Luna Maya bikin
geger!
Pada 12 April
2020, pemeran film “ Beranak Dalam Kubur” itu mengunggah video berdurasi 2:35
menit dalam account fanbase @lunamaya. Isinya wawancara Luna Maya dengan drh.
Moh Indra Cahyono, seorang virolog.
Yang membuat
publik heboh, pesannya dianggap menyepelekan pandemi Covid-19 yang kini sedang meluluh lantakkan
dunia.
"Sebagian
besar korban yang meninggal, itu belum pernah ada satu pun yang meninggal hanya
karena Covid-19" kata drh. Moh Indra Cahyono,
"Jadi
biasanya ada komplikasi penyakit, ada gangguan pernapasan. Kemarin ada yang
meninggal karena stroke ada, karena jantung dan malah Covid-19 nya
negatif," lanjutnya.
"Covid ini
membuat sakit," tapi "tidak seganas atau membunuh seperti yang ada di
media." Dia menegaskan bahwa korban meninggal bukan hanya karena Covid-19 ,
tapi karena penyakit penyerta. "Jadi jangan panik. Jangan lantas bingung
takut dan curiga kepada semua orang," kata drh. Moh Indra Cahyono.
Tentu saja
pernyataan tersebut dibantah oleh squad tenaga medis yang berada di lapangan.
Dianggap ngawur dan meremehkan. Salah satunya dr. Dirga Sakti Rambe, Sp. PD yang berpraktek di
Omni Hospital Pulomas, Jakarta. Melalui
media sosialnya @dirgarambe menjelaskan betapa mengerikan Covid-19.
Virus penyebab Covid-19 bisa masuk lewat saluran napas atas, menyebar ke paru,
mencetuskan reaksi radang yang sistemik dan masif.
"Dampaknya
dapat terjadi pada hampir seluruh organ otak, mata, hidung, paru, jantung dan
pembuluh darah, hati, ginjal, usus. Belum ada obat yg efektif," kata dr.
Dirga.
Dokter spesialis
paru, Erlina Burhan yang bertugas di RSUP Persahabatan Jakarta, juga
menyesalkan pernyataan Indro. Dikutip dari tirto.id, Elina Burhan mengatakan:
"Dia bilang
orang meninggal karena stroke, hipertensi, sakit gula, dan lain-lain. Sekarang
coba dibalik. Orang yang sakit stroke, jantung, hipertensi kalau enggak ada
Corona, enggak mati, kan?"
Bahkan dr. Erlina
meminta Indro ke rumah sakit melihat pasien secara langsung untuk membuktikan
omongannya di video tersebut. "Suruh dia ke rumah sakit lihat
pasien-pasien di sini."
Selain tidak
benar, pernyataan Indro juga bermasalah karena akan membuat masyarakat tidak
waspada dan "akan abai", terutama mereka yang merasa diri sehat dan
tidak punya riwayat penyakit yang disebut.
“Masyarakat
Indonesia yang sebelumnya menyepelekan, akan lebih menyepelekan lagi,"
katanya menegaskan.
Virus Corona Si Biang Kerok
“Setiap tahun 5
penyakit baru pada manusia muncul, dan berpotensi menjadi penyakit kritis. Tiga
dari antaranya bersumber dari binatang, serta bisa mengakibatkan kondisi kritis
pada pasien tersebut”
Demikian
penjelasan dr. Laura Anasthasya, Sp.PD
dari RS Premier Jatinegara, Jakarta pada seminar mengenai penyakit kritis di
Hotel Harris City Link Bandung, Sabtu (18/1/2020).
Baca penjelasan berikutnya:
Sayang Keluarga?Buktikan Dengan 5 Langkah Mudahnya
Dan kini muncul
penyakit yang disebabkan virus Corona yang diduga berasal dari kelelawar.
Kedatangannyapun bukan hanya di satu negara seperti flu burung dan
leptopirosis, namun menyerbu dunia, menjadi pandemi dan mengakibatkan kematian
pada ribuan orang.
Tak heran, para
ahli medis gusar dengan pernyataan drh. Moh Indra Cahyono.
Sebetulnya apa
sih virus Corona yang jadi biang kerok
malapetaka?
Virus Corona merupakan
keluarga virus yang menaungi SARS-CoV-2 yang terjadi saat ini, SARS-CoV pada
2002, dan MERS-CoV pada 2012. (sumber: kompas.com)
Kata corona
sendiri berasal dari bahasa Latin yang berarti mahkota. Bentuk virus corona
menyerupai mahkota. Sedang penyakit yang disebabkan SARS-CoV-2 disebut Covid-19,
akronim dari corona virus disease 19.
Nah, jelas ya?
Nama virusnya virus Corona. Penyakit yang disebabkan virus Corona dinamai
Covid-19. Ciri-ciri Covid-19 hampir
mirip dengan gejala flu, di antaranya:
- Demam tinggi lebih dari 38 derajat Celsius
- Batuk kering
- Lemas
- Sakit tenggorokan
- Sesak atau kesulitan bernapas
- Sakit kepala
Virus corona
bersifat zoonotik. Yang berarti, virus pertama kali berkembang di hewan sebelum
akhirnya menyerang manusia. Ketika sudah menginfeksi manusia, penyebaran virus
corona bisa melalui percikan batuk atau bersin (droplet)
Karena itulah kini
gencar kampanye cuci tangan, baik di media sosial maupun spanduk pemerintah.
Selalu ada kemungkinan tanpa sengaja menyentuh droplet di handle angkutan umum,
pintu ruang publik, serta area publik lain.
Baca juga : IgnazSemmelweis, Bapak Cuci Tangan Dunia
Selain itu
dianjurkan, untuk:
- Sebelum mencuci tangan, hindari menyentuh area wajah, seperti mata, hidung.
- Jika merasa kurang sehat atau memiliki gejala flu, tahan untuk tidak keluar rumah.
- Sebisa mungkin usahakan berada pada jarak setidaknya satu meter dengan orang lain. Dan hindari atau batasi kontak fisik dengan orang lain
- Ketika batuk atau bersin, tutup mulut dan hidung dengan tisu atau siku bagian dalam.
- Gunakan disinfektan untuk membersihkan handphone, laptop, meja serta barang-barang yang sering digunakan lainnya.
- Tingkatkan kekebalan tubuh dengan menerapkan gaya hidup sehat, jangan begadang, pola makan sehat serta disiplin berolahraga.
Namun penelitian
menunjukkan, tidak sedikit orang yang terbukti membawa virus tersebut dengan
tanpa menunjukkan gejala apapun. Seorang silent carrier dapat menularkan virus
ke orang lain yang disebut dengan istilah silent transmission
Dilansir dari South
China Morning Post, Pemerintah Cina menyebutkan terdapat 30 persen orang tanpa
gejala Covid-1. Para peneliti Jepang yang dipimpin oleh Hiroshi Nishiura, ahli
Epidemiologi di Universitas Hokkaido, juga telah mengkonfirmasi penemuan tersebut.
Dalam dunia medis,
kejadian seperti ini disebut dengan penularan presimptomatik. Dari kasus yang
dipelajari, para peneliti memperkirakan 10 persen kasus penularan oleh orang
yang belum menunjukan gejala dapat menularkan virus tersebut.
Dokter spesialis
paru-paru Indonesia, Mohamad Fahmi Alatas juga menjelaskan bahwa dalam dunia
medis orang yang terinfeksi Covid-19 tapi dengan tanpa gejala disebut sebagai
carrier. "Kemungkinannya sewaktu menginfeksi orang, orang itu tidak sakit.
Dia membawa-bawa virus Corona di saluran napasnya tapi daya tahan tubuhnya cukup
kuat untuk mempertahankan kesehatannya,"
Terdapat periode
inkubasi atau masa jeda antara infeksi dengan gejala awal yang terjadi berkisar
2-14 hari. Sebuah studi yang dilakukan baru-baru ini untuk menyelidiki waktu
inkubasi diketahui bahwa median untuk timbulnya gejala adalah 5,1 hari, dan
97,5% dari gejala yang berkembang melakukannya dalam 11,5 hari.
Gejala infeksi
akan muncul akibat dari imunitas tubuh yang lemah. Oleh karenanya, diwajibkan setiap
orang menjaga kekebalan tubuh termasuk dengan cara istirahat teratur, makan
makanan bergizi, olahraga, dan tidak stres.
Bagaimana virus
corona muncul dan menjadi pandemi, masih menjadi teka- teki yang belum
terpecahkan. Berbagai teori dan konspirasi bermunculan. Dilansir South China
Morning Post, virus mungkin bermutasi dan bergabung dengan virus lain terlebih
dahulu sebelum masuk ke dalam tubuh manusia, menempel ke dalam sel, dan
menyebar.
Teori lain
dijelaskan oleh peneliti dalam dua skenario pada publikasi Nature Medicine.
Pertama, virus membuat lompatan dari hewan (kelelawar) ke manusia di pasar
satwa liar Wuhan, Cina pada akhir 2019. Skenario ini bernama seleksi alam pada
inang hewan sebelum transfer zoonosis.
Skenario
kedua, genom leluhur yang mirip Covid-19
dan beradaptasi secara tidak terdeteksi. Menghasilkan penularan dari manusia ke
manusia selama periode yang panjang. Seperti kasus penularan MERS-CoV dari unta
dromedaris sebagai inang perantara ke manusia. Skenario ini bernama seleksi
alam pada manusia mengikuti transfer zoonosis.
Kedengarannya
ribet ya? Karena menjadi tugas peneliti untuk merancang studi dan strategi guna
mencegah munculnya agen zoonosis baru di masa depan.
Maksud Baik Luna Maya
Kembali ke kisah Luna
Maya. Mungkin dia bermaksud baik,
mengajak masyarakat untuk tidak panik. Namun keinginan berbuat baik saja tidak
cukup. Diperlukan pemahaman sosial, budaya dan lingkungan suatu daerah sebelum
bertindak.
Baca juga: Virus Corona, Tak Kenal Maka Panic Buying
Ingat kasus
seorang perempuan suspect virus corona di Solo Jawa Tengah yang mendapat
instruksi untuk isolasi mandiri? Eh dia
malah jalan-jalan ke pasar dan rewang (bantu memasak: Bahasa Jawa)
tetangganya yang akan menyelenggarakan pesta.
Akhirnya dia
dijemput paksa petugas medis. Tidak hanya itu, Lurah setempat mengisolasi
kampung tempat perempuan tersebut tinggal. Nah lho, malah nyusahin orang lain
kan?
Sungguh tepat apa
yang di katakan dr. Erlina Burhan: “Masyarakat
Indonesia yang sebelumnya menyepelekan, akan lebih menyepelekan lagi,"
katanya menegaskan.
Ketua Umum
Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng M. Faqih, juga
mengkhawatirkan isi video membuat "masyarakat tidak hati-hati dan
lengah," padahal saat ini saja "masyarakat belum disiplin" untuk
mengikuti peraturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Pada akhirnya yang
akan dirugikan adalah tenaga medis karena pasien membludak. Dia meminta siapa
pun itu tidak memberikan pernyataan asal ke masyarakat. "Kita semua,
meskipun dokter, juga harus hati-hati."
Terlebih seperti
kata dr. Erlina Burhan, Indro tidak
kompeten membahas Covid-19,"dia, kan, dokter hewan," kata Erlina
Burhan.
Drh. Moh Indra
Cahyono, mengklaim dirinya seorang virolog karena penelitiannya mengenai kondisi
kesehatan dan produktivitas sapi perah pasca erupsi gunung Merapi di DIY dan
Jawa Tengah. Dia tercatat sebagai pegawai di Balai Penelitian Veteriner Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian.
What?
Apakah sebelum
wawancara Luna Maya tidak melihat latar belakang drh. Moh Indra Cahyono?
Si corona ini bikin pusing kepala ya, Mbak Maria :) Jadi misteri, ibarat TTS alias Teka-Teki SIlang yang belum ada jawabannya. Kebanyakan yang rawan terkena Covid-19 ini adalah lansia namun ga menutup kemungkina semua kalangan dengan berbagai usia. Kadang opini dokter yang satu dan lainnya ada perbedaan sih. Yang penting kita cari info setepat2nya dan usahakan diri sendiri dan keluarga melakukan yang terbaik :D
ReplyDeletesedih klo menyepelekan corona ini, dah byk contoh negara lain, klo kita kita ga ada kerja sama untuk basmi corona ini, entah sampai kapan harus berkurung di rmh aja...
ReplyDeleteWah, bahaya kalau asal komentar begitu ya. Yang dirugikan tim medis karena banyak masyarakat yang menyepelekan akhirnya menjadi banyak korban. Makanya sangat penting yang berkomentar itu ialah ahli nya.
ReplyDeleteYang penting kan viral Bun...
ReplyDeleteMeski sedang wabah, selalu ada celah untuk bisa mengambil keuntungan hehehe
Mungkin ada juga kasus yang seperti itu, Ambu. Meninggal karena beberapa penyakit lain seperti jantung, dll. Virus Corona memperparah keadaan seseorang. Memang tergantung daya tahan tubuh juga sih, yang kuat bisa jadi carier. Pernyataan drh Indra juga memang tidak berarti Covid-19 enggak berbahaya. Justru berbahaya banget malah, apalagi kalau sudah pada tahap Infeksi paru-paru berat. Seharusnya Luna Maya wawancarai drsppk alias dokter spesialis patoligi Klinik di RS. Niatnya baik biar jangan panik, sih, hanya saja pernyataan dokter yang diwawancarai tidak bisa mewakili kejadian yang ada
ReplyDeleteAku sempat nonton ini. Hehehe. Yg jadi masalah adalah Luna Maya itu followersnya banyak. Kalo sempat ada yg ikut menyepelekan karena nonton video itu ya gawat dong. Beda lagi kalo yg ngomong kang sayur atau kang somay yg suka lewat depan rumah, gak bakal digubris dan jadi bahan twit war ya teh. Kekeke
ReplyDeletememang yg meninggal itu karena penyakit yg diderita tpi tidak akan ada jd komplikasi yg berujung kematian bila tak diperberat oleh covid-19. maksud dokternya kurang detail jd bikin salah kaprah deh. makanya kudu ati2 memilah kata, karena susah memjelaskan dg detail yg menyangkut masalah kesehatan ini
ReplyDeleteAku belum nonton nih channelnya lunmay. Kira-kira masih ada ga ya atau sudah dihapus
ReplyDelete