5 Karakter Teman Asyik di Komunitas Blogger

  
maria-g-soemitro.com

5 Karakter Teman Asyik di Komunitas Blogger

“Kesetiaan menjadikan seseorang utuh,” kata Bae Ok-Hui pada sahabatnya, Bong Ye-Bun dalam drama Korea “Behind Your Touch”. Drama yang berhasil menembus rating 9.250% tersebut, berkisah tentang betapa indahnya persahabatan antara Bae Ok-Hui dan Bong Ye-Bun.

Saking setianya, Bae Ok-Hui rela melupakan kecemburuan pada sang sahabat yang kerap harus wara-wiri, membantu pria yang tengah ditaksir Bae Ok-Hui.

Bae Ok-Hui juga mengerahkan komplotannya demi membantu kesuksesan binis klinik hewan sang sahabat. Jangan  ditanya ketika Bong Ye-Bun diburu pembunuh, all out pastinya.

Realitanya gimana? Apakah seasyik itu hubungan sahabat? 

Baca juga:

Ego atau Cinta? Akar Kekerasan yang Terabaikan

Barang Kesayangan dan Kemelekatan Psikologis

Daftar Isi:

Menjadi “Manusia Utuh” Berkat Teman-teman di Komunitas 

5 Karakter Teman di Komunitas Blogger

  • Teman dengan Karakter Pemimpin
  • Teman yang Ngemong
  • Teman Asyik Ngobrol
  • Teman yang Selalu Siap Membantu
  • Teman yang Julid

Wah gak tahu ya. Saya sekarang gak punya sahabat. Sejak menikah dan ayahnya anak-anak gak suka saya berhubungan dengan sahabat saya, saya pun kehilangan sahabat. Huhuhu curhat! 😀😀

Tapi pastinya punya teman. Sebagai mahluk sosial, kita butuh teman. Berkat teman, kita menjadi manusia utuh. Ucapan Bae Ok-Hui ada benarnya ya?

Kerasa banget ketika awal Maret 2020 “negara api menyerang” Indonesia yang biasanya aman tenteram. Akibatnya aktivitas blogger, baik berhubungan dengan sponsor post maupun tidak, tiba-tiba terhenti.

Bisa sih ngobrol via ponsel, tapi kan gak seasyik apabila bertemu langsung. Sewaktu ada pertemuan blogger, saya bisa ngobrol sampai suara serak bareng Teh Sugi Siswiyanti atau Teh Efi Fitriyyah,  karena kebetulan kami tinggal di kawasan yang sama. 

Kok gak nekad ke rumah mereka? Gak bisa dong. Selama pandemi Covid-19. kita dilarang berdekatan kurang dari 1 meter. Itu pun harus selalu pakai masker, yang pastinya bikin gak nyaman untuk ngobrol

Walau demikian, bukan berarti gak ada pertemanan yang terjadi via online. Banyak, malah sangat banyak. Justru pesatnya kemajuan teknologi komunikasi membuat jaringan pertemanan semakin luas. Saya bisa ngobrol ngalor ngidul dengan teman di Jerman, Belanda, Amerika Serikat dan kawasan lain.

Dan mereka semua merupakan teman-teman blogger! Malah Teh Efi Fitriyyah pernah memegang amanah sebagai salah satu pengurus di komunitas Kumpulan Emak-emak Blogger. 

Wah ada komunitas Kumpulan Emak-emak Blogger, seru pastinya.  Iya dong. Lain kali saya bikin satu tulisan khusus tentang komunitas yang berdiri sejak 2012 ini ya? Karena kisahnya panjang kali lebar, gak mungkin rampung hanya dalam sekali postingan.

Sekarang kita ngobrolin tentang berbagai karakter teman blogger aja ya? Bukan ngerumpi lho ini, melainkan untuk mengupas betapa mereka telah membantu saya menjadi “manusia utuh”. Sebagai mahluk sosial yang membutuhkan teman untuk melengkapi dirinya.

  

maria-g-soemitro.com

5 Karakter Teman di Komunitas Blogger

Sebetulnya ada banyak karakter yang saya temukan di komunitas. Namun saya coba kerucutkan menjadi 5 karakter saja. Khususnya hanya teman-teman blogger yang menganggap serius profesinya, sehingga harus menggarap blognya secara professional.

Karena dengan kelompok ini pertemuan menjadi lebih intens. Enggak sekadar say hallo, kemudian berlalu dan lupa bahwa kita pernah bertemu. 😭😭

1. Teman dengan Karakter Pemimpin

Punya teman yang suka ngatur? Mereka bersikap demikian karena menyukai hal yang perfect. Mereka menyukai keteraturan dan berambisi untuk selalu melangkah maju.

Jadi jangan dijauhi. Teman berkarakter demikian akan memberi banyak manfaat. Mereka tak segan memberitahu letak kesalahan temannya. Agar sang teman bisa memperbaiki kesalahan dan akhirnya mempunyai value lebih baik.

Saya punya teman yang berkarakter demikian. Ketika memegang job, dia selalu ingin hasil yang perfect, sehingga menulis brief dengan detail. Dia juga telaten mengecek setiap tugas yang disetorkan.

Hasilnya? Dia sering dipercaya client memegang job yang lumayan besar. Jika sudah begitu, bukankah sebagai teman, kita akan kecipratan rezekinya? 

Tapi hati-hati ya,  jangan sampai melalaikan tugas. Bisa-bisa kamu masuk black list. 😊😊

2. Teman yang Ngemong

“Ngemong” merupakan Bahasa Jawa yang sulit saya temukan padanan katanya. Bisa diartikan sebagai sikap penuh perhatian tapi tanpa memanjakan, Atau semacam sikap senior yang sabar terhadap perilaku yuniornya.

Yang dimaksud “senior” di sini tidak selalu lebih tua ya? Bisa jadi lebih muda. Seperti Mbak Wati Artanto, Blogger Semarang yang banyak menulis tentang traveling. Usia Mbak Wati lebih muda dibanding saya, tapi saya merasakan sikapnya yang ngemong.

Anehnya, saya belum pernah ketemu Mbak Wati lho. Pertemanan hanya berlangsung secara online. Namun entah mengapa saya selalu merasa nyaman, ketika mengetahui ada Mbak Wati dalam komunitas yang saya ikuti.

3. Teman Asyik Ngobrol

Gak semua teman asyik diajak ngobrol lho. Ada teman yang mendominasi pembicaraan sejak awal hingga akhir pertemuan. Ketika kita mencoba masuk ke topik, dia nampak cuek.

Teman seperti ini hanya mau didengar, namun enggan mendengar. Dia juga kesulitan melihat sudut pandang orang lain. Ngobrol dengan dia serasa ngobrol dengan tembok. 😀😀

Nah, karakter teman asyik ngobrol berbanding terbalik dengan orang gak asyik tersebut. 

Saya bertemu Maria Tanjung, seorang teman asyik ngobrol, ketika sedang blog walking di suatu WhatsApp Group. Saya terheran-heran melihat blogger yang namanya sama dengan saya: Maria. Beda nama belakangnya aja.

Mengapa heran? Karena nama “Maria” umumnya merupakan nama baptis. Seperti nama saya “Maria Goreti” merupakan nama santa (orang suci) Maria Goreti, yang disematkan sebagai nama depan setelah saya mendapat sakramen baptis.

Sedangkan Mbak Maria Tanjung Sari seorang Muslimah. Dia mendapat nama “Maria” sesuai nama istri Rasulullah: Maria al Qibtiyah. 

Pertemanan dengan Mbak Maria ini asyik. Selalu nyambung. Terlebih dalam hal per-blogger-an. Hebatnya walau ilmunya jauh di atas saya, dia selalu humble. Bikin siapa pun merasa nyaman. Sungguh beruntung saya berteman dengan Maria Tanjung Sari yang usianya jauh di bawah saya ini.

Saking hepi-nya berteman dengan Maria Tanjung sari, saya membuat postingan berikut:

Ketika Maria Bertemu Maria, Seru Pastinya!

4. Teman yang Selalu Siap Membantu

Inilah ajaibnya pertemanan. Banyak sekali teman yang selalu siap membantu. Hal yang membuat saya selalu bersyukur. Hal yang membuat saya menjadi manusia utuh.

Banyak teman blogger yang hanya saya kenal melalui blog walking, tapi mereka tak ragu mengulurkan tangan. Seperti Mas Isnaini Khomarudin yang punya nama pena Rudi G. Aswan, dan dikenal sebagai Belalang Cerewet, karena punya blog belalang cerewet.

Mas Rudi tak segan membantu ketika saya yang gaptek berat, harus menyetor gambar untuk Anugerah Pewarta Astra. Maturnuwun sanget ya Mas Rudi.

Beberapa teman yang selalu siap membantu ini ada yang saya kenal secara pribadi, seperti Teh Okti Li, Blogger Cianjur. Beberapa kali saya bertemu dengan keluarganya (suami dan anaknya, Fahmi). Haturnuhun pisan ya Teh Okti.

Teman-teman lain yang telah membantu saya, maaf tidak saya tulis satu persatu. Thank you so much. Semoga Allah membalas kebaikan teman-teman secara berlipat ganda.

5. Teman yang Julid

Hahaha, jangan bilang “ke laut aja” untuk teman yang julid ya? Seperti di awal tulisan, teman membuat kita menjadi “manusia utuh”, termasuk teman yang julid.

Salah satunya sewaktu sekitar tahun 2012, saya bergabung dengan 6 kompasianer (blogger yang menulis di platform Kompasiana) perempuan dalam suatu grup di Messenger Facebook. Dulu belum ada WhatsApp, ya. 😀😀

Grup ini selalu rame. Ada aja yang diobrolin. Terkadang ngobrolin menu hari itu. Ngobrolin teman-teman kompasianer yang terkena kasus (ada yang plagiat, ada yang menulis hoaks, ada yang selingkuh dari pasangannya, dan seterusnya).

Pertemanan diuji ketika suatu hari Kompasiana mengumumkan nominasi Kompasianer of the Year, dan 3 orang di antara kami (termasuk saya) mendapat nominasi. Kejulidan pun terjadi, pertemanan gak pernah kembali seperti sebelum akhirnya penghargaan tersebut dianugerahkan pada saya.

Waktu itu rasanya saya ingin berteriak, betapa bermaknanya award ini bagi perempuan yang mengalami KDRT seperti saya. Lengkapnya saya tulis di sini:

Perfect Imperfect, 3 Cara Mengatasi Bullying

  

maria-g-soemitro.com

Duh, baru nulis 5 karakter teman blogger (itu pun gak memperinci secara lengkap), tulisan udah sepanjang ini. 

Gak heran sih, terhitung 26 Maret 2010 saya bergabung dengan platform Kompasiana, sesudah itu baru menulis untuk blog pribadi. Itu pun jika tidak disebabkan kesalahan teknis di Kompasiana yang membuat sebagian tulisan saya hilang, mungkin saya masih betah di sana.

Saya inget banget,  ketika tahun 2012 bertemu dengan teman-teman blogger yang bergabung dengan Kumpulan Emak-emak Blogger (KEB) di Kompasianival, saya belum tertarik menulis di blog pribadi. 

Tapi kini, tahun 2023 atau 11 tahun kemudian, saya malah jarang menulis di Kompasiana. Lebih nyaman menulis di blog pribadi dan saling kunjung ke blog  teman-teman blogger, seperti layaknya mengunjungi rumah teman.

Teman yang seperti kata Bae Ok-Hui, membuat kita menjadi manusia utuh.

Baca juga:

Novi Amelia dan Kecerdasan Bertahan Hidup

Self Esteem dan Sukses Langsing dengan 3 Langkah


maria-g-soemitro.com


10 comments

  1. Yang enak diajak ngobrol itu paling penting untuk saya yang pendiem ini, Ambu...
    Kadang suka kehilangan kosa kata dan mendadak hening. Kalau punya temen yang enak diajak ngobrol atau mau ngobrolin random itu bagi saya anugerah terindah, hahaa

    Apalagi kalo baru kenal udah enak ngobrol, fix saya inget sampe kapanpun :)

    ReplyDelete
  2. Wah, seru ya kalau emak-emak blogger pada ngumpul... Pasti yang dibicarakan seputar lomba blog, atau kalo gak, rencana bikin konten bareng.... KApan nih ada komunitas bapack-bapack blogger? Aku mau dong ikutan...
    BTW, saya paling gak suka sama karakter yang terakhir, Ambu.... Dijulidin tuh kayak dibully gak sih? APalagi saya tuh orangnya suka minderan...

    ReplyDelete
  3. Circle pertemanan memang rupa² ya mbak, kita tipe yang ga enakan tapi orang bisa seenaknya. Pertemanan yang tuluslah yang langka dan sulit dicari, yaa begitulah kehidupan hihii🤩

    ReplyDelete
  4. Setuju, dalam dunia blogger ini kita jadi menemukan banyak karakter teman yang berbeda-beda. Bertemu dengan teman yang menyenangkan sesuatu yang patut disyukuri dan bertemu dengan yang tidak sejalan cukup dijadikan pembelajaran. :)

    ReplyDelete
  5. Teman blogger pun bermacam-macam karakternya ya, Ambu. Masyaallah sejauh ini yang saya pernah ketemu Alhamdulillah pada baik semuanya. Malahan ada yang sering saya curhatin juga. Jadi kaya sahabat atau saking dekatnya udah kaya ke saudara.

    ReplyDelete
  6. Lewat berbagai link pertemanan, kita jadi belajar banyak tentang karakter orang ya Mbak. Gak hanya itu. Kita juga belajar menyikapi dan menempatkan diri serta berperilaku yang tepat kepada setiap lingkungan yang kita masuki. Belajar dan terus belajar. Meskipun sejatinya usia kita (jauh) lebih tua, kehadiran teman-teman yang berusia di bawah kita justru membawa banyak warna.

    ReplyDelete
  7. jadi mikir aku tipe yang mana ya? wkwkwkw nano-nano nya pertemanan itu emang bikin lengkap, bayangin dalam satu komunitas atau pertemanan kalau orangnya cuma setipe mungkin bakal kaku hihi, yang bisa mempertahankan jutsru yang bisa menerima apapun dan bagaimanapun tipe teman kita

    ReplyDelete
  8. Wah ambuu udah lama banget ya berkecimpung di dunia blogger. emang sih yang bikin betah di Komunitas itu karakter teman-temannya..

    ReplyDelete
  9. Memang tiap orang punya karakter beda-beda ya mba. Menjadi blogger juga membuka pertemanan luas yang punya banyak karakter juga, tapi sangat menyenangkan tentunya punya banyak teman yang sefrekuensi di dunia blogging ya

    ReplyDelete
  10. Karakter yang berbeda-beda seperti ini bikin tambah berwarna pertemanan ya Mba, bisa saling ngasih kritik dan saran, cara pandang, dan tentu saja bisa saling bertukar info-info seputar kepenulisan..

    ReplyDelete