Queen: Love and War, Tragedi Cinta Anak Kembar


Pingin punya anak kembar?

Aduh, saya pingin banget punya anak perempuan kembar. Penyebabnya adik saya, 4 orang laki-laki. Anak saya, 3 laki-laki sebelum akhirnya lahir anak ke 4 yang Alhamdullilah, perempuan.곧

Namun, selama masa penantian, saya selalu berharap mengandung bayi kembar. Harapan pupus ketika dokter bilang kemungkinannya tipis. Faktor genetik/turunan, nggak ada di keluarga saya. Walau kini, ternyata memiliki anak kembar bisa direkayasa, rasanya kok nggak bersyukur atas karunia Allah, 3 anak ganteng dan 1 anak cantik yang tak kurang suatu apa.

Dalam drama Korea dan China, keberadaan anak kembar ternyata bisa diolah menjadi sumber konflik. Khusus genre sejarah/kerajaan, yang dibidik adalah keyakinan masyarakat yang masih mempercayai mistik, serta peran dukun/cenayang.

Seperti yang dikisahkan drama “Selection: The War Between Women”/ “Queen: Love and War, hanya dengan sebuah ramalan, cenayang bisa mengobrak abrik kehidupan masyarakat yang aman tentram. Ramalan tersebut mengatakan bahwa bayi kembar yang lahir dari keluarga bangsawan, pada tahun 1895 akan menyebabkan perubahan dunia.

Sontak, raja yang takut kekuasaannya goncang, mengeluarkan titah untuk membunuh semua anak kembar. Tanpa terkecuali.

Beberapa bayi kembar diam-diam disembunyikan, termasuk yang terjadi pada keluarga Kang Yi-Su. Anak kembarnya, Eun Ki dan Eun Bo disembunyikan hingga tak seorangpun tahu, kecuali sahabat Kang Yi Su, Baek Ja-Yong.

Si Kembar Eun Ki dan Eun Bo memiliki sifat yang berbeda. Eun Ki introvert dan lebih suka diam di rumah, menyulam serta membaca buku. Sedangkan Eun Bo, ekstrovert, ”nakal”, suka kelayapan, serta mengeksplorasi lingkungannya.

Semasa kecil, Eun Bo bertemu dan berpetualang dengan pangeran mahkota Lee Kyung, sosok yang 20 tahun kemudian menjadi raja dan bersikukuh menjadikan kekasih hatinya sebagai ratu.


Jin Se Yun sebagai Kang Eun-Bo, kembaran Ratu Eun Ki yang terpisah dari saudaranya, akibat harus bersembunyi, tak boleh menampakkan diri.

10 tahun mengalami amnesia, Eun Bo menjadi cenayang dan mendirikan Buyoung Agency, semacam agen detektif yang bekerja mencari info bagi mereka yang mau membayar.

Eun Bo sembuh dari amnesia ketika menyaksikan ayah kandungnya dicap sebagai penghianat dan diseret ke pengadilan.


Kim Min Kyu sebagai Lee Kyung, raja yang keukeuh sureukeuh ingin mengawini kekasihnya semaca kecil. Sikap yang membuat jiwa dan tahtanya terancam.

Karena posisi ratu selalu diincar oleh mereka yang haus kekuasaan, termasuk ibu suri, ibu kandung sang raja.


Do Sang Woo sebagai Lee Jae-Hwa, saudara sepupu raja yang diam-diam merencanakan pemberontakan.

Keserakahan tidak hanya membuatnya menginginkan kekuasaan raja, juga perempuan kekasih sang raja, Eun Bo.


Lee Si Un sebagai Wal, sahabat Eun Bo kala si gadis mengalami amnesia. Berkat kecerdasan Eun Bo, agency Buyoung yang dimiliki Wal kedatangan banyak pelanggan.

Nasib baik mendatangi Wal ketika Eun Bo menjadi selir sang raja. Wal diangkat sebagai pegawai kerajaan.


Lee Jae Yong sebagai Jo Heung-Gyeon, salah seorang menteri yang berkhianat. Berencana menyingkirkan raja, harapannya kandas ketika kejahatannya terbongkar.

Impian menjadi penguasa kembali timbul ketika pengeran Lee Jae-Hwa mengajak bersekutu. Keberadaan Eun Bo sebagai anak kembar dibongkar. Membuat raja mengalami dilema.


Son Byung Ho sebagai Kim Man-Chan, perdana menteri yang menjadi tangan kanan ibu suri.

Ibu suri yang berasal dari klan Kim, berusaha menjaga agar kekuasaan klan tidak goyah. Karena kekuasaan memuluskan penempatan jabatan strategis dipegang mereka.

Kim Man Chan berusaha menjadikan keponakannya terpilih sebagai ratu. Jika tidak berhasil, minimal menjadikannya selir dan melakukan cara kotor agar ratu dan selir yang lain menjadi mandul.


Sinopsis “Selection: The War Between Women”


Drama Korea “Selection: The War Between Women”/ “Queen: Love and War, diawali dengan peristiwa berdarah. Sekelompok orang tak dikenal menyergap upacara Cinyoung, arak-arakan raja membawa ratu baru. Ratu mati seketika, demikian juga raja yang mendapat tembakan di pelipisnya.

Kejadian tersebut dimanfaatkan pihak yang tak menyukai raja untuk memunculkan raja baru, pangeran Lee Jae-Hwa, yang selama ini disingkirkan karena dianggap keturunan pengkhianat.

Ternyata raja tidak tewas!

Raja yang dikira hidup kembali, menimbulkan kegoncangan. Rakyat dan pejabat butuh jawaban. Akhirnya diputuskan, “hidup kembali”nya raja sebagai kemuliaan. Sedangkan untuk tumbal peristiwa tersebut ditetapkan orang tua ratu yang tewas, Kang Yi-Su. Pengadilan membutuhkan kambing hitam.

Paska hukuman mati Kang Yi Su, kerajaan kembali membuka ajang pemilihan ratu.

Eun Bo mengikuti ajang tersebut, berebut tempat dengan putri bangsawan yang lain. Tekadnya satu: mencari pembunuh kakaknya, Eun Ki, kemudian melancarkan balas dendam pada sang raja yang telah menjatuhkan hukuman mati pada ayah kandungnya.

Tak dinyana, Eun Bo menemukan fakta bahwa sang raja tak pernah melupakan ikrar cintanya.

Di pihak lain, Eun Bo menyadari bahwa dirinya dimanfaatkan kelompok yang akan menggulingkan raja. Kelompok tersebut semula beranggotakan ayahnya, sahabat-sahabat ayahnya serta pangeran Lee Jae-Hwa.


Review  “Selection: The War Between Women”

Walau tercantum kata ‘perang” , namun penonton “Queen: Love and War atau “The War Between Women”, harus siap-siap kecewa.

Karena pengertian “perang” disini adalah konflik yang menyertai perjalanan hidup si kembar Eun Ki dan Eun Bo menjadi ratu. Dimulai dari kontroversi terpilihnya anak bangsawan daerah selatan yang mampu mengalahkan putri para menteri, hingga keberadaan mereka sebagai anak kembar.

Jika penonton berharap ekspektasi lebih, mungkin komentar ini bisa mewakili:
“Gini dunk adegan kissnya gak cuman nempel ajah walaupun zaman Joseon haha akhirnya tidur bareng”
Alamak ......😕😕

Komentar yang saya ambil dari salah satu situs drama Korea, mungkin cerminan penonton yang butuh hiburan saja. Ngga peduli ceritanya runut atau tidak. Masuk akal atau tidak.

Padahal, jika dibandingkan drama Tionghoa berlatar belakang kerajaan, drama Korea jelas kalah telak. Setting istana beserta isi drama Tionghoa indah bukan main. Pakaian aktor dan aktrisnya melambai cantik.

Untuk setting, drama Korea kelelep!

Karena itu butuh plot dan ide cerita yang ciamik seperti Rookie Historian Goo Hae Ryung agar bisa bersaing.

Baca juga: Rookie Historian Goo Hae Ryung, Sejarah (Bukan) Milik Penguasa

“Queen: Love and War” seperti sekedar kisah rekaan penulis skenario yang ditempelkan pada drama history era Joseon. Tanpa kedalaman. Atau mungkinkah 16 episode terlalu pendek?

Konflik atau “war” yang disusun terasa melompat-lompat. Kisah si tomboy Eun Bo kurang greget. Ga heran, penonton akhirnya memilih adegan kisseu sebagai unggulan.

Walau jujur, saya melihat adegan kisah kasih Eun Bo dan raja hanya sekedar daging bertemu daging. Ngga ada romantisme yang bikin greget nan baper.

Adegan suami istri kan ngga harus vulgar? Ketika sang raja menarik pita baju istrinya, nggak mungkin kan artinya ngajak jalan-jalan ke taman?

Kim Min Kyu yang mendapat peran utama untuk pertama kalinya, sebetulnya bermain cukup menawan. Sayang, chemistry bareng Jin Se Yun kurang terjalin. Kemungkinan plot kisah yang nggak mulus membuat kisah kasih mereka terasa kehilangan benang merah.

Salah satunya ketika Eun Bo diajak raja melihat-lihat lokasi persembunyian mereka dulu, hati Eun Bo langsung luluh, ngga marah lagi pada raja yang memberi perintah pemenggalan ayah kandungnya.

Padahal 10 tahun lalu, gara-gara tanda tangan sang raja, ayah Eun Bo diasingkan ke pulau Jeju. Eun Bo harus berpisah dengan keluarga, kehilangan ingatan dan hidup terlunta-lunta.


Penonton Korea Selatan nampaknya setuju dengan opini saya, terbukti hasil raihan rating Selection: “The War Between Women” yang kurang bagus, walau bertabur bintang muda nan berbakat.

Profile
Drama: Selection: The War Between Women (literal title)
Revised romanization: Gantaek: Yeoindeului Jeonjaeng
Hangul: 간택 - 여인들의 전쟁
Director: Kim Jung-Min
Writer: Choi Soo-Mi
Network: TV Chosun
Episodes: 16
Release Date: December 14, 2019 - February 9, 2020
Runtime: Saturday & Sunday 22:50
Language: Korean
Country: South Korea


22 comments

  1. Baca review ini asyik banget. Makin rajin review Drakor busa nulis novel loh, Mbk.

    ReplyDelete
  2. Hai mba, aslinya aku tidak begitu tertarik dengan Drakor, tapi abis baca review nya si mba, jadi kepingin nonton drakornya..tx mba nyaa

    ReplyDelete
  3. DRakor tuh kok temanya adaaaaa ada ya. perihal anak kembar bisa jadi ide drakor yg cihuy bnget. Super WOW

    ReplyDelete
  4. Untung judulnya Queen: Love and War ya Mbak... jadi bisa barengan tuh cinta dan perangnya. kl atau kan mesti milih salah satu. Btw aku ter uhuk-uhuk pas baca yang daging ketemu daging, Mbak, ahaha

    ReplyDelete
  5. Keren deh mbu cara nger3viewnya serasa ijutan nonton, korea 16 episode mmg terlalu singkat sih menurutku jd kdg endingnya kek gantung atau dipaksakan

    ReplyDelete
  6. Jadi ini meski judulnya ada War-nya tapi enggak ada pernagnya..baiklah, perang batin berati ya
    Aku baca reviewnya bayangin cerita agak mbulet..ternyata bener kurang kuat di plot. Padahal latar kerajaan keren lho

    ReplyDelete
  7. Aku sangat suka sebuah cerita yang kolosal, dengan latar belakang kerajaan dan pakaian-pakaian adatnya. Belum pernah sih nonton film kolosalnya Korea karena belum menjadi penggemar drakor. Kalau punya China, dulu suka banget sama Curse of the Golden Flower. Itu kereeen banget.

    Tapi ide ceritanya - terlepas dulu pernah terjadi atau tidak soal anak kembar itu - patut diacungi jempol, lho. Ini sebuah cerita yang nggak biasa.

    ReplyDelete
  8. Di film2 Korea itu kok ibu suri itu banyakan yg jahat yaaa. Hahahaha. Kadang suka kesal sendiri. Anaknya jadi raja trus punya ratu kok envy siiiiih. Cuma Princess Hours aja kayaknya yg ibu surinya baik. Ini menarik mba filmnya.

    ReplyDelete
  9. Ahh ambuuu aku jadi pengen nonton ini soalnya aku paling suka nonton film yang latarnya kerajaan-kerajaan gini. Keren deh ambu ngereviewnya

    ReplyDelete
  10. Keren ya Mbk emang penuh kejutan Drakor ini, aku suka tema kerajaan, cantik bajunya dan istananya bikin mupeng hehe...

    ReplyDelete
  11. Saya juga pengeen punya anak kembar. Ngebayanginnya asyik. Anak sy dua cowok semua :) Alhamdulillah tetap menyenangkan bersama mereka.

    Drakornya kayaknya seru banget. Perebutan kekuasaan.. Plus cenayangnya ini bikin beda haha..

    ReplyDelete
  12. Agendakan untuk menonton ah, udah 2 bulan ga nonton drama ataupun film wakakak dikejar deadline novel. Sekarang udah mayan leyeh2. Mau nonton ini ah.

    ReplyDelete
  13. Tiap mau nonton males trus nih, tapi setelah baca review jadi penasaran. Oke lah nanti malam saya nonton dramanya. Terimakasih mbak

    ReplyDelete
  14. Dari dulu juga saya pengen punya anak kembar, hehe keliatanya lucu aja ya kalau punya anak yang wajahnya sama persis gitu walay ngerawatnya pasti nggak mudah wkwk. Btw review yang menarik Ambu setidaknya ini bisa jadi pertimbangan buat saya untuk ikutan film love and war ini atau tidak.

    ReplyDelete
  15. Saya gak pernah nonton drama korea, tapi seringnya ya gini..baca-baca review yang dituliskan teman-teman blogger. Jadi yaa bisa dibilang "tahu dikitlah"..

    ReplyDelete
  16. ahhh tos Ambu, saya juga pengen punya anak kembar juga, sama sih gak ada gen juga dari saya ataupun suami, hehe

    Btw, keren nih filmnya, drakor selalu pinter ngangkat hal-hal sederhana jadi tontonan yang menarik dan bikin penasarannn

    ReplyDelete
  17. aiiih, bahas cinta jadi mengenang masa lalu ya karena di usia kepala tiga begini rasanya, entahlah tak terkata

    ReplyDelete
  18. Aku belom nonton nih drama ini. Belom sempet aja. Segera deh,udah kangen aku nonton film sageuk.

    ReplyDelete
  19. Salah satunya ketika Eun Bo diajak raja melihat-lihat lokasi persembunyian mereka dulu, hati Eun Bo langsung luluh, ngga marah lagi pada raja yang memberi perintah pemenggalan ayah kandungnya.

    Suka sama part ini. Saya sampai ikutan nyeletuk, "Lah iya lho."

    Senang deh baca review-nya, mendalam sekali.

    ReplyDelete
  20. Kayaknya saya ga jadi donlot deh dramanya pas baca review Mba Maria. Ga ada chemestry cintanya agak2 hambar. Apalagi temanya kerajaan. Pasti banyak kelicikan2 buat merebut kekuasaan. Aah.. jadi males deh.

    ReplyDelete
  21. apa cuma saya yang baca reviewnya jadi nggak terlalu minat ama filmnya

    ReplyDelete
  22. Setelah lam atidak menonton drakor, akhirnya saya menonton kembali. Memang agak kecewa dan jadi menyepelekan karena sejak awal tahu kok endingnya gimana. Saya juga menulis review-nya di blog.

    ReplyDelete