When Life Gives You Tangerines, Terima Kasih Karena Anda Telah Bekerja Keras!

 
maria-g-soemitro.com

When Life Gives You Tangerines, Terima Kasih Karena Anda Telah Bekerja Keras!

Apa arti “tangerines”? Menurut Google Translate, tangerines adalah jeruk keprok. Jadi, judul drama Korea “When Life Gives You Tangerines” berarti “ketika hidup memberimu jeruk keprok” ?

Ternyata judul drama Korea yang diperankan IU dan Park Bo-gum ini terkait dengan quote terkenal, yaitu:"When life gives you lemons, make lemonade" yang artinya kurang lebih adalah: Ketika hidupmu dipenuhi kesulitan, cobalah untuk mengubahnya menjadi sesuatu yang positif atau bermanfaat. 

Quote senada juga bisa ditemukan di masyarakat Tanah Air, yakni  “nasi telah menjadi bubur”. Mereka yang optimis kerap menambahkan kalimat: Buatlah bubur menjadi santapan yang lezat dengan menambahkan kerupuk, emping, suwiran ayam, irisan telur dan kondimen serta bumbu lain.

Sedangkan quote “When life gives you lemons, make lemonade”, punya penjelasan sebagai berikut:

"When life gives you lemons"

(ketika hidup memberikanmu lemon) melambangkan kesulitan, masalah, atau hal-hal yang tidak menyenangkan yang terjadi dalam setiap kehidupan.

"make lemonade"

(buatlah limun) berarti mengubah kesulitan tersebut menjadi sesuatu yang positif atau bermanfaat. Lemon yang asam dibuat limun atau sirop yang rasanya manis, menunjukkan bahwa hal-hal yang buruk bisa diubah menjadi sesuatu yang baik.

Atau dengan kata lain: Tetaplah optimis. Sewaktu menemui rintangan, carilah cara agar bisa mengubah masalah menjadi peluang.

Drama Korea “When Life Gives You Tangerines” sendiri sebetulnya mempunyai judul dalam Bahasa Korea, yaitu “Pokssak Sogatsuda”, yang berarti: "Anda telah bekerja keras."

Selaku platform streaming, Netflix mengubah judul menjadi  “When Life Gives You Tangerines”.  Lemon diganti menjadi tangerine (jeruk keprok), sesuai dengan  Pulau Jeju sebagai kawasan penghasil jeruk keprok.

Bagaimana hasil dramanya? Ternyata gak mengecewakan, bahkan sangat sukses.  Drama Korea “When Life Gives You Tangerines” berhasil menyabet 8 nominasi dalam 61st Baeksang Arts Awards, yaitu:

  • Best Picture (Drama)
  • Best Director
  • Best Screenplay
  • Best Actor - Park Bogum
  • Best Actress - IU
  • Best Supporting Actor - Choi Dae hoon
  • Best Supporting Actress - Yeom Hye-ran
  • Best New Actress - Kim Taeyeon

Kesuksesan drama “When Life Gives You Tangerines” yang diperankan IU dan Park Bogum ini tentu saja disebabkan banyak hal. Seperti apa? Yuk kita bahas:

 Baca juga drama IU lainnya:

Moon Lovers: Scarlet Heart Ryeo, Anak Perawan di Sarang Pangeran

Hotel Del Luna, Menembus Batas Fantasi Hong Sisters

My Mister, (Lagi) Gara Gara Istri Selingkuh

maria-g-soemitro.com

IU sebagai Oh Ae-Sun

Bahkan rintik hujan yang halus

Bisa melukai daun muda

Terlahir dari rahim seorang hanyeo miskin, nasib Oh Ae-Sun bertambah pahit setelah ayahnya meninggal dan ibunya menikah lagi. 

Oh Ae-Sun harus tinggal di rumah keluarga mendiang ayahnya. Selain sang nenek, di sana tinggal pula paman dan bibinya serta anak semata wayang mereka, Oh Jong-Gu.

Karena “hanya” anak perempuan, Oh Ae-Sun di rumah ini gak dianggap. Sungguh berbeda dengan Oh Jong-Gu yang selalu dinomor satukan karena merupakan anak/cucu laki-laki.

Beruntung ada Yang Gwan-Sik yang selalu membuntuti kemana pun Oh Ae-Sun pergi. Yang Gwan-Sik  membantu mengurangi duka dan rasa sakit Oh Ae-Sun. Seperti ketika Oh Ae-Sun ketakutan gigi bungsunya tanggal, Yang Gwan-Sik ikut mengikat giginya.

maria-g-soemitro.com

Park Bo-Gum sebagai  Yang Gwan-Sik

Rintihan suara ayah

Mengalahkan debur ombak

Berbeda dengan Oh Ae-Sun, nasib Yang Gwan-Sik lebih beruntung. Dia menjadi anak laki-laki satu-satunya keluarga Yang, sehingga menjadi kebanggaan nenek dan ibunya.

Padahal nilai akademisnya tak terlalu bagus, kalah jauh dibanding Oh Ae-Sun, anak perempuan yang dipujanya, dan dibuntuti kemana pun pergi. Termasuk ketika pujaannya memutuskan melarikan diri ke Busan, keduanya mencuri harta keluarga agar bisa hidup di Busan.

maria-g-soemitro.com

Synopsis Drama Korea When Life Gives You Tangerines

Di Jeju, lebih baik terlahir sebagai sapi

Daripada menjadi perempuan

Demikian kata Jeon Gwang-Rye, seorang hanyeo, penyelam hasil laut yang tinggal di  desa Dodong-ri, Pulau Jeju. Sepeninggal suaminya, dia harus menitipkan anak perempuannya, Oh Ae-Sun pada keluarga mendiang suaminya, sementara dia menikah lagi dan memiliki 2 anak dari suami baru.

Keperempuanan Oh Ae-Sun juga membuatnya bernasib malang. Walau nilai-nilai akademisnya selalu bagus, dia menjadi sosok yang tak diinginkan di rumah keluarga besar mendiang ayahnya.

Sungguh berbeda dengan  Oh Jong-Gu, anak laki-laki pamannya yang selalu dinomor satukan. Oh Jong-Gu yang malas dan bodoh itu juga selalu mendapat lauk pauk, dari hasil tangkapan ikan terbaik.

Oh Ae-Sun bercita-cita ingin melanjutkan kuliah di Seoul. Selain cerdas secara akademis, Oh Ae-Sun pandai membuat puisi, bahkan kala di sekolah lanjutan pernah memenangkan lomba.

Sayang, impian Oh Ae-Sun sulit terwujud. Keluarga mereka sangat miskin. Oh Ae-Sun juga “hanya” perempuan, tak ada keluarga yang mau menginvestasikan uangnya untuk pendidikan seorang anak perempuan.

Kematian sang ibu membuat Oh Ae-Sun semakin terikat di Pulau Jeju. Ayah tirinya yang kesulitan mengurus anaknya yang masih balita, berjanji akan membiayai sekolah Oh Ae-Sun asalkan mau merawat kedua adik tirinya  dan membantunya di ladang kubis. 

Namun ternyata janji tinggal janji. Ayah tirinya menggunakan keinginan Oh Ae-Sun bersekolah untuk kepentingannya pribadi. Diam-diam dia malah berkencan dengan seorang perempuan.

Marah karena merasa ditipu, suatu malam Oh Ae-Sun bersama  Yang Gwan-Sik melarikan diri ke Busan.

Ya, untunglah ada Yang Gwan-Sik, pria yang sejak berumur 10 tahun selalu ada disampingnya. Yang Gwan-Sik memberinya ikan croaker. Yang Gwan-Sik juga membantunya berjualan kubis hasil ladang ayah tiri Oh Ae-Sun.

Kepergian kedua anak remaja ini ke Busan ternyata menjadi penentu arah nasib. Walaupun ibu Yang Gwan-Sik membawa mereka pulang ke Jeju, namun Oh Ae-Sun menemukan bahwa dia tak bisa hidup tanpa Yang Gwan-Sik.

Demikian pula dengan Yang Gwan-Sik. Kepergian mengejar prestasi olahraga ke Seoul batal, dan keduanya menikah serta terpaksa tinggal di Dodong-ri. 

Untuk menafkahi keluarganya, Yang Gwan-Sik menjadi nelayan miskin yang  sangat tergantung pada kedermawanan kapten kapal, sedangkan Oh Ae-Sun mejadi menantu keluarga Yang Gwan-Sik yang memperlakukannya sebagai “orang belakang”.

Suatu peristiwa membuat Yang Gwan-Sik membuat keputusan besar. Anak perempuannya, Yang Geum-Myeong akan dijadikan hanyeo oleh neneknya. Hal yang membuat Oh Ae-Sun marah dan membalik meja upacara. 

Yang Gwan-Sik tentu saja mendukung Oh Ae-Sun. Dia membawa istri dan anaknya keluar dari rumah keluarga besar dan mulai merintis hidup mandiri dengan tinggal di rumah sewaan.

Jika pergi bersama-sama

100 km serasa 10 km

maria-g-soemitro.com

Review Drama Korea When Life Gives You Tangerines

Duka seorang ibu yang kehilangan anak

Lebih dalam dari lautan

Mendapat rating rating 9,4/10 dari Mydramalist, dan rating 9,3/10 dari IMDb, sebagus itukah drama Korea “When Life Gives You Tangerines”?

Ternyata memang keren, gak heran 61st Baeksang Arts Awards,atau ajang penghargaan paling bergengsi untuk insan seni di Korea Selatan, memberi drama ini 8 nominasi.

Drama Korea “When Life Gives You Tangerines” diawali dengan lagu khas di setiap episodenya, mengingatkan  pada drama Korea yang fenomenal “Jewel in the Palace”,  drama ini juga berkisah tentang perjalanan hidup, hal yang  bakal membosankan jika tak hati-hati dalam menggarapnya.

Untunglah kerja sama Im Sang-Choon sebagai penulis scenario dan sutradara Kim Won-Suk sukses menyajikan kisah drama yang tidak hanya membetot perhatian penonton karena related dengan kehidupan sehari-hari, seperti:

Kehidupan mirip roda yang berputar, terkadang di atas, kemudian turun kembali ke bawah. Jadi bersiaplah karena semua terjadi merupakan sebab akibat.

Setiap ada pintu yang tertutup, percayalah akan ada pintu lainnya yang menunggu untuk dibuka.

Tentu saja, selain Im Sang-Choon dan Kim Won-Suk, akting para pemain juga sangat menentukan kesuksesan drama Korea “When Life Gives You Tangerines” yang berkisah tentang 3 generasi.

maria-g-soemitro.com

Tersaji dalam fragmen maju mundur, penonton dengan mudah bisa membedakan IU ketika berperan sebagai Oh Ae-Sun, maupun kala sebagai Yang Geum-Myeong, anak Oh Ae-Sun. Bukan saja disebabkan akting IU yang keren, juga detail riasan dan kostum, walau tanpa perbedaan gradasi warna, penanda perbedaan waktu.

Yang bikin gemes lainnya adalah chemistry antara IU dan Bo Gum. Huhuhu sambil menulis ini masih kebayang deh tangan Oh Ae-Sun (IU) yang masuk ke saku Yang Gwan-Sik (Park Bo-Gum). Lucu sekaligus terasa hangat di dada.

Aliran emosi yang manis dan hangat berubah jadi murung dan pingin ikutan nangis ketika keluarga muda ini kehilangan anak. Parah sih ini, kebayang rasanya ditinggal mati anak yang masih balita, yang lagi lucu-lucunya.

Luka ditinggal seorang anak

Akan tersimpan di hati yang terdalam

Saat orang tua meninggal, kita akan merelakan mereka

Jika anak meninggal, dia akan hidup di sini (dalam dada)

Quotes bagus memang bertaburan dalam drama Korea “When Life Gives You Tangerines”. Sebagai ortu tentu saja quote yang related bikin saya nangis, salah satunya wejangan tentang adik Geum-Myeong yang rebel:

Kau melahirkan tubuhnya

Bukan pikirannya

Kisah yang bagus ditunjang sinematografi yang terasa puitis membuat drama Korea “When Life Gives You Tangerines” tidak hanya layak memperoleh nominasi 61st Baeksang Arts Awards, juga memenangkannya. 

Setuju ya?

Baca juga drama Park Bo-Gum lainnya:

Record of Youth, Perjuangan si Sendok Kotor Meraih Impian

Love in the Moonlight, Indahnya Cinta Terlarang


Profile


    Drama: When Life Gives You Tangerines (English title) / Thank You for Your Hard Work (literal title)

    Revised romanization: Pokssak Sokatsooda

    Hangul: 폭싹 속았수다

    Director: Kim Won-Suk

    Writer: Im Sang-Choon

    Network: Netflix

    Episodes: 16

    Release Date: March 7 - 28, 2025 (4 episodes per week)

    Runtime: Friday

    Language: Korean

    Country: South Korea


12 comments

  1. Kok syedih banget ya Mbak saya baca sinopsisnya..... Tapi banyak banget pelajaran hidup yang bisa dipetik deh. Yuk hapus diskriminasi gender.

    ReplyDelete
  2. Review saya untuk KDrama ini masih setengah jalan. Saking banyaknya hal yang ingin saya ungkapkan termasuk cinta tanpa pamrih dan syarat dari seorang Gwang-sik. Saya membayangkan bagaimana Gwang-sik sudah menyayangi Ae-sun sejak mereka masih kecil dan selalu berada di dekat Ae-sun kapan pun gadis itu membutuhkannya.

    Setiap episode rasanya mengharu biru. Bahkan ada yang sempat mengungkapkan di media sosial bahwa dalam sebuah rumah tangga hal terpenting yang wajib kita pegang dan miliki adalah kasih sayang dari pasangan tersebut. Karena dengan dialah kita merasakan aman, bahagia, dan menghabiskan waktu.

    Di 3 episode terakhir, saya tak henti meneteskan air mata. Adegan-adegan bermakna dan mengharu biru rasanya tertumpuk semua di sana. Ya ampun keren banget yang menyusun naskah ya Mbak. No wonder kalau WLGYT mendapatkan posisi bermakna bagi publik pecinta KDrama. Khususnya penggemar Bo-geum dan Ji-eun seperti saya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kembali ke sini saya jadi ingat belum menyelesaikan review pribadi untuk KDrama ini. Tapi yang WLGYT masih terkesan di dalam hati. Bagaimana sebuah 3 generasi menceritakan tentang sepasang suami istri yang hidup dengan penuh cinta bersama ke-3 anaknya. Hingga akhirnya mereka berpisah karena sang suami sakit dan wafat. Ada satu sceen yang menampakkan bagaimana mereka berpisah saat sang suami berada di dalam ruang perawatan rumah sakit. Ya ampun. Di shoot itu saya berurai air mata.

      Delete
  3. Chemistry Park Bo Gum dan IU tu gemess banget gak sih.. Pokoknya suka banget merek di When Life Gives You Tangerines ini.
    Aku juga sudah nonton beberapa drama Park Bo Gum lainnya. Memang keren banget mas Bo Gum. Tapi paling suka waktu ia main di Reply 1988 sebagai Choi Taek. Berkesan banget nonton drama itu.

    ReplyDelete
  4. hm ... aliran emosi yang sangat berubah dari karakter hangat berubah jadi murung, baca review when life gives you sampe meneteskan air mata, sampe terharu, ter the best deh ... review nya kak maria

    ReplyDelete
  5. Yuni Bint Saniro: Drama ini kayak jadi pembahasan di mana-mana. Apalagi dengan adanya adegan yang iconik waktu nikahan anaknya Ae Sun.

    Ceritanya juga related sama kehidupan juga sih ya. Mau apapun profesinya yang ekonominya menengah ke bawah tuh emang nggak mudah.

    Soal hubungan juga. Suami yang nggak selalu berpihak sama istrinya, yang bahkan nggak bisa apa-apa sama omongan ibunya dan nggak bisa ambil keputusan sendiri akan memberatkan istri.

    ReplyDelete
  6. Ae-Sun sosok anak yang termasuk "Truko" kalo kata orang Jawa. Tak gampang menjadi dirinya, karena sebenernya dia punya potensi lebih bisa menciptakan puisi, karena kondisi tertentu akhirnya pendidikannya ditaruhkan, tidak ada yang mau menyekolahkan dirinya. Sangat disayangkan.

    ReplyDelete
  7. Cerita terbaik di Drakor buat aku. Belajar banyak tentang pengorbanan gwan Sik dan rasa sayang tanpa batasan serta tanggung jawab seorang suami. Cewek mana yang gak dikasih perlakuan gitu meleleh dan bahagia lahir bathin walau banyak ujian hidup.

    ReplyDelete
  8. drama yang sering kuulang dan tetap selalu buat aku nangis..Yang Gwan-Sik sayang banget sama istrinya sama seperti ayahku sayang ibu. Yang Gwan-Sik perkerja keras dan sederhana sama seperti ayahku. Yang Gwan-Sik nggak pernah marah sama seperti ayahku.... alfatiha buat ayahku yang baik tanggal 312 mei ini setahun kepergiannya

    ReplyDelete
  9. Kisah hidupnya Oh Ae-Sun prihatin banget lebih banyak dukanya dibanding bahagianya beruntung punya suami seperti sosok Yang Gwan-Sik yang selalu mendukung keputusan Oh Ae-Sun.

    ReplyDelete
  10. Banyak yang bilang series ini bagus. Bahkan merasa relate dengan kehidupannya. Saya belum sempat menonton. Entah bakal ikut sedih atau enggak. Karena terkadang saya suka beda sendiri. Kayak waktu itu rame tentang film "How To Make Millions Before Grandma Dies". Banyak yang sedih saat menonton filmnya. Saya malah lempeng aja hahaha

    ReplyDelete
  11. Terbaiikk memang drama ininyaa..
    Rasanyaaa... ada tatanan kehidupan dulu yang sulit sekali dibantah. Memang ga bisa ajaa.. teori patriarki endesbre endesbre.

    Aku suka sama footsteps yang ditinggalkan setelah drakor ini berakhir..
    Kayak tren KSH dengan lagunya Supernatural.. slalu membangkitkan memori drama WLGYT again and agaaiinn...

    ReplyDelete

Terimakasih sudah berkunjung dan memberi komentar
Mohon menggunakan akun Google ya, agar tidak berpotensi broken link
Salam hangat