Gibran, Diet Yoyo dan Progress Atasi Obesitas

maria-g-soemitro.com

Gibran, Diet Yoyo dan Progress Atasi Obesitas


"Melangkah ke puncak itu harus melalui satu per satu tangga dan Anda akan berhasil nanti mencapai puncak," kata Mahfud MD tangga pada Najwa Shihab, sambil memberikan replika orang naik tangga.

Sekilas nampak biasa aja ya? Mahfud MD, sang pakar hukum memberi cendera mata pada Najwa Shihab, si cantik yang terkenal sebagai jurnalis senior.

Menjadi heboh karena dilakukan didepan 3 pasangan capres-cawapres 2024. Sehingga  banyak yang menduga Mahfud MD sedang menyindir Gibran Rakabuming Raka, si anak sulung Presiden Jokowi.

Seperti kita ketahui, Anwar Usman, paman Gibran setelah menikahi adik Jokowi, saat masih menjabat sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) , menggolkan peraturan yang memungkinkan Gibran masuk gelanggang kontestasi capres-cawapres 2024 dengan cara yang tak biasa.

Atau dengan kata lain, Gibran langsung meloncat ke tangga dengan cara dikarbit. Proses karbit biasanya dilakukan petani untuk mempersingkat waktu pematangan buah. Mereka menggunakan etilen yang dicairkan dan disemprotkan pada buah.

Pengkarbitan, ketika diimplementasikan pada karir seseorang, terlebih menggunakan cara curang, pastinya berpotensi menghasilkan karakter yang tidak valuable. Karena saat seseorang menaiki tangga, langkah demi langkah, dia akan mengalami progress, sekecil apa pun itu.

Apa hubungannya Gibran dengan Diet Yoyo dan Progress Atasi Obesitas?

Baca juga:

Intermittent Fasting, Amankah untuk Anak-anak?

Self Esteem dan Sukses Langsing dengan 3 Langkah


Daftar Isi

  • Benang Merah Kasus Gibran, Diet Yoyo dan Atasi Obesitas
  • Jangan Diet Yoyo? Mengapa?
  • Pahami dan Nikmati Progress Atasi Obesitas

Nah ini dia, ada  benang merah antara kasus Gibran, Diet Yoyo dan Obesitas. Dalam kasus Gibran, karena dia melanggar kode etik dan norma sosial, dia tidak bisa menikmati betapa bernilainya progress di setiap proses. Sekecil apa pun progress tersebut.

Demikian pula diet yoyo, definisinya sebagai berikut:

Efek yo-yo atau diet yo-yo adalah situasi orang yang kesulitan mempertahankan target berat badannya selama program penurunan berat badan. Pada awal proses menurunkan berat badan, dia kehilangan berat badan dengan cepat. Namun, ketika dia tidak lagi disiplin menjalankan program,  berat badannya kembali, bahkan kerap kali lebih banyak dibanding sebelum diet.

Para pelaku diet yoyo menginginkan hasil secara instan. Padahal berat badan bertambah pun membutuhkan waktu, masa mau menurunkan badan secara instan?

Mereka tidak mau menjalani proses. Enggan melangkah step by step dan menikmati setiap progressnya. 

Maksain gak sih membandingkan kasus progress saya yang sedang bergelut dengan obesitas dan kasus Gibran yang mau naik ke puncak secara instan?

Gapapa lah ya? 😂😂 Mumpung sedang masa kontestasi capres-cawapres. Sebagai blogger non politik boleh dong ikutan nimbrung. 😊😊

Kapan lagi yee kan? 😁😁

  

maria-g-soemitro.com

 Jangan Diet Yoyo? Mengapa?

Istilah diet yoyo berasal dari ciri mainan yoyo, yaitu turun dan naik. Jadi, pola diet yoyo adalah cara menurunkan berat badan secara singkat, namun tak lama kemudian naik lagi bahkan tak jarang lebih banyak dari berat badan semula.

Dan ternyata cara diet yang maunya instan dan gak mau menikmati progress ini, berbahaya bagi kesehatan tubuh (sumber), antara lain:

Berpotensi Alami Kanker Endometriosis

Kerap disebut sebagai kanker rahim,  kanker endometriosis disebabkan adanya mutasi pada sel-sel di dalam rahim.

Perempuan yang mengalami fluktuasi berat badan, bahkan hingga 9 kilogram, sebanyak satu atau dua kali lebih berisiko menderita kanker endometriosis. 

Sistem Metabolisme Terganggu

Sistem metabolisme tubuh menjadi kacau akibat pola diet yang salah. 

Walau dalam keadaan duduk diam, tubuh tetap membakar kalori. Badan menjadi mudah lelah dan mengantuk. Perempuan yang berat badannya berfluktuasi, akan lebih mudah kehilangan energi

Menurunkan Daya Tahan Tubuh 

Diet yoyo ternyata berpotensi menurunkan daya tahan tubuh sebesar 30 persen. 

Jumlah sel-sel pembunuh kanker di dalam tubuh mereka, rendah. Sementara sel-sel ini dibutuhkan untuk menangkis infeksi dan juga penting dalam memerangi kanker tahap awal.

Berpotensi Membahayakan Kesehatan Hati

Berat badan yang tidak stabil akibat diet yoyo dapat meningkatkan jumlah lemak di dalam dan sekitar hati. Apabila hati tertutup lemak, maka kerja liver menjadi tidak maksimal dan risiko stroke ikut naik

Jika ditarik kesimpulan, diet yoyo ini bikin badan terkaget-kaget ya? Ketika tubuh sedang asyik-asyiknya membangun imunitas tubuh, eh tiba-tiba pemilik tubuh melakukan diet sampai kekurangan gizi.

Akibatnya, dari luar tubuh nampak langsing dan cantik. Namun di dalam tubuh, system jadi acak adut, blingsatan serta situasi crowded lainnya. Gak heran timbul penyakit kanker yang disebabkan tumbuhnya sel abnormal secara tak terkendali.

maria-g-soemitro.com


Pahami dan Nikmati Progress Atasi Obesitas

Berbeda dengan perempuan-perempuan semlohey yang banyak memenuhi Film India, dan nampaknya disukai penduduk negaranya Shahrukh Khan tersebut, sejak remaja saya minder dengan tubuh yang termasuk “montok”.

Temen saya lho, yang bilang saya termasuk kategori “montok”. Sementara dia, dan mayoritas teman sekelas, rata-rata bertubuh langsing, bahkan banyak yang kurus ceking.

Seharusnya gapapa ya? Karena bentuk tubuh saya mirip buah pir, sehingga area pinggul dan paha lebih besar dibanding milik teman-teman perempuan yang langsing dan cenderung kurus..

Sekarang sih saya menyadari bahwa bentuk tubuh udah dari ‘sononya’. Harus disyukuri. Hanya perlu menyesuaikan cara berpakaian, agar bagian tubuh yang besar enggak nampak menonjol.

Tapi ya dulu mah gak tau. Begitu pinginnya saya punya tubuh kurus, sehingga beberapa kali ke dokter untuk menurunkan berat tubuh, sampai nekad mau beli obat pelangsing badan.

Herannya, di masa ngantor dan jadi emak-emak, gak tau kenapa, kok mudah banget saya menurunkan berat badan. Cukup hanya makan sekali sehari, tanpa olah raga dan tanpa usaha lainnya, berat badan saya otomatis turun.

Beda halnya dengan sekarang, sesudah menopause kayaknya minum air putih pun bikin badan gemuk. Hehehe …lebay ya?

Kondisi yang tidak menyenangkan ini berlangsung cukup lama. Saya jadi merasa nyaman “bersembunyi”  dibalik busana berwarna hitam dan longgar. Sampai akhirnya tubuh mengirimkan alarm berupa mudah capek, asam lambung menyerang, batuk pilek tak kunjung henti dan yang pastinya: Gak pede!

Keputusan pun diambil. Saya harus menurunkan berat badan. Bukan kepingin langsing demi cantik, tapi demi tubuh sehat dan yang terpenting:

Biarlah beban hidup yang berat, jangan beban tubuh! 😀😀

Untuk itu saya harus memahami alasan sulitnya menurunkan berat badan. Menurut Eat This, ini penyebabnya:

Perubahan Hormonal

Baik perempuan maupun pria mengalami penurunan hormon pertumbuhan seiring bertambahnya usia. Penurunan hormon akan menurunkan tingkat metabolisme. Karena fungsi utama hormon pertumbuhan adalah menjaga otot dan kekuatan

Namun, berbeda dengan pria yang mengalami penurunan kadar testosteron, sehingga mengurangi efek regulasi pada distribusi lemak, kekuatan otot, dan massa otot. 

Pertambahan usia pada perempuan khususnya selama menopause, membuatnya mengalami penurunan kadar estrogen yang terkait dengan peningkatan lemak perut.

Pola Tidur Berubah

Seiring bertambahnya usia terjadi perubahan rutinitas tidur, seperti sering terbangun di malam hari, bangun  lebih pagi dari biasanya dan lainnya.

Akibat kurang tidur terjadi disregulasi sistem kontrol nafsu makan neuroendokrin, yang mengubah laju metabolisme. Ada peningkatan kadar ghrelin hormon kelaparan ketika durasi tidur dibatasi, yang dapat menyebabkan peningkatan asupan makanan dan pilihan makanan padat energi yang buruk.

Kehilangan Massa Otot

Penelitian menunjukkan, setelah mencapai usia 30 tahun, massa otot  dapat berkurang 3% -  8% setiap 10 tahun setelah mencapai usia 30. Persentase berkurangnya otot akan semakin tinggi setelah melewati usia 60 tahun.

Dalam salah satu kontennya, Ade Rai, binaragawan Indonesia menganjurkan menambah massa otot jika mau mengurangi berat badan. Karena otot menggunakan lebih banyak kalori daripada massa lemak.

Kurang gerak

Tak bisa dihindari, semakin bertambahnya usia aktivitas fisik menjadi berkurang. Ketika masih muda, sebagai ibu rumah tangga harus bangun pagi tatkala seisi rumah masih terlelap, dan baru berangkat ke peraduan ketika anggota keluarga sudah bermimpi indah.

Metabolisme Melambat

Seiring bertambahnya usia, metabolisme akan melambat, karena berkurangnya massa tubuh. Selain itu ada faktor-faktor seperti gender dan ukuran tubuh yang mempengaruhi melambatnya metabolisme.

Dengan memahami kondisi tubuh, saya jadi bisa melakukan langkah-langkah menurunkan tubuh secara tepat dan menikmati progressnya, yaitu:

  • Meningkatkan frekuensi minum air putih, terlebih setelah melihat tulisan Mbak Irawati, Blogger Buton Tengah tentang manfaat minum air putih bagi tubuh.
  • Memperbanyak protein untuk meningkatkan massa otot, dan memilih latihan beban dibanding kardio yang hanya bikin capek dan bikin kaki keseleo. 😀😀
  • Maksain jalan pagi keliling perumahan agar tetap bergerak. Saya juga memilih masak sendiri. Kalkulasi rupiahnya lebih mahal sih, tapi jadi gak berarti dibanding beli masakan siap santap.

Gimana teman-teman? Punya progress menurunkan berat badan juga seperti saya? Mumpung menuju tahun baru 2024 nih, yuk kencengin usaha dan upaya, agar tubuh semakin sehat di tahun depan.

Baca juga

Self Love, Karena Anda Sangat Berharga!

Jangan Cemas, ini Cara Atasi Asam Lambung!

Lihat KDRT? Lawan atau Laporkan!


8 comments

  1. Segala sesuatu kalau dipaksakan hasilnya memang gak bagus ya?
    Apalagi ini daya tahan tubuh malah berpeluang jadi menurun, padahal kan imunitas itu hal yang penting saat diet

    ReplyDelete
  2. Urusan diet ini memang riskan sih. Cewek kan pinginnya singkat. Tapi cara singkat malah beresiko.
    Baca ini aku jadi memahami soal yang dibahas temanku tentang mengubah peraturan biar sanak family bisa melenggang.

    ReplyDelete
  3. Keren banget nih, emang menikmati proses itu tidak mudah ya. Banyak yang tergiur langsung lompat sana-sini ujung-ujungnya malah ga maksimal ya mbak. Hehehehhe

    ReplyDelete
  4. Bener banget Mbak. Semenjak meno sekitar tujuh tahun lalu, terasa banget metabolisme tubuh tuh berubah. Makan dan minum apapun selalu ditimbang soal kandungan gula, lemak, dan kolesterolnya. Karena sedikit melenceng aja langsung berasa efeknya di tubuh.

    BTW, analoginya tepat banget Mbak. Antara Gibran, diet yoyo, dan obesitas. Semuanya ada proses agar hasilnya baik dan bermanfaat. Sesuatu yang instan tanpa melewati pengalaman, resolusinya tidak akan matang. Persis belimbing sayur hahahaha.

    ReplyDelete
  5. Masalah diet kalau gak mengetahui prosedur dan dampaknya bisa bikin bahaya. Jadi jangan diet karena ikut-ikutan karena setiap orang kesiapannya berbeda.
    Jalankan pola hidup sehat saja saya kira untuk mendapatkan berat badan ideal itu sudah bisa kok

    ReplyDelete
  6. Diet adalah program yang selalu tertunda. Hehhe, jadi awalnya cheating sekali, gapapa laah.. besok mulai lagi. Eh, keterusan.
    Dan ini tentunya gak baik kalau diet tidak sesuai alias instan. Kebayang masalah di kemudian hari yang menanti..

    ReplyDelete
  7. Hehehe saya dulu suka diet yoyo ambu. Tapi beberapa tahun terakhir udah bertaubat karena efeknya malah lebih menggendut dari sebelumnya. Sama nih ambu, di 2024 ini saya berniat untuk menurunkan berat badan secara alami supaya lebih sehat dan bebas bergerak

    ReplyDelete
  8. Aku jujur sih masih sering diet yoyo...nurunin berat badan pas lagi gak terkontrol. Biasanya sumber pemicu berat badan naik pesat karena kebanyakan karbohidrat. Bisa dibayangin, jika gak dilakukan diet. Btw, tipsnya makasih ya soal gaya hidup sehatnya. Mudah2an bisa saya terapkan.

    ReplyDelete