Kiat Anies Baswedan dan Tom Lembong Atasi Penolakan

   
maria-g-soemitro.com

Kiat Anies Baswedan dan Tom Lembong Atasi Penolakan

Menteri pecatan! Duh! Label kejam ini menancap pada Anies Baswedan dan Thomas Lembong (yang kerap dipanggil Tom Lembong). Dua sahabat yang pernah berkarya sebagai  menteri di era pemerintahan Jokowi (2014-2019). 

Siapa pelakunya? Tentu saja para netizen yang maha benar. Mereka enggak peduli fakta bahwa menteri adalah jabatan politis. Ketika presiden harus melakukan kompromi dengan partai politik, maka pejabat professional seperti Anies dan Tom Lembong akan digeser/direshuffle.

Kasus yang sama juga menimpa Susi Pudjiastuti, seorang professional yang diangkat sebagai mantan Menteri Kelautan dan Perikanan. Sayang, walau kerja kerasnya menenggelamkan kapal pencuri ikan dan melestarikan biota laut patut diacungi jempol, Susi tak terpilih ketika Jokowi kembali  menjadi presiden (2019-2024)

Susi beruntung tidak dikecam sebagai “menteri pecatan”. Setelah purna tugas, Susi tidak meneruskan karir politiknya. Perempuan energik ini memilih kembali ke Pangandaran untuk berkumpul bersama anak cucu tercintanya.

Baca juga

Beda Agama, Ini Cara Menyampaikan Kasih Sayang pada Orangtua yang Telah Tiada

Ego atau Cinta? Akar Kekerasan yang Terabaikan

Daftar Isi

  • Tentang 2 Sahabat, Anies Baswedan dan Tom Lembong
  • Legowo dan Nrimo ala Tom Lembong
  • Mengambil Hikmah ala Kata Anies Baswedan
  • Benang Merah 

Nasib berbeda dialami Anies Baswedan. Dia mendapat pinangan partai politik untuk ikut kontestasi pilkada DKI Jakarta. Gak heran setiap gerak dan perkataannya disorot dengan kaca pembesar, dan dikuliti.

Ya dikuliti! Seperti kala mendapat dukungan dari ulama fenomenal, Habib Rizieq Shihab. Dengan cepat Anies mendapat label sebagai penganut Islam garis keras yang hendak mengubah Indonesia menjadi negara khilafah.

Padahal andai para pembenci jika mau jernih melihat peta 3 calon gubernur yang kala itu sedang berlaga, yaitu: Basuki Tjahaya Purnama (Ahok), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Anies Baswedan, sangat masuk akal para ulama mendukung Anies Baswedan bukan?

Anies sendiri seorang pluralis. Hal ini terlihat banyaknya IMB rumah ibadat (baik gereja maupun masjid) yang diluncurkan semasa jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta, serta  persahabatannya dengan Tom Lembong yang beragama Katolik, dan rajin membawakan oleh-oleh printilan gadget untuk Anies Baswedan.

Kisah Anies Baswedan dan Tom Lembong menjadi inspirasi saya menulis tema “penolakan” One Day One Post (ODOP) yang dihelat Indonesian Social Blogpreneur, pasca menyimak obrolan seru baik Anies Baswedan maupun Tom Lembong di berbagai podcast.

Khusus Tom Lembong, saya menyukai suaranya yang dalam dan sexy ketika membahas perekonomian, sehingga sering saya dengar dengan menggunakan headset ketika jalan pagi. 😊😊

   

maria-g-soemitro.com
ahjussi Tom Lembong

Legowo dan Nrimo ala Tom Lembong

Berlatar belakang keluarga yang berada, Tom yang mempunyai nama lengkap, Thomas Trikasih Lembong, lahir dan menyelesaikan pendidikan dasar di Jerman. Pada usia 10 tahun, keluarganya kembali ke Indonesia. Setelah menamatkan SD dan SMP di Regina Pacis Jakarta, Tom kembali melanglang buana.

Kali ini untuk melanjutkan SMA dan S1 nya di jurusan arsitektur dan perancangan kota pada Universitas Harvard Amerika Serikat. Pasca lulus S1, Tom bekerja dengan income aduhai di Divisi Ekuitas Morgan Stanley (Singapura).

Krisis moneter 1997-1998 meluluh lantakan arogansi Tom Lembong. Dia menjadi salah satu dari puluhan juta karyawan yang mengalami  pemutusan hubungan kerja (sumber angka pengangguran di Indonesia).

Kehidupan serba hedon berubah menyedihkan, Tom harus nebeng di rumah temannya selama beberapa bulan, sebelum akhirnya memutuskan untuk “legowo dan nrimo” (Bahasa Jawa: menerima dengan Ikhlas), dua kata yang dikemudian hari menjadi favorit penyemangat Tom dalam menatap masa depan.

Banyak di antara kita yang terjebak masa lalu, kemudian ngedumel: “Kok aku sih yang di-PHK? Kan si anu lebih jelek, kok dia enggak di-PHK?” Atau dalam aktivitas blogger, mungkin ketika kita gagal memenangkan lomba blog, akan berujar: “Kok blogger itu yang menang? Tulisan-ku kan lebih bagus?”

Hal sama berlaku kala mencari kerja. Mungkin puluhan bahkan ratusan berkas lamaran kerja dikirimkan, namun hanya beberapa yang dilirik perusahaan dalam bentuk panggilan wawancara.

Sewaktu ada teman yang berhasil masuk sebagai salah satu perusahaan besar, bukannya introspeksi diri, tetapi malah sibuk mencari kesalahan sang teman. Nah, untuk menambah probabilitas dilirik perusahaan, mungkin  tips melamar kerja dari shinbi house bisa dipraktekan.

Tom memberi resep jitu ketika mengalami penolakan dan kegagalan, yaitu:

Kegagalan yang membuat kita rendah hati itu lebih baik dari kesuksesan yang membuat kita arogan.

Setuju banget ya?

    

maria-g-soemitro.com

Mengambil Hikmah ala Kata Anies Baswedan

“Reshuffle itu jadi pengalaman yang sangat berharga, suatu pembekalan yang luar biasa,” jawab Anies Baswedan dalam wawancara bareng Andy F. Noya dalam satu acara di Metro TV.

“Pengalaman hidup yang tak akan saya dapat jika tak mengalami reshuffle,” lanjut Anies tentang “dicukupkan” tugasnya sebagai Menteri Pendidikan (2014-2016) oleh Jokowi.

Iya banget ya? Andai Anies masih menjabat sebagai menteri, maka kecil kemungkinan Jusuf Kalla mendukungnya menjadi Gubernur DKI Jakarta (2017–2022).

Karena itu, walau dikecam sebagai “menteri pecatan” dan programnya seperti DP rumah nol rupiah, naturalisasi sungai, sumur resapan dan lainnya, menjadi olok-olok, Anies Baswedan tetap tersenyum. Dia menerimanya sebagai konsekuensi pejabat publik, dan berkata: ”Biarkan saja mereka merasa bahagia."

Hmm…suatu sikap hebat yang tidak mudah kita lakukan ya?

Selain menganjurkan untuk mengambil hikmah tatkala mengalami penolakan, Anies juga mengingatkan untuk tangguh dan kamu tidak sendirian!

Setiap orang mengalami penolakan dan kegagalan. Jenisnya aja yang berbeda, Kadarnya juga berbeda, Namun dalam kehidupan ini gak ada yang berjalan mulus.

Andai pun kehidupan berjalan mulus, maka hanya soal waktu untuk mengalami penolakan. Ketika saatb itu tiba, bisa diulang lagi nasehat Tom Lembong yang mengingatkan bahwa kegagalan yang membuat rendah hati, lebih baik dibanding kesuksesan yang membuat seseorang menjadi arogan.

Ada pesan inspiratif lain dari Anies Baswedan yang diambil dari Konstantin Stanislavsky, yaitu agar jangan mengejar kekuatan peran, namun kejarlah kekuatan aktor.

Contohnya begini, sebagai seorang blogger jangan hanya terpaku membuat blog post, tapi pelajari juga membuat konten video (panjang maupun pendek), public speaking dan lainnya.

Tujuannya agar tidak mudah terpuruk kala mengalami penolakan. Mereka yang mempunyai banyak skill akan lebih percaya diri, karena sewaktu satu pintu tertutup akan ada pintu lainnya yang terbuka.

  

maria-g-soemitro.com

Benang Merah 

“Apa perbedaan sebuah batubara dan sebuah berlian?” tanya Tom Lembong dalam talkshow Locker Room Timnas Surabaya di channel “Ubah Bareng”

Pertanyaan yang ternyata kerap dilontarkan Anies Baswedan ini dijelaskan Tom sebagai analogi orang yang berulangkali mengalami penolakan, tekanan dan kegagalan.

Batubara dan berlian sama-sama merupakan karbon, bedanya berlian telah melalui proses pembakaran dengan suhu tinggi sehingga berubah menjadi batu mulia yang mahal harganya.

Sebagai orangtua, tugas kita mendampingi anak-anak kita melalui proses tempaan agar mereka kelak menjadi berlian. Salah satu-nya dengan  Adversity Quotient (AQ), yaitu

AQ adalah kecerdasan menghadapi kesulitan atau hambatan dan kemampuan bertahan dalam berbagai kesulitan hidup dan tantangan yang dialami (Paul G. Stoltz)

Banyak caranya, seperti menyekolahkan mereka ke boarding school /pesantren, seperti yang dilakukan orangtua Tom Lembong dengan menyekolahkannya ke Amerika Serikat.

Berjauhan dengan orangtua membuat seorang anak kerap mengalami penolakan, dan problem kehidupan lain yang harus segera diambil solusinya. 

Karena proses tak pernah mengkhianati hasil, siapa tahu kelak anak-anak kita akan menjadi sosok cerdas yang bermanfaat bagi tanah air seperti Anies Baswedan dan Tom Lembong

Ingin ikut mendengar live streaming kedua sahabat ini di TikTok? Silakan:

    


Baca juga:

Novi Amelia dan Kecerdasan Bertahan Hidup

Tragedi Binatang Bernalar dalam Kasus Mario Dandy


13 comments

  1. Hangatnya politik bikin netizen suka menggoreng dan memasak ya kan nas

    ReplyDelete
  2. Aku terpaku agak lama baca kutipan, "Kegagalan yang membuat kita rendah hati itu lebih baik dari kesuksesan yang membuat kita arogan." dari Pak Tom Lebong. Terus terang, aku sempat terlupa sama sosok ini dan karena baca tulisan ini jadi inget lagi.

    Setelah baca profilnya, wah gak kaleng-kaleng riwayat pendidikannya. Berharapnya sih, walau gak ke politik, Tom Lebong masih terus berbuat demi kemajuan Indonesia. Amiiin.

    ReplyDelete
  3. Dua orang yang teduh dan kalem pembawaanya. Enak di dengar setiap pemaparannya. Sopan dan santun tuturnya katanya.
    Soal prestasi dan pencapaian jangan ditanya.
    Maha benar netizen yang tahunya hanya ngejudge.
    saya yang bukan warga Jakarta ikut bangga dengan pencapaiannya di Ibukota...
    Kenapa?
    Mungkin karena saya melihat prestasinya bukan kekurangannya.
    Kalopun ada kritikan, ya sebagai pelayan masyarakat selayaknya menerima dan memperbaiki dengan lapang dada.
    Smoga Pak Anis dengan niat yang baik mencapai kesuskesan

    ReplyDelete
  4. Jujur, saya menyukai sosok keduanya. Berprestasi dan memiliki pendidikan yang mumpuni.
    Penolakan dan kegagalan yang sering terjadi pada diri seseorang justru akan membentuk seseorang tersebut menjadi lebih kuat, lebih banyak belajar dan menjadi versi yang lebih baik lagi dari sebelumnya 💕

    ReplyDelete
  5. "Biarkan saja mereka bahagia"
    Baiklah pak, saya akan ikutin saran ini, kalau ada yang nyinyir atau membully saya, maka akan saya tanggapi dengan senyum sambil dalam hati berucap kalimat itu

    ReplyDelete
  6. Salah satu tokoh favorit nih pak Anies.
    Btw, suka dengan kutipannya, bahwa kegagalan dan melahirkan orang yang rendah hati adalah lebih baik.
    Bener sih, banyak yang sukses tapi semacam membawa dendam, jadinya malah arogan dan dijamin ga bertahan lama tuh suksesnya

    ReplyDelete
  7. Pelajaran dari kegagalan dan penolakan itu tak selalu getir, tapi dari artikel ini bisa kita ketahui bahwa akan ada hikmah dan nilai baik juga jika kita bisa menempatkan diri dan selalu bersyukur dengan apa yang kita punya.

    ReplyDelete
  8. Saya terpaku pada bagian Om Tom Lembong saat di-PHK, memang harus nerimo dan legowo. Mungkin sudah garisnya. Jadi lanjutkan kehidupan berikutnya, tidak usah terus mencari pembenaran, kan saya lebih baik dari si A, si B, atau si C, kenapa saya saya yang digusur.
    Terus benang merahnya juga sampai ke pak Anies saat harus digusur dari kabinet. Menegaskan, pindah tempat atau ganti tugas, bukan berarti berhenti.

    ReplyDelete
  9. Kalau Anies Baswedan saya sudah sering melihat tentang berita beliau, namun untuk Tom Lembong, saya kurang update banget nih sama sosok satu ini.

    ReplyDelete
  10. Saya juga sudah nonton live mereka ini di YT. Dua orang lelaki matang dengan kepintaran yang patut jadi contoh anak-anak muda. Sekolah tinggi, banyak pengetahuan dan pengalaman kerja, keluarga sehat berbahagia, dan dengan taraf emosional yang (sangat) terkendali. Lelaki seusia Anies dan Tom inilah yang patut memimpin bangsa. Usia yang tidak terlalu tua, masih sehat, kenyang ilmu, dan yang penting berpendidikan bagus. InshaAllah akan menjadi pemimpin tanah air kedepannya.

    ReplyDelete
  11. tidak setiap kita siap dengan penolakan. Penolakan harus diiringi dengan ilmu dan hati yang lapang. Ilmu yang cukup bahwa masing-masing orang punya defenisi yang ia sukai sendiri. Dan hati yang jernih melihat perbedaan di tengah-tengah kita yang penat dengan ragam pendapat dan pemahaman.

    ReplyDelete
  12. Keduanya sama-sama orang yang bijak ya, Ambu.
    Salut banget.
    Selalu memberikan pernyataan yang masuk akal dan bisa dilakukan oleh siapapun. Kalau dicurhatin sama rakyat pun, enak jawabannya. Gak muluk-muluk dan gak merasa lebih baik.

    MashaAllaa~
    keduanya juga sama-sama saling menghargai.

    Semoga Allah perkenankan keduanya menjadi orang hebat pemimpin negeri ini.

    ReplyDelete
  13. "Kegagalan yang membuat kita rendah hati itu lebih baik dari kesuksesan yang membuat kita arogan"
    Ini deep banget menurutku mba dan mungkin gak semua orang bisa melakukan ini. Agar kita gak sombong atas berbagai kesuksesan yang telah diraih.

    ReplyDelete