Tragedi Binatang Bernalar dalam Kasus Mario Dandy

   
maria-g-soemitro.com

Tragedi Binatang Bernalar dalam Kasus Mario Dandy


“Manusia adalah binatang bernalar,” ujar Dr. Fahruddin Faiz kala menjelaskan materi “Stoikisme” melalui MJS Channel di YouTube. Pengajar di UIN Sunan Kalijaga ini setiap minggunya aktif memberi kajian Islam berjudul “Ngaji Filsafat” di Masjid Jendral Sudirman Yogyakarta.

Menurut Pak Faiz, demikian beliau disapa, “Stoikisme” merupakan ilmu yang islami. Stoikisme lahir 301 SM, atau lebih tua dibanding Islam (1400M). Karena itu, jika tidak ingin menjadi katak dalam tempurung, kita wajib mempelajarinya.

Nah dalam materi  “Stoikisme” yang dipublish pada 2 Apr 2019, Pak Faiz menerangkan bahwa manusia merupakan salah satu elemen yang diciptakan sang Ilahi untuk menjaga keteraturan dunia.

Dengan nalarnya, manusia harus menjaga eksistensi pihak lain. Kerusakan akibat manusia tidak menjaga eksistensinya, tidak hanya mengganggu elemen lain, juga akan mengancam eksistensi manusia itu sendiri.

Baca juga:
Mertua Toxic? Begini Cara Mengatasinya

Kritik Sosial via Stand Up Comedy, Jangan Baper!

Daftar Isi:

  • Manusia Sebagai Binatang yang Bernalar
  • Alasan Batas Umur untuk SIM
  • Tragedi Mario Dandy dan Krisis Eksistensi


Apa hubungannya stoikisme dengan kasus Mario Dandy? 

Bagi teman-teman yang kebetulan tidak mengikuti kasus Mario Dandy, kurang lebih begini kronologinya:

Berawal dari pengaduan AG (15) pada kekasihnya Mario Dandy Satrio (20)  tentang mantan pacarnya, David Ozora (17) yang katanya melakukan pelecehan, Mario mengajak temannya Shane untuk melakukan “perhitungan”.

Pada Senin, 20 Februari 2023, AG menghubungi David untuk bertemu. Alasannya mau mengembalikan kartu pelajar. Semula enggan, David yang sedang berada di rumah temannya di kawasan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, akhirnya mau menemui AG yang ternyata datang bersama pacar baru (Mario Dandy) dan temannya (Shane).

Kawanan tersebut tidak datang untuk mengembalikan kartu pelajar, melainkan menghajar David hingga pingsan. Penganiayaan baru berhenti setelah N, ibu dari teman David,  menghentikan perbuatan keji mereka.

Sebagai ibu yang mempunyai 3 orang anak laki-laki, hati saya sakit banget melihat video penyiksaan David, juga melihat tayangan David yang tergolek koma di rumah sakit.

  

maria-g-soemitro.com

Alasan Batas Umur untuk SIM

“Pulang jam 7 ya,” kata ibunda saya tegas. Dulu, sewaktu kami masih remaja (hingga lulus SMA) almarhum ibunda menerapkan peraturan yang tegas. Anak-anaknya harus pulang ke rumah sebelum pukul 19.00 WIB. Lebih dari itu beliau mengancam akan mengunci pintu rumah.

Wah gak bisa masuk rumah? Tentu saja kami takut bukan main. Kami gak berani mbalelo dengan tidur di rumah teman, seperti yang banyak dilakukan teman-teman kami.

Selain aturan jam malam, ibunda juga melarang anak-anaknya pacaran. “Terserah nanti, selama masih SMA apalagi SMP, gak boleh pacaran,” katanya.

Bukan tanpa alasan, ibunda sangat protektif. Sejak menjanda di usia 36 tahun setelah ayahanda meninggal, ibunda harus mencari nafkah sekaligus mendidik ke-6 anaknya. Jika harus ditambah mencari anak-anaknya yang “berkeliaran”, tentu saja ibunda gak sanggup.

Apa yang dilakukan ibunda seperti seharusnya binatang yang bernalar. Beliau paham tanggung jawabnya tidak sekadar mencukupi kebutuhan sandang pangan. Dibutuhkan pengawasan melekat agar anak-anaknya tidak keluar jalur dan masuk dalam pergaulan bebas.

Bagaimana, jika anak perempuannya hamil kala masih duduk di bangku SMP/SMA?

Bagaimana jika anak-anaknya mencoba narkoba dan kecanduan?

Sebelum terjadi hal-hal yang menyeramkan di atas, ibunda menerapkan peraturan yang mungkin terasa “menyiksa”.

Terjadi ketika suatu malam, beberapa cowok ganteng, populer di sekolah dan digandrungi banyak perempuan, datang ke rumah kami. 

Kebayang melambungnya perasaan saya, bukan? Wuih rasanya senang campur bangga.
Mereka tidak masuk ke dalam rumah, hanya duduk-duduk di teras, karena ………..mereka mau bertandang ke teman sekolah yang lain, namun yang bersangkutan sedang pergi. Jadi mereka cuma “mampir” bukan menyengaja bertamu ke rumah saya.

Tapi dasar ABG labil, apapun alasannya, saya tetap happy!

Dan bisa diduga, ibunda keluar dong, untuk mengusir mereka! 

“Huhuhu Bu, jangan dong, saya kan malu,” ucap saya dalam hati. Karena saya takut banget pada ibunda. Kemarahan dan kekesalan cuma bisa saya pendam jauh-jauh di dalam hati.

Kini, kemarahan tersebut berubah menjadi rasa syukur. Saya bersyukur punya ibu yang kolot dan kuno. Ibu konservatif yang melarang anak-anaknya bergaul secara bebas.

Kolot, kuno dan konservatif sebetulnya hanya penilaian. Ibunda sadar betul, selama anak-anaknya berada di dalam garis demarkasi yang diterapkannya, maka mereka aman.

Mirip peraturan pemerintah yang menetapkan batas usia 17 tahun bagi warganegara yang membutuhkan Surat Izin Mengemudi (SIM). Di bawah usia tersebut, seperti dijelaskan Rifat Sungkar, pendiri perusahaan konsultan keselamatan, Rifat Drive Labs:

"Orang yang memasuki masa remaja biasanya cenderung memiliki emosi yang labil dan cenderung meluap-luap karena adanya perubahan hormon di dalam tubuh," kata Rifat.

"Pada masa ini, remaja mulai mencari perhatian dari lingkungan sekitar agar mendapat status di lingkungan," lanjutnya. (sumber)

Senada dengan Rifat Sungkar, Training Direction The Real Driving Center (RDC), Marcell Kurniawan menerangkan alasan batas usia 17 tahun untuk memperoleh SIM.

 “Pada usia tersebut, seseorang sudah dianggap mampu untuk fokus, mengambil keputusan yang tepat dan mampu melakukan berbagai tindakan antisipatif yang diperlukan,” ujar Marcell (sumber)

Dan setuju! Kecelakaan lalu lintas menimpa adik saya yang kala itu belum berusia 17 tahun dan nekad mengendarai sepeda motor di Yogyakarta, jauh dari pengawasan dari ibu saya.

Seperti penjelasan Rifat dan Marcell, adik saya tidak focus dan belum bisa mengambil keputusan yang tepat, sehingga dia menabrak sepeda motor lain yang dikendarai orang dewasa dengan anak balita dalam pangkuannya.

Akibatnya sang anak balita meninggal dunia. Wajah dan tubuh adik saya luka-luka parah. Hingga kini, wajahnya tidak bisa kembali simetris dan untuk beberapa waktu dia harus berobat epilepsy.

   

maria-g-soemitro.com

Tragedi Mario Dandy dan Krisis Eksistensi

Penerapan batas usia untuk warga pemilik SIM, serta apa yang telah dilakukan ibunda, sangat selaras dengan penjelasan stoikisme di awal tulisan, yakni: Manusia adalah binatang bernalar. Dengan nalarnya, manusia harus menjaga eksistensi pihak lain. 

Apabila manusia tidak mau menjaga eksistensinya, maka keteraturan dunia akan terancam. Tidak hanya eksistensi elemen lain yang terancam, juga eksistensi manusia itu sendiri.

Tragedi Mario Dandy terjadi ketika orang tua AG (15) tidak menggunakan nalarnya, untuk menerapkan sejumlah larangan pada anaknya yang masih di bawah umur, yaitu: larangan berpacaran dan larangan keluar rumah di malam hari.

Terdengar kejam, tapi begitulah faktanya. Andai AG (15) tidak berpacaran dengan David, kemudian putus dan pacaran lagi dengan Mario (20), maka tidak akan terjadi penganiayaan pada Senin malam, 20 Februari 2023.

AG yang emosinya masih labil, tidak memperhitungkan dampak pengaduannya tentang David pada Mario. Di pihak lain, Mario yang masih mencari status dari lingkungannya, berpikir bahwa dia harus “membela” AG dengan menganiaya David.

Mario tidak mempertimbangkan bahwa tidak ada asap tanpa api.

Tidak hanya kasus penganiayaan yang menyebabkan David Ozora tidak sadarkan diri selama berhari-hari, krisis eksistensi juga menimpa Rafael Alun Trisambodo, ayah si pelaku penganiayaan, Mario Dandy.

Netizen gerah melihat anak aparatur sipil negara (ASN) Institusi Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yang “hanya" eselon 3, namun bisa petantang petenteng dengan kendaraan mewah Rubicon dan moge

LHKPN Rafael pun diulak-ulik netizen. Akibatnya Rafael dipecat secara tidak hormat dan kini sedang diperiksa  Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Rafael tergiur godaan melenakan yang membuatnya lupa bahwa dia hanya bagian dari rangkaian tak terpisahkan dari keteraturan dunia. Bahwa posisinya setara dengan ciptaan lain. Dan kepentingan dirinya harus terintegrasi dengan kepentingan orang/pihak lain.

Tak heran, ketika tindakannya tidak selaras dengan pihak lain, maka terjadi gonjang ganjing. KPK dan Menteri Keuangan, Sri Mulyani kelimpungan. Netizen marah dan mengancam tidak mau membayar pajak. 

Serta pastinya hukum sosial, yang tidak saja menimpa AG, Shane, Mario Dandy, dan Rafael. Juga istri dan keluarga Rafael, keluarga Shane dan keluarga AG. Bahkan Ahmad Saifudin, seorang OB yang namanya digunakan dalam pembelian Rubicon, kendaraan mewah yang digunakan Mario Dandy untuk flexing.

Kok jauh banget pembahasannya?

Sewaktu melihat suatu kekacauan, sebaiknya memang menengok big picture-nya. Dan di sana kita menemukan betapa Allah SWT menciptakan semesta lengkap dengan elemen-elemennya. 

Status semua elemen sejajar, saling melengkapi. Bedanya manusia (yang statusnya sama dengan binatang, tumbuhan, malaikat dan mahluk lain) diberi nalar. Nalar yang kemudian digunakan manusia untuk membuat tools berupa aturan hukum, norma susila, serta norma lainnya. 

Karenanya jangan heran ketika melihat banyak manusia melanggar norma yang notabene buatan manusia lainnya. Si pembuat keonaran lupa, bahwa dia hanya bagian dari keteraturan dunia. Saat ada elemen yang berulah, maka semesta akan bergerak menciptakan keseimbangan baru.

Baca juga:
Fenomena Anak/Ibu Durhaka dan Luka Pengasuhan

Barang Kesayangan dan Kemelekatan Psikologis

15 comments

  1. Semesta akan bergerak hingga mencapai keseimbangan baru, memang begitulah hukum alamnya ya mbak.

    Mengikuti kasus Mario Dandy ini, yang jadi merembet ke mana-mana, memang butuh sudut pandang yang luas, melihat dari berbagai sisi kenapa hal itu sampai terjadi.

    ReplyDelete
  2. Kasus yang lagi rame banget dibahas. Sebagai seorang Ibu, jika David adalah anak saya, pasti hati ini hancur sampai ke dasar. Apalagi jika membayangkan akan ada cacat permanen yang akan terjadi di bagian kepala David. Di lain pihak, saya juga kasihan dengan Mario. Bisa jadi karena kurangnya perhatian dari kedua orang tua dan dimanjakan dengan harta dan berbagai kemudahan, dia jadi lupa akan akhlak serta budi pekerti. Nahas banget.

    ReplyDelete
  3. Berawal dari kasus percintaan, akhirnya jadi merembet ke sana-sini, ya. Ada kaitan dengan hal-hal lain. Makanya kasusnya juga jadi ramai seperti sekarang

    ReplyDelete
  4. Walau ndak update dengan berita di atas, hanya mengetahui sekilas, memang perlu penanaman akhlak dan adab sejak dini, sehingga lebih nalar dalam menghadapi situasi dan kondisi

    ReplyDelete
  5. Saya sampai nggak berani lihat video yang berkaitan dengan si David, Ambu.
    Belum-belum saya udah pergi ngeri kok bisa-bisanya sih MD ini main hakim sendiri sampai segitunya.
    Naluri saya juga mempertanyakan, ini orang tuanya gimana sih? eh pas tau dari berita yang beredar malah semakin terheran-heran. Ayahnya termasuk seorang pejabat loh kok anaknya nggak mencerminkan sikap baik sama sekali.

    Alfatihah untuk almarhumah mama Ambu yang sama persis kayak orang tua saya😆 malah jam malam saya itu jam 18.00 sore

    ReplyDelete
  6. Masha Allah, Mario Dandy itu sebenernya kurang bisa melakukan pengendalian diri dengan baik, akhirnya terjerat kasus semacam ini. Apalagi ortu mantan pejabat pajak, sebagai publik figur pastinya harus jaga sikap dan perbuatan...berat jadi pejabat

    ReplyDelete
  7. Kejadian seperti ini memang miris. Misalkan si korban sudah melakukan pelecehan, tapi tidak layak juga untuk dihakimi dengan semena-mena seperti itu. Apalagi waktu lihat saat pelaku ditangkap wajahnya tak terlihat penyesalan, kok bisa guru loch. Memang penanaman adab itu penting banget.

    ReplyDelete
  8. Aku tau kasus ini dari sosmed dan ambu menjelaskannya lebih detail, alhamdulillah aku bersyukur dulu nurut sama ortu ga boleh pacaran sehingga sekali kenal dengan laki3 langsung jadi suami, ngga riweuh sama mantan heheh semoga kita semakin baik mendidik anak2 ya aamiin

    ReplyDelete
  9. Belakangan ini luar biasa kasus-kasus yang melibatkan anak 15 tahun selain MDS ini. Yang bawa mobil dinas ortu dan ada ciwi tilinji di dalamnya, yang jadi bandar narkoboy, yang random nyabet pake sajam. Ya Allah :'( Jadi paranoid banget, Ambuuuu. Makemak overthinking kayak aku stresnya luar biasa.

    ReplyDelete
  10. Beneran sih susah banget ternyata punya anak remaja, pendidikan sangat penting, tapi moral kadang terlupakan hiks.. Akhirnya muncul terus kasus serupa ya.

    ReplyDelete
  11. Kasusnya lagi rame banget ya.
    Kalau ada anak yang mengalami kekerasan di masa remaja itu hal yang menyedihkan dan penderitaannya akan bertahan seumur hidup. Kekerasan kayak gini sangat tidak bisa ditolerir lagi.

    Hukum harus tegas dalam hal ini, pelaku harus diberikan sanksi yang berat agar dapat memberi contoh pada anak-anak lainnya. Kita harus menjaga anak-anak kita agar tidak terkena bullying dan tetap berada di jalur yang benar, Ambu.

    ReplyDelete
  12. Bukan cuma belajar dari kasus Mario Dandy, bahkan makin marak terdengar kasus penganiayaan sesama pelajar pun bikin hati nangis, teringat anakku yang juga berusia sama, agak ngilu liat kasus-kasus jahat seperti itu. Aku pun jadi sering kasih aturan yang mungkin bagi anak menyiksa, tapi alhamdulillah karena dikasih pengertian mereka bisa jalani dengan tenang

    ReplyDelete
  13. saya gak sanggup menonton penyiksaan mario terhadap david, Mba. Baru nonton video-video yang membahas kasus ini aja saya hampir gak kuat, membayangkan gimana tersiksanya david, huhuhu. saya sepakat jika AG juga harus ditangkap dan diberi pelajaran karena dialah biang keladinya

    ReplyDelete
  14. Gemes banget sama kasus begini ini...
    Mau komentar, tapi tampaknya komentarku uda terwakilkan oleh netijen twitter yang selalu dengan mudah menemukan fakta baru.

    Semoga dengan adanya hal-hal yang terjadi di sekitar kita, bisa menjadi pelajaran menjadi orangtua yang bijak. BUkan karena gak sayang anak atau sayang anak, tapi semua ada aturannya dalam hidup dan patuhi. Sehingga lebih nyaman dan in syaa Allah aman.

    ReplyDelete
  15. Huhu ikut sedih dan kesel banget aku sana kaduk MDS ini. Gak kebayang deh jadi ibunya David gimana. Duh miris banget ya sama anak-anak zaman sekarang. Pergaulan udah seperti itu. Dan minim hati nurani. Semoga anak cucu kita dijauhkan dari sifat seperti itu.

    ReplyDelete