Pengalaman Writer's Block dan Solusinya

    
maria-g-soemitro.com

Pengalaman Writer's Block dan Solusinya

“Cuma 2 blog post?” tanya saya dalam hati sambil menggaruk kepala yang tak gatal. Ngenes banget!  Bulan Oktober 2022 hanya memposting 2 tulisan. Sementara resolusi saya, harus posting 150 tulisan per tahun. Atau sekitar 12-13 tulisan per bulan.

Awalnya gak sengaja sih. Sekitar tahun 2019, seorang teman blogger menulis status di-facebooknya bahwa dia berhasil posting sekitar 100 tulisan. Tak lupa dia tulis juga kiat-kiatnya.

Merasa penasaran, saya ikut menghitung jumlah postingan, dan ternyata lebih dari 100 tulisan dong. Hepi pastinya. Sejak itu, saya pun menargetkan harus memposting 150 tulisan per tahun. Gak pernah tercapai sih, tapi dengan adanya target, saya jadi punya semangat menulis.

Target 150 tulisan per tahun ini sangat membantu kala pandemi Covid-19 kemarin. Waktu itu, tiba-tiba saya merasa “takut mati”. Menggelikan ya? Saya paham banget bahwa akhirnya setiap orang pasti berangkat menuju alam baka, jadi gak perlu takut.

Perasaan takut mati mungkin disebabkan depresi akibat terlalu banyak membaca tentang Covid-19. Di awal pandemi kan muncul banyak larangan, seperti gak boleh berdekatan dengan orang lain, gak boleh keluar rumah tanpa masker dan seterusnya. 

Untunglah ada aktivitas blogging. Perhatian pun teralihkan, dari kasus Covid-19 ke tema-tema tulisan yang tengah dikerjakan. Saya juga merasa gembira ketika blog walking. Teman-teman blogger punya banyak kisah menarik, mulai dari review kuliner sampai pengalaman mencari rumah sakit bersalin.

Baca juga:

7 Kiat Menulis Mudah Ala Carolina Ratri

3 Adab Blogger yang Wajib Dilakukan!

Daftar Isi:

Menelusuri Penyebab Jarang Update Blog

Writer’s Block dan Solusinya

  • Writer's Block saat Memulai Tulisan
  • Lagi Nulis, eh Stuck!
  • Gangguan Motivasi
  • Suasana Tidak Mendukung
  • Ikut One Day One Post

Kembali ke kasus cuma 2 postingan di bulan Oktober 2022. Saya mencoba menelusuri penyebabnya. Selain blog utama (Curhat si Ambu), saya juga punya blog “Beranda Nyi Omas” dan beberapa akun di blog UGC (User Generated Content)

Jadi, bisa saja jumlahnya lumayan kan ya? Hasil penelusuran membuat saya harus gigit jari. Pada Oktober 2022, postingan di blog “Beranda Nyi Omas” hanya 2 buah, sedangkan postingan di blog UGC: Nol!

Huhuhu parah banget!  Fixed ini mah penyebabnya writer's block, “sejenis penyakit” yang sering melanda penulis (termasuk blogger). Penyakit ini harus segera diobati. Jika tidak, seperti yang kerap dikeluhkan teman-teman blogger, blognya mati suri dan domain blog menjadi kadaluarsa.

  

maria-g-soemitro.com

Writer’s Block dan Solusinya

Apa sih yang dimaksud writer's block?

Menurut Wikipedia, writer's block adalah sebuah keadaan ketika penulis merasa kehilangan kemampuan menulis atau tidak menemukan gagasan baru untuk tulisannya.

Kehilangan kemampuan menulis ini tidak ada hubungannya dengan kurangnya keterampilan dasar dan komitmen. Sedang mengerjakan kewajiban paid post-pun saya kerap mengalami writer's block.

Ada “dosa” yang terpaksa saya lakukan ketika sedang mengerjakan paid post, tiba-tiba terjadi writer's block. Padahal deadline tulisan tersisa sekian menit. Nekad deh saya hanya posting judul, kata pengantar dan gambar. Sekadar bisa setor link! 😭😭

Hahaha jangan ditiru ya teman-teman, karena writer's block bisa diatasi dengan 4 cara berikut ini:

1. Writer's Block saat Memulai Tulisan

Harus nulis tapi bingung mau nulis apa? Sering terjadi sewaktu dapat job paid post nih. Terlebih jika temanya gak familier seperti tentang gadget, oli motor dan masih banyak lagi.

Lha saya tuh setiap beli  HP atau laptop, pasti minta disetel oleh penjualnya agar bisa langsung pakai. Gak berani ngoprek. Takut malah ambyar. Jadi setelan bakal tetep utuh hingga mendadak si gadget bermasalah. Hihihi, gaptek parah! 😀😀

Gimana atuh jika harus bikin tulisan tentang tema yang gak familier seperti itu?

Saya pakai jurus yang diajarkan Mbak Cara, nama panggilan Carolina Ratri, yaitu mengumpulkan semua data (tulisan, gambar, referensi) yang sesuai tema. Serta mengecek kuota intenet, camilan (jika perlu), air putih dan kebutuhan ngeblog lainnya.

Mirip aktivitas pasca masak, ada persiapan bahan masakan (sayuran, protein, bumbu dan lainnya), kemudian cek kompor dan gas. Jangan sampai gas habis ketika sewaktu sedang memasak, bisa-bisa rencana masak berubah jadi pesan makanan online. 😀😀

Hasil menulis tanpa “jiwa” seperti ini biasanya gak terlalu bagus. Tapi yang terpenting tugas menulis berhasil dituntaskan, bukan?

2. Lagi Nulis, eh Stuck!

Judul sudah didapat (bisa diubah, sesuai hasil akhir tulisan), kerangka tulisan juga sudah. Bahkan sedang menulis di pertengahan, eh tiba-tiba stuck, gak nemu kalimat atau frasa yang tepat.

Sering banget nih saya ngalamin. Jika sudah gini saya gak maksain nulis karena tulisan bakal tambah awut-awutan. Atau bisa selesai sih, tapi saya sendiri gak puas dengan tulisan tanpa mood seperti itu.

Biasanya saya segera bangun dari kursi dan mulai mengerjakan tugas rumah seperti menyiram tanaman, mencuci piring dan pekerjaan rumah tangga “sederhana” lainnya.

Yang dimaksud “sederhana” adalah ketika tiba-tiba nemu ide, bisa ditinggalkan untuk meneruskan aktivitas menulis. Tentu saja ini hanya kebiasaan saya, tidak bisa diterapkan ke setiap orang.

3. Gangguan Motivasi

Banyak ide tapi tetep gak nulis? Sering banget saya alami.

Biasanya terkait fisik. Bukan sakit fisik seperti pusing, sakit gigi dan semacamnya. Itu sih harus minum obat dan beristirahat hingga sembuh. Gak ada kaitannya dengan writer’s block.

Misalnya begini. Setelah melakukan kegiatan pagi seperti jalan kaki keliling kompleks perumahan, bebenah rumah dan lainnya, hingga siap di depan laptop (lengkap dengan camilan dan kopi😀😀), eh ngeblank dong. Gak tahu harus menulis apa. Padahal selama jalan pagi dan beberes rumah, otak saya penuh ide.

Parahnya: Saya malah buka-buka media sosial, WhatsApp dan lainnya! Tangan ini rasanya berat banget untuk buka draft tulisan.

Jika sudah demikian, biasanya saya memaksakan diri membuka draft, kemudian membaca ulang tulisan dari awal sampai mendapat “roh” tulisan. Sesudah itu, barulah saya dapat meneruskan aktivitas menulis.

4. Suasana Tidak Mendukung

Dulu, sebelum pindah ke kawasan Bandung coret ini, dengan alasan mencari waktu yang nyaman untuk menulis, saya baru menulis sekitar pukul 20.00. Waktu pagi hingga siang digunakan untuk memasak, bebenah rumah, tidur siang atau scroll-scroll media sosial. 

Karena baru nulis pukul 20.00, bisa dipastikan waktu tidur-pun bergeser. Sehingga sering banget saya baru tidur sesudah solat subuh. Gak sehat kan? 

Agar bisa hidup sehat, saya pun membulatkan tekad. Setiap malam memaksakan diri tidur secara normal.  Otomatis waktu menulis jadi bergeser pada pagi-siang hari.

Sebelnya, suasana waktu-waktu tersebut berisik banget. Kebetulan di seberang rumah yang saya tinggali ada warung tempat ibu-ibu kompleks ngerumpi. Kebayang ramenya bukan? Apalagi jika mereka memanggil tukang sayur atau tukang jajanan, lengkap sudah penderitaan saya. 😀😀

Tapi, seperti kata pakar neurosains, dr. Ryu Hasan yang menjelaskan bahwa manusia adalah binatang bernalar: Masa sih menyerah hanya karena gangguan seperti itu?

Jadi? Buka Spotify dong, dan pilih lagu untuk pengantar menulis. 😀😀

5. Ikut One Day One Post

Pernahkah tersirat pertanyaan: Wartawan media mainstream pernah mengalami writer’s block, gak ya?

Mungkin kita akan menjawab: “Ya itu kan kerjaannya, suka gak suka harus nulis. Kalo gak setor tulisan, bakal dimarahin atasannya dong.”

Atau dengan kata lain, para jurnalis memaksa diri menulis dan akhirnya terbiasa kan ya?

Gimana jika kita meniru jejak mereka? Menulis tiap hari agar akhirnya terbiasa dan terbebas dari penyakit writer’s block. 

Caranya dengan One Day One Post seperti yang kini saya ikuti. Dalam rangka memperingati Hari Blogger Nasional yang jatuh pada 27 Oktober, Kumpulan Emak-emak Blogger (KEB) ngadain challenge 1Day 1Post selama 7 hari.

Ikut dong ya? Bisa berhepi ria Bersama teman-teman blogger, jumlah postingan dalam blog pun bertambah.


  

maria-g-soemitro.com

Ariel Noah dalam wawancara bareng Ferdy Element di akun YouTube @FerdyELEMENT berkisah bahwa sejak kecil dia seneng dengerin musik. Malah referensinya pemusik luar negeri. 

Bisa diartikan, “tabungan melodi” Ariel sangat penuh. Gak heran Ariel aktif mencipta lagu. Karyanya pun bagus-bagus.

Namun Ariel mengakui, dia sangat takut suatu ketika tidak lagi bisa mencipta lagu.

Demikian pula dengan seorang blogger. Banyak membaca adalah suatu hal, sedangkan writer’s block adalah hal lain. Ada 1001 solusi untuk writer’s block. Sedangkan untuk “tabungan literasi” solusinya ya harus banyak baca. 

Setuju? 😊😊

Baca juga

5 Langkah Menulis Semudah Memasak Mi Instan

Kami Blogger, Bukan Babi Ngepet!


maria-g-soemitro.com


19 comments

  1. Habis baca ini saya langsung ngecek dashboard blog, dan... nemu banyak banget draft tulisan. Kebanyakan baru judul aja.
    Yuk mbak, semangat menghempaskan writer's block

    ReplyDelete
  2. Sebenernya sih bisa diakalin ya biar rajin menulis, cuma memang dasarnya aja malas dan belum ada ide yang mengalir, jadi kudu di stimulasi hehe. Soalnya daku begitu hihi

    ReplyDelete
  3. Writer block ini memang hal ajar yang dialami oleh penulis, Mbak. termasuk saya. namanya sesuatu yang dilakukan berulang, pasti jenuh juga. dan solusinya adalah dari diri kita sendiri, karena kita mengalaminya.
    Dan soal menulis malam dan tidur selepas subuh, itu memang kurang bagus, Mbak. Dan seperti yang saya baca, jangan memutar waktu dan aktivitas. kalau malam ya waktunya tidur. Makanya saya menghindari begadang demi menulis, Begadang boleh saja, kalau ada hajatan hahaha.

    ReplyDelete
  4. Memasang target ya Mbak. Benar banget itu. Saya mengikuti strategi ini. Bisa jadi pemicu diri sendiri untuk terus produktif dan kita terdorong untuk menjauhkan diri dari writer's block. Saya juga sudah dua tahun ini bikin target khusus, diluar paid post ya. Setidaknya 4-5 tulisan/bulan. Jadi sekitar 48-60 artikel/tahun. Sementara cukup segitu. Mudah-mudah di tahun-tahun kedepan bisa meningkat

    ReplyDelete
  5. Setuju, writers block memang harus segera diobati kak. Saya pernah coba healing dan ODOP serta pernah bikin artikel juga tentang ini. Sedikit banyak saya setuju tios dari kak Maria. Mantap.

    ReplyDelete
  6. Saya pernah Writing Block lebih dari setahun Ambu🤐 Kalau sudah ketemu pemicunya, blocking itu Insya Allah terbuka lagi ya. Semangat menulis lagi🙌

    ReplyDelete
  7. Iya kadang sudah ngedraft tapi ga selesai-selesai, akhirnya lupa terus malas 🥺, one day one post kayanya membantu ya Ambu karena ada tema tersendiri yang bikin semangat.

    ReplyDelete
  8. Setuju. Untuk bisa menulis artikel kita harus banyak baca. Banyak nonton. Banyak ngobrol. Pasti dapat wawasan baru untuk dijadikan ide menulis

    ReplyDelete
    Replies
    1. Banyak nonton bisa jadi inspirasi buat menulis memang, hanya saja ya kudu langsung nulis, biar gak menguap lagi. Walaupun ya namanya gangguan selalu aja ada ya?

      Delete
  9. Huhuhu, aku jadi penasaran juga Ambu buat ngitungin artikelku sepanjang tahun ini.
    Kayanya memang ada masa-masa aku bener-bener ga mmood nulis. Terus ajaa pengennya seneng-seneng di dunia nyata. Sering juga kepikiran "Orang-orang yang aku temui di dunia nyata ini juga pernah baca-baca blog buat nyari sesuatu gak sih?"

    Jadi semacam mempertanyakan lagi eksistensi menulis di blog.

    Kudu banget terus terpacu dan tergabung dengan sesama blogger. Agar minimal, ada yang bikin semangat buat nulis, meskipun nulis yang receh receh.. hehehe..

    ReplyDelete
  10. Aku bahkan bisa berbulan-bulan gak nulis. Sekalinya nulis untuk lomba yang kalah pula. Sedih amat hahaha. Nah, ini kebantu sama BW. Dan semingguan ini lagi semangatnya nulis, tahu-tahu dapet 3 tulisan yang "aku banget" alias nulis pengalaman sendiri, bukan job atau ikutan lomba.

    Aku juga mau lebih aktif lagi, sayang sama biaya domainnya ratusan ribu yang dibayar pertahun. Sekaligus nyicil kenangan yang bisa dibaca sama anak cucu nanti ^^

    ReplyDelete
  11. Keren banget buat orang yang sanggup nulis banyak dalam setahun. Memang dengan adanya target bikin kita lebih semangat ya mbak, mantap!

    ReplyDelete
  12. Keren mbak kiat2nya untuk bisa menjebol writers' block. Saya juga sering banget ngalamin dan memang kiat2 dari Mbak Maria cukup ampuh buat bisa mengatasinya.

    ReplyDelete
  13. Gangguan motivasi, sering juga saya alami mbak. Udah buka new post, udah kasih judul, tapi terus tangan dan mata beralih ke handphone. Scroll media sosial, atau malah main game. Nggak terasa setengah jam terlewat, terus lupa tadi tuh mau nulis apa

    ReplyDelete
  14. Saya pernah 'libur' ngeblog sangat panjang Ambu, tahun dan bulan.
    Tapi pernah juga ada masanya bisa menulis 2 tulisan dalam satu hari.
    Tahun 2023 ini sepertinya saya kembali dijangkit writers block, kalau Ambu hanya di bulan Oktober dua tulisan, sy pernah gak nulis malahan, padahal tiap hari buka blog.
    Makasih tips mengatasinya, Ambu. Semoga bisa jg lah dalam setahun punya 100 tulisan lagi.

    ReplyDelete
  15. Odop ini membantu banget Untuk produktif sebenarnya. Andai ada group yang menaungi odop ada terus, soalnya tema nya sudah ada jadi enak langsung eksekusi ya kak

    ReplyDelete
  16. Writer's block adalah sikon yang menggemaskan menurutku hehehe.. pengennya bikin banyak postingan tapi mentok gak tau mau nulis apa.
    Aku sekarang lagi getol nabung tulisan di draft nih mba. Biar kalau lagi mentok masih ada cadangan tulisan buat posting di blog

    ReplyDelete
  17. Saat aku masih aktif traveling, aku nggak pernah mengalami writer's block. Yaaa karena isi blog-ku adalah cerita perjalanan saya. Jadi selama ada perjalanan, ada cerita.

    Sekarang saat sedang nggak traveling (sudah setahun lebih nggak ke mana-mana) dan banyak menerima penawaran job menulis dari bidang yang kurang saya kuasai atau minati, writer's block itu mulai saya rasakan. Biasanya, saya selalu bisa menemukan satu angle yang saya cocok. Tapi pernah juga ada 2 atau 3 job yang saya beneran nggak tau banget harus nulis apa selain jadi katalog yang isinya cuma deskripsi produk wkwkwk.

    Ya sudah, jalani saja dan usahakan yang terbaik.

    ReplyDelete
  18. Nah sepertinya saya mengalami gangguan motivasi sehingga untuk mulai menulis beberapa kalimat aja kok susah sekali. Tapi saya kemudian kembali lagi mengingat apa motivasi ngeblog pertama kali.

    ReplyDelete