3 Adab Blogger yang Wajib Dilakukan!

     
maria-g-soemitro.com

 3 Adab Blogger yang Wajib Dilakukan!

Brak..brak…brak…kerasnya suara pintu gerbang membangunkan saya. Berusaha mengumpulkan nyawa, saya melirik jam di ponsel: Masih pukul 06.00! 

Bunyi brak…brak…brak… tak kunjung berhenti. Kepala rasanya berat banget. Semalam keasyikan menulis sehingga baru tidur sekitar pukul 2 pagi. Bangun pukul 05.00 untuk salat Subuh, kemudian tidur lagi. 

Brak …brak..brak… Saya memaksa otak untuk berpikir dan mengingat. Gak mungkin anak saya yang datang, karena dia punya kunci untuk masuk rumah. 

Apakah tukang sayur? Apakah kemarin saya memesan daging, buah atau apa? Ah gak mungkin. Tukang sayur baru datang sekitar pukul 08.00 dan gak berani sebrutal itu. Biasanya mereka akan menelpon atau mengirim pesan via WhatsApp.
Jadi siapa dong?

Terhuyung-huyung saya keluar. Dan tampaklah perempuan setengah baya, berkerudung dan berkacamata, sedang mengcengkeram pagar besi rumah. Wajahnya menakutkan. Marah!

Melihat saya, dia segera nyerocos. Kurang lebih dia berkata bahwa anak saya sudah merusak rumahnya. Rumahnya hancur. Dia menyuruh saya keluar dan melihat kerusakan tersebut

Saya menggeleng. Saya gak paham rumah. Jadi saya hanya bisa berjanji menghubungi anak saya untuk menyelesaikan masalah.

Baca juga:
7 Suka Duka Tinggal di Kampung

Citayam Fashion Week, dan Pencarian Identitas

Daftar  Isi
Sesulit Apakah Menjadi Manusia Beradab?
3 Adab yang Wajib Diterapkan Seorang Blogger

  • Perkenalkan Diri, Karena Orang Lain Tak Mengenalmu
  • Gak Bisa Komitmen? Jangan Ambil Tanggung Jawab!
  • Pahami Posisi, Jangan Salah Menempatkan Diri

Sesudah menelpon anak, saya baru paham duduk perkaranya. Rupanya, sejak membeli rumah di sebelah rumah anak saya ini, si tetangga tak pernah menempatinya. Andai berkunjung, mungkin setahun sekali, karena rumah diniatkan untuk dijual kembali. 

Investasi rumah pastinya beda dengan investasi emas atau saham yang tidak lekang oleh cuaca. Properti harus kerap ditengok, atau meminta bantuan orang yang dibayar bulanan untuk mengecek kondisi dan melapor ke empunya rumah.

Akibat tidak dirawat,  genting rumah tersebut bergeser. Angin dan air hujan leluasa masuk ke dalam rumah. Merasa kasihan, anak saya berinisiatif membereskan genting agar kerusakan tidak bertambah parah.

Kemudian anak saya berusaha menghubungi pemilik rumah. Sayang, tak seorang pun mempunyai nomor kontaknya, termasuk Ketua RT dan Ketua RW.

Menyebalkan sekali punya tetangga yang norak ya? Harusnya dia menghubungi Ketua RT dan Ketua RW untuk menyampaikan keluhan. Gak asal labrak rumah orang.

Selain itu, andai yang bersangkutan seorang muslim, bukankah Rasulullah telah mengajarkan adab bertamu yang benar? Bukan gaya senggol bacok seperti yang dilakukan si tetangga.

Duh, jika ingat kejadian itu, rasanya ingin marah lagi.😿😿

Bicara adab, banyak teman blogger yang mengabaikannya dalam pergaulan dengan sesama blogger. Padahal untuk menjadi blogger professional, penting banget memahami dan menerapkan adab yang baik dan benar.

3 Adab yang Wajib Diterapkan Seorang Blogger

“Mbak, haruskah saya pamit ketika job selesai dan WhatsApp Group dibubarkan? Kan PIC udah nyuruh ninggalin grup?”

“Harus dong,” jawab Mbak Wardah Fajri, Ketua Komunitas  BloggerCrony Community (BCC).

“WAG kan seperti rumahnya BCC, masa nyelonong keluar begitu saja?”

Hmmm…., termasuk yang manakah Anda? Pamit keluar ketika grup dibubarkan, atau nyelonong keluar begitu saja?

Selain adab pamit kala keluar dari grup, ada beberapa adab lainnya yang nampak kerap dilalaikan teman-teman blogger.

Apa saja? Ini dia:

   

maria-g-soemitro.com

1. Perkenalkan Diri, Karena Orang Lain Tak Mengenalmu

Pesan tanpa nama muncul kala saya membuka aplikasi WhatsApp. Baterai ponsel saya sedang bermasalah, jadi hanya bisa membuka pesan pada waktu-waktu tertentu.
Begini pesan tanpa nama akun tersebut:

Pagi, Kak!
Saya dapat info katanya kk ada grup bw+komen. Boleh ikutan?
Hmm…siapa dia? Saya tak tahu! Karena yang bersangkutan tidak memperkenalkan diri.

Bagaimana attitudenya, apakah dia bakal komit menyelesaikan tugas ketika mengikuti blogwalking (BW)? Saya juga tidak tahu!

Padahal apa susahnya bilang: 

“Selamat pagi kak, nama saya Melati. Saya pemilik blog melati.com. Saya mendapat info Mbak menjadi admin grup blogwalking. Bolehkah saya bergabung?”

Ini tentang attitude seorang blogger lho. Profesi blogger mengharuskan menjunjung tinggi attitude dalam menyajikan literasi yang baik dan benar. Selain itu, ini era internet bukan era SMS yang terpaksa menyingkat kata karena keterbatasan karakter.

Sedikit bercerita, sekitar akhir tahun 2018 (CMIIW), Mbak Alaika Abdulah membentuk WhatsApp Group Happy Blogging Family, untuk mewadahi teman-teman blogger yang ingin meningkatkan performance blognya-salah satunya dengan blogwalking.

Blogwalking (BW) merupakan aktivitas saling berkunjung ke teman yang mencantumkan link tulisan dalam daftar. Tentu saja tidak hanya berkunjung, tapi juga memberi komentar pertanda sudah mampir dan membaca tulisan temannya.

Agar proses to take and to give berjalan lancar, Mbak Alaika menyusun rules yang sangat lengkap, seperti jumlah komentar, sanksi apabila terlambat BW dan seterusnya. Rules disusun agar adil bagi semua peserta.

Sesederhana itu, tapi ternyata ada saja yang tidak bisa menjalankan komitmen. Yang bersangkutan ngelist trus “lupa!”. Serius lupa! Karena ketika diingatkan, dia menjawab: Lupa! Tidak sekali tapi berkali-kali, setiap ngelist, pleng aja dia menghilang.

Kasus lain, ada yang harus berulangkali diingatkan, kemudian bilang: “Done!” yang artinya sudah menyelesaikan kewajiban. Setelah dicek, ternyata: “Zonk!” Gak ditemukan komentar yang bersangkutan pada tulisan yang dilist.

Untunglah kasus demikian hanya 1-2 dari ratusan blogger yang bergabung di grup. Selebihnya sangat menyenangkan, terlebih ketika mampir ke blognya. Banyak tulisan yang sangat bermanfaat, inspiratif dan menghibur.

Salah satunya blog milik Mbak Ira Hamid yang banyak mengulas tentang perempuan, aktivitas sehari-hari sebagai ibu rumah tangga, PNS dan blogger. Saat membaca tulisannya serasa ikut larut, seperti ketika membongkar isi tasnya, pencapaiannya, termasuk unek-uneknya.

  

maria-g-soemitro.com

2. Gak Bisa Komit? Jangan Ambil Tanggung Jawab!

“Hanya dibaca, enggak dijawab,” keluh teman-teman admin arisan backlink. Kami memang sedang bergantian mengirim pesan ke salah satu peserta yang lalai menyetor tulisan hingga berminggu-minggu.

Anehnya yang bersangkutan gak mau menjawab pesan, sekadar: “Iya Mbak, akan saya selesaikan.” 

Harusnya mudah kan ya? Tanda beradab dan menghargai orang lain.

Bukankah sejak awal, yang bersangkutan dan peserta lainnya sepakat untuk ikut arisan backlink? Gak ada yang memaksa. Jika merasa tidak mampu, harusnya jangan ikut, karena akan merugikan peserta lainnya.

Yang dimaksud arisan backlink adalah saling support untuk meningkatkan performance blog komuntas Happy Blogging Family.

Caranya dengan membuat backlink ke blog temannya. Contohnya begini: Jumlah peserta 40, dan saya menang putaran minggu ini. Maka 39 peserta lainnya akan membuat tulisan dengan mencantumkan keyword dan memasang link ke blog saya.

Begitu seterusnya hingga ke-40 peserta mendapatkan backlink dari teman-temannya. Mirip arisan pada umumnya, bedanya yang disetor bukan uang melainkan tulisan.

Pengabaian yang dilakukan salah satu peserta akan merugikan seluruh peserta. Admin pun pontang panting kebingungan mencari solusinya.

Sebetulnya gak hanya komitmen arisan backlink, kesepakatan paid post pun kerap dilanggar. Bayangin, hanya beberapa hari sebelum deadline, ada yang mengundurkan diri dengan berbagai alasan.

Namun yang paling parah, ada peserta yang tidak menyetor tulisan dan tidak menjawab DM (direct message). Berulangkali PIC mengirim pesan, eh dicuekin. Yang bersangkutan seolah lenyap dari bumi.

Jika sudah begini, biasanya nama blogger tersebut bakal masuk black list.

 

maria-g-soemitro.com

3. Pahami Posisi, Jangan Salah Menempatkan Diri

“Teman-teman, mohon masukannya,” kata seorang anggota komunitas Indonesiana Tempo sambil membagikan tulisan. 

Believe it or not, yang dia bagikan adalah link tulisan di Kumparan!

Omaygat, apakah orang ini gak sadar tujuan team Tempo membangun komunitas UGC-nya, yaitu Indonesiana? Pastinya untuk membuka ruang tanya jawab. Agar contributor Indonesiana bisa memahami keinginan Tempo, kemudian membanjiri Indonesiana dengan tulisan bermutu, 

Hasilnya? Tentu saja trafik! Ini bisnis bukan aktivitas sosial. Grup Tempo membangun Indonesiana untuk memperoleh keuntungan, lha kok pesertanya malah nulis di kompetitor, kemudian promosi di komunitas Indonesiana?

Bagi teman-teman yang belum akrab dengan UGC, penjelasan singkatnya sebagai berikut:
UGC atau User Generated Content merupakan platform yang dibentuk media seperti Kompas, Tempo, Kumparan, Republika dan lainnya, agar netizen (yang notabene bukan jurnalis) bisa ikut berkontribusi.

Awalnya sih yang diharapkan adalah tulisan citizen journalism/jurnalisme warga yang meliput berita terbaru di sekitar lingkungannya. Daripada menulis di status medsos, bukankah lebih baik diunggah di platform khusus?

Tulisan yang masuk akhirnya menjadi beragam. Karena itu butuh team pengawas agar tidak ada tulisan menyimpang seperti porno, SARA dan tulisan lain yang mengancam kestabilan negara.

Trus bagaimana akhir kisah anggota Indonesiana yang share link Kumparan?
Anehnya pihak Tempo diam saja lho. Mereka humble banget!

Sayalah yang ngomel-ngomel. Saya bilang gak etis membagikan link Kumparan di grup Indonesiana. Kumparan, Kompasiana, Retizen dan lainnya adalah kompetitornya Indonesiana

Hahaha keterlaluan gak sih saya?

Enggak kan ya? Analoginya ada anggota mempromosikan Mie Sedaap di grup Indomie. Admin grup Indomie bakal marah besar dan meremove  anggota tersebut, karena Mie Seedap saingan berat Indomie.

Tim Indonesiana Tempo pastinya terlalu humble untuk melarang dan meremove. Kita lah yang harus tahu diri. Kita harus bisa menempatkan diri. Tidak hanya di grup Indonesiana Tempo, juga di komunitas lain dan pastinya di pergaulan masyarakat luas.

 

Saya jadi teringat anjuran guru besar UI, Rhenald Kasali yang menganjurkan mahasiswanya untuk membuat paspor. Tujuannya agar mareka terdorong pergi keluar negeri dan mengepakkan sayap.

Dengan keluar dari cangkangnya, diharapkan mahasiswa paham bahwa ilmu pengetahuan saja tidak cukup. Butuh kemampuan adaptasi dengan mempraktekan adab pergaulan yang sesuai. Jika tidak, mereka akan tersingkir. Mereka hanya akan menjadi pecundang yang menonton keberhasilan teman-temannya.

Demikian pula dengan blogger. Jika ingin menjadi blogger yang sukses, harus banyak membaca artikel dan membaca sosial budaya yang berlaku di masyarakat. Tanpa itu, klaim mereka sebagai blogger hanya tong kosong.  Nyaring tanpa kedalaman makna.

Baca juga:
10 Hal Suka Duka Tinggal di Apartemen Indonesia

Tradisi Tahlilan, Pilih Adab atau Ilmu?

27 comments

  1. Yups betul banget tulisan di atas. Intinya harus tepa selera. Karena ada cara2 yg lebih etis untuk menghargai orang lain.

    Btw, untuk WA yg tanpa nama sering banget saya temui. Termasuk saat melihat itu siswa yg menghubungi sy lewat WA biasanya gk nyebutin nama. Tetap saya jawab walau sebenernya mereka itu kurang tepat. Pikir saya, mungkin mereka belum paham adab di sosmed.

    ReplyDelete
  2. Aduh, menohok sekali tulisannya. Terima kasih sudah mengingatkan, ya. Bisa jadi, aku termasuk yang pernah melakukan beberapa kesalahan di atas.

    ReplyDelete
  3. Ternyata jadi bloger itu gak semudah yang saya bayangkan. Tadinya punya blog hanya have fun dan karena ingin sharing masalah kesehatan anak. Ternyat setelah masuk lebih dalam di dunia blogging, banyak hal yang harus saya pelajari... Salah satunya adab blogging ini. Makasih Ambu... Semoga saya masuk golongan bloger beradab ya

    ReplyDelete
  4. Nah, yang saya pengen sampai saat ini adalah membuat backlink ke blog teman mom.

    Cuman belum tau kira-kira susah nggak ya? Maksudnya saat kita harus bener-bener komitmen untuk membuat backlink ke blog teman, takutnya saya-nya nggak bisa ngiukutin rule, karena lama banget ya selesainya?

    ReplyDelete
  5. Sebagai makhluk sosial yang sing berinteraksi satu sama lain, tentu perlu yang namanya adab ya Ambu
    Termasuk bagi seorang blogger
    Terima kasih sudah menulis ini, menjadi pengingat bagi saya

    ReplyDelete
  6. Kalau meninggalkan WAG memang sebaiknya pamit, apalagi kolom komentar masih terbuka. Kalau pun sudah diijinkan dan kolom komen ditutup, bisa pakai emot 🙏 atau japri PIC nya.

    ReplyDelete
  7. Tulisan ini 'hangat' banget, Mba sekaligus mengingatkan saya juga nih..
    Di mana pun adab memang penting meski dalam hal-hal yang terlihat remeh macam pamitan di WAG...

    ReplyDelete
  8. Karena adab baik kita dikenang oleh orang lain. Begitupun sebaliknya saat kita tak bisa memahami dan menjalankan adab yang baik, kita akan dibicarakan selamanya. Bahkan terkadang banyak kebaikan yang sudah kita lakukan langsung lenyap tanpa bekas. Semoga ini menjadi pengingat bagi kita semua. Saat (terpaksa) menghadapi toxic, diamkan saja. Daripada salah dalam bertindak

    ReplyDelete
  9. Ya ampun ambuu, aku baca tanpa skip dan ikutan kesel sama tetangga yg nuduh ngerusak rumah, omg. Sama juga ya halnya dgn blogger, aku setuju sih klo mau kluar grup wag tuh pamit dl, trs klo mau nyapa ya wajib perkenalan, serta komit klo ikut bw. Insyaallah kita akan dpt respect dari yg lainnya.

    ReplyDelete
  10. Terlihat sopan santun walaupun hanya menulis. Adab blogger itu penting

    ReplyDelete
  11. Waduuh, sampe ada yang salah lapak ya. Kalo sampe salah ngasih link di grup sih bahaya banget. hehe. Lebih baik cari tahu dulu aturan yang berlaku ya, sebelum ngasih link atau berkomentar di grup tadi

    ReplyDelete
  12. Adab memang penting banget yaa, Mba. Mau menjalani profesi apapun kita, adab tetap harus diutamakan.

    Baca artikel ini saya jadi merasa tertampar karena kadang-kadang masih suka melalaikan deadline, akibatnya sering keteteran. Makasih sudah menuliskan ini, Mba, tulisan ini jadi pengingat untuk saya agar selalu komit dengan apapun yang sudah dimulai.

    Terimakasih untuk backlink-nya :)

    ReplyDelete
  13. Banyaik belajar dari tulisan Ambu.
    Karena bagi saya sendiri yang masih berputar-putar dengan masalah komentar dan hal-hal remeh seperti itu, rasanya gak pernah kepikiran mengenai attitude blogger.

    Alhamdulillah,
    Jadi penting sekali menjaga silaturahm dan nama baik sang blogger agar hubungan silaturahm-nya terus memanjang dan siapa tau ada kerjasama yang bisa sama-sama saling membuka pintu rejeki.

    Barakallahu fiik, Ambu.

    ReplyDelete
  14. ya ampun bener banget ini, blogger pemula seperti aku harus banyak belajar soal attitude blogger dan harus aware sama sekitar juga. keren materinya Ambu, terimakasih banyak

    ReplyDelete
  15. Yup, dahulukan adab sebelum ilmu, termasuk sebagai blogger. Karena segala sesuatu akan kembali pada diri sendiri, jika kita baik dalam menjalin hubungan dengan sesama blogger, maka kebaikan juga yang akan kita peroleh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setuju kak,
      apalagi urusan tetiba japri. Sebaiknya memang kenalkan diri dulu meski sesama blogger atau udah ada namanya di profil. Karena dengan memperkenalkan diri bisa lebih mengakrabkan diri juga

      Delete
  16. Nomor dua tuh penting banget ya Mbak. Menjaga komitmen berarti juga menjaga nama baik. Dan bukan hanya dengan client yang mengontrak kita tapi juga pada sesama blogger.

    ReplyDelete
  17. Terima kasih, Ambu.. sudah diingatkan. Penting sekali ini jadi bekal kita dalam berkomunikasi di dunia Maya, khususnya di lingkup grup-grup blogger. Perkara left grup ini, saya seringnya malah kelupaan keluar, sampai grupnya dibubarkan. Hehehe

    ReplyDelete
  18. Adab jgu penting soalnya ya Ambu. Duh soal arisan saya jadi inget utang deh. Tinggal dua tulisan lagi. Memang etikanya memperkenalkan diri terus sampaikan maksud dan tujuan. Kalau pamit memang harus ya masa iya mau pergi nggak bilang dulu alias nggak izin

    ReplyDelete
  19. terima kasih sudah diingatkat aku suka keteteran kadamg-kadang untuk blogwalking ketika anakku maunya lendot atau minta ditangkapin belalang, tapi aku berusaha untuk selalu tepat waktu semampu aku.

    ReplyDelete
  20. Adab seorang blogger ini gak bisa instan ya Ambu.
    Banyak belajar, banyak iqro atau membaca keadaan sekitar.
    Aku kadang masih sering berkata-kata yang kurang pantas baik dalam berinteraksi atau berkomentar. Semoga semakin banyak berteman, memperluas jaringan dan banyak membaca topik tulisan blog sahabat-sahabat blogger, bisa memberikan perubahan ke arah yang lebih baik.

    ReplyDelete
  21. Saya kalau dapat pesan dari no tak di kenal tanpa nama, biasanya saya cuekin. Kalau menyebutkan keperluannya, walau saya bisa nebak dia ini dari "rombongan" apa, masih saya tunggu dia nyebutkan nama.

    ReplyDelete
  22. Sering saya nemuin orang-orang yang dinama WA nya "XXXCT" misalnya, jadi bukan nama sesungguhnya. Siswa-siswa saya yg anak milenial juga banyak pake nama2 aneh dengan kode2 huruf tak jelas. Kadang bingung kalo mau chating mereka di group karena namanya aneh2. Kadang juga kalo WA banyak orang yang gak memperkenalkan diri. Pernah, ada orang yang mungkin berkunjung ke blog saya, terus di yang WA saya nyuruh saya ngerjain perangkat mengajar dia. Gila gak tuh orang, gak punya adab. Udah foto profil WA gak ada, nama gak jelas. terus saya marah itu orang...

    ReplyDelete
  23. Benar sekali Ambu
    Blogger juga harus paham adab adab dalam dunia blogging
    Komitmen itu penting, menjaga professionalitas juga

    ReplyDelete
  24. Hehe....pengen nulis uneg-uneg begini tapi takut dijadiin bahan omongan di luar sana. Makasih ya Ambu, tulisannya sangat mewakili perasaanku.

    Eh btw, aku pernah keluar dari grup tanpa pamit lagi karena adminnya bilang, "Yang udah dapat fee silakan langsung keluar, nggak usah pamit lagi", trus grupnya dikunci. Hihi.... Paling ninggalin emot jempol atau love di pesan itu sebagai pengganti kata-kata.

    ReplyDelete
  25. Aduh aku kok kesel banget sama tetangganya Ambu, gak bisa apa tanya baik baik. Kira kira kalau menempati rumah itu bakalan jadi tetangga yang bagaimana ya? Semoga saja orangnya aslinya baik ya..
    Memang dimanapun kita berinteraksi ada etikanya masing masing, sebagai blogger mungkin saya juga pernah melakukan kesalahan, semoga tidak terulang lagi..

    ReplyDelete
  26. Menambah pemahaman baru soal ini, soal bagaimana komunitas blog bekerja, saya belum pernah dan jarang masuk komunitas blogger dengan rules² seperti di atas.

    Tapi dari sini saya jadi sedikit paham, owh begitu tho cara kerjanya dan bagaimana kita harus bersikap sebagai blogger yang terjun ke dalam komunitas besar.

    ReplyDelete