Jangan Gibran, Julid ke Raffi Ahmad Aja!

 

maria-g-soemitro.com

Jangan Gibran, Julid ke Raffi Ahmad Aja!

“Setahun lagi juga cerai”, kata netizen kala media memberitakan pernikahan Raffi Ahmad- Nagita Slavina. Tentu saja netizen yang julid. Mereka asyik melontarkan komen julid, baik ketika Raffi mengalami kesuksesan, terlebih ketika dilanda kemalangan.

Julid, kata yang dipopulerkan oleh penyanyi  Syahrini mengandung arti iri dan dengki dengan keberhasilan orang lain.

Komen buruk nan julid ditujukan pada Raffi Farid Ahmad karena ayah dari Rafathar dan Rayyanza ini kerap  flexing dengan kendaraan mewah dan rumah di Andara yang bak istana.

Sangat berbeda dengan Gibran Rakabuming Raka yang dicitrakan sebagai anak presiden yang sederhana. Di awal ayahnya menjabat, Gibran terlihat asyik menekuni perusahaan kateringnya di Solo. Andai ada suara miring, umumnya terkait dengan sang ayah, tidak ditujukan pada Gibran.

Tapi itu dulu, sekarang situasi berbalik. Raffi Ahmad mendapat pujian karena telah bekerja keras untuk memperoleh kekuasaan dan kekayaan. Sedangkan Gibran dicemooh karena menggunakan pengaruh ayahnya demi bisa melenggang masuk kontestasi capres/cawapres.

Dua anak muda yang sama-sama berusia 36 tahun ini, Raffi Ahmad lahir di Bandung, 17 Februari 1987 dan Gibran lahir di Surakarta, 1 Oktober 1987, menjadi contoh menarik untuk membandingkan sosok yang pantas dijulidin dengan yang tidak.

Baca juga:

Belajar dari Atta Halilintar, Miliader yang Gak Lulus SMA

Recap 2023, Dari Nyobain Whoosh Sampai Mantu!

Daftar Isi

  • Tentang Julid dan Akibatnya
  • Alasan Harus Julid ke Raffi Ahmad 
  • Alasan Jangan Julid ke Gibran Rakabuming Raka  
  • Penutup Kata Jangan Julid

Menurut sumber

Rasa julid atau  iri muncul akibat kegagalan seseorang dalam mencapai sesuatu tujuan. Iri merupakan emosi yang sangat kompleks dan pada dasarnya disebabkan rasa ingin memiliki.

Dan rasa julid tidak sepenuhnya buruk, ada 2 macam julid, yaitu:

1. Iri yang melahirkan kompetisi sehat (al-munafasah).

Iri jenis ini justru harus dimiliki setiap muslim, karena merupakan kompetisi sehat untuk hal-hal positif yang dimiliki orang lain dalam rangka fastabiqul khairat. Bahkan disebutkan oleh firman Allah, yaitu:

“Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah kamu semua kembali, lalu diberitahukannya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan”. (Q.S. al-Maidah: 48).

Bisa ditebak kan kompetisi yang dimaksud? Seperti berlomba menyumbang untuk pembangunan masjid/sekolah/posyandu dan lainnya, berlomba menjadi relawan serta bentuk amal ibadah lainnya.

2. Iri yang melahirkan kompetisi tidak sehat (al-hiqd wal hasad)

Julid yang melahirkan kompetisi tidak sehat seperti rasa marah yang mendorong membuat komen-komen negative, rasa ingin memiliki, rasa rendah hati, bahkan tindakan ekstrim seperti memukul, mencela, menghina, membuka rahasia orang lain, dan perbuatan merugikan lainnya.

    

maria-g-soemitro.com
Raffi menjelang pelepasan masa lajang

Alasan Harus Julid ke Raffi Ahmad

“Gua tidur di parkiran supaya gak telat ,” kata Raffi dalam suatu obrolan. Anak Amy Qanita ini memang pekerja keras yang ulet dan tekun. Dia berusaha sebaik mungkin menepati kontrak, dengan datang tepat waktu, walau berarti harus tidur dalam mobil di parkiran studio televisi.

Raffi sangat sadar, dia bukan orang yang multi talented. Di usia belasan tahun, semasa duduk di bangku SMP, ayahnya sakit-sakitan, sementara 2 adiknya masih kecil-kecil, membuat Raffi Ahmad sudah merintis karir.

Hingga akhirnya sang ayah meninggal, beban nafkah keluarga berada di pundaknya. Raffi menjadi bagian dari kelompok sandwich generation yang menyerahkan seluruh penghasilannya untuk diatur Mama Amy, nama panggilan Amy Qanita.

Selain pekerja keras, dua hal berikut ini wajib dijulidin jika ingin sukses seperti Raffi:

   

maria-g-soemitro.com
Raffi Ahmad bersama paman dan Mama Amy di acara siraman

Memuliakan Ibu

“Gua nyetak banyak undangan, tapi tau tuh mama,” kata Raffi tentang undangan pernikahannya. Tanpa maksud mengomeli mamanya, dia sudah terbiasa dengan ulah mamanya.

Dalam pernikahan yang berlangsung di Hotel Ritz Carlton, SCBD, Jakarta Selatan tersebut Mama Amy tidak hanya mengundang teman-teman ngobrolnya, juga teman alumni SMA dan SMP serta temannya di komunitas alumni Syahnaz, adik Raffi.

Tidak hanya mengundang, Amy juga merogoh kocek Raffi untuk membelikan seragam dan membayar transportasi untuk teman-temannya yang berdomisili di Bandung, PP, Bandung- Jakarta.

Raffi seolah mau bilang:”Terserah mama deh, yang penting mama senang”.

Keberadaan sang mama pula yang membuat Raffi kapok tersandung kasus narkoba. Raffi merasa bersalah telah membuat ibunya menangis. Sebagai anak sulung serta satu-satunya anak lelaki, Raffi merasa bersalah telah mengecewakan dan melalaikan keluarga yang menjadi tanggung jawabnya.

Masa kegelapan Raffi ini sangat sesuai dengan quote Tom Lembong berikut ini:

Kegagalan yang membuat kita rendah hati itu lebih baik dari kesuksesan yang membuat kita arogan

Terbukti pasca kasus narkoba, Raffi secara ekstrim menjauh sehingga tidak mengalami nasib seperti selebriti lain yang bolak balik diciduk BNN.

Selain itu, ada faktor Nagita Slavina yang diperisterinya, tak lama setelah bebas dari rehabilitasi kasus narkoba.

  

maria-g-soemitro.com
sumber: antaranews.com

Menikah dengan Perempuan yang Tepat

“Aa hayuk solat, nanti kelewat lagi kaya kemarin,” rengek Gigi, nama panggilan Nagita Slavina Mariana Tengker, perempuan yang dinikahi Raffi tak lama setelah kepulangannya dari rehabilitasi.

Raffi beruntung menikahi perempuan yang tepat. Tidak saja gak neko-neko, Gigi selalu mengingatkan Raffi untuk beribadah dan selalu mempercayai apa pun yang dikatakan suaminya.

Jadi, ketika muncul desas-desus Raffi selingkuh dengan seorang penyanyi dangdut, Gigi gak mau ambil pusing. Dia memilih percaya penjelasan Raffi bahwa isu tersebut hanya gossip, keduanya hanya sebatas teman kerja.

Gigi juga piawai mengelola keuangan suaminya. Keuangan Raffi saat bujangan dikelola Amy Qanita, berpindah pada Gigi setelah pernikahannya. Agar professional, keuangan dikelola management perusahaan, dan pasutri ini mengambil “secukupnya”.

Sikap Gigi yang patut diacungi jempol lainnya adalah menerima fakta bahwa sebagai anak sulung, Raffi harus membiayai ibu dan adik-adiknya. Mereka tinggal bersama di Andara sebelum akhirnya adik pertama Raffi, Nisya pindah dengan suami dan ke-3 anaknya, disusul Syahnaz, si bungsu dengan keluarga barunya.

  

maria-g-soemitro.com

Alasan Jangan Julid ke Gibran Rakabuming Raka  

Mengapa jangan julid ke Gibran? 

Karena Gibran merupakan antitesa Raffi. Apabila Raffi lahir dan besar dari keluarga sederhana, malah ayah Raffi telah lama menderita sakit. Gibran justru mendapat kemewahan dan privilege.

Cukup menjentikkan jari, sebagai anak Walikota Surakarta, kemudian menjadi anak Gubernur DKI Jakarta, dan akhirnya anak Presiden RI, Gibran bisa memperoleh hal yang harus Raffi raih dengan susah payah.

Sama-sama berusia 36 tahun, ajang kontestasi capres-cawapres mungkin hanya jadi Impian Raffi, sementara Gibran melenggang secara instan sebagai Walikota Surakarta kemudian menjadi cawapres pada pilpres 2024.

Hal tersebut dimungkinkan karena ayah Gibran  adalah Presiden Jokowi dan pamannya merupakan  Ketua Mahkamah Konstitusi (MK). Walau terjadi debat kusir, fakta bahwa MKMK memutuskan 9 hakim konsitusi  telah melanggar etik dan melengserkan Anwar Usman sebagai Ketua MK menguatkan label yang diberikan Tempo bahwa Gibran hanyalah “anak haram konstitusi”.

Dan seperti hukum yang berlaku, kecurangan akan memunculkan kecurangan lainnya. Terjadi bahkan sebelum Gibran berhasil menjadi wakil presiden.

Dalam debat cawapres yang berlangsung tanggal 22 Desember 2023, Gibran menjebak cawapres lainnya, Mahfud MD dengan pertanyaan tentang “regulasi carbon capture storage (CCS)”.

Tentu maksudnya agar Mahfud MD tidak bisa menjawab pertanyaan. Sehingga walau sebagai pakar hukum, Mahfud MD menjelaskan tentang “regulasi”, Gibran ngeyel. Dia menginginkan Mahfud MD menjelaskan tentang CSS.

Gibran juga menjebak cawapres lainnya, Muhaimin Iskandar dengan pertanyaan cerdas cermat tentang pengertian SGIE. Jebakan yang tak mungkin dilakukan oleh orang sekualitas Mahfud MD dan Cak Imin, panggilan Muhaimin Iskandar.

   

maria-g-soemitro.com
foto dibuang sayang: resepsi pernikahan Raffi-Nagita 17 Oktober 2014

Penutup Kata Jangan Julid

Julid gak buruk kok. Seperti telah dipaparkan di atas, julid bisa memunculkan kompetisi sehat. Akibat julid, banyak orang berlomba-lomba dalam kebaikan. Mereka bersedekah, membantu kaum termarjinalkan serta perilaku mulia lainnya.

Julid juga bisa membantu orang meniru perilaku sosok yang dijulidin. Asalkan konsisten meniru atau bahkan bersaing dengan sosok yang dijulidin, bukan tak mungkin dia akan menjadi lebih sukses.

Dalam tulisan ini saya memberi contoh mudah dan dikenal semua orang: Raffi Ahmad. Selain pekerja keras, Raffi pernah tersandung kasus narkoba. Namun dia sudah menebusnya dengan rehabilitasi dan berjanji tidak akan menggunakannya lagi.

Raffi juga terkenal playboy. Gak bisa melihat perempuan cantik, Raffi punya banyak pacar. Tapi setelah berumah tangga, Raffi menunjukkan keteladanan sebagai kepala keluarga yang baik.

Sedangkan tentang kekayaannya, itu adalah “upah” untuk kerja kerasnya. Di bangku SMP, Raffi sudah merintis karir dengan mengikuti serangkaian proses seperti ikut kontes Cover Boy majalah Aneka Yess, melamar untuk syuting sinetron dan seterusnya.

Raffi juga melengkapi diri dengan attitude yang baik. Dia selalu menjawab panggilan/pesan yang masuk, rendah hati, sopan serta perilaku terpuji lain yang membuat Raffi disayangi banyak orang, baik sesama selebriti maupun masyarakat luas.

Mengapa saya membandingkannya dengan Gibran?

Karena saya sungguh takut perilaku Gibran yang “menyimpang” akan diakui sebagai kebenaran dan kemudian diikuti anak muda lainnya.

Saat seseorang melakukan penyimpangan aka kecurangan, dia terpaksa harus melakukan kecurangan berikutnya untuk menutupi lubang yang muncul akibat kecurangan di awal.

Jadi, silakan julid. Tapi julidlah dengan benar, serta pada sosok yang layak, agar bisa berkompetisi sehat. Sewaktu julid pada Raffi Ahmad, maka akan muncul sosok yang sukses, sayang pada ibunya dan sanggup membina keluarga Sakinah.

Sebaliknya apabila julid pada Gibran, siap-siaplah menjadi copy paste sosok yang memalukan dan berpotensi digoyang kelompok masyarakat yang menjunjung tinggi etika.

Baca juga:

Kiat Anies Baswedan dan Tom Lembong Atasi Penolakan

Gibran, Diet Yoyo dan Progress Atasi Obesitas


19 comments

  1. Ah Ambu... Bagus banget artikelnya. KAlimat pertamanya bikin penasaran lho... Saya tuh paling anti sama yang namanya nepotisme! jadi wajar saya julid negatif ke anak presiden yang menghalalkan segala cara, yang anak haram konstitusi itu... Julid positif ke Raffi Ahmad tentunya

    ReplyDelete
  2. Hahahaha. Saya jadi ngakak baca ulasan soal Gibran. Haddeehhh. Speechless pokoknya Mbak. Saya salut loh dengan ketebalan mukanya, kecuekannya, ke-mati rasa-annya dan kepandirannya akan posisi dia sekarang. Nyantai aja tanpa dosa. Kek yang paling oke sejagad raya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waktu dia salah ngomong "asam sulfat" itu saja sudah petanda bahwa Allah sudah menunjukkan aibnya, tapi kenapa pendukungnya masih kekeh ya? Dimana logika mereka?
      SAlam peruabahan, Mbak...

      Delete
  3. Sejujurnya, aku kemarin sempet bangga dengan kehebatan mas Gib sebagai anak presiden yang mampu memanfaatkan privilege-nya. Karena menurutku, gak semua anak bisa maju di saat orangtuanya sukses.

    Starting point yang berbeda, tentu membuat hasil yang berbeda.

    Namun jadi hilang respect ketika majunya dengan cara yang tidak sesuai. Agak sedih dan semoga cara instan ini tidak dicontoh dengan generasi muda. Tetap harus memanfaatkan privilege dengan cara yang bijak dan tidak naik ke atas dengan menginjak yang bawah.

    *btw, Ambu cantik sekalii.. fotonya pas menghadiri pernikahan Sultan Andara.
    Barakallahu fiik, Ambu.

    ReplyDelete
  4. Saya engga berani julid sih (di medsos)...wkwkw... Paling julid di rumah aja, di antara keluarga. Banyak anak muda yg melejit karena usaha sendiri. Membandingkan antara Raffi dan Gibran, memang pas banget, kayak dua kutub magnet...Tapi kita wait and see aja sih...kalau istilah Mama saya, wolak-walike jaman...

    ReplyDelete
  5. Iya ya. Kalau inget track record nya seorang raffi ahmad memang naik turun. Baik dalam hal positif maupun negatif. Begitu juga dengan Gibran. Yang dulu terkenal kalem dan gak ada "suara" nya, sekarang benar-benar menunjukkan taring nya hehe

    ReplyDelete
  6. Dua anak muda yang banyak "menghiasi" pemberitaan belakangan ini. Masing-masing naik turun pemberitaan negatif dan positifnya. Dulu saat Rafi penyalahgunaan zat terlarang, aku kira akan susah dia untuk naik lagi. Untungnya masih bisa bertahan dan semakin besar, dianggap sultan walau belakangan dikabarkan terkait money laundry. Si Gibran, andai tetap berbisnis dan jika pun mau berpolitik pake cara biasa, nggak akan sebegitu dihujatnya kayak sekarang.

    ReplyDelete
  7. Aduuuh aku izin ketawa dulu ya mba :D
    Kok bener sih mba isi artikelnya wkwkwk Terutama untuk yang si nepotisme..
    Karena uda setranparan itu, tapi dianya malah pede aja..
    Dan luar biasa lho dgn sifat dan sikap pertahanannya itu...

    ReplyDelete
  8. aku sangt puas baca ulasan ambu, beda banget ya, meski sma-sama kaya sekarang, bisa dilihat dari sisi kerja kerasnya antara Raffi dan Mas gibran. So far, berasa panas bacanya. bukan julid juga sih, hhhha. Tapi itulah fakta. Biarlah pemilih nanti yang bersuara

    ReplyDelete
  9. Sedari dulu saya suka sekali dengan A Raffi karena sikap tanggung jawabnya pada keluarga. Kerja kerasnya gak perlu di ragukan lagi, bahkan untuk tidurpun jarang. Ketika beliau terkenal kasus pun saya lebih memilih diam tidak berani julid karena saya rasa julid seperti itu tidak ada gunanya. Menurut saya, daripada saya julid ke orang lain lebih baik saya memikirkan cara untuk berkembang setiap harinya lebih bkin hati tenang.

    ReplyDelete
  10. Sekarang lagi rame soal pencucian uang lewat bisnisnya Raffi Ahmad Mbak. Dan yang "menitipkan uang" ini adalah para koruptor. Merinding saya. Ngeri banget kalau memang bener. Apalagi di masa penuh ketegangan menuju pilpres ini.

    ReplyDelete
  11. Namanya masyarakat, aling seneng kalo ada bahan yang bisa digoreng gini...
    Hehhe~
    Aku salut juga dengan tim investigasinya yaa.. Tapi aku jadi takut kalau zaman sekarang tuh fitnahnya luar biasa hebat. Jejak digital menjadi semakin sulit dihapus dan nempel selamanya.

    Semoga terhindar dari fitnah yang keji dan Allah selalu tutupi aib-aib ini.

    ReplyDelete
  12. Sebagai yang percaya akan Hari Akhir dan adanya Hisab, ndak kepingin juga nanti amal kebaikan yang udah dikumpulin terus dikasih begitu aja ke yang dijulidkan...rugi banget kan hehe

    ReplyDelete
  13. Rame banget soal gibran ini ya, Ambu. Sangat kontroversial. Banyak hal yang bikin orang2 jadi ga simpatik lagi. Ya, kita sebagai penonton cuma liat aja yang lagi rame. Mau ikutan julid juga nanti malah war2an ama kubu2 lain. Hehe. Habis energinya nanti

    ReplyDelete
  14. Raffi Ahmad keren sih multitalenta kabarnya bisa cari uang sendiri dari usia 13 tahun, patut dicontoh semangat berjuangnya

    ReplyDelete
  15. Menarik sekali membaca dua pemuda berusia sama yang sama-sama jadi perbincangan paling banyak di masyarakat saat ini. Saya tak berani julid pada keduanya bukan karena takut kembali ke diri sendiri tapi karena mereka sosok yang jauh di angan.

    ReplyDelete
  16. Aduh, getek sebenernya aku kepengen komen tentang Mas Gibran. Tapi eeuuu... takut Ambu. Hehehe. Bikin gemes ya memang. Bawaannya kepengen julid ih. Julid jangan... julid jangan. Aaaah... aku mah menikmati julidnya orang-orang ke dia aja deh. Hahahaha

    ReplyDelete
  17. Aduh, getek sebenernya aku kepengen komen tentang Mas Gibran. Tapi eeuuu... takut Ambu. Hehehe. Bikin gemes ya memang. Bawaannya kepengen julid ih. Julid jangan... julid jangan. Aaaah... aku mah menikmati julidnya orang-orang ke dia aja deh. Hahahaha

    ReplyDelete
  18. Raffi ahmad ini ternyata dulunya tulang punggungnya keluarga ya. Saya masih ingat nonton beberapa sinetronnya ketika dia masih SMP

    ReplyDelete