuak. Bukan hanya ditembak tetapi terdahulu di siksa. Aku masih menanti ini ibu Putri berbicara jujur apa yang sebenarnya terjadi bukan dengan tekanan

    ReplyDelete
  8. Kalau nonton tayangan ini dipastikan bisa melihat dan tahu banyak akan seluk beluk autopsi jenazah ya sepertinya. Pandangan masyarakat akan sedikit terbuka jika autopsi itu bukan "hanya mengacak jasad"

    ReplyDelete
  9. Menarik. Masukan list dulu drama 1 ini. Sambil ngikutin perkembangan si Sambo. Hehe. Moga terungkap jelas ya semuanya. Dan Sambo dapat hukuman seberat-beratnya. Aamiinn

    ReplyDelete
  10. Nonton drakor itu membuat kita jadi merasa kalau sebenernya ada gak sih kehidupan yang skripnya sama kaya drakor?
    Ternyata beginilah adanya..
    When kisah dalam drama menjadi nyata.

    Jadi sangat menakutkan sekali.
    Semoga dari drama, kita bisa belajar banyak hal bijak dalam hidup.

    ReplyDelete
  11. Tiap nonton TV, beritanya soal brigadir J, jadinya mengikuti juga. Penasaran juga gimana akhir kisahnya.

    Nah bayangan saya dulu juga gitu lho mbak, namanya otopsi itu ya jenazah bakalan dedel duwel. Sebagian besar masyarakat juga kayaknya beranggapan demikian, sehingga kadang ada keluarga yang keberatan kalau jenazah di otopsi. Tapi ternyata nggak gitu ya. Selesai otopsi, jenazah bakal rapi kembali

    ReplyDelete
  12. kematian Brigadir J ini memang sangat menyita perhatian publik yaa, entah bagaimana endingnya nanti, semoga saja keadilan masih berpihak pada almarhum dan keluarganya, amiiin

    ReplyDelete
  13. Saya juga lagi nunggu kelanjutan kasus Brigadir J yang ga jauh sama drama alurnya duh
    Siap, nonton Partners for Justice jangan sambil makan biar ga mual lihat dokter Baek Beom mengorek-orek mayat. Jadi di Viu ya...dan gratis!Yeay!

    ReplyDelete
  14. Sudah lebih 100 hari kasus brigadir J belum tuntas juga ya ambu. Untunglah ada pemeriksaan otopsi dan pengakuan brada E sehingga kasus ini terbuka. Penasaran aku ambu DraKor ini, seperti apa sih seluk belum otopsi. Seseram yang kubayangkankah?

    ReplyDelete
  15. Sampe sekarang kasus Brig J ini mbulettt aja ya.
    Banyak pihak yg sepertinya takut terlibat dlm kasus ini
    Jadi pada mengamankan diri masing²

    ReplyDelete
  16. Saya malah baru tau istilah ekshumasi Ambu :D
    Btw, gemes juga sama kasus brigadir J ini, saya nggak ngikutin sih, cuman sering banget notif google muncul di HP saya, kebaca deh judul berita yang bahas itu.

    Sakit kepala rasanya memikirkan, bagaimana mungkin ada manusia merencanakan membunuh seorang bawahan, pakai acara ngajak lainnya pula, dengan motif istrinya dilecehkan.

    Orang mah, kalau istri dilecehkan, ya tinggal datangi dan tembak sendiri tuh yang lecehin, kalau marah mana sempat bikin perencanaan dulu kan ya.

    Duh liat kasus Brig J aja pusing, kira-kira pegimana liat drakor ini ya.
    Meskipun penasaran juga baca reviewnya hehehe

    ReplyDelete
  17. Jangankan 19 hari, yang sudah dimakamkan 3 tahun pun bisa diautopsi ya ternyata..Wah, Partners for Justice relate sama kasus Brigadir J ini, enggak rugi nih ditonton meski drama lama. Noted, ga sambil makan nontonnya...biar ga ngemil sambil nonton yang ngorek mayat :)

    ReplyDelete
  18. Aku suka banget sama drama thriller action yang mengungkap sebuah misteri. Dan memang harus diakui, mereka membuatnya sangat smooth sekali hingga satu kasus dan kasus yang lainnya saling memiiki benang merah dan terbukalah kasus utama dari sang lead.

    Kudu banget nonton drama genre ini agar intuisi sebagai penonton terasah.
    Hihi...jadi gak kaget sama kriminalitas yang terjadi di dunia nyata.

    ReplyDelete
  19. Wah, relate banget drakor-nya dengan kasus yang sedang ramai. Kalau ga baca review-nya aku ga tau ada drakor bagus kayak gini, Mbak. Kebetulan aku suka drakor bergenre crime. Otw nonton di Viu deh, siap-siap marathon ♥️

    ReplyDelete
  20. Aku malah baru dengar istilah ekshumasi ini ambu. Hahahaha. Ternyata sejak heboh kasus Brigadir J ya.

    Partners for Justice mengingatkan saya pada salah satu doketr forensik di Bali. Beliau juga bercerita betapa dulu beliau trauma setiap kali menyingkap misteri kematian melalui autopsi jenazah. Keren. Layak ditonton dan masuk bucket list nih.

    ReplyDelete