Sedekah Sebagai Pintu Rezeki, Kamu Percaya?

  
maria-g-soemitro.com

Sedekah Sebagai Pintu Rezeki, Kamu Percaya?

Telat! Tangan kanan pemulung memang menerima uang sedekah dari saya, namun tangan kirinya: Memegang rokok! Untuk sejenak saya terpana, kemudian ikhlas. Sejak awal saya berniat sedekah, selebihnya bukan lagi urusan saya.

Pernahkah teman-teman mengalami hal yang mirip? Sedekah dan terdistract setelahnya. Hingga sempat meragukan niat baik yang ditanamkan sebelumnya.

Beberapa waktu lalu, semasa masih tinggal di Jalan Rajawali, Bandung, saya membiasakan diri untuk sedekah setiap hari. Tujuannya, selainkan mengamalkan kewajiban sebagai muslim, juga teringat kalimat tausiah dari Fahruddin Faiz yang aktif mengisi kanal YouTube Masjid Jendral Sudirman (MJS) Channel dengan topik Ngaji Filsafat.

“Bersedekah berarti membuka pintu rezeki orang lain. Semakin sering bersedekah, maka akan banyak  pula Allah menitipkan pintu-pintu rezeki tersebut.”

Kurang lebih demikian yang diucapkan pak Faiz. 

Baca juga:

Sampahku, (Bukan) Tanggung Jawab Petugas Sampah

Menyelami Fikih Perempuan Bersama Channel Aam Amirudin

Daftar Isi:

  • Manfaat Sedekah Bukan Untuk Penerima
  • Sedekah  Tidak Melulu Materi
  • Cara Mengatur Keuangan Freelancer ala Saya

Atau jika dijabarkan kurang lebih, penikmat manfaat sedekah sebenarnya adalah pemberi bukan penerima. Contohnya sebagai berikut:

Ketika seseorang mengeluarkan sedekah  Rp 50.000, maka penerima hanya mendapat Rp 50.000, tidak lebih.

Sementara pemberi sedekah mendapatkan nikmat yang luar biasa. Dia bahagia karena telah menjadi “tangan di atas”. Dia akan bersemangat mencari rezeki agar bisa memberi lagi. Demikian seterusnya.

Karena itulah, beberapa waktu lalu sewaktu masih menjadi pemilik UMKM, setiap bepergian atau pulang ke rumah,  saya akan berkeliling dulu untuk memberikan sekadar sedekah. Terkadang pemulung, atau pengasong, atau pengemis cilik yang berkeliaran di sekitar pasar.

Termasuk peristiwa di awal tulisan. Kebetulan saya harus ke resepsi penikahan anak seorang teman di Pusdai Bandung. Ketika teringat hari itu belum bersedekah, saya pun mendatangi beberapa pemulung yang sedang berkumpul dan memberikan sekadar uang.

Pemulung yang saya beri nampak berusia setengah baya dan merupakan ibu dari beberapa pemulung cilik. Jadi, walaupun di tangannya terselip rokok, ya sudahlah, setiap individu berhak menentukan nasibnya sendiri.

Sayang, seiring waktu saya keteteran mengelola bisnis camilan dan angkat tangan. Ini bisnis yang sangat menghabiskan waktu, tenaga dan pikiran.

Sementara tidak ada anak/anggota keluarga yang harus saya biayai. Anak-anak saya sudah rampung kuliah dan mandiri. Sehingga saya pun memilih menjadi freelancer untuk menafkahi diri sendiri. 

   

maria-g-soemitro.com
Rapat Anggota Tahunan Bank Sampah Kendal Gede Bandung

Sedekah Tidak Melulu Materi

Menjadi freelancer berarti tidak punya pemasukan yang tetap. Artinya pula, saya tidak bisa bersedekah uang setiap hari seperti sebelumnya saya lakukan.

Banyak sih pilihan sedekah non materi seperti sedekah senyum, serta sedekah non materi yang saya contek dari Google:

  • Menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
  • Mendengarkan keluhan orang lain dengan empati.
  • Mengajarkan anak-anak yang kurang mampu.
  • Membantu tetangga yang sedang sakit.
  • Memberikan nasihat kepada teman yang sedang menghadapi masalah.

Namun isinya kok membutuhkan skill ya? Seperti merawat orang sakit, mengajar anak kurang mampu, dan lainnya ….  Ini merupakan tips sedekah non materi dengan skill yang tak saya miliki.

Sedangkan sedekah “menjaga kebersihan lingkungan sekitar” mah bukan sedekah atuh ya? Sudah menjadi kewajban kita menjaga lingkungan sekitar. 

Karena itu saya memilih bersedekah sesuai dengan kemampuan saya, seperti:

  • Sebagai blogger membuat tulisan yang bermanfaat/informatif
  • Tidak lagi membuat status di media sosial yang bikin pembaca marah. Maaf jika masih belepotan. Terkadang masih suka error. 😭😭 Ini pekerjaan rumah yang sungguh tidak mudah.
  • Menjadi pendamping komunitas lingkungan hidup, atau lebih spesifik membantu mereka mengelola sampah dan membangun bank sampah. Komunitas Kendal Gede (Bank Sampah Motekar) yang saya dampingi berhasil meraup omzet ratusan juta rupiah lho
  • Bergabung dengan  YPBB, NGO yang telah berdiri sejak 2 Juni 2003. Dulu aktif sebagai relawan programnya, sekarang khusus menjadi trainer zero waste cities

Ternyata saran Google (saya mengambil dari sumber Gemini app-nya Google, jadi gak tau sumbernya) gak salah ya? Kita bisa memberikan sedekah sesuai skill yang kita miliki. 

Selain itu, dari berbagai informasi yang saya dapat, sedekah non materi bisa dilakukan melalui:

  • Pembaca buku cerita di Wyata Guna Bandung
  • Relawan pencuci mukena masjid
  • Relawan membagikan nasi bungkus pada Jumat Berkah
  • Serta relawan di beberapa organisasi nasional maupun internasional seperti UNHCR.

  
maria-g-soemitro.com

Cara Mengatur Keuangan Freelancer ala Saya

Emang sih, sedekah non materi tidak hanya uang. Bisa juga sedekah dalam bentuk tenaga, waktu dan skill, 

namun, ....

Semua sedekah tersebut tetap membutuhkan uang, seperti untuk biaya transportasi, makan minum menuju tujuan (di lokasi acara, biasanya kebutuhan makan dan minum peserta terpenuhi), serta printilan biaya lainnya.

Nah, Mau Tahu Apa cara mencukupi kebutuhan keuangan sewaktu melakukan tugas relawan? Paling tidak sebagai freelancer, ini yang saya lakukan:

  • Membuat anggaran yang berisi tentang Tujuan Keuangan yang tidak bisa diganggu gugat. Misalnya biaya internet, biaya transportasi, biaya makan dan minum, biaya kesehatan dan lainnya.
  • Tetapkan jumlah pengeluaran serealistis mungkin untuk setiap pos keuangan.
  • Prediksi jumlah pemasukan setiap bulannya. Hal ini sangat membantu untuk mencari cara agar kebutuhan tetap terpenuhi, dan aktivitas sebagai relawan tidak terganggu.
  • Jangan lupa buat pos cadangan. Ini penting banget, karena pemasukan freelancer tidak tetap. Ketika ada kelebihan, segera masukkan ke dalam biaya cadangan. Jangan dihabiskan, agar tetap bisa “bernapas” di bulan-bulan non job.

Yang terpenting, jangan melihat ketiadaan biaya sebagai beban, hingga akhirnya melepas tugas relawan. Ingat, walau tidak mendapat honor, kala kita berjanji akan datang/melakukan tugas tertentu, maka janji itu harus ditepati.

Karena seperti obrolan di awal tulisan, setiap sedekah merupakan pintu rezeki bagi orang lain. Andai kita rajin bersedekah, maka insya Allah Allah SWT akan menitipkan banyak pintu rezeki, Amin.

Baca juga:

Yok Nabung Agar Bisa Jadi Sultan Dadakan!

Guru Mengajiku, Mirip Ibu Sinta Nuriyah Wahid

Mengukir Legacy Melalui Komunitas Pengelola Sampah

14 comments

  1. kecewa pasti ya Ambu.
    di satu sisi kita memberi untuk kebutuhan pokok mereka tapi di sisi lain ybs ngga mentaati peraturan Allah SWT

    ReplyDelete
  2. Yang paling dahsyat imbalannya adalah saat setelah bersedekah pada orang tua. Saat itu juga dibayar kontan sama Allah berkali2 lipat, masyaallaah...

    ReplyDelete
  3. Memang, konsep sedekah sebagai pintu rezeki begitu menakjubkan, terutama karena seringkali hasil dari sedekah tidak hanya berupa materi, tetapi juga ketenangan batin dan kemudahan dalam hidup.

    Semoga lebih banyak orang yang bisa menghayati dan mempraktikkan hal ini, sehingga bukan hanya bermanfaat bagi penerima, tetapi juga memperkaya kehidupan kita sebagai pemberi. Tulisan ini benar-benar mengingatkan kita pada esensi memberi tanpa mengharapkan imbalan...

    ReplyDelete
  4. Sama seperti rejeki yang nggak hanya tentang uang saja, tapi ada banyak macam rejeki yang Tuhan akan gantikan dan lipatgnadakan dr sedekah yang kita berikan. Bernafas misalnya. Itu jg jadi salah satu rejeki yang Tuhan kasih ke hambanya

    ReplyDelete
  5. Saya setuju banget dengan artikel kak Maria, bahwa memang untuk bersedah itu kita harus ikhlas. Terlepas dari itu, maka kita juga perlu menyedekahkan hak milik kita pada orang yang tepat. Dan memang benar sedekah tidak melulu soal harta, karena bisa menjadi benteng diri dengan tetap mensyukuri nikmat Allah. Saya percaya sedekah itu bisa membuat pintu rezeki makin bertambah, saya sudah merasakannya.

    ReplyDelete
  6. Sedekah itu sejatinya obat hati ya Mbak. Buat diri kita sendiri bukan untuk orang lain. Senang dan bahagia rasanya bisa dan mampu memberikan sedekah meski hanya sebutir beras. Bersedekah sering kali membuat kita menjadi begitu bersyukur atas berbagai nikmat yang diberikan kepada kita.

    ReplyDelete
  7. Pos cadangan ini memang sebisa mungkin harus disiapkan oleh freelancer, karena kita gak tahu ada kejadian hal apa yang terjadi kedepannya

    ReplyDelete
  8. Sepakat, sedekah tak melulu soal materi, dan saya pun merasakan juga kok, bahwa sejatinya sedekah itu lebih banyak manfaatnya buat diri sendiri dibandingkan yang menerima sedekah

    ReplyDelete
  9. Inspiratif, Ambu.
    Seringkali aku ngerasa mau nangis kalau anak-anak kecil uda berjualan atau mulung di jalan. Memang anak-anak dilatih mandiri, tapi asa belum waktunya memikirkan "uang".

    Sedekah yang dilakukan dengan sepenuh hati, semoga membuka pintu rejeki dan keberkahan.

    ReplyDelete
  10. Pastinya yang saya yakini, sedekah membawa kebahagiaan. Kalau kita ikhlas melakukannya. Karena senyum pun katanya udah bisa dianggap sedekah kan, ya.

    ReplyDelete
  11. Setuju Ambu
    Dan sudah sering mengalami sendiri manfaat dari sedekah
    Semakin sering sedekah, semakin banyak yg kembali pada kita. Rezeki ug mengalir

    ReplyDelete
  12. buat pos cadangan masih pr buat ku nih ambu...
    Kadang jadinya bablas aja kalo invoice cair gada sisa buat nabung
    Harus lebih dipress soal pengeluaran kayanya huhu

    ReplyDelete
  13. aku setuju sih, semakin banyak bersedekah aku yakin akan ada banyak pintu rejeki terbuka karena rejeki orang kan masing-masing ya, aku percaya kalau sedekah itu rejeki orang yang Allah titipkan ke kita. cuma terkadang kitanya yang susah mau keluarin uang untuk sedekah ya ya allah harus banyak-banyak sedekah

    ReplyDelete

Terimakasih sudah berkunjung dan memberi komentar
Mohon menggunakan akun Google ya, agar tidak berpotensi broken link
Salam hangat