Pernahkah berpisah dengan anak kandung? Berpisah tanpa bisa berhubungan sama sekali.
Saya sekarang mengalaminya.
Kok bisa?
Pernah mendengar kisah
tentang Nabi Sulaiman AS yang hendak
membelah tubuh seorang bayi? Berawal dari 2 orang ibu yang eyel-eyelan
mengaku bahwa sang bayi adalah anaknya, Nabi Sulaiman AS yang selalu berperilaku
adil, menghunus pedang agar sang bayi bisa dibagi dua sama rata.
Saat pisau hendak diayunkan ke bayi tersebut, sang ibu yang lebih muda kemudian menangis sambil memohon kepada Nabi Sulaiman AS. “Tolong jangan lakukan itu tuanku, Semoga Allah merahmatimu. Itu adalah anaknya (sambil menunjuk ibu yang lebih tua), itu adalah anaknya. Biarkan anak itu menjadi miliknya. Biarkan ibu itu yang mengurus anak ini”, ucap sang ibu muda sambil menangis.
(hadis al-Bukhari dan Muslim)
Perempuan yang lebih muda itu saya. Sedangkan perempuan tua tersebut kakak ipar. Dia dipanggil Tante A oleh anak-anak saya ( nggak mau dipanggil bude). Dia belum menikah, dan memilih merebut anak saya daripada mengadopsi anak.
Sungguh nggak menyangka, kisah pedih tersebut terjadi pada saya.
Anak Yang Kelahirannya Dirindu
Namanya Mabelle, dan saya punya panggilan
kesayangan: “ Abey”. Karena begitulah dia menyebut dirinya saat belajar
berbicara.
Abey juga punya kebiasaan menambah
kata “i” pada potongan kata. Seperti ; “Isamat inaun” ... bisa menebak artinya?
Yep, maksudnya adalah “Selamat Ulang
Tahun”. Saya baru paham sesudah Abey
menyanyikannya.
Kelahiran Abey sangat saya nantikan.
Karena saya punya 4 orang adik laki-laki. Sesudah menikah, Allah SWT menitipkan
3 bayi merah berkelamin laki-laki juga. Saya rindu anak perempuan, diberi 6
orang anak perempuan pun, saya mau.
Alhamdullilah, saat memeriksa kandungan, dokter Sofie
Rifayani memberi kabar bahagia: “Selamat,
janin ibu perempuan, dan sangat sehat”.
Subhanallah, maka nikmat Tuhanmu
manakah yang kamu dustakan?
Anak Yang Selalu Menjadi Rebutan
Cantik, berambut keriting dan mudah
tersenyum, itulah Abey.
Bidadari kecil yang setiap waktu saya
pandangi dari balik boks.
Bidadari kecil kebanggaan, kesayangan.
Bidadari kecil yang tak pernah rewel.
Tahu mamanya sibuk mengurus keluarga dan rumah (saya hanya punya pembantu yang
menyetrika baju), dia akan tidur pukul
20.00 dan bangun menjelang kakak-kakaknya berangkat sekolah. Tak pernah bangun di tengah malam seperti
kakak-kakaknya.
Tak heran kakak ipar selalu antusias “menolong”
walau sekedar memegang. Karena dia sangat jijikan, jijik melihat bayi ngompol dan
BAB, sehingga jika Abey BAK dan BAB
pasti diberikan pada saya.
Nggak papa dong ya? Abey kan anak saya.
Hingga terjadi peristiwa yang
menyadarkan saya.
Dalam suatu perjalanan keluarga ke Solo, Abey yang masih
kelas 3 SD, saya ajak untuk mengikuti
kegiatan keluarga ( kakak-kakak dan ayahnya) yang hendak salat Jumat diteruskan
ke keraton Solo.
Tiba-tiba tangan kiri Abey ditarik dari dalam mobil oleh
kakak ipar saya, “Abey ikut sini ajak, kita belanja”.
Mirip kisah ibu rebutan bayi di atas. Tangan kanan Abey saya
pegang sedang tangan kirinya ditarik kakak ipar. Untuk sesaat, terjadi tarik
menarik.
Terhenti saat Abey menangis, dan bilang : “Abey bingung”.
Astaghfirullah al adzim, anakku
bingung. Anakku tidak bisa memilih
antara ibu kandungnya dengan budenya.
Ada yang salah!
Anak yang Selalu Diintimidasi
“Bey, 2 tulisan mama terpilih untuk
buku ‘Jokowi (bukan) untuk presiden’ lho. Terbit di Gramedia, asyik kan?
honornya untuk traktir Abey”
“Iya ma. Selamat mama!! hebat :D”
Saking senangnya mendapat pujian dari
anak perempuan semata wayang, saya menuliskannya di Kompasiana: “Kisah Lain Buku Jokowi.”
Sayang ada yang tidak ikut gembira
dan bangga: ayahnya Abey!
Dia mengintimidasi Abey, menanyakan
apakah betul Abey sudah memuji mamahnya.
Dengan ketakutan Abey menjawab: “Nggak.
Abey nggak pernah bilang gitu”
Beruntung pujian tersebut diucapkan
lewat SMS, sehingga saya punya bukti! Saya screen shot dan melampirkan pada tulisan
tersebut.
Jika ayah kandungnya mengintimidasi
Abey, apa yang dilakukan Tante A? Tentunya lebih sadis! Sewaktu ada tayangan di televisi tentang harus menghormati seorang ibu, maka
channel segera dia ubah sambil berkata:
“Iya, tapi ibu yang bagaimana dulu!”
Ibu yang bagaimana?
Islam mengajarkan harus menghormati
seorang ibu. Bahkan andai ibunya seorang perampok, penjudi, pelacur, pemadat,
pembunuh, serta dosa besar lainya.
Sedangkan saya jelas jauh dari
aktivitas tersebut.
Hidup dalam intimidasi sudah menjadi
keseharian anak-anak saya. Bedanya anak laki-laki bisa melengos pergi. Tidak
demikian dengan Abey. Dia terpaksa menunduk, mendengarkan Tante A mencerca
mamanya.
Salah satu cercaan yang paling dia
sukai adalah menghina saya yang “hanya lulusan Uninus”. Ucapannya selalu sama, hingga mirip template.
“Harus makan banyak protein supaya
jangan bodoh hanya lulus Uninus”
Kali lainnya, saat Abey berprestasi,
maka kalimatnya adalah:
“Nah itu tandanya punya darah tante,
nggak bodoh, hanya lulus Uninus”
Pernah suatu kali, saya tak tahan
untuk tidak menjawab, maka saya melawan:
“Nak, mamah juga pernah lolos tes
ITB, tapi nggak diambil karena nggak ada biaya. Eyang putri kan udah janda. Mamah
harus kerja supaya bisa kuliah. Karena itu kuliah sore di Uninus”
Bisa menebak apa yang kemudian
terjadi?
Tante tertawa terbahak-bahak , merasa
menang, dan semakin menekan anak-anak saya.
Bak Buah Simalakama
Lolosnya Abey tanpa test di Teknik Fisika ITB bak buah
simalakama. Sebelumnya saat masih sekolah di SMA Taruna Bakti, saya tahu pasti
jadwal istirahat pertama dan kedua dan saat bubar . Sehingga bisa bertemu.
Kami terpisah gara-gara Tante A sakit
kanker, sehingga Abey harus menemaninya di RS Boromeus, dan diteruskan tinggal di rumah Tante A di kawasan Setiabudi.
Tentu saja saya keberatan. Bagaimana
mungkin anak perempuan saya dijadikan baby sitter gratisan dan bakal semakin
diintimidasi. Saya ingat banget sewaktu Abey kecil tanpa sengaja memencet
handphone Tante A tanpa sengaja ter-unlock.
Tante A marah besar!
Dia berteriak-teriak memarahi Abey, seperti rumah
sedang kebakaran. Dan Abey hanya menunduk ketakutan.
Padahal dia bukan siapa-siapa, hanya
seorang bude.
Sekarang, saat kami berbeda tempat tinggal, dan Abey kuliah, saya kehilangan kontak dengannya. Berulang kali saya mengirim message untuk bertemu, tak pernah dia jawab.
Padahal sebagai salah seorang dewan pengawas Common Room, setiap bulan saya harus menghadiri acara bareng Moedomo Learning Initiative di perpustakaan umum ITB.
Hingga akhirnya Allah memberi
pertemuan terakhir.
![]() |
Fotonya semasa kecil, menemani saya blogging |
Pertemuan Terakhir
Peristiwa tersebut seperti baru
kemarin terjadi. Padahal sudah lama, tepatnya tahun 2014.
Saat itu saya menapaki jalan
Cibeunying yang menanjak. Saya pulang dari kantor kecamatan untuk mengurus
surat-surat Iyok , saat saya melihat sosok Abey, di depan pintu gerbang rumah yang terbuka. Anak perempuanku, kekasihku.
Saya menghampiri bidadariku, yang
tingginya sudah menjulang tinggi. Dia sedang berdiri di samping city carnya
yang rupanya sedang diperiksa ayahnya.
“Abey, sini cium, mama kangen”, dan
sayapun mencium kedua pipinya.
Rupanya ada yang tak suka. Tante A!
“Yuk pulang.”
Abeyku bergegas masuk mengganti posisi
kemudi yang sebelumnya dipegang ayahnya. Ternyata belum cukup puas, tante A berteriak dari dalam mobil yang melaju.
“Ih Abey bau ih. Abey bau!”
Astaghfirullah al adzim, anakku
dibilang bau karena saya cium?
Karuan saya berbalik dan berteriak:
“Bey, yang mencium kamu tuh ibu
kandung kamu. Yang nyusuin. Yang nyuapin. Yang memcuci mens pertama kamu”
Apa yang terjadi?
Kakak ipar satunya lagi menegur (saya
punya 2 kakak ipar, dan keduanya belum menikah): “Lha kamu yang salah.”
“Salah? Saya diem karena nggak mau
anak semakin diteken.”
![]() |
Eyang putri dan cucu kesayangan |
Titip Rindu Untuk Abey
Walau saya tahu letak rumah kakak
ipar di Setiabudi, saya tidak bisa datang kesana, karena pasti diusir. Suatu
peristiwa menguatkannya.
Paska sakit, tante A mampir ke rumah
saya di Cigadung. Bukannya masuk ruang tengah, dia malah ke kamar anak
sulung saya. Sayapun kesana untuk bersilaturahmi.
Saya mengulurkan kedua telapak tangan yang tertangkup : “Apa kabar, mbak?”
Jawabannya sungguh diluar dugaan. Dia
membuang muka sambil bilang:
“Nggal kenal!”
Tante A menjawab sambil melakukan gerakan seperti anak kecil yang mutung. Padahal dia seorang doktor lho. Lulusan salah satu universitas terbaik di Perancis.
Uff ....
Anak-anak lelaki saya memberi
penjelasan, tentang dilema yang dihadapi Abey. Daripada dia harus
sembunyi-sembunyi mengirim message atau bertemu dengan saya, kemudian berakhir tambah
ricuh, Abey mengorbankan memutus hubungan dengan mamanya.
“Mama kan tahu, dik Abey orangnya lurus, nggak bisa berbohong.”
*****
Sangat ingin bertemu Lebaran tahun ini ...
Jika tidak, tolong doakan agar saya bisa bertemu
dengannya.
Rasa kangen ini begitu menyakitkan.
Bak pisau cutter mengiris-ngiris daging di dalam
sana.
Nyeri.
Ngilu.
Tak cukup tangisan.
Hanya bisa berdoa.
Dan saya percaya keajaiban doa.
Baca juga: Tiada Sehelai Daun Jatuh Tanpa Seizin Allah
Saya jadi terharu
ReplyDeleteTetap sabar, jika sudah dewasa pasti akan mengenalnya. Dan suatu saat akan bisa bersama.
Ya Allah mbak, ikut sakit rasanya hatiku baca ini. Abey, semoga bisa berkumpul lagi dengan mama ya nak
ReplyDeleteSemoga diberikan jalan terbaik. Insya Allah Abey selalu ingat sama mamanya
ReplyDeleteYa Allah, aku sedih. Kebayang rasanya :((
ReplyDeleteSemoga Allah kuatkan ya, Mbak. Semoga Allah juga melindungi Abey di sana dan kakak ipar diberi kelunakkan hati. Aamiin
Peluk , Teh Maria..
ReplyDeleteYa Allah.. terharu saya bacanya.. semoga suatu saat dipertemukan lagi dengan Mabelle.. 💕
Ambu, aku nangis baca ini. Sepilu apa hati seorang ibu berpisah dari anaknya. Semoga ambu ridho dengan kondisi ini, ridho dengan semua keputusan yang diambil Abey termasuk memutus hubungan dengan mamanya. InsyaAllah suatu saat ambu dan Abey bisa sama-sama lagi.
ReplyDeleteSemoga Alloh berikan segala yg terbaik, dan segera ijabah untuk bisa bersama lg dg putri Ibu. Aamiiin
ReplyDeleteSedihnha aku baca ini
ReplyDeleteSalam kenal mbak Maria.
ReplyDeletePertama kali mampir kesini sudah disuguhi kisah menyayat hati. Tetap kuat dan jangan putus berdo'a ya mbak, in sha Allah kelak berkumpul kembali dengan ananda. Hubungan ibu fan anak tak bisa terputus oleh apapun itu. Yakin saja, Abey pasti merasakan betapa ibunya menyayanginya.
Btw aku sebenarnya sedikit bertanya, kenapa ayahnya Abey yang juga suaminya mbak kok seperti tidak berpuhak ke mbak. Dan apakah sedari awal keluarga suami memang kurang suka ke mbak ya?! Duuuh maafkan kekepoanku mbak. Semoga dikuatkan selalu ya!
Ya aallah mba. Nyesek saya dengernya. Ada yang yang begini di dunia nyata. Semoga Allah memberikan yang terbaik ya mba. Nggak bsa bilang apa2 nggk kebayang jg klo kejdian sama saya.
ReplyDeleteSemoga bisa ketemu Abey lagi ya, Ambu. sabar ditahan2 dl rindunya. Insya Allah akan bertemu di saat yang tepat.
ReplyDeleteMasya Allah.. begitu berat cobaanmu Mbak.. semoga tetap kuat.. insya Allah indah pada waktunya.. ketika mereka semua yang jahat sama Mbak telah tiada..
ReplyDeleteTerharu semoga dimudahkan tuk bertemu. Btw bude itu adik atau Kaka dari ayahnya Abel mba?
ReplyDeleteMasya Allah, Ambuuuu.....
ReplyDeleteSemoga Allah mudahkan jalan Ambu buat ketemu Abey ya.
Ya Allah mbak, beneran kah ini?
ReplyDeleteSmg Allah mudahkan ya mbak
Mbakkkkk peluk mbakkkkk ya Allah. Sedihnyaaaaaa
ReplyDeleteYa Allah Mba, semoga bisa bersama.
ReplyDeleteSedih Ambu, hiks terpisah sama anak kandung, kok Tantenya begitu? Ambil aja Ambu, kan Ambu ibunya, ya. Biar Abey tinggal sama Ambu.
ReplyDeleteAmbu..., kasih ibu yang sangat kuat akan membawanya kembali bila saat sudah tepat.
ReplyDeleteAku sampe nangis bacanya, hiks. Semoga Ambu segera bs bertemu atau salamnya tersampaikan buat Abeiy. Sabar dan tetap kuat ya Ibu tangguh. Teruslah menulis surat kerinduanmu.
ReplyDeleteSemoga segera bertemu Abbey Ambu..
ReplyDeleteSaya ikut sedih merasakan bagaimana sakitnya berpisah dg anak yg kita sayangi
Hug you.
ReplyDeleteAnak yang berpisah dari ibunya selama puluhan tahun, pasti akan bertemu ibunya lagi. Sudah 2x itu terjadi di keluarga besarku.
Tetap berdoa ya, Mbak. Doa ibu itu didengar sampai langit ketujuh. Ya ampun, aku nulis begini aja gemetar.
Ambu, ini kisah nyata? Ya allah semoga Allah segera kabulkan doa doa ambu yaa
ReplyDeleteYa Alloh mba, saya bacanya sambil nangis2..ikut sakit banget rasanya terpisah Dari anak. Sabar yah mba.. suatu saat nanti pasti Andy kembali sama mba. Aamiin
ReplyDeleteMasyaAllah Ambu sungguh berat perjuangan Ambu...Semoga Allah selalu menguatkan Ambu dan segera dipertemukan dengan putri tercinta amin...
ReplyDeleteYa Allah, sebagai ibu, saya pun teriris-iris membacanya, Ambu.
ReplyDeleteSemoga Allah mengijabah doa-doa Ambu dan mempertemukan kembali dengan Abey.
In syaa Allah akan ada saat yang indah, nanti Abey bisa bersama ibu kandungnya kembali.
Saya gak tau gimana harus berkomentar Mom.
ReplyDeleteTapi semoga dek Abey tidak melupakan ketulusan dan kasih sayang dari mama, ibu kandungnya....
Sabar ya mbak. Semoga ada jalan sehingga mbak dan Abey bisa berkumpul lagi
ReplyDeleteSemoga Allah berikan kesehatan dan umur panjang untuk mbak dan Abey, dapat berkumpul dengan tenang.
ReplyDeleteBagi orang-orang yang hatinya keras, semoga Allah lembutkan karena Allah Maha pengasih dan penyayang.
Ya Allah Ambu, aku nangis bacanya. Gak nyangka dengan apa yang terjadi pada Ambu selama ini. Kebayang seperti apa sedihnya, seperti apa kangennya. Semoga Allah senantiasa memberikan Ambu kekuatan, kesehatan, dan ketabahan. Semoga Ambu bisa segera ketemu dengan Abey. Peluk Ambu. :'((((
ReplyDeleteNangis aku bacanya mbak
ReplyDeleteKok bisa tega gitu memutus hubungan anak dan ibu kandungnya
Duuuuuuh
Semoga lekas bisa bertemu ya
Ya Allah mbak... Sedih sekali. Semoga Abey berbalik bersamamu lagi ya mbak. Lagian bude budenya tega ya...
ReplyDeleteSemoga Allah senantiasa menolong mbak. Sabar ya mbak, sungguh Allah berserta orang yang sabar.
ReplyDelete😢😢😢 Ambu semoga, do'a Ambu di ijabah Allah Ta'ala, Aamiiin Allahuma Aamiiin
ReplyDeleteYa Allah Ambu, semoga segera ada jalan terbaik untuk bertemu Abey
ReplyDeleteMenangis saya baca ini. Dear Abbey,darah tak akan bisa diputus. Selamanya kamu akan tetap terhubung, satu tali pusar dengan ibu. Meski tak bisa bertemu, doakan selalu ibumu, buka mata dan lihatlah: Hanya ibumu yang tulus mencintaimu sampai akhir hayat kelak.
ReplyDeleteStay strong ibu Maria. Tuhan buat segala sesuatu indah pada waktunya. Pasti bertemu di waktu bahagia. Amin
Salut sama kesabarannya Mbak. Semoga ananda segera dibuka pintu hatinya supaya mau menemui Bundanya. Aamiin.
ReplyDeleteSemoga Bunda Maria bisa bertemu kembali dengan Abey.Amiiin
ReplyDeletetetap semangat Bun ��
Yang kuat ya, Ambu
ReplyDeleteSemoga ada jalan terbaik dan bisa bersama Abey lagi
Ambuuu....aku mewek. Semoga ambu selalu diberi kekuatan dan dan kesabaran untuk bertemu Abey. InsyaAllah akan indah pada waktuNYA ya ambu...
ReplyDeleteAmbuuu, membaca tulisan ini membuat hatiku ikut nyeri, ikut sakit, ikut geram.
ReplyDeleteAmbuuuu, aku padamu
Ya Allah speechless.. ini bulan Ramadan dimana doa-doa lebih cepat melesat ke langit. Semoga Allah mudahkan semuanya. Aamiin big hug yaa mbak..
ReplyDeleteYa ampun sedihnya. Semoga suatu saat mbak Maria & Abey bisa bersatu kembali 💕
ReplyDeleteNgilu bacanya mbak, semoga bisa segera bersama, saya yakin azab akan datang pada orang-orang yang dzalim
ReplyDeleteYang sabar ya ambu, semoga Allah senantiasa kuatkan dan sabarkan Ambu. Semoga juga segera bisa bertemu dengan putri cantik abey, huhu saya gak bisa bayangin gmna sedihnya ambu sudah lama gak bsa ketemu sama anak kandung sendiri. Semoga juga tante A segera mendapat hidayah sama Allah biar gak semena-mena sama ambu yg udah sangat sabar. . .stay strong ya ambu, sehat sehat selalu :)
ReplyDeletejadi inget ceritanya Nabi Yusuf yang direbut paksa oleh kakak perempuan Nabi Ya'qub (budhe-nya Nabi Yusuf)
ReplyDeletesaking pengen ngerebutnya, kakak perempuan Nabi Ya'qub bikin makar, menuduh Nabi Yusuf kecil mencuci sabuk Nabi Ishaq yang diwarisi oleh budhe-nya tersebut
yang sabar yah mba, di akhir cerita Nabi Yusuf kembali ke Nabi Ya'qub setelah budhe-nya meninggal
meskin Alloh uji lagi dengan Nabi Yusuf yang dijual oleh saudara2nya ke saudagar lalu menjadi budak di Mesir
lalu Alloh kembalikan lagi Nabi Yusuf ke Nabi Ya'qub dengan kisah yang menakjubkan
semoga Mabelle kembali di pangkuan mba seperti Nabi Yusuf kembali ke Nabi Ya'qub
Terharu membaca tulisan mbak. Sy berdoa semoga suatu hari kelak, mbak akan bahagia bersama Abey. Aamiin...
ReplyDeleteSediiih, semoga mba kuat dan bisa berkumpul dg Abel suatu hr
ReplyDeleteYa Allah, aku nulis komen ini sambil ngelap air mata loh ambu. Dipisahkan dengan anak, memanga sangat teramat menyakitkan sekali. Ambu yang kuat ya. Moga segera Allah pertemukan dengan Abey.
ReplyDeleteYa, Allah, Mbak Maria. Perih sekali ini. Dirimu sudah sangat sabar sejauh ini. Semoga seluruh keluarga ayah Abey dibukakan pintu hatiny dan Abey bisa kembali ke pelukanmu, ya. Insyaallah.
ReplyDeleteAmbuuu...saya mewek deh baca ini... ibu mana yg hatinya gak kayak diiris2 cutter kl dipisah ama anak perempuan satu2nya setelah kakak2nya laki2 smua... Ya Allah persatukanlah Ambu Maria dengan Abey kesayangannya. Mudah sekali bagi-MU jika kun fayakun.
ReplyDeleteYa Tuhan.
ReplyDeleteMbak maria tetap sabar ya. Keep strong! Entah apa rasanya..sakit bgt pasti. Semoga bisa bersama kembali
Salam kenal mbak Maria. Kunjungan pertama saya ni ke blog anda. Semoga selalu diberi kesabaran dan kekuatan oleh Allah SWT. Aamiin
ReplyDeleteAku nangis Ambu..
ReplyDeleteGak kebayang rupanya Ambu menyimpan rindu yang begitu besar. Maaf Ambu, pertanyaan pribadi, boleh jawab boleh nggak, apakah ini terjadi karena Ambu mualaf? ðŸ˜
Saya selalu percaya mba, doa ibu dan Allah tidak ada sekat pembatasnya. Terus berdoa, maka tunggu Allah berikan keajaiban. Ambu sosok yg tegar, Allah beri ujian ini karena yakin Ambu bisa melaluinya. Selalu ada terang setelah gelap. Tetap semangat mba.
ReplyDeleteSemoga cepat bisa ketemu ya Ambu, Allah kabulkan doa Ambu dengan menggetarkan hati Abey utk ga takut sama para budenya dan berlari ke pangkuan Ambu walau hanya utk sekedar memeluk...utk melepas kangen keduanya...
ReplyDeleteBerat sekali rasanya mbak.. Tapi insya Allah mbak kuat. Karena ada Allah yang menguatkan setiap langkahmu. Ujian setiap hamba sudah ditakar sesuai kemampuan. Dan mbak termasuk orang terpilih yang insya Allah Dia sayang. Semoga bisa bertemu dan berkumpul dengan putrinya ya mbak.. Peluk dari jauh.. :)
ReplyDeleteSedih bacanya mba..ga bayangin kalau aku yang ngalamin pasti udah stress abis. InsyaAlloh kesabaran berbuah manis mba, semoga secepatnya bisa bertemu aamiin 🤗
ReplyDeleteMbaaak aku ikutan sedih huhuhu. Semoga doanya dijabah dan segera dipertemukan dengan anak tercinta ya mbak. Peluk dari jauh.
ReplyDeleteSemoga segera bersatu sama Abey ya mbak, sedih kali aku bacanya :()
ReplyDeleteAmbu ... InsyaAllah kesabaran selama ini akan berbuah manis. Ibu mana yang bergetar menangis membaca kerinduan Ambu ini? Saya doakan agar Allah berikan kesempatan untuk bertemu Mabelle ya, Ambu. Di waktu dan tempat terbaik menurut-Nya.
ReplyDeleteAmbu... gak bisa berkata-kata lagi sedih membacanya....
ReplyDeleteAlhamdulillah pada saat pernikahan Abey datang kepada Ambu ya...