Curhat Si Ambu
  • Home
  • Kuliner
  • Drama Korea
  • Lifestyle
    • Finance
    • Review
      • Beauty
      • Blogging
      • Fiksi
      • Zerowaste Lifestyle
      • Mualaf's Diary
    • Traveling
    • Healthy
  • Contact Us


Pernah mendengar mie glosor?

Glosor dalam Bahasa Sunda berarti ngegelosor atau meluncur turun. Seperti papan luncur/perosotan anak-anak, kurang lebih begitulah proses ngegelosor yang dimaksud mie glosor.

Penyebab disebut mie glosor karena bahan bakunya tepung aci/tepung tapioka. Sehingga kenyal dan licin, tidak seperti mie berbahan baku lain yang kesat. Jika tidak dibubuhi pewarna kunyit, mie glosor akan terlihat seperti kaca yang berwarna kusam.

Awal berkenalan (lagi)  dengan mie glosor sewaktu tukang sayur langganan yang setia memanggil setiap lewat depan rumah 😀😀 , membawa mie berwarna kuning yang khas tersebut.

Saya tulis (lagi) karena paska searching, ternyata awalnya mie glosor merupakan makanan khas  Sukabumi, kota tempat saya dilahirkan. Dan sayup-sayup ingatan saya kembali. Tentang mie glosor yang kerap dijual Bik Mimin penjual pisang goreng.

Berjualan di depan rumah, dengan bangunan ala kadarnya, Bik Mimin berjualan aneka gorengan, rujak dan mie glosor. Setiap pembeli akan mendapat pincuk daun berisikan mie  glosor yang disiram saos kacang encer.

Sayang almarhum ibunda melarang saya jajan mie tersebut. Juga dilarang jajan rujak buah nan sedap. Alasannya kedua macam jajanan tersebut bikin sakit perut.

Terlebih mie glosor yang terbuat dari tepung aci dipandang sebelah mata. Maklum sisa-sisa inlander 😀😀 ....  makanan terbuat dari singkong cuma buat wong cilik. Strata menengah ke atas, makan roti dong ... 😀😀

Untung, zaman tersebut sudah lewat. Kini, makanan terbuat dari aci/tapioka/singkong naik kelas. Bahkan presiden Amerika Serikat ke 44, Barack Obama menyantapnya.

mie glosor Bandung

Mie Glosor vs Mie Lethek
Tahun 2017,  dunia kuliner Indonesia dikejutkan dengan pilihan keluarga Barack Obama yang memilih mie lethek dalam kunjungan ke kawasan Imogiri, Yogyakarta. Disebut mie lethek, karena mie yang terbuat dari tepung tapioka dan gaplek ini berwarna putih kusam.

Konon, saking lezatnya, rombongan Barack Obama bolak balik menyantap mie lethek. Membuat media asing dan media nusantara meliput, sehingga makanan berbahan baku singkong ini jadi beken.

Sama-sama terbuat dari tepung tapioka, membuat mie lethek bersaudara dengan mie glosor. Bedanya mie lethek hasil inovasi Suku Jawa yang memberi nama sesuai penampakannya, putih keabu-abuan, hingga nampak kotor.

Sedangkan mie glosor hasil karya Suku Sunda yang berkreasi dengan kunyit agar mie terlihat bagus, nggak lethek seperti hasil buatan Suku Jawa. Selain itu, ada perbedaan lainnya:
  • Mie lethek dijual dalam keadaan kering, sedangkan mie glosor masih dalam keadaan basah.
  • Mie lethek bisa dibeli dengan mudah di marketplace, harganya pun murah, hanya Rp 8K/250 gram. Sedangkan mie glosor hanya bisa dibeli di pasar tradisional.
  • Mie lethek bisa diperoleh setiap saat. Sedangkan di Bogor, mie glosor dikaitkan dengan bulan Ramadan sebagai kudapan berbuka puasa (takjil). Di Bandung, hanya beberapa lokasi yang menjual mie glosor, yang ngetrend berbareng dengan boomingnya jajanan seblak.

mie glosor di Bogor sumber: instagram.com/@oliventure

Mie Glosor yang Booming di Bogor
Sekitar tahun 1966, salah seorang pembuat mie glosor pindah dari kota Sukabumi  ke daerah Pancasan Bogor. Namun baru pada tahun 1970 mulai berproduksi dan mengenalkannya pada masyarakat Bogor.

Sungguh beruntung nasib mie glosor di kota hujan ini. Jarak yang dekat dengan kota metropolitan, Jakarta, membuat kuliner apapun akan laris manis tanjung kimpul.

Terlebih, paradigma mie glosor sebagai makanan orang melarat karena terbuat dari singkong, sudah tidak ada lagi. Trend kuliner beralih ke makanan sehat, seperti yang dimiliki mie glosor si kaya serat.

Semula hanya menjadi makanan favorit di pada bulan puasa, berpenampilan sederhana dengan saos kacang. Kini banyak resto menyajikan mie glosor dengan tambahan sayuran dan protein seperti telur, daging, bakso dan udang.

Bahkan dalam memperingati hari jadinya yang ke -534, Kota Bogor menyelenggarakan Festival Mie Glosor. Tak kurang dari 100 kg mie glosor dimasak, melibatkan kader Posyandu Kota Bogor. 


Resep Mie Glosor Penuh Gizi               
Berapa nilai gizi mie lethek dan mie glosor? Hasil browsing gagal mendapatkan datanya. Mungkin pihak akademisi belum tertarik membuat penelitian. Berbeda dengan beras singkong (rasi), makanan khas masyarakat adat Cireundeu yang juga terbuat dari singkong.  Banyak perguruan tinggi di Jawa Barat melakukan riset di kampung Cireundeu.

Baca juga: BerasSingkong, Simbol Kedaulatan Pangan Dari Hutan

Namun yang pasti, menambah protein dan sayuran harus dilakukan jika ingin mengonsumsi mie glosor yang kaya nutrisi. Agar tidak sekedar kenyang perut.

Sedangkan dalam pemberian bumbu, mie glosor termasuk mudah. Bisa dimasak dengan bumbu Jawa, bumbu seblak, bumbu Sunda maupun Chinese Food. Suka-suka deh.

Kali ini saya akan berbagi resep mie glosor ala Chinese Food ya?

Bahan
  • 500 gram mie glosor
  • 150  gram fillet ayam, potong dadu
  • 5 pcs bakso sapi/ayam/ikan, iris sesuai selera
  • 2 buah telur ayam
  • 5 siung bawang putih, cincang halus
  • 1- 2 genggam taoge, cuci bersih
  • 1 ikat chaisim/pokchoy, potong 3-5 cm
  • ¼ daun kol (ukuran sedang), iris halus
  • 5 buah cabai rawit, iris tipis
  • 1 buah tomat, potong-potong
  • 2 batang daun bawang, iris tipis
  • 2 sdm minyak wijen
  • 2 sdm saus tiram
  • 2 sdm kecap ikan
  • 3 sdm kecap manis
  • 2 sdm kecap asin
  • lada secukupnya

Cara Membuat
  1. Masukkan mie glosor dalam air panas selama 10 detik, angkat, tiriskan.
  2. Dalam satu mangkok, masukkan minyak wijen, saus tiram, kecap ikan, kecap manis, kecap asin, aduk rata, sisihkan.
  3. Tumis ayam hingga matang dan berwarna kecoklatan, tambahkan irisan bakso, aduk-aduk hingga kecoklatan juga. Masukkan bawang putih yang sudah dicincang. Kemudian bawang daun dan cabai rawit. Aduk kembali hingga tercium aroma harum.
  4. Buat ruang dengan menyisihkan tumisan dalam wajan, pecahkan telur dan masukkan satu persatu. Aduk hingga rata. Tambahkan sayuran dan tomat. Aduk hingga sayuran layu.
  5. Jika telah layu, masukkan mie glosor, disusul siramkan semua saus dan bubuhi lada. Aduk perlahan dan rata, agar semua mie glosor terbumbui.
  6. Koreksi rasa. Jika kurang asin/manis, jangan diberi garam/gula. Tapi gunakan kecap asin/kecap manis.

Yup jadi deh. Mie glosor siap menjadi hidangan keluarga tanpa takut kekurangan nutrisi.

Jika ingin ditambah saus kacang seperti mie glosor Bogor, bisa membuatnya dengan mengencerkan bumbu pecel/bumbu gado-gado yang dengan mudah kita temui di supermarket/toko/warung/pasar.

Yang terakhir ini, gak usah dibuat ribet gaes.  

Baca juga: 3 Negara Ini Punya Camilan Mirip Bala Bala/Bakwan/Ote Ote




Ke Bandung tanpa menyicipi mie kocok? Uh, sama artinya ke Jogja tanpa makan nasi gudeg. Atau ke Solo tanpa kulineran nasi liwet. Sama aja boong.

Sebagai urang Bandung, mie kocok menjadi salah satu kuliner favorit saya. Kekhasan mie kocok terletak pada mienya yang berwarna kuning. Berbentuk lebar.  Berpadu dengan taoge segar dan potongan kikil/kaki sapi. Bertabur seledri dan bawang goreng yang banyak. Perasan air jeruk limau. Aduhai raos pisaaaaannnn ....☺☺

Raos = lezat (Bahasa Sunda)

Menurut Chef Arnold, salah satu juri Master Chef Indonesia, mie berasal dari kata lamian, makanan yang terbuat dari adonan tepung yang ditarik. Makanan yang akhirnya dikenal banyak bangsa dengan banyak nama, bahan baku dan bentuk, seperti kwetiaw, bihun,misoa, pasta, ramen, ramyeon dan masih banyak lagi.

Khusus mie, di Indonesia terdapat banyak nama, tergantung bentuk, bahan baku dan asal daerahnya. Maka dalam khazanah kuliner mie nusantara, muncul nama Mie Tasik, Mie Bangka, Mie Tek-Tek, Mie Jawa,  Mie Glosor, Mie Koclok, Mie Kocok, dan ..... silakan mengisi titik-titik yang pastinya akan panjang banget.

Mie kocok banyak ditemukan di Bandung dan di beberapa kota di provinsi Jawa Barat. Konon dinamakan mie kocok karena sebelum disajikan, mie dan taoge mentah dikocok-kocok, dalam air panas dengan menggunakan centong khusus, hingga layu.

Kemudian dituang ke dalam mangkok yang berisi bumbu, yaitu bawang putih, garam dan lada. Disiram kuah kaldu sapi,  irisan kikil (tendon kaki sapi). Terakhir ditaburi seledri serta bawang goreng.

Beberapa penjual mie kocok yang mengklaim sebagai penjual asli mie kocok tidak menyertakan bakso. Sedangkan penjual lainnya menyajikan mie kocok sesuai permintaan konsumen. Ada bakso biasa, bakso urat, bakso isi, dan babat.

Kota Bandung memiliki banyak mie kocok legendaris. Biasanya mereka telah berjualan lebih dari 10 tahun. Mie kocok Dadeng di Jalan Banteng misalnya, ramai dikunjungi sejak saya masih kuliah di kawasan tersebut. Anehnya, dulu saya ga pernah tertarik beli dan mencicipi rasanya.

Penyebabnya mungkin karena takut mencoba makanan baru. Takut nggak enak. Sangat berbeda dengan generasi milenial yang gandrung mencoba makanan baru. Sehingga banyak kuliner hasil kreativitas yang diburu. Khusus mie bakso,  muncul mie hijau, mie orange, bakso kotak, hingga bakso sebesar bola sepak.

Saya baru mencicipi mie kocok setelah ngantor, itupun ditraktir seorang teman, sepulang kerja. Mie kocok yang pertama saya coba adalah mie kocok SKM di jalan Sunda. Sekarang menempati rumah makan yang cukup luas. Dulu sih hanya emperan di seberangnya, yang pastinya bakal kehujanan jika musim hujan tiba.☻☻☻

Mie kocok legendaris lainnya adalah mie kocok Kerapitan yang dulu juga berjualan di emperan. Sekarang sudah bersalin rupa menjadi rumah makan di dalam gang, tak jauh lokasi awal. Kemudian mie kocok Cepay di GOR Siliwangi Bandung. Yang sudah berjualan sejak harga semangkok mie kocok masih “cepe” atau seratus rupiah. Lama banget kan?

Nah, mie kocok Jalan Saad yang saya kunjungi baru-baru ini tak kurang “baheula”nya. Diawali sang ayah yang berjualan di belakang kantor BNI Jalan Asia Afrika, kini mie kocok BNI sudah generasi ke-2. Menjadi sangat terkenal setelah food youtuber MGdalenaF memviralkan.

Food Youtuber emang sakti ya?

Sayang, atau malah untung? MGdalenaF tidak mengunjungi keturunan pemilik  mie kocok BNI lain, yang berjualan di Jalan Saad, tak jauh dari mie kocok BNI.

Rasa dan penampakan mie kocok Jalan Saad yang mulai berjualan sekitar tahun 2000 ini, tak jauh berbeda dengan mie kocok BNI. Maklum pengajarnya sama, sang ayah.

Saya datang ke jalan Saad di saat jam makan siang,  karena enggan ngantri dan rebutan tempat duduk di mie kocok BNI. Tempatnya yang lebih sepi juga sangat membantu saya ngobrol ngalor ngidul dengan salah seorang pemiliknya, Agah Nugraha.


Kuah harum, bening nan yummy
Kuah mie kocok yang bening dan harum menjadi kelebihan mie kocok Jalan Saad.

“Bapak ngajarin kita untuk membuang bulu-bulunya, terus mencuci bersih kaki sapi. Emang lama. Tapi harus, karena kalo ngga dicuci bersih, air kaldunya bakal bau, bikin eneg”, kata Agah.

Air rebusan pertama dibuang, sebab masih berisi darah dan kotoran. Sehingga waktu membersihkan sering sama lamanya dengan merebus kaki sapi. Agak tricky. Jika direbus terlalu lama akan benyek, kehilangan rasa. Sedangkan apabila kurang lama, kikil akan alot dan sulit disantap.

Pada permukaan kuah akan terbentuk lapisan kekuningan. “Itu lemaknya”. Agah menjelaskan sambil menurunkan keranjang berisi kaki sapi yang telah empuk. Dia menunjukkan bagian kuning, lemak kaki sapi.

Kikil sapi yang digunakan adalah bagian tulang rawan yang membungkus tulang maupun jari-jari kaki sapi (kikil). Mengandung kolagen dengan asam amino essensial yang  kurang lengkap jika dibandingkan bagian daging, kikil mengandung kolesterol dalam jumlah cukup tinggi, sehingga jangan “hajar bleh” ketika mengonsumsinya.


Diburu olahragawan dan mantan pejabat
Letak yang strategis, membuat mie kocok Jalan Saad menjadi buruan mereka yang enggan berdesak-desak, ngantri, makan di emperan dan harus menembus kemacetan Bandung Selatan yang lumayan parah.

Yang dimaksud Bandung Selatan bukan termasuk Babakan Ciparay dkk ya? Itu sih masuk kabupaten Bandung. Kota Bandung bagian selatan adalah jalan Buah Batu, jalan Banteng, jalan Peta, jalan Sukarno Hatta dst, kawasan yang nampaknya menjadi favorit penjual mie kocok.

Jalan Saad merupakan jalan kecil yang menembus dari jalan Veteran Bandung, melompati jalan Naripan, lanjut hingga jalan Asia Afrika Bandung. Mie kocok yang dimaksud terletak di Jalan Saad yang berdekatan dengan Jalan Veteran/Jalan Bungsu, pusat jajanan Bandung seperti Batagor Kingsley dan es campur Bungsu yang populer.

Tak heran, pemburu kuliner yang mencari lokasi nyaman dan strategis akan memilih mie kocok Jalan Saad. Seperti yang dilakukan mantan pangdam Siliwangi yang juga mantan Gubernur Jawa Barat 1993-2003 (2 periode), Nuriana.

Penggemar gowes juga acap menyantap mie kocok di Jalan Saad, baik sebelum atau paska kegiatan. Mungkin mereka mempercayai mitos bahwa menyantap kikil sapi akan membantu tulang dan otot untuk bekerja lebih baik.

Dilansir dari manfaat.co.id, selain kolagen, kikil sapi mengandung selenium yang berfungsi mempertahankan fungsi kekebalan tubuh agar tetap sehat. Serta  merangsang aktivitas sel-sel darah putih dalam tubuh. Penjelasan ini rasanya lebih tepat bagi para olahragawan ya?


Kuliner yang Nagih
Coba bayangkan, semangkok mie kocok yang terdiri dari mie lebar, taoge yang crunchy, disiram kuah panas yang gurih. Dengan topping kikil empuk rasa umami, bakso, kucuran jeruk limau,  serta taburan seledri dan bawang goreng yang melimpah ruah. Tak lupa kerupuk khas Bandung nan krauk-krauk. Duh, glek.

Dulu saya enggan menyantap mie kocok karena “nggak ada baksonya”, kini saya menjadi salah seorang penggemar mie kocok, dengan atau tanpa bakso. Kuah gurih mie kocok yang nggak bikin eneg/mual itu lho yang bikin nagih.

Sudah banyak mie kocok yang saya sambangi. Mulai dari mie kocok anonim di emperan toko yang dibandrol kurang dari sepuluh ribu ripiah. Hingga mie kocok seharga Rp 35.000/porsi.

Rate harga mie kocok Jalan Saad sekitar Rp 25.000 – Ro 35.000 tergantung isian.

Buka pukul 08.00 sampai dengan 17.00, mie kocok Jalan Saad selalu menanti, ngga ada hari libur.

Nah, jika kebetulan menginap di seputar Jalan Braga dan Jalan Asia Afrika Bandung, sekarang tau kan, kemana harus cari mie kocok?
Yang pasti, harga nggak akan boong. ☺☺



Bicara artis memang nano-nano ya?

Jangankan ketauan ngedrugs, kisah keseharian seperti di rumah artis ada lift dan kolam renang, eh hebohnya se Indonesia raya. Padahal banyak banget yang memiliki lift dan membangun kolam renang di rumahnya. Biasa aja, nggak ada yang ngeblow-up.

Mungkin karena public figure, semua gerak-gerik mereka tidak hanya disorot, tapi juga ditiru.

Nah, mengapa nggak mewartakan kebaikan mereka? Terlebih jika yang mereka kerjakan sangat inspiratif. Penting diketahui sesama muslim dan diteladani.
Seperti apa yang telah dilakukan suami istri Dimas Seto dan Dhini Aminarti.

Pastinya kenal kan dengan keduanya? Rambut panjang terurai Dhini Aminarti yang berwajah melankolis dan kerap wara-wiri menghiasi layar kaca, kini telah tertutup rapat. Hebatnya, walau artis, busana muslim Dhini Aminarti selalu sederhana, tidak gemebyar menyilaukan mata.

Demikian juga dengan keluarga Mario Irwinsyah – Ratu Anandita yang telah hijrah beberapa tahun lalu. Rambut sepundak Ratu Anandita dan wajah cantiknya, tertutup hijab, karena kecantikannya hanya untuk sang suami, Mario Irwinsyah.

Keluarga Mario Irwinsyah (dok. Sygma Media Inovasi)

Dua keluarga tersebut bergabung dalam Komunitas Kajian Musyawarah, mengikuti wisata quran (15/2. 2020) kemudian disambung sedekah akbar pada 16/2.2020. “Wisata Quran” berlangsung di Syaamil Quran, di Jalan Babakan Sari I/ No. 71 Kiaracondong Bandung, sedangkan “Sedekah Akbar” di GOR Citra Bandung.

Salah seorang inisiator Komunitas Kajian Musyawarah (KKM) adalah Ustad Luqmanul Hakim Ashabul, ustad penyantun anak yatim yang dikenal dengan “Gerakan Infaq Beras” untuk anak yatim dan pesantren penghafal quran.

Sebagai inisiator, Ustad Lukmanul Hakim mengajak anggota KKM untuk mendukung “Sedekah Akbar”, dengan didahului “Wisata Quran” di Syaamil Quran. Harapannya, para artis bisa mendapat manfaat jamuan religi ketika berwisata quran. Juga karena Syaamil Quran menjadi bagian dari mitra utama yang telah mendukung acara Sedekah Akbar.

Selain ke-4 artis yang telah disebutkan di atas, artis lain yang bergabung KKM dan mengikuti wisata religi ke Bandung adalah: Vebby Palwinta, Putri Syahnit Angellica, Marcella Simon, Dion JT, Ricky Perdana, Shinta Rizky Auliya, Fauzi Zaviyar Rachmat (Takaeda), Rista Ferina, Kaysan Nawfal, Dony Amaldi, Soraya Larasati, Ade Setiawan, Rizki Syabruddin, Ridho Syafaruddin, Jada Shafiqa, Novandrian, Dini Ratnasari Choirunnisa, Natta Wardah, Reza Aditya, dan Cuping Topan.

Berwisata Religi di Syaamil Quran

Jangankan artis, orang awampun akan tercengang ketika mengikuti wisata quran. Ini yang kedua kalinya, tapi saya tetap terbengong-bengong melihat bagaimana inovasi penerbitan dilakukan Syaamil Group.

dok. Sygma Media Inovasi

Madina Quran

Sebagai muslim, pastinya punya kitab Al Quran dong? Gimana bentuknya? Kitab tebal dengan cover gold/silver, ayat-ayat suci ditulis dalam tinta hitam di atas kertas putih? Wah, itu sih kuno!

Rangkaian huruf Al Quran kini terdiri dari beragam warna, tergantung makna atau tujuannya. Sesuai visi Syaamil Quran, yaitu “Membumikan Al Quran dan Menghidupkan Sirah” . Tantangan yang dijawab Syaamil Group dengan mewujudkan produk-produk Al Quran dan shirah dalam bentuk inovasi-inovasi yang mudah dan menyenangkan.

Salah satunya adalah Madina Quran yang memiliki beberapa keunikan:

  • Beberapa cover didesain washable, bisa dilepas dan bisa di cuci
  • Simple, mudah dibawa-bawa
  • Didesain sesuai kebutuhan. Misalnya Al-Quran Madina Ar-Rayyan Denim berbeda dengan Prayer Set Shafana 01 Mukena + Quran Madina Shafana + Sejadah + Tas yang didesain khusus dan lengkap untuk kaum perempuan.

dok. Sygma Media Inovasi

Mushaf Tulis

Ikatlah ilmu dengan menuliskannya, kurang lebih demikian wejangan ustad Aam Amirudin. Wejangan yang akhirnya saya praktekkan di setiap kesempatan, tidak hanya ketika sedang mengikuti pengajian.

Syaamil Quran rupanya memahami kebutuhan tersebut, dengan menerbitkan Mushaf Tulis yang membantu mempermudah latihan menulis Al Quran.

Dikemas dalam box ekslusif berisi 3 jilid, masing-masing 10 juz, caranya tinggal menulis/menebalkan tulisan pada setiap ayat atau surat.

Para artis nampak bersemangat mempraktekkan mushaf tulis, mengingat banyak sekali manfaatnya. Yaitu:

  • Menguatkan Daya Ingat
  • Menghubungkan Otak kanan dan Otak Kiri, memaksimalkan fungsi otak dan menjaga kesehatan otak terjaga.
  • Melatih Kreatifitas
  • Menenangkann, jika Al-Qur’an sebagai Nur akan mendatangkan sakinah (ketenangan) bagi pembacanya apalagi penulisnya.
  • Meningkatkan Kemampuan Kognitif
  • Menghayati Sejarah, diantaranya sejarah penulisan al-Quran pada masa Sahabat Utsman bin ‘Affan.
  • Melatih kemampuan menulis. Akibat penggunaan gadget yang semakin marak, kini aktivitas menulis semakin jarang dilakukan. Dengan melatih mushaf tulis, kemampuan menulis kita terasah kembali.


dok. Sygma Media Inovasi

Sesuai kebutuhan umat Islam, Syaamil Group menerbitkan Quran dalam bentuk digital, juga sejumlah buku sebagai karya peradaban, seperti Tafrsir Ibnu katsir, Seri Muhammad Teladanku, Komik Anak Muslim, Kisah-Kisah Al Quran, 365 Kisah Mencerdaskan Untuk Ananda, Kisah Para Nabi, Menjadi Pasangan Paling Berbahagia, 10 Bersaudara Bintang Al Quran, Dream, Agar Para Malaikat Berdoa Untukmu, harun Yahya Series, Seri Ensiklopedia Mukjijat Ilmiah Hadits Nabi, Sirah Nabawiyah, Bulughul Maram, Hadits- Hadits Pilihan Untuk Wanita, Ensiklopedia Pariwisata Indonesia, dan lain-lain.


 dok. Sygma Media Inovasi

Menjelajah Syaamil Quran, Mengurai Makna KebesaranNya

Bagaimana kitab Al Quran diproduksi? Ternyata rumit, tidak sesederhana kitab lain. Berikut perjalanan kitab Al Quran sebelum sampai ke penggunanya:
Persiapan. Semacam editing buku, namun lebih rumit. Karena setiap titik, koma, garis pada Al Quran, memiliki perbedaan arti. Sehingga ada team khusus yang mengawalnya.

dok. Sygma Media Inovasi

  • Percetakan. Hasil cetakan dibaca satu persatu, disingkirkan jika ada yang reject/rusak.
  • Dijahit, dilem dan dipasang cover. Setiap proses (jahit, lem dan cover) menempati bagian terpisah. Sebagian besar dikerjakan kaum pria, karena berhubungan dengan mesin yang aduhai besarnya.
  • Laminating. Berapa derajat celcius panas yang digunakan untuk melaminating kitab Al Quran? Ternyata 300 ºC! Terbayang kan panasnya?

Pernah mendengar penjelasan bahwa “pamali” jika tidak memperlakukan Al Quran dengan baik? Misalnya tanpa sengaja, Al Quran berada di area bawah/ bagian kaki.

Sebagai seorang mualaf, larangan beraroma tabu, atau pantangan sosial yang ada sebelum munculnya teisme, sangat mengganggu. Walaupun tak pernah menginjak-injak injil. Emangnya nggak ada kerjaan? 🤣🤣Tapi tidak ada kewajiban umat non muslim menyimpan kitab sucinya secara khusus. Ngga sengaja tertindih badan hingga lecek, atau terkena tumpahan kopi, akibat ceroboh, ya gapapa sih.

Kesempatan mengunjungi Syaamil Grup, saya gunakan sebaik mungkin untuk bertanya. Alhamdullilah, semua stafnya piawai dan trampil menjawab pertanyaan saya.

“Saya seorang mualaf. Hingga sekarang, saya belum paham, kok umat Islam sangat menjunjung tinggi Al Quran? Jika “isinya” diolok-olok, saya akan marah. Tapi kitab kan hanya “tools” untuk membaca ayat-ayat yang diturunkan Allah SWT. Bukan ayat itu sendiri”.

Apakah pertanyaan saya terdengar naif? Ah biarlah, daripada sok tahu ya?

“Al Quran berisi wahyu Allah yang mewartakan kebaikan. Semua yang berkaitan dengan Al Quran akan menjadi baik. Baik hanya memegang, apalagi membaca dan mengamalkannya”

Demikian kurang lebih jawaban para staf Syaamil Quran, sekaligus mernjawab beberapa pertanyaan yang sempat terendap. Duantaranya, mengenai beberapa peraturan di pabrik percetakan Al Quran yang berbeda dengan pabrik kitab biasa, yaitu:

  1. Senantiasa dalam keadaan berwudhu
  2. Membaca basmalah sebelum bekerja, dan hamdalah setelah selesai bekerja.
  3. Berhati-hati agar produk atau bahan Al-Quran yang sudah dicetak (termasuk yang rejct/rusak) tidak berserakan di lantai.
  4. Tidak menginjak atau menduduki produk atau bahan Al Quran yang sudah dicetak (termasuk yang reject/rusak).
  5. Menyimpan produk atau bahan Al Quran yang sudah dicetak di tempat di tempat yang telah ditentukan. Dan memisahkan produk reject untuk kemudian dihancurkan.
  6. Memperlakukan produk Al Quran dengan baik dan hati-hati.

Subhanallah, ternyata nggak sesederhana itu memproduksi sebuah kitab suci. Didalamnya terkandung ayat-ayat suci Allah yang bermakna kebaikan dan menyebarkan kebaikan.

Sehingga menjadi kewajiban setiap muslim untuk membumikan Al Quran dan menghidupkan sirah. Agar Al Quran tidak sekedar menjadi kitab suci yang didewa-dewakan dan tak pernah dibuka.

Akhirnya, bukankah membumikan Al Quran dan menghidupkan sirah tidak hanya tugas team Sygma Media Inovasi, tapi juga kewajiban seluruh umat Islam?

Wallahualam Bishawab










sumber: ANTARA Foto

Pernah mencoba kelezatan rasi?

Merupakan singkatan dari beras singkong, rasi yang dimasak menjadi nasi goreng sangat yummy rasanya.  Bisa juga dimasak menjadi nasi kuning, yang disantap dengan tumis kentang, gulai jengkol, oseng labu dan sambal super pedas.

Aduh, jadi lapar deh ..... ☺☺

Berbentuk bulir bulat tak beraturan, rasi bukan beras analog berbahan singkong, melainkan ampas singkong, sisa proses tapioka. Karena itu masyarakat adat Cireundeu menyebut makanan pokoknya sebagai “sasangueun”. Sedangkan pemerintah setempat menamai “rasi” agar mudah diucapkan.

Masyarakat adat Cireundeu bermukim di Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan. Para leluhur mereka menetapkan rasi atau “sasangueun” setelah kemarau panjang melanda, mengakibatkan gagal panen. Pertimbangannya, singkong atau ketela dapat ditanam pada saat musim kemarau maupun musim hujan.

Singkong juga dapat dipanen sesuai kebutuhan, sehingga ubi kayu ini kerap disebut sebagai “lumbung di bawah tanah”. Sangat berbeda dengan padi yang harus dipanen seluruhnya agar lahan sawah bisa dibajak dan diolah.


Beras Singkong, Simbol Kedaulatan Pangan


Bencana membawa berkah, mungkin tepat dialamatkan pada masyarakat adat Cireundeu. Semula tersembunyi dari dunia luar, kawasan hunian mereka hanya dikenal sebagai TPA Leuwigajah, tempat pembuangan sampah akhir Kota Bandung, Cimahi dan kabupaten Bandung Barat.

Hingga, bum! ...... gunungan sampah longsor, mengakibatkan ratusan orang meregang nyawa. Mengundang kedatangan pejabat, jurnalis, serta pihak akademisi, sesuai profesi masing-masing.

Pada saat itulah keberadaan masyarakat adat Cireundeu “ditemukan”. Pakaian khas mereka yang berwarna hitam-hitam nampak mencolok ditengah anggota masyarakat lain.

Peristiwa yang terjadi pada tahun 2005 tersebut, menjadi tonggak awal masuknya para akademisi yang mengenalkan berbagai olahan rasi, seperti egg rolls (Bahasa Sunda: kue semprong), kicipir, kembang goyang, keripik bawang, dendeng singkong, serta beragam cookies lainnya. Semua lezat dan nagih.

Setiap menjelang Lebaran, saya selalu membeli olahan rasi mereka, yaitu: kue lidah kucing/kattentong, egg rolls, rempeyek dan kicipir. Sebagai camilan yang dihidangkan bersama ketupat, opor dan kawan-kawannya.

Karena kami sekeluarga, sangat menyukai teksturnya yang  renyah dan crunchy. Dibanding olahan tepung terigu, tepung rasi yang non gluten terasa lumer di mulut. Tanpa terasa, hap ... hap ... setoples egg rolls rasa gula merah berpindah ke perut.

Kaum perempuan masyarakat Cireundeu memproduksi aneka cookies dengan profesional. Mereka menggunakan apron dan penutup kepala, lingkungan pabriknyapun selalu bersih terawat.

Uniknya, ketika NGO negara asing datang berbondong-bondong ke tanah air untuk memperkenalkan sociopreneur community, atau kewirausahaan sosial berbasis komunitas, Indonesia justru telah mengimplementasikannya. Salah satunya adalah masyarakat adat Cireundeu.

Uang penjualan hasil produksi masyarakat dikumpulkan di kas desa. Sedangkan para pelaku produksi mendapat honor sesuai kesepakatan bersama. Uang yang berhasil dihimpun digunakan untuk kepentingan kampung, seperti perayaan seren taun, pembangunan desa hingga membiayai pemakaman anggota masyarakat.

Dalam suatu kesempatan saya berkunjung ke Kampung Cireundeu, ternyata bersamaan dengan meninggalnya salah satu anggota masyarakat. Suasana ceria yang biasanya mendominasi kampung, berubah duka. Dengan sigap, kaum pria memandikan jenazah, mendoakan, menggali kubur dan membuat peti mati.

Sementara kaum perempuan berkumpul di dapur untuk memasak. Sebagian masakan dihidangkan untuk pelayat jenazah. Sebagian lagi dikemas dalam kotak, kemudian dibagikan merata ke seluruh rumah tangga kampung tersebut.

Singkong/ketela pohon diolah menjadi tapioka, rasi dan cemilan

Hutan Sumber Makanan Kami


“Tangan saya tidak pernah kosong. Berangkat ke ladang membawa peralatan bertani, pulangnya membawa hasil panen” kata Pak Enjang, salah seorang anggota masyarakat Cireundeu. Hasil panen tersebut berupa singkong, kopi, jagung, pisang serta bermacam tumbuhan herbal.

Bak supermarket, dari hutan, pak Enjang dan anggota masyarakat adat Cireundeu lain memperoleh semua yang mereka butuhkan.
  • Singkong, sebagai makanan pokok. Hasil penjualannya untuk menutupi biaya rumah tangga.
  • Jagung dan umbi-umbian, sebagai makanan pendamping/snack.
  • Pisang, daun singkong dan sayuran lain, sebagai nutrisi yang berasal dari buah dan sayuran.
  • Madu dan kopi, sebagai bahan minuman.
  • Daun dan umbi-umbian, sebagai pengobatan herbal.
  • Potongan kayu, ranting dan bambu, sebagai bahan bakar dan bahan pembuatan berbagai peralatan rumah tangga.

Kawasan hunian mereka dinamakan Cireundeu karena terdapat banyak tanaman Reundeu (Staurogyne elongata) yang bermanfaat untuk:
  • Mengobati kesulitan buang air kecil (BAK).
  • Mengandung anti bakteri.
  • Mengobati batu ginjal dan batu kandung kemih.
  • Mengobati penyakit persendian
Memiliki keyakinan Sunda Wiwitan, masyarakat adat Cireundeu menghuni kawasan berbukit yang diapit oleh Gunung Kunci, Gunung Cimentang dan Gunung Gajah Langu. Mereka menjunjung tinggi kearifan lokal demi menjaga keberlanjutan, diantaranya dengan membagi daerah menjadi 3 bagian, yaitu:
  1. Leuweung Larangan (hutan terlarang), merupakan kawasan resapan air, masyarakat dilarang menebang pepohonan di hutan tersebut.
  2. Leuweung Tutupan (hutan reboisasi), kawasan hutan yang digunakan untuk reboisasi. Masyarakat boleh menebang dan menggunakan pepohonan di kawasan hutan ini, dengan syarat harus menanam kembali dengan pohon yang baru. Hasil penebangan digunakan untuk bangunan, bahan bakar dan perangkat seperti peti mati ketika ada anggota masyarakat yang meninggal dunia.
  3. Leuweung Baladahan (hutan pertanian), kawasan hutan yang dapat digunakan untuk berladang. Umumnya masyarakat adat Cireundeu bertanam jagung, kacang tanah, singkong/ketela, pisang dan kopi.
Secara berkala singkong dipanen, kemudian  diolah untuk menghilangkan kandungan asam sianida (HCN). Langkah-langkahnya sebagai berikut:

  • Singkong dikupas lalu dipotong-potong sebesar 5 – 10 cm. Potongan dibilas air bersih sebanyak 3 kali selama 5 – 10 menit, setiap bilasan.
  • Potongan singkong dihaluskan menggunakan mesin parut, lalu diperas. Air perasan diendapkan sehari semalam hingga menggumpal membentuk aci/tapioka.
  • Dari 100 kg singkong diperoleh 35 kg aci dan 15 kg ampas. Ampas dijemur selama 2 – 3 hari hingga kering dan berbentuk gumpalan kasar.
  • Gumpalan kasar ampas singkong diayak agar menghasilkan tepung. Tepung tersebut awet 2-3 bulan, asalkan disimpan di tempat kering.
  • Sebelum diolah menjadi rasi, tepung dibasahi air hingga merata. Kemudian dikukus selama 15 – 20 menit hingga menjadi buliran nasi. Selanjutnya, seperti halnya nasi padi, rasi bisa disantap dengan lauk pauk sesuai selera.

Ternyata rasi memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, yaitu:
  • Membantu menurunkan berat badan karena rasi kaya serat sehingga perut terasa kenyang untuk jangka waktu lama.
  • Mengandung antioksidan yang dapat membantu mengatasi diare.
  • Mengandung vitamin A yang dapat membantu meningkatkan penglihatan.
  • Mengandung B17 yang  dapat membantu menstimulasi sel darah merah dan mencegah penyakin kronis seperti kanker.
  • Mengandung magnesium yang dapat membantu mengobati rematik.

Begitu banyak manfaat terkandung dalam rasi. Namun tak dapat dipungkiri, kandungan protein dan lemak pada rasi, tidak sebanyak nasi padi dan tepung terigu. Karena itu dibutuhkan lauk pauk kaya protein agar konsumen rasi mendapat asupan gizi seimbang.

Jadi, jangan makan nasi dengan mie instan ya? 🤣🤣




WALHI dan Kepedulian Atas Lingkungan yang Berkelanjutan


Bagaimana rasanya menghirup udara berbau sampah?

Masyarakat Cireundeu pernah mengalaminya. Ketika daerah hunian mereka terkepung gunungan sampah,  tidak hanya udara, air dan tanah bekas tumpukan sampah menjadi tercemar. Tidak layak ditanami tumbuhan penghasil buah/umbi yang dapat dipanen.

Paska longsor tahun 2005, tempat pembuangan sampah akhir (TPA) dipindahkan ke Sarimukti. Bak memindahkan problem. Padahal yang dibutuhkan adalah penegakan hukum.

Menyikapi ancaman terhadap keberlanjutan lingkungan hidup, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) hadir. Penduduk Indonesia membutuhkan air, tanah, dan udara yang bebas dari polutan agar bisa hidup sehat dan produktif.

Berdiri sejak 15 Oktober 1980, WALHI merupakan organisasi lingkungan hidup independen non-profit terbesar di Indonesia. Tersebar di 28 propinsi di Indonesia, WALHI bergerak mengawasi pembangunan yang sedang berjalan, dengan mempromosikan solusi untuk menciptakan lingkungan yang berkelanjutan, serta menjunjung tinggi keadilan sosial masyarakat.

Indonesia memiliki undang-undang nomor 18 tahun 2008, tentang pengelolaan sampah, yang mengatur agar terjadi perubahan paradigma, alih-alih menguruk lahan produktif dengan sampah.


anak-anak Kampung Cireundeu

Hutan dan Kedaulatan Pangan


Seperti telah diuraikan di atas, olahan tepung rasi seperti egg rolls, kattetong, serta berbagai cookies lainnya, sangatlah lezat. Crunchy, dan lumer di mulut.

Namun yang terpenting, keberadaan rasi membuktikan bahwa Indonesia
sebetulnya mampu mandiri pangan. Mampu menciptakan kedaulatan pangan.

Jika makanan “limbah” seperti rasi yang tak lain adalah ampas singkong bisa menjadi makanan pokok, dan dapat diolah menjadi berbagai kudapan nan eundeus rasanya, pastinya jagung, sagu, sorgum, atau umbi-umbian, seperti talas dan ubi juga dapat dijadikan diversifikasi pangan, menggantikan tepung terigu.

Gandum, bahan baku tepung terigu, tidak dapat tumbuh dengan subur di iklim tropis seperti Indonesia. Rayuan maut "penjual gandum" membuat Indonesia sebagai pengimpor gandum terbesar di dunia, menggantikan posisi Mesir (sumber: bisnis.com).

Jika alasannya kandungan gizi yang tidak sebanyak makanan pokok lain, banyak variasi menu bisa dilakukan, agar konsumen bisa mendapat asupan gizi seimbang. Gambar di atas menunjukkan anak-anak masyarakat Cireundeu yang tumbuh sehat seperti anak Indonesia lainnya.

Sedangkan jika, alasannya adalah belum terbiasa, maka masyarakat adat Cireundeu telah membuktikan peribahasa “ala bisa karena biasa”. Ketika tahun 1918, leluhur mereka menyerukan mengganti nasi padi dengan nasi rasi, baru pada tahun 1924, seluruh anggota masyarakat adat Cireundeu melakukannya.

Untuk menjaga keberlanjutan hutan sumber pangan, yang dibutuhkan bukan alasan, melainkan niat, tekad kuat serta sikap istiqomah untuk mewujudkannya.

Keterangan:
Sasangueun : seperti nasi (Bahasa Sunda)
Cookies: kue kering
Eundeus: lezat

Sumber:
cimahikota.go.id
trubus-online.co.id
kampungadatcireundeu.wordpress.com
boldsky.com
jurnal.unpad.ac.id






Tahu perbedaan penginapan syariah dengan konvensional?

Pertanyaan tersebut selalu mengganjal, walau saya sudah menjajaki dan menginap di beberapa hotel berlabel syariah. Tidak ada staf hotel yang bisa memberi penjelasan secara memuaskan.

Beruntung akhir January 2020, saya  menginap di Musafir Guest House, penginapan di pusat Kota Surakarta/Kota Solo, yang tidak menuliskan kata “syariah” , namun menerapkannya. Kesempatan menginap merupakan hadiah doorprize di acara bedah buku mbak Diajeng Laraswati Hanindyani, di akhir tahun 2019.

Baca juga: Secangkir Kopi Bersama De Laras, Penulis Buku “Aku dan Alam Semesta”

Terletak di pusat kota Surakarta, tepatnya di Jalan Dewi Sartika nomor 1, Surakarta, para tamu yang menjejakkan kaki di Musafir Guest House akan disambut bangunan beratap tinggi. Pintu dan jendelanya lebar-lebar, mempersilakan udara bersirkulasi dengan leluasa, membuat tamu merasa betah dan nyaman.

Namun, syariah menjadi kata kunci, apa bedanya dengan penginapan konvensional?



Musafir Guest House Sebagai Penginapan Syariah

Bapak Suprapto, manager Musafir Guest House menjelaskan sebagai berikut:

1. Hanya pasangan halal dan muhrim yang boleh menginap.

Bagaimana caranya? Yang paling mudah tentu saja dengan memeriksa kartu tanda penduduk. Pasangan suami istri sah umumnya memiliki alamat yang sama.

Mengapa bukan buku nikah? Karena hampir gak ada pasangan suami istri yang selalu membawa buku nikahnya. Kecuali mungkin pasangan pengantin baru yang terburu-buru berangkat, paska penandatangan buku nikah di KUA.🤣🤣

Manager hotel dan staf biasanya bisa membaca bahasa tubuh. Para calon tamu non halal tersebut juga umumnya tidak membawa koper.

Penolakan tamu non halal tentunya tidak secara vulgar. Bahkan Bapak Suprapto bilang:
“Jika mereka bersikeras mau menginap, kami akan menyediakan 2 kamar. Walau mereka hanya membayar 1 kamar”

Penegasan hanya menerima tamu pasangan suami istri yang sah, tentunya berkaitan dengan kehalalan pendapatan yang diterima hotel/penginapan. Selain itu, memperbolehkan pasangan non halal menginap di hotel, seolah mempersilakan berzinah, membuat pemilik dan pegawai hotel kecipratan dosanya.

Nggak enak banget ya?

Kenyamanan tamu hotel lainnya juga akan terganggu, jika ada pasangan non halal cekikikan di sekitar mereka. Pastinya bikin risih bukan?

2. Penyediaan makanan/minuman halal

Hanya makanan/minuman halal yang disediakan bagi para tamu. Untuk menjamin kehalalan makanan/minuman, Musafir Guest House tidak menyediakan sarapan nasi dan lauk pauk, tetapi berupa snack/kue basah.

Juga tidak ada bar, bunyi musik hingar bingar dan suasana hura-hura, yang kerap berkaitan dengan miras serta perbuatan maksiat.

3. Kemudahan bersuci

Setiap rest room atau kamar kecil menyediakan air yang cukup untuk bersuci. Agar tamu dapat dengan mudah melakukan aktivitas baik BAK, BAB, mandi dan tentu saja berwudu. Jangan sampai tamu mendapat kesulitan air bersih.

4. Kemudahan beribadah

Penunjuk arah kiblat kerap diremehkan penginapan konvensional. Tidak demikian halnya dengan penginapan syariah. Juga harus disediakan sajadah, mukena dan Al-Quran.


Penginapan Homey di Pusat Kota Surakarta

Bukan pertama kalinya saya datang dan menginap di Kota Surakarta. Separuh darah anak-anak saya berasal dari kota batik ini. Ada pemakaman dan kerabat yang harus disinggahi setiap tahunnya.

Sehingga bisa merasakan betapa jauh berbeda, menginap di hotel konvensional, walaupun termasuk hotel berbintang, dibanding hotel syariah.

Di sini, para tamu yang menginap akan merasa “diuwongke” atau di manusuawikan. Karena pemilik hotel nggak hanya berorientasi profit, tapi juga keberkahan dan kenyamanan tamunya.


Bak ucapan selamat datang, sehelai permadani khas Eropa Timur tergelar di dinding “Musafir Guest House”. Juga seperangkat kendi berisi air minum pelepas dahaga.

Nyaman. Sungguh berbeda dengan suasana di luar bangunan. Udara panas yang menyergap, yang kerap menjadi penyebab, saya nggak betah di kota Surakarta.

Ada 2 jenis kamar di sini. Deluxe room yang diberi nama Jasmin room dan superior room. Deluxe room terletak di bangunan utama. Lebih luas dan lega dibanding superior room. Namun fasilitas yang diberikan sama. Apa saja?
  • Fasilitas pantry 24 jam. Tempat pengunjung bisa membuat minuman dan masakan cepat saji seperti mie instan. Kopi dan teh siap seduh selalu tersedia.
  • Internet super kencang di setiap kamar, dengan password yang bisa ditanyakan pada petugas hotel.
  • Saluran televisi premium, sayang saya ngga menggunakannya. Saya memilih jalan/kulineran dan tidur, dibanding leyeh-leyeh menonton TV.
  • Bathtub dengan air hangat, khususnya untuk deluxe room. Namun tidak ada perbedaan untuk fasilitas shampo, sabun mandi dan handuk. Saya menyukai shampo dan sabun mandi cair yang dikemas dalam perangkat pakai ulang terbuat dari keramik.
  • Ruangan serbaguna. Terdapat ruangan meeting yang bisa digunakan pengunjung yang membutuhkan ruangan khusus. Ruangan ini sedang direnovasi, agar tidak hanya menjadi ruangan meeting, juga perpustakaan yang kerap dibutuhkan pengunjung tertentu.
  • Membawa kendaraan pribadi? Jangan kaget di pagi hari, ketika akan menggunakan kendaraan roda 4, ternyata sudah kinclong.

ruangan serba guna

Berencana mengunjungi Kota Surakarta tanggal 13 Januari 2020, saya harus reschedule menjadi tanggal 22 Januari 2020.

Kisahnya bisa dibaca di:  “Reschedule” Tiket KAI Secara Online  yang (Katanya) Mudah

Ternyata perubahan jadwal tersebut membawa keberuntungan. Tingkat hunian di “Musafir Guest House” sedang sepi, sehingga saya dipersilakan check in pukul 6.00 pagi, tak lama sesudah menjejak stasiun kereta api Kota Surakarta. Serta check out pada pukul 17.00 keesokan harinya.

Keleluasaan diberikan pihak hotel untuk menyesuaikan jam kedatangan saya, dan kesempatan Bimo, anak saya menjemput keesokan harinya. Maklum Bimo baru pulang kantor kam 17.00 WIB. Walau bisa sih, Bimo menjemput sekitar pukul 12.00/waktu normal check out. Namun pak Suprapto menggeleng:

“Santai aja bu, selama kamar tidak sedang penuh, silakan check in dan check out sesuai waktunya putra ibu”.

Senang banget pastinya.


Mengapa Memilih “Musafir Guest House”?

Jadi, jika ada kawan yang meminta rekomendasi penginapan di Kota Surakarta, maka dengan mantap saya akan menyarankan “Musafir Guest House”, bahkan dibanding hotel bintang 5. Karena:

  1. Menerapkan konsep syariah sehingga tamu yang menginap merasa nyaman, seperti yang telah saya uraikan di atas.
  2. Homey. Merupakan bangunan tua yang berdiri tahun 1950, kamar dan suasana “Musafir Guest House” membuat tamu merasa betah. Jika tak ada aral melintang, saya ingin sekali tinggal disini selama sebulan. Menulis dan menelusuri Kota Solo. Sendirian dan tanpa beban.
  3. Terletak di pusat kuliner. Sesampainya di “Musafir Guest House”, Bimo segera mengajak sarapan. Ternyata, cukup dengan jalan kaki saya bisa kulineran tahu kupat yang terkenal di Kota Solo, juga soto Gading, janggelut, sosis solo serta sego liwet di sore hari. Destinasi yang menjadi target pemburu kuliner.
  4. Strategis. Terletak di pusat Kota Solo, dengan mudahnya tamu bisa mengunjungi Pasar Klewer, pusat batik Kota Surakarta. Pasar Gede, pasar bersejarah di Kota Surakarta, bahkan bisa berjalan kaki menelusuri kawasan keraton yang letaknya tak jauh dari “Musafir Guest House”
  5. Tersedia guide. Ingin mengeksplorasi Kota Solo dan sekitarnya? Sendirian atau sekeluarga, silakan menghubungi Bapak Soeprapto, Manager “Musafir Guest House”. Tersedia paket sesuai kebutuhan.

Jika ada yang saya sesalkan, penyebabnya adalah “Musafir Guest House” baru dibangun tahun 2018. Usianya masih muda. Andai telah ada 10 tahun lalu, pasti saya akan betah di Kota Solo.

Walau demikian tetap saya syukuri karena keberadaan “Musafir Guest House” menjadi oase bagi pengunjung Kota Surakarta yang ingin menikmati kota ini dengan nyaman dan sepuas mungkin.

pantry 24 jam (dok. Maria G Soemitro)




Pingin punya anak kembar?

Aduh, saya pingin banget punya anak perempuan kembar. Penyebabnya adik saya, 4 orang laki-laki. Anak saya, 3 laki-laki sebelum akhirnya lahir anak ke 4 yang Alhamdullilah, perempuan.곧

Namun, selama masa penantian, saya selalu berharap mengandung bayi kembar. Harapan pupus ketika dokter bilang kemungkinannya tipis. Faktor genetik/turunan, nggak ada di keluarga saya. Walau kini, ternyata memiliki anak kembar bisa direkayasa, rasanya kok nggak bersyukur atas karunia Allah, 3 anak ganteng dan 1 anak cantik yang tak kurang suatu apa.

Dalam drama Korea dan China, keberadaan anak kembar ternyata bisa diolah menjadi sumber konflik. Khusus genre sejarah/kerajaan, yang dibidik adalah keyakinan masyarakat yang masih mempercayai mistik, serta peran dukun/cenayang.

Seperti yang dikisahkan drama “Selection: The War Between Women”/ “Queen: Love and War, hanya dengan sebuah ramalan, cenayang bisa mengobrak abrik kehidupan masyarakat yang aman tentram. Ramalan tersebut mengatakan bahwa bayi kembar yang lahir dari keluarga bangsawan, pada tahun 1895 akan menyebabkan perubahan dunia.

Sontak, raja yang takut kekuasaannya goncang, mengeluarkan titah untuk membunuh semua anak kembar. Tanpa terkecuali.

Beberapa bayi kembar diam-diam disembunyikan, termasuk yang terjadi pada keluarga Kang Yi-Su. Anak kembarnya, Eun Ki dan Eun Bo disembunyikan hingga tak seorangpun tahu, kecuali sahabat Kang Yi Su, Baek Ja-Yong.

Si Kembar Eun Ki dan Eun Bo memiliki sifat yang berbeda. Eun Ki introvert dan lebih suka diam di rumah, menyulam serta membaca buku. Sedangkan Eun Bo, ekstrovert, ”nakal”, suka kelayapan, serta mengeksplorasi lingkungannya.

Semasa kecil, Eun Bo bertemu dan berpetualang dengan pangeran mahkota Lee Kyung, sosok yang 20 tahun kemudian menjadi raja dan bersikukuh menjadikan kekasih hatinya sebagai ratu.


Jin Se Yun sebagai Kang Eun-Bo, kembaran Ratu Eun Ki yang terpisah dari saudaranya, akibat harus bersembunyi, tak boleh menampakkan diri.

10 tahun mengalami amnesia, Eun Bo menjadi cenayang dan mendirikan Buyoung Agency, semacam agen detektif yang bekerja mencari info bagi mereka yang mau membayar.

Eun Bo sembuh dari amnesia ketika menyaksikan ayah kandungnya dicap sebagai penghianat dan diseret ke pengadilan.


Kim Min Kyu sebagai Lee Kyung, raja yang keukeuh sureukeuh ingin mengawini kekasihnya semaca kecil. Sikap yang membuat jiwa dan tahtanya terancam.

Karena posisi ratu selalu diincar oleh mereka yang haus kekuasaan, termasuk ibu suri, ibu kandung sang raja.


Do Sang Woo sebagai Lee Jae-Hwa, saudara sepupu raja yang diam-diam merencanakan pemberontakan.

Keserakahan tidak hanya membuatnya menginginkan kekuasaan raja, juga perempuan kekasih sang raja, Eun Bo.


Lee Si Un sebagai Wal, sahabat Eun Bo kala si gadis mengalami amnesia. Berkat kecerdasan Eun Bo, agency Buyoung yang dimiliki Wal kedatangan banyak pelanggan.

Nasib baik mendatangi Wal ketika Eun Bo menjadi selir sang raja. Wal diangkat sebagai pegawai kerajaan.


Lee Jae Yong sebagai Jo Heung-Gyeon, salah seorang menteri yang berkhianat. Berencana menyingkirkan raja, harapannya kandas ketika kejahatannya terbongkar.

Impian menjadi penguasa kembali timbul ketika pengeran Lee Jae-Hwa mengajak bersekutu. Keberadaan Eun Bo sebagai anak kembar dibongkar. Membuat raja mengalami dilema.


Son Byung Ho sebagai Kim Man-Chan, perdana menteri yang menjadi tangan kanan ibu suri.

Ibu suri yang berasal dari klan Kim, berusaha menjaga agar kekuasaan klan tidak goyah. Karena kekuasaan memuluskan penempatan jabatan strategis dipegang mereka.

Kim Man Chan berusaha menjadikan keponakannya terpilih sebagai ratu. Jika tidak berhasil, minimal menjadikannya selir dan melakukan cara kotor agar ratu dan selir yang lain menjadi mandul.


Sinopsis “Selection: The War Between Women”


Drama Korea “Selection: The War Between Women”/ “Queen: Love and War, diawali dengan peristiwa berdarah. Sekelompok orang tak dikenal menyergap upacara Cinyoung, arak-arakan raja membawa ratu baru. Ratu mati seketika, demikian juga raja yang mendapat tembakan di pelipisnya.

Kejadian tersebut dimanfaatkan pihak yang tak menyukai raja untuk memunculkan raja baru, pangeran Lee Jae-Hwa, yang selama ini disingkirkan karena dianggap keturunan pengkhianat.

Ternyata raja tidak tewas!

Raja yang dikira hidup kembali, menimbulkan kegoncangan. Rakyat dan pejabat butuh jawaban. Akhirnya diputuskan, “hidup kembali”nya raja sebagai kemuliaan. Sedangkan untuk tumbal peristiwa tersebut ditetapkan orang tua ratu yang tewas, Kang Yi-Su. Pengadilan membutuhkan kambing hitam.

Paska hukuman mati Kang Yi Su, kerajaan kembali membuka ajang pemilihan ratu.

Eun Bo mengikuti ajang tersebut, berebut tempat dengan putri bangsawan yang lain. Tekadnya satu: mencari pembunuh kakaknya, Eun Ki, kemudian melancarkan balas dendam pada sang raja yang telah menjatuhkan hukuman mati pada ayah kandungnya.

Tak dinyana, Eun Bo menemukan fakta bahwa sang raja tak pernah melupakan ikrar cintanya.

Di pihak lain, Eun Bo menyadari bahwa dirinya dimanfaatkan kelompok yang akan menggulingkan raja. Kelompok tersebut semula beranggotakan ayahnya, sahabat-sahabat ayahnya serta pangeran Lee Jae-Hwa.


Review  “Selection: The War Between Women”

Walau tercantum kata ‘perang” , namun penonton “Queen: Love and War atau “The War Between Women”, harus siap-siap kecewa.

Karena pengertian “perang” disini adalah konflik yang menyertai perjalanan hidup si kembar Eun Ki dan Eun Bo menjadi ratu. Dimulai dari kontroversi terpilihnya anak bangsawan daerah selatan yang mampu mengalahkan putri para menteri, hingga keberadaan mereka sebagai anak kembar.

Jika penonton berharap ekspektasi lebih, mungkin komentar ini bisa mewakili:
“Gini dunk adegan kissnya gak cuman nempel ajah walaupun zaman Joseon haha akhirnya tidur bareng”
Alamak ......😕😕

Komentar yang saya ambil dari salah satu situs drama Korea, mungkin cerminan penonton yang butuh hiburan saja. Ngga peduli ceritanya runut atau tidak. Masuk akal atau tidak.

Padahal, jika dibandingkan drama Tionghoa berlatar belakang kerajaan, drama Korea jelas kalah telak. Setting istana beserta isi drama Tionghoa indah bukan main. Pakaian aktor dan aktrisnya melambai cantik.

Untuk setting, drama Korea kelelep!

Karena itu butuh plot dan ide cerita yang ciamik seperti Rookie Historian Goo Hae Ryung agar bisa bersaing.

Baca juga: Rookie Historian Goo Hae Ryung, Sejarah (Bukan) Milik Penguasa

“Queen: Love and War” seperti sekedar kisah rekaan penulis skenario yang ditempelkan pada drama history era Joseon. Tanpa kedalaman. Atau mungkinkah 16 episode terlalu pendek?

Konflik atau “war” yang disusun terasa melompat-lompat. Kisah si tomboy Eun Bo kurang greget. Ga heran, penonton akhirnya memilih adegan kisseu sebagai unggulan.

Walau jujur, saya melihat adegan kisah kasih Eun Bo dan raja hanya sekedar daging bertemu daging. Ngga ada romantisme yang bikin greget nan baper.

Adegan suami istri kan ngga harus vulgar? Ketika sang raja menarik pita baju istrinya, nggak mungkin kan artinya ngajak jalan-jalan ke taman?

Kim Min Kyu yang mendapat peran utama untuk pertama kalinya, sebetulnya bermain cukup menawan. Sayang, chemistry bareng Jin Se Yun kurang terjalin. Kemungkinan plot kisah yang nggak mulus membuat kisah kasih mereka terasa kehilangan benang merah.

Salah satunya ketika Eun Bo diajak raja melihat-lihat lokasi persembunyian mereka dulu, hati Eun Bo langsung luluh, ngga marah lagi pada raja yang memberi perintah pemenggalan ayah kandungnya.

Padahal 10 tahun lalu, gara-gara tanda tangan sang raja, ayah Eun Bo diasingkan ke pulau Jeju. Eun Bo harus berpisah dengan keluarga, kehilangan ingatan dan hidup terlunta-lunta.


Penonton Korea Selatan nampaknya setuju dengan opini saya, terbukti hasil raihan rating Selection: “The War Between Women” yang kurang bagus, walau bertabur bintang muda nan berbakat.

Profile
Drama: Selection: The War Between Women (literal title)
Revised romanization: Gantaek: Yeoindeului Jeonjaeng
Hangul: 간택 - 여인들의 전쟁
Director: Kim Jung-Min
Writer: Choi Soo-Mi
Network: TV Chosun
Episodes: 16
Release Date: December 14, 2019 - February 9, 2020
Runtime: Saturday & Sunday 22:50
Language: Korean
Country: South Korea


Newer Posts Older Posts Home

Search This Blog

ABOUT ME



Assalamualaikum, hai saya Maria G Soemitro, mantan chief accounting yang menyukai sisik melik environment, cooking dan drama Korea,  saya bisa dihubungi di : ambu_langit@yahoo.com
Selengkapnya tentang saya bisa klik disini, penghargaan yang saya peroleh ada disini

Pertemanan

Follow by Email

Translate

POPULAR POSTS

  • Graceful Family, Mencari Pengakuan Ibu Kandung
  • Nasi Tutug Oncom, Makanan Wong Cilik Anu Kacida Raosna!
  • Jangan Ngebakso Sultan ya, Ntar Ketagihan Lho!
  • 5 Rekomendasi Channel Food YouTuber Untuk Usaha Kuliner
  • Mau Usaha Kuliner di Masa Pandemi Covid 19? Simak 5 Langkah Awalnya!

Featured Post

Hyena, Kisah Tentang Cinta Tom and Jerry

Hyena (Drama Korea) Kisah Tentang Cinta Tom & Jerry  Tom & Jerry, pasti familier dengan kisah mereka bukan? Tom, si kucing selalu be...

Categories

  • lifestyle 194
  • review 112
  • drama korea 79
  • kuliner 75
  • healthy 53
  • blogging 49
  • review kuliner 37
  • finansial 36
  • budaya 26
  • travelling 19
  • Environment 17
  • beauty 14
  • fiksi 14
  • Zero Waste Lifestyle 13
Powered by Blogger.
Powered By Blogger

Blog Archive

  • ►  2021 (11)
    • ►  January (11)
  • ▼  2020 (188)
    • ►  December (11)
    • ►  November (20)
    • ►  October (16)
    • ►  September (17)
    • ►  August (10)
    • ►  July (12)
    • ►  June (6)
    • ►  May (23)
    • ►  April (26)
    • ►  March (19)
    • ▼  February (9)
      • Mie Glosor, Kuliner Sukabumi yang Beken di Bogor
      • Yuk, Goyang Lidahmu Dengan Mie Kocok Saad Anu Raos...
      • Bareng Artis, Wisata Religi ke Syaamil Quran
      • Beras Singkong, Simbol Kedaulatan Pangan dari Hutan
      • Semalam di Musafir Guest House, Penginapan Syar'i ...
      • Queen: Love and War, Tragedi Cinta Anak Kembar
      • Namaku Asep, Aku Pemulung
      • Berkebun Tomat, Cara Cerdas Hindari Kanker
      • Woman of 9.9 Billion, Terbakar Uang Panas
    • ►  January (19)
  • ►  2019 (112)
    • ►  December (7)
    • ►  November (6)
    • ►  October (8)
    • ►  September (12)
    • ►  August (6)
    • ►  July (11)
    • ►  June (9)
    • ►  May (28)
    • ►  April (13)
    • ►  March (6)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2018 (54)
    • ►  December (4)
    • ►  November (16)
    • ►  October (5)
    • ►  September (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (6)
    • ►  June (4)
    • ►  May (5)
    • ►  April (5)
    • ►  March (5)
  • ►  2017 (53)
    • ►  December (9)
    • ►  November (5)
    • ►  October (3)
    • ►  September (8)
    • ►  August (2)
    • ►  July (5)
    • ►  June (6)
    • ►  May (9)
    • ►  April (3)
    • ►  March (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2016 (5)
    • ►  November (2)
    • ►  January (3)
  • ►  2015 (25)
    • ►  October (1)
    • ►  September (14)
    • ►  March (2)
    • ►  February (8)
  • ►  2014 (2)
    • ►  December (2)

SUBSCRIBE & FOLLOW

SUBSCRIBE NEWLETTER

Popular Posts

  • Graceful Family, Mencari Pengakuan Ibu Kandung
    “Kau adalah kegagalan” “Aku bahkan tak bisa membuangmu” Pernah melihat atau mendengar seorang ibu berkata begitu kejam dengan ...
  • Nasi Tutug Oncom, Makanan Wong Cilik Anu Kacida Raosna!
    “Mbak, beli nasi tutug oncomnya ya?” Begitu sapaan Suzy setiap berpapasan di area Taruna Bakti Bandung, lokasi anak-anak saya dan...
  • Jangan Ngebakso Sultan ya, Ntar Ketagihan Lho!
    “Bakso Bandung enak semua”, kata Azizah Azizah, tetangga sebelah rumah saya di Cigadung.   Baru pulang dari tugasnya berbu...
  • 5 Rekomendasi Channel Food YouTuber Untuk Usaha Kuliner
      “Apa yang bisa membuatmu merasa happy?” Jika saya mendapat pertanyaan tersebut, jawabannya adalah ilmu/wawasan baru. Ilmu/wawasan baru...
  • Mau Usaha Kuliner di Masa Pandemi Covid 19? Simak 5 Langkah Awalnya!
      Rebecca (Becky) Bloomwood dalam novel Confessions of a Shopaholic yang ditulis Sophie Kinsella, mendapat nasehat dari ayahnya: “Berhemat...

Lifestyle

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates