Jeongnyeon: The Star is Born, Transformasi Seorang Gadis Penjual Ikan Menjadi Bintang
Pernah nonton ludruk atau ketoprak? Jika belum, mungkin nonton dulu deh drama Korea Jeongnyeon: The Star is Born yang berkisah tentang seorang pansori yang bergabung dengan gukgeuk, suatu teater tradisional di Korea.
Baik gukgeuk, ludruk maupun ketoprak di Indonesia sama-sama seni pertunjukan teater tradisional yang membutuhkan kemampuan berakting, menari dan menyanyi dari para pemainnya.
Perbedaannya, gukgeuk lebih mirip ketoprak yang banyak berkisah tentang legenda, sedangkan ludruk menceritakan kehidupan sehari-hari, atau kisah yang bersifat nyata.
Perbedaan lainnya, seluruh lakon yang disajikan gukgeuk diperankan perempuan, sementara baik ludruk maupun ketoprak, semua pemainnya laki-laki.
Gukgeuk juga punya ciri khas, yaitu keberadaan “pansori” yang terdiri dari vokalis (sorikkun) dan penabuh gendang (gosu). Sorikkun menceritakan dan menyanyikan kisah-kisah tentang percintaan, kebajikan, kesetiaan, dan berbagai nilai-nilai moral.
Untuk melestarikan pansori, Korea Selatan telah mendaftarkannya Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia pada tanggal 7 November 2003 oleh UNESCO.
Bagaimana dengan ludruk dan ketoprak? Tentu saja Indonesia juga gercep, selain lenong, mamanda, wayang kulit, dan srimulat, kedua seni tradisional ini didaftarkan Indonesia pada UNESCO sebagai Warisan Budaya Indonesia.
Nonton drama Korea Jeongnyeon: The Star is Born, akhirnya saya malah gugling tentang Ludruk dan Ketoprak deh. 😀😀
Dan akhirnya merana dalam hati, …duh seni budaya Indonesia juga kaya, bahkan lebih kaya. Tapi kok gak punya kesempatan mengenalkan pada dunia tentang kekayaan yang melimpah ruah ini.
Pasca pemutaran drama Korea Jeongnyeon: The Star is Born, yang diperankan Kim Tae-Ri, nampaknya Korea bakal kebanjiran wisatawan yang pingin nonton gukgeuk dan pansori deh.
Maklum drama yang merupakan adaptasi dari webtoon "Jeong Nyeon" (정년이) written by Seo Irae (서이레) and illustrated by Namon (나몬) ini berhasil meraup rating 2 digit. Suatu perolehan yang akhir-akhir ini sulit didapat
Sekeren apa dramanya?
Yuk kita kupas:
Baca juga:
Doona!, Bertemunya Sang Diva dengan Pemuda Lugu
Twenty Five Twenty One, Semua Gara-gara Krismon!
Kim Tae-Ri sebagai Yoon Jeong-Nyeon
Punya impian adalah berkah
Berjuanglah sampai akhir
Kata Yoon Jung-Ja pada adiknya, Yoon Jeong-Nyeon, dengan penuh rasa sayang.
Sejak kecil, Yoon Jeong-Nyeon memang menunjukkan bakat yang luar biasa. Dia bisa bernyanyi pansori, skill yang diwarisi dari ibunya, Seo Yong-Rye seorang pansori legendaris.
Anehnya, sang ibu melarang Yoon Jeong-Nyeon bernyanyi. Dia malah mengajak kedua anaknya hidup nrimo sebagai nelayan miskin yang setiap hari bekerja mencari kerang dan menjual ikan di kota Mokpo.
Rupanya sang ibu punya pengalaman pahit. Akibat salah berlatih, pita suaranya rusak, dan dia mengalami depresi berkepanjangan. Itulah alasan , Seo Yong-Rye melarang anaknya menyanyi.
Namun takdir berkata lain. Ketika sedang bernyanyi di pasar, Moon Ok-Gyeong seorang aktris gukgeuk terkenal, melihatnya dan terpukau dengan keahlian menyanyi Yoon Jeong-Nyeon.
Begitu kagumnya, hingga Moon Ok-Gyeong menamai suara Yoon Jeong-Nyeon sebagai “suara dari surga”. Moon Ok-Gyeong mengajak gadis tersebut ke Seoul untuk bergabung bersama Gukguek Maeran, karena dia butuh seseorang sebagai tandingan, sebagai stimulus karir aktingnya.
Shin Ye-Eun sebagai Heo Young-Seo
Hanya dia yang menstimulasiku
Dia membuatku tumbuh
Dia juga paling memahamiku
Demikian kata Heo Young-Seo tentang Yoon Jeong-Nyeon, saingan utamanya dalam berkarir di Gukguek Maeran.
Selama ini Heo Young-Seo selalu merasa kerdil bahkan tak berarti, karena selalu dibandingkan dengan ibunya, Han Ki-Joo, seorang penyanyi sopran legendaris dan kakaknya, Heo Young-In, penyanyi terkenal Korea.
Ibunya juga kurang menghargai keputusan Heo Young-Seo bergabung dengan Gukguek Maeran, seni teater tradisional yang masih dianggap sebelah mata oleh kelompok masyarakat yang kebarat-baratan.
Heo Young-Seo bersyukur bertemu Yoon Jeong-Nyeon. Gadis tersebut tidak saja membantunya dalam karir, juga membantu Heo Young-Seo menemukan jati dirinya.
Woo Da-Vi sebagai Hong Joo-Ran
Anggota dan pimpinan Gukgeuk Maeran hanya tahu bahwa Hong Joo-Ran mengundurkan diri untuk menikah.
Padahal alasan sebenarnya, Hong Joo-Ran takut jatuh cinta dan kebablasan pada sahabat terbaiknya, Yoon Jeong-Nyeon. Dia tak ingin mengganggu perjalanan karir Yoon Jeong-Nyeon.
Untuk itu, dia bersedia dinikahkan dengan orang kaya agar bisa menopang perekonomian keluarganya. Hal yang semula dihindari Hong Joo-Ran.
Sinopsis Drama Korea Jeongnyeon: The Star is Born
Aktris Moon Ok-Gyeong merasa bosan. Dia sudah terlalu lama berperan sebagai pangeran pada setiap gelaran Gukgeuk Maeran, suatu seni pertunjukan teater tradisional Korea yang seluruh pemerannya adalah perempuan.
Moon Ok-Gyeong butuh tantangan. Dia butuh stimulasi. Sedihnya, pemimpin Gukgeuk Maeran tak pernah memberinya kesempatan mengeksplorasi peran.
Selama ini Moon Ok-Gyeong dikultuskan sebagai pangeran dan Seo Hye-Rang sebagai putri yang tak tergantikan di setiap kisah yang digelar Gukguek Maeran.
Hingga terjadi peristiwa tak terduga. Ketika Moon Ok-Gyeong sedang mengusir rasa bosan di Kota Mokpo, dia melihat seorang gadis muda bernyanyi pansori, genre nyanyian yang tak mudah, dan tak setiap orang mampu melakukannya.
Sang gadis bernama Yoon Jeong-Nyeon. Dia mampu bernyanyi pansori karena ibunya Seo Yong-Rye, mantan pansori legendaris yang tiba-tiba menghilang dari dunia hiburan.
Sang ibu melarang Yoon Jeong-Nyeon bernyanyi. Namun gadis tersebut nekad. Dia merasa capek hidup miskin. Dia ingin kaya raya, punya rumah dan mobil seperti yang dimiliki Moon Ok-Gyeong.
Yoon Jeong-Nyeon pun nekad melarikan diri ke Kota Seoul. Dia ikut audisi peserta pelatihan Gukgeuk Maeran, dan merasa senang bukan kepalang ketika diterima, walau hanya sebagai kandidat.
Rupanya pemimpin Gukgeuk Maeran mempertimbangkan suara miring nepotisme karena Yoon Jeong-Nyeon datang bersama Moon Ok-Gyeong.
Namun semangat Yoon Jeong-Nyeon tak surut. Dia bisa berlatih diam-diam. Dia juga punya sahabat baik bernama Hong Joo-Ran. Dan yang tak kalah penting, dia bertemu tandem yang punya kualifikasi hampir sama.
Gadis tersebut bernama Heo Young-Seo, putri bungsu Han Ki-Joo, seorang penyanyi sopran terkenal. Keduanya sekamar, saling bersaing, saling menstimulus dan saling mendukung.
Sayang, jalan yang ditempuh Yoon Jeong-Nyeon tak mulus. Yang terberat, ketika dalam suatu latihan pertunjukan Hong Joo-Ran “meninggalkannya” dan memilih berpasangan dengan Heo Young-Seo.
Melihat hal tersebut, aktris senior, Seo Hye-Rang menggunakan kesempatan untuk “mengusir” Yoon Jeong-Nyeon dari Gukgeuk Maeran. Dengan licik Seo Hye-Rang memberi saran latihan agar bisa memenangkan kompetisi melawan Heo Young-Seo.
Yoon Jeong-Nyeon menurutinya tanpa menyadari saran tersebut berbahaya. Dia juga tak tahu, Seo Hye-Rang selama ini cemburu padanya. Seo Hye-Rang tak mau perhatian Moon Ok-Gyeong terbelah. Dia juga tak mau kelak Yoon Jeong-Nyeon menggeser posisi Moon Ok-Gyeong sebagai pemeran utama.
Rencana Seo Hye-Rang berjalan mulus. Yoon Jeong-Nyeon menuruti sarannya. Akibatnya fatal, suara Yoon Jeong-Nyeon hilang. Bagaimana mungkin seorang pansori rusak pita suaranya?
Review Drama Korea Jeongnyeon: The Star is Born
Keren banget! Recommended banget! Bisa dibuktikan dari rating yang dilaporkan AGB Nielson, di awal penayangannya, drama Korea Jeongnyeon: The Star is Born hanya meraup 4.844% (nationwide) dan 5.7% (Seoul) dan menanjak naik secara konsisten hingga mencapai 16.458% (nationwide) dan 17.1% (Seoul).
Wow rating 2 digit! Hari gini, drama Korea susah banget dapat rating tinggi, apalagi sampai mancapai 2 digit.
Mydramalist juga gak mau kalah. Reviewers memberi rating 8,6 untuk drama Korea Jeongnyeon: The Star is Born.
Alur kisah yang runut (walau ada beberapa lubang yang bisa jadi ganjalan, tapi okelah), menjadi keunggulan drama ini. Penonton seolah diajak berkelana ke tahun 1950 oleh seorang story teller yang mengemas kisahnya dengan cerdik dan cermat.
Akting seluruh pemeran (termasuk pemeran pendukung) patut diacungi jempol. Bahkan saya sempat jatuh cinta pada Moon Ok-Gyeong, walau paham bahwa pemerannya, Jung Eun-Chae adalah perempuan! 😀😀
Aktingnya total banget, termasuk adegan asmara-nya dengan Kim Yoon-Hye yang berperan sebagai Seo Hye-Rang, padahal biasanya saya paling sebel dengan adegan LGBT.
Yups, drama Korea Jeongnyeon: The Star is Born mengupas tak terelakkannya kasus cinta sesama perempuan dalam sebuah gukgeuk. Mereka kan bareng selama 24 jam dan kerap harus menghayati adegan pasangan kekasih. Akhirnya keterusan deh.
Tapi gak bikin eneg kok. Sekadar menggambarkan banyaknya hal yang berkelindan dalam suatu teater, mulai dari keuangan, anggota gukgeuk yang melanggar peraturan, anggota gukgeuk yang tiba-tiba keluar, dan kasus percintaan sesama jenis.
Ada yang membuat saya terheran-heran, kok bisa betah menonton adegan pemeran bernyanyi pansori dalam waktu lama. Padahal biasanya saya gak betah denger tembang Dhandhanggula. Sama-sama gak paham bahasanya lho. 😀😀
Pemilihan jumlah 12 episode juga terasa pas. Terlebih diperankan Kim Tae-Ri yang selalu selektif memilih peran. Terlihat dari rating drama yang diperankannya, hampir selalu mencapai 2 digit.
Sinematografi yang indah menambah point drama Korea Jeongnyeon: The Star is Born. Gak heran jika akhirnya drama ini bakal dapat banyak penghargaan, seperti drama terbaik, aktris utama terbaik, aktris pendukung terbaik.
Wah diborong ini mah ya?
Oiya nemu orchestra lagu-lagu Jawa, ternyata keren banget:
Baca juga:
Revenant, Takut Setan? Jangan Nonton!
Kepala Detektif 1958, Tentang Asa Polisi Jujur
Profile
Drama: Jeongnyeon: The Star is Born
Revised romanization: Jeongnyeonyi
Hangul: 정년이
Director: Jung Ji-In
Writer: Seo Yi-Re (webcomic), Na Mon (webcomic), Choi Hyo-Bi
Network: tvN
Episodes: 12
Release Date: October 12 - November 17, 2024
Runtime: Sat. & Sun. 21:20
Language: Korean
Country: South Korea
Deuh kebayang gak enaknya lagi tampil nyanyi terus suara tiba-tiba hilang. Bakalan bikin stres deh. Lagi ngobrol aja kalo suara udah berubah dari biasanya aja, bikin kalut kan
ReplyDeleteMenarik juga yah. Boleh ni utk referensi tontonanku selanjutnya.
ReplyDeleteHm, sebenernya dari segi jalan cerita klise ya. Tokoh utama bertalenta, miskin, dilarang orangtua, dicemburui orang satu organisasi, jadi penasaran apa yang membuat ratingnya tinggi.
ReplyDeleteKim Tae-ri ini macam-macam banget ya perannya. Nyaris panglimg sama dia di sini.
Saya kagum deh dengan cara Korea Selatan mengenalkan budayanya. Karena dengan menonton drama ini aja secara tidak langung Korsel mengenalkan Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia ke dunia.
ReplyDeleteWow, artikel ini inspiratif banget, Ambu. Kisah Jeongnyeon bener-bener bukti nyata kalau mimpi itu nggak kenal batas. Dari penjual ikan jadi bintang, perjalanan hidupnya luar biasa. Jadi pengingat buat kita semua kalau kerja keras dan percaya diri bisa bawa kita ke tempat yang kita impikan. Jadi mood booster pagi ini!
ReplyDeleteTadinya ngga pingin nonton karena kebayang bakalan ngantuk karena nonton ludruk versi korea.
ReplyDeleteKarena pernah punya pengalaman waktu kecil nonton ludruk baru sebentar udah ngantuk dan tidur.
Tapi pas tau ratingnya dua digit dan dapet banyak penghargaan kok tergoda, seseru apa drama ini yaa.....????
Aku suka banget drakor ini. Aku bela-belain nunggu tiap Sabtu dan Minggu. Sayangnya cuma 12 yah, walaupun udahan aja gitu. Kesannya sih jalan terus Gukguk & Pansorinya. Bener...rada gimana gitu sih sama peran Moon Ok-Gyeong, ini tuh mengarah ke cinta sesama deh. Tapi krn penasaran sama Jeongnyeonnya ya terusin nonton sampai tamat...
ReplyDeleteDrakor Jeongnyeon: The Star is Born emang bikin penasaran banget! Perpaduan cerita, akting, dan sinematografi yang memukau emang layak dapet rating tinggi. Mereka bangga sama budaya tradisionalnya, seperti gukgeuk. Budaya Indonesia semoga juga bisa seterkenal ini di film-film dan series ya ambu.
ReplyDeleteBetul Bu kekayaan budaya negaykita ini sebenarnya sangat banyak. Sayangnya ssm kita tidak terlalu antusias. Ini saya senang banget akan ada aplikasi Indonesiana.tv yang isinya tentang kebudayaan negara kita. Tapi yaitu antusiasme masyarakat minim banget... Padahal saya suka woro woro di Twitter. Terbukti peminatnya sepi...
ReplyDeleteBeda dengan orang luar yg begitu menghargai dan melestarikan budaya mereka ya
wah iya..kok betah mantengin orang nembang dalam bahasa yang dipahami..berarti sebagus itu akting, cerita, juga sinematografinya A Star is Born ini. Tak heran rating-nya tinggi...
ReplyDeleteDrama-drama korea dengan konten motivasi semacam ini sangat baik, khususnya bisa membantu penonton untuk menyadari kerasnya perjuangan dan memotivasi untuk bisa berjuang lebih keras lagi.
ReplyDeleteRating 8.6 itu gak main-main loh ya. Pasti ada beberapa aspek yang sangat disukai publik sehingga drama ini berhak dapat penilaian tinggi.
ReplyDeleteSaya sendiri baru nonton dua episode perdana dan sudah jatuh suka. Seneng deh nonton drama dengan premis yang unik begini. Apalagi diiringi dengan nuansa jadoel yang menghidupkan suasana dan alur cerita. Plus lagi lagi ada Tae-ri dan Mi-ran, dua orang aktris kesukaan saya. Mereka berdua ini punya karakter kuat di setiap drama/film yang mereka perankan. Karakter apa pun itu.
BTW, itu suara asli Tae-ri apa bukan ya Mbak? Bagus banget vokalnya. Berkualitas seperti penyanyi opera.
Iayyaa, karena ini dari kisah webtoon, jadi ada muatan lgbt-nya.
ReplyDeleteSuka banget sama Kim Tae-Ri yang beneran asli belajar pansori, padahal dia aslinya bukan penyanyi. Bener-bener melatih vokal untuk kebudayaan Korea, semoga abis ini Kim Tae-Ri main drama musikal kaya Yoo Yeon Seok atau Jung Somin.
Whaa aku belum nonton Drakor ini dan jadi kepengen nonton setelah membaca ulasannya. Asli keren banget ya
ReplyDeletekenapa ya kalo film korea tuh menarik untuk ditonton, ada unsur kebudayaannya juga tetep bagus filmnya gak monoton atau boring.
ReplyDelete