One Ordinary Day, Gara-gara Berada di Tempat dan Waktu yang Salah
Bagaimana rasanya berada di tempat yang salah dan waktu yang salah? ini terjadi pada Jessica Wongso. Gara-gara berada Kafe Olivier Grand Indonesia (GI) pada saat temannya, Wayan Mirna Salihin mendadak sakit kemudian meninggal, Jessica Wongso diseret ke pengadilan dan divonis hukuman 20 tahun penjara pada 27 Oktober 2016.
Jadi Jessica Wongso bukan pembunuh Wayan Mirna Salihin?
Yep, saya setuju dengan dugaan ahli forensik, dr. Djaja Surya Atmadja bahwa kematian Mirna disebabkan penyakit, bukan dibunuh. karena Jessica gak punya motif untuk membunuh Mirna.
Polisi menuduh dan jaksa mem-framing Jessica pembunuh. Namun mereka tidak dapat membuktikannya, seperti pembuktian Jessica membeli sianida, serta dosis mematikan dalam tubuh Mirna.
Menurut ahli forensic, dr. Djaja Surya Atmaja, dosis letal sianida yang mematikan bagi manusia adalah 150-250 mg. Sementara dosis yang ditemukan dalam tubuh Mirna hanya 0,2mg. Jumlah tersebut bisa ditemukan pada orang awam yang mengonsumsi rokok, singkong, apel, kacang almond dan makanan lainnya.
Mengapa akhirnya Jessica tetap dijebloskan ke dalam penjara, bahkan dihukum selama 20 tahun? Karena ada yang membutuhkan “prestasi” untuk naik pangkat. Selain itu media mainstream sedang membutuhkan berita bombastis untuk menarik minat pembaca (media online dan offline) serta pemirsa televisi.
Drama Korea “One Ordinary Day” merupakan remake dari drama seri "Criminal Justice” yang tayang di BBC One pada tahun 2008 sampai 2009, berkisah tentang orang tak bersalah yang berada di tempat dan waktu terjadinya pembunuhan. Dia sulit keluar dari jeratan hukum karena pejabat yang menangani kasusnya ngebet pingin dipromosikan.
Baca juga:
The Law Café, Kisah Cinta Pengacara Pro Bono
Behind Your Touch, Psikometri Pembongkar Kasus Pembunuhan Berantai
Kim Soo-Hyun sebagai Kim Hyun-Soo
Kim Hyun-Soo, seorang mahasiswa kebanyakan yang bergelut dengan tugas-tugas kuliah, dan kewajiban hidup hemat. Jika ada yang berbeda, itu adalah penyakit asma yang membuat Kim Hyun-Soo tergantung pada nebulizer, alat bantu pernapasan.
Keluarganya miskin. Mereka tinggal di rumah sempit. Ayah ibunya bekerja untuk mencukupi kebutuhan hidup. Ayahnya bekerja sebagai supir taksi yang terkadang tak bisa bertugas karena sakit.
Namun, kehidupan Kim Hyun-Soo sangat normal, hingga suatu peristiwa mengubah hidupnya.
Cha Seung-Won sebagai Shin Joong-Han
Sebagai pengacara kelas tiga, Shin Joong-Han mendapat client dengan memberi sejumlah uang pada petugas polisi yang menangkap pelanggar hukum, baik perdata maupun pidana.
Dia hidup sendirian setelah dicerai istrinya, seorang doctor di bidang forensic. Walau demikian sang istri tetap bijak, memberi kesempatan Shin Joong-Han membiayai dan menemui anak perempuannya.
Selain kendala hidup sendiri, Shin Joong-Han mengidap sakit kulit eksim yang parah dan lumayan mengganggu hidupnya.
Sinopsis Drama Korea One Ordinary Day
Berada di tempat dan waktu yang salah, demikian nasib Kim Hyun-Soo. Berniat pergi ke pesta teman-teman kuliahnya, Kim Hyun-Soo malah terjebak ajakan seorang gadis yang baru dikenalnya untuk mengonsumsi narkoba dan berhubungan intim.
Apes, saat bangun dan kesadarannya mulai pulih, Kim Hyun-Soo melihat gadis tersebut tewas bersimbah darah.
Panik dan ketakutan membuat Kim Hyun-Soo tak dapat berpikir jernih. Alih-alih menghubungi pihak berwajib, dia malah berusaha membersihkan noda darah, sisa-sisa narkoba, menyembunyikan pisau bekas keduanya bermain pisau, kemudian melarikan diri dengan taksi ayahnya.
Yups, Kim Hyun-Soo yang miskin dan tak punya uang, terpaksa “mencuri” taksi ayahnya (meminjam tanpa sepengetahuan sang ayah), yang kebetulan kurang sehat, untuk menuju pesta teman-temannya.
Nasib malang berikutnya, pihak berwajib yang menangani kasusnya sedang mengejar prestasi. Detektif polisi berharap memperoleh penghargaan menjelang pensiun, sedangkan jaksa berambisi naik jabatan.
Mereka membuat framing seolah-olah Kim Hyun-Soo adalah mahasiswa berwajah innocent, namun berkelakuan brutal, terbukti mampu memerkosa dan membunuh. Sehingga harus ditahan karena sungguh berbahaya jika Kim Hyun-Soo dibiarkan berkeliaran.
Mereka tak peduli, menjebloskan Kim Hyun-Soo ke dalam penjara berarti melakukan perusakan mental dan fisiknya. Di dalam penjara Kim Hyun-Soo dikerjai para kriminal yang mengharamkan pemerkosaan.
Beruntung Shin Joong-Han, seorang pengacara kelas tiga, sangat yakin bahwa Kim Hyun-Soo tidak bersalah. Walau semua bukti mengarah pada Kim Hyun-Soo, dia tidak melihat motif dan keuntungan clientnya membunuh korban.
Dengan ulet Shin Joong-Han mencari bukti bahwa Kim Hyun-Soo tidak bersalah. Termasuk ketika Bumhan Law Firm, suatu firma hukum terkenal, atas nama pro bono, mengambil kasusnya dengan cara kasar.
Park Mi-Kyeong dari Bumhan Law Firm rupanya hanya mencari popularitas dari kasus hukum yang tengah viral. Alih-alih berusaha membebaskan Kim Hyun-Soo, dia malah sepakat dengan jaksa agar Kim Hyun-Soo dihukum 10 tahun penjara asalkan Kim Hyun-Soo mau mengakui pembunuhan yang dilakukannya.
Tentu saja Kim Hyun-Soo yang mengikuti hati nuraninya, dipersidangan bersikukuh mengatakan “Saya tidak melakukannya”, Kim Hyun-Soo tak mampu mengakui pembunuhan yang tidak dilakukannya.
Sebetulnya Shin Joong-Han berhasil mengumpulkan beberapa bukti bahwa Kim Hyun-Soo tidak bersalah, diantaranya pisau dihujamkan oleh tangan kanan, padahal Kim Hyun-Soo punya tangan kidal.
Sayang pihak kepolisian, jaksa bahkan hakim menafikan semua bukti yang dikumpulkan. Kim Hyun-Soo tetap divonis bersalah dan seumur hidup harus meringkuk dibalik jeruji besi.
Review Drama Korea One Ordinary Day
Jika ada keraguan
Ringankan terdakwa
Asas Praduga tak bersalah
Bagaimana rasanya dihukum seumur hidup untuk kejahatan yang tidak dilakukan?
Serem banget ya? Dihukum karena berada pada waktu dan tempat yang salah seperti Kim Hyun-Soo , atau kebetulan punya wajah “lempeng” seperti Jessica Wongso yang membuatnya distigma sebagai pembunuh dan dipenjara selama 20 tahun.
Saya menonton drama Korea “One Ordinary Day” karena drama ini merupakan remake serial drama "Criminal Justice" yang tayang di BBC One from 2008 to 2009. Drama yang berkisah tentang Ben Coulter, pemuda kulit putih yang mendapati perempuan kulit hitam yang mengajaknya pesta narkoba dan berhubungan intim, ternyata telah tewas.
Ketika drama Korea “One Ordinary Day” baru tayang di akhir 2021, saya udah nonton sih, tapi gak tau kenapa, kok ya gak tuntas. Sesudah nonton, saya semakin yakin dengan kemampuan akting menangis Kim Soo-Hyun yang cute banget di drama Korea “Queen of Tears”. 😀😀
Hehehe …. Dalam drama Korea “One Ordinary Day” dua jempol harus diberikan pada Cha Seung-Won yang berperan sebagai pengacara Shin Joong-Han. Akting pemeran Choi Han-Su dalam drama Korea “Our Blues” ini mengingatkan saya pada akting aktor gaek Lee Sung-Min dalam drama Korea Reborn Rich
Sayang nasib Cha Seung-Won gak sebaik Lee Sung-Min yang mendapat penghargaan (59th) BaekSang Arts Awards - April 28, 2023,
Namun mungkin, bagi pekerja seni Korea Selatan, penghargaan hanyalah bonus. Mereka, khususnya aktor dan aktris, sangat total dalam berakting. Keunggulan drama Korea yang membuat penggemarnya tak mau pindah ke lain hati.
Baca juga:
Our Blues, Drama Korea Bergaya Omnibus yang Bikin Penonton Ternano-nano
Queen Of Tears, Kisah Cinta Cinderella Man dan Sang Ratu
Profile
Drama: One Ordinary Day (English title) / One Day (literal title)
Revised romanization: Eoneunal
Hangul: 어느날
Director: Lee Myung-Woo
Writer: Kwon Soon-Gyu
Network: Coupang Play
Episodes: 8
Release Date: November 27 - December 19, 2021
Runtime:
Language: Korean
Country: South Korea
Jadi Kim Hyun-Soo akhirnya tetap dinyatakan bersalah dan harus menjalani hukuman seumur hidup. Kirain karena ini kisah drama, endingnya dia bebas karena pengacara berhasil mengumpulkan bukti bahwa dia tak bersalah
ReplyDeleteEndingnya Kim Kyun Soo dinyatakan nggak bersalah dan dibebaskan karena ditemukan pembunuh yang sebenarnya Mba. Saya udah nonton One Ordinary day soalnya.
DeleteDengan adanya film seperti ini di luar negri apakah artinya dimanapun sama? Ada aparat ataupun pihak berwenang yang bertindak seperti itu untuk menguntungkan pribadinya? Sedih Bun...
ReplyDeleteomg, semoga kita dijauhkan dari situasi kaya gitu yaaa.... sedih banget loh berada di waktu dan tempat yg salah sementara kita gak bersalah gt huhu, kadang suka pesimis gak sih kalo keadilan di muka bumi ini tuh langka dan harganya mahal:(
ReplyDeleteKalau mau dibawa parno, rasanya jadi males mau ke mana-mana. Ngeri juga berada di tempat dan waktu yang salah. Kemudian hukum gak berpihak kepada kita. Semoga aja dijauhkan dari hal-hal seperti itu. Aamiin
ReplyDeleteJujur saya merasa ngeri juga ngelihat hal yg 'aneh tapi nyata' seputar ketidak adilan di dunia hukum seperti yg terjadi pada kasusny Jessica dan Kim Hyun Soo di film One Ordinary Day ini. duh no comment deh jadinya
ReplyDeleteHaduuuuh baca paragraf awalnya aja udah gemesss. Kebayang perasaan JW ga bersalah tapi ngga punya daya untuk ngebuktiin. Eh ditambah pula ada yang mau unjuk prestasi. Defenisi naikk dengan manjatuhkan orang lain yang sebenarnya, ngga sih?
ReplyDeleteApa ngga bayangin akhiratnya gimana gitu? 20 tahun loh...
Astagfurullah... susahnya ketemu orang jujur dan adil di akhir jaman ini.
Aku suka film/drama yang ceritanya kayak gini, membuktikan bahwa ia nggak salah, walau di beberapa drama lain kemudian terkuak kalau dia emang bersalah dan manipulatif. So far aku liat Kim Soo-Hyun di It's Okay to Not Be Okay. Yang di Queen of Tears aku gak selesai nonton, gak cocok haha.
ReplyDeleteNah aku mau coba One Ordinary Day ini. Lebih karena temanya emang yang aku suka banget. Makasih ulasannya Ambu.
Saya juga nonton film ini sampe 2-3 kali. Gemes banget sama tokoh yg diperankan KSH (namanya dibalik-balik hahaha). Kok sedemikian lugunya ngeberesin TKP. Apa karena sudah sedemikian ketakutannya ya. Padahal kalau dia gak nyentuh apa2 terus lapor polisi, ceritanya bakal lain.
ReplyDeleteSedih banget dipenjara seumur hidup untuk kesalahan yang nggak dilakukan and dikerjain lagi dengan napi lain
ReplyDeleteKirain hanya di Indonesia saja hukum bisa dibeli dan dipesan karena kepentingan pihak tertentu. Ternyata di luar negeri juga banyak ya
ReplyDeleteMeksi kisah ini film, tapi bisa saja berdasarkan kisah nyata. Dan itu sanga
Menyediakan menjalankan hukum dengan tidak melakukan kesalahan yang harus diakui
ReplyDeleteSering banget setting kayak gini ya, ada framing, engga bersalah tapi karena pengen dianggap punya prestasi, jadi deh harus ada kambing hitam. Nonton film kayak gini bawaannya kezel tapi penasaran...hehe...
ReplyDeleteCari ah filmnya. Di drakor.id ada ga ya?
Suka banget aku sama drama ini.
ReplyDeleteNontonnya pas airing dan ter-wah... waah.. Eh, plot critanya udah oke, tapi endingnya huhuhu.. bikin pen ngganttin jadi OD-nim aja gitu yaa..
Gak masuk akalnya adalah pelakunya di luar circle yang mereka cari selama ini doonk.. Jadi buwat apa anda kesana kemariii, Bapaaack..???