Jessica Kumala Wongso: “Saya Tidak Dendam”

     
maria-g-soemitro.com

Jessica Kumala Wongso: “Saya Tidak Dendam”

Menjelang pilpres 2024, selain gonjang ganjing dinasti politik, lini masa dipenuhi polemik Jessica Wongso, terdakwa yang kemudian divonis sebagai pembunuh Mirna Salihin, temannya semasa sekolah.

Sebetulnya peristiwa yang dijuluki “Kopi Sianida” ini terjadi 7 tahun silam. Kala itu akses internet belum secepat dan semurah sekarang, sehingga anggota masyarakat tidak leluasa mengemukakan pendapatnya.

Beda dengan sekarang, anggota masyarakat melek internet yang mendapat sebutan netizen, singkatan internet citizen yang berarti warga internet, menyerbu media sosial dengan opininya.

Antusiasme netizen didukung keberadaan platform TikTok.  Mereka beropini yang diterjemahkan dalam bentuk video short, baik untuk menunjukkan wajah pemilik konten, maupun potongan video yang diambil dari tayangan aslinya.

Salah satu video short “Kopi Sianida” yang mengundang simpati adalah ketika jaksa membentak ahli forensik, dr. Djaja Surya Atmadja dan mempertanyakan keilmuannya. (Ampun Pak Jaksa, sopan dikit kenapa?😭😭)

Video short lainnya menayangkan tanya jawab di pengadilan tentang siksaan yang diterima Jessica Wongso selama berada di sel tahanan. Berikut pertanyaan yang ditujukan pada Jessica Wongso:

“Saudara benci gak dengan orang-orang itu?”

“Tidak saya mendoakan mereka,” jawab Jessica

“Gak dendam sama polisi-polisi itu”

“Tidak, mereka mau ngapain kan itu urusan mereka dengan yang di Atas,” jawab Jessica lagi

“Gak dendam? Gak marah?”

“Waktu itu terjadi, saya sedih sih. Mengapa saya diperlakukan seperti ini? Tapi ya setelah itu saya terima, saya positif lagi dan saya doain mereka”

Huhuhu…. 7 tahun silam Jessica masih berusia 28 tahun lho. Di usia tersebut, seorang perempuan sedang asyik-asyiknya menata masa depan. Tiba-tiba, tanpa hujan tanpa angin, dia dituduh dan dipaksa mengaku sebagai pembunuh temannya sendiri.

Gak terasa air mata saya menetes.

Baca juga

Ego atau Cinta? Akar Kekerasan yang Terabaikan

Perfect Imperfect, 3 Cara Mengatasi Bullying

Daftar Isi:

  • Memaafkan, Apakah Semudah Mengatakannya?
  • Framming  Terhadap Jessica Wongso
  • Dimulai dari yang Mudah

Jessica bisa ikhlas, atau minimal itulah yang kita lihat. Jessica tidak nampak nangis atau marah dengan histeris. Padahal agar tahanan mau mengaku, Jessica dijebloskan di sel sempit dengan lampu menyilaukan, sampai dia tak tahan dan terpaksa mengaku.

Hasilnya: Jessica keukeuh gak mau mengaku. Selain itu alih-alih marah dia mengamalkan ajaran Kristen-nya, yaitu:

Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat 1 kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu

Dan kepada orang yang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu.

Ajaran ini merupakan koreksi dari ajaran Israel lama, yaitu: "Mata ganti mata dan gigi ganti gigi”

Umat Islam juga punya ajaran tentang memaafkan, bahkan Rasulullah SAW memberikan teladannya. 

Dikisahkan ada seorang perempuan tua yang selalu meludah setiap Rasulullah melintas di depan rumahnya.

Ketika suatu hari Rasulullah melewati rumah tersebut dan tidak bertemu dengannya, beliau pun bertanya. Orang yang ditanya menjadi heran, mengapa Rasulullah menanyakan kabar perempuan tuan yang tak menyukainya?

Bertambah heran, sewaktu mengetahui perempuan itu sedang sakit, alih-alih nyukurin,  Rasulullah SAW malah menjenguknya. Si perempuan tua merasa malu dan akhirnya masuk Islam.

  

maria-g-soemitro.com

Framming  Terhadap Jessica Wongso

Tapi apakah semudah itu memaafkan?

Kembali ke kasus Jessica Wongso. Sesudah diviralkan netizen, kasus ini terasa begitu nyata. Seolah terjadi di depan kita.

Sebetulnya, pembuat kehebohan adalah Netflix. Penyedia layanan streaming yang menyediakan berbagai acara TV dan film ini membuat film dokumenter berjudul “Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso” dengan caption: “Film dokumenter ini menggali pertanyaan yang belum terjawab seputar persidangan Jessica Wongso — bertahun-tahun setelah kematian sahabatnya, Mirna Salihin”.

Berdurasi 86 menit, film seolah ingin menjelaskan bahwa ada kejanggalan dalam persidangan Jessica Wongso. Dia tidak punya motif membunuh Mirna Salihin. Jaksa tidak bisa membuktikan Jessica memiliki sianida dan membubuhkan sianida ke dalam kopi Mirna.

Dan yang paling membagongkan, menurut pakar forensik pertama di Indonesia, dr. Djaja Surya Atmadja, jasad Mirna tidak diotopsi karena keluarganya menolak, sementara itu ada aturan hukum “no autopy no case”.  Mereka yang menghalangi otopsi, terancam dipidanakan.

Jika begitu jelas, mengapa akhirnya hakim memvonis hukuman 20 tahun pada Jessica?

Karena framing! Jessica diframming sebagai psikopat yang menabrak rumah jompo, mencoba bunuh diri termasuk dengan menggunakan gas CO2 dan lainnya.

Framming dan tuduhan terhadap Jessica bisa terlihat dari kutipan detik.com sebagai berikut:

"Pertemuan jamuan makan malam membuat pikiran terdakwa Jessica tersayat-sayat, iri hati melihat kebahagiaan pernikahan Mirna dengan Arief. Sedangkan terdakwa datang ke Jakarta dengan masalah”

Kok sok tahu banget jika Jessica tersayat-sayat, iri hati melihat kebahagiaan pernikahan Mirna? Kan gak ada bukti dalam bentuk surat atau buku harian, misalnya.

Tentang menabrak rumah jompo, bukankah merupakan pelanggaran lalu lintas seperti gak pakai helm, lupa bawa SIM dan semacamnya. Sama sekali bukan tindakan pidana.

Demikian pula usaha bunuh diri, bisa jadi penyebabnya sedang depresi, tapi apakah bisa disimpulkan bahwa dia psikopat yang dengan tega sanggup membunuh orang di depan publik dengan racun sianida.

Dan yang terpenting: Tidak ditemukan sianida dalam jumlah mematikan dalam tubuh Mirna!

Kepedihan akan nasib Jessica membuat saya menulis kasus ini, sekaligus salut pada ketegaran perempuan yang telah meringkuk di Lapas Perempuan Pondok Bambu selama 7 tahun.

Untuk mengisi hari-harinya, Jessica menjadi penulis, guru Bahasa Inggris, dan instruktur senam. Hebat ya? Hari-harinya dipenuhi dengan manfaat bagi orang lain.

  

maria-g-soemitro.com

Dimulai dari yang Mudah

Jujurly, andai berada di posisi Jessica, saya gak sanggup. Tapi jika ingin balas dendam, mungkinkah saya akan sekuat Moon Dong-Eun (yang diperankan Song Hye-Kyo) dalam drama Korea “ The Glory” yang membulatkan tekad untuk balas dendam yang tercermin dalam perilakunya:

“Jika aku tertawa, aku akan melupakan balas dendam yang harus kulakukan”

Waduh gak boleh tertawa mah, berat atuh 😀😀

Drama Korea “ The Glory” memang hanya fiksi, saya kesulitan mencari pembanding sikap Jessica yang mengalami ketidak adilan sehingga divonis penjara 20 tahun.

Dengan sikap Moon Dong-Eun dalam drama “The Glory” (sebetulnya YouTuber Jang Hansol pernah membuat konten bahwa bullying seperti itu nyata) yang tak mau menerima ketidak adilan dan memupuk kebencian untuk balas dendam.

Sebagai orang beragama, kita diajarkan untuk memaafkan. Yang mudah-mudah sajalah dulu. Misalnya lagi diem-dieman dengan teman atau anggota keluarga, cobalah untuk meminta maaf terlebih dulu (walau menurut kita, dialah yang salah).

Di sinilah fungsinya agama.

Agar kita punya tujuan hidup dan bisa menjalani hidup dengan tenang dan nyaman. Ketika mengalami ketidak adilan, kita bisa memilih untuk memaafkan dan melupakan dendam.

Terlebih sebagai umat Islam,  ada hadis yang menegaskan bahwa hukum marah lebih dari tiga hari kepada saudara sesama muslim adalah perbuatan yang tidak baik.

Hadisnya sebagai berikut: 

Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah kalian saling memutuskan hubungan, jangan saling membelakangi, jangan saling bermusuhan, jangan saling hasut. Jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara. Tidak halal bagi seorang muslim untuk tidak bertegur sapa dengan saudaranya di atas tiga hari”. (HR Muttafaq ‘alaihi).

Hadis lainnya:

Rasulullah SAW bersabda, “Pintu-pintu surga dibuka setiap Senin dan hari Kamis. Maka ampunilah setiap hamba yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu yang lain, kecuali orang yang mempunyai permusuhan dengan saudaranya. 

Kemudian dikatakan, “Tundalah kedua orang ini sehingga mereka saling berdamai. Tundalah kedua orang ini sehingga mereka saling berdamai. Tundalah kedua orang ini sehingga mereka saling berdamai”.(HR. Muslim).

Dalam salah satu tausiahnya, Ustaz Aam Amirudin pernah menganjurkan untuk meniru teladan Rasulullah SAW. Waktu itu saya jawab: “Sulit atuh Pak”.

Ustaz Aam tersenyum dan bilang: “Justru dari yang sulit itu kita mendapat pahala lebih besar.”

Nah!

Baca juga:

Mertua Toxic? Begini Cara Mengatasinya

Tragedi Binatang Bernalar dalam Kasus Mario Dandy


maria-g-soemitro.com



25 comments

  1. Kasus Jessica ini memang kembali rame lagi dibahas ulang setelah tayangan di Netflix kemarin, dan aneh banget sih jika tanpa autopsi bisa mendeteksi penyebab kematian seseorang. Semoga kebenaran terungkap secara jelas supaya semua tenang.

    ReplyDelete
  2. Sejak di angkat lagi ke publik lewat layanan streaming, makin banyak kejanggalan ditemui. Pedih bgt pasti jd jesica klo ternyata yg terjadi hanya "intrik" semoga kebenaran kan lekas terkuak

    ReplyDelete
  3. Memang segala hal harus dikembalikan pd agama sebagai tuntunan....insyaAllah kita berada di jalan yg di-ridhoiNYA dan tdk tersesat.
    termasuk ttg memaafkan ini yah

    ReplyDelete
    Replies
    1. setuju kak,
      mungkin memang memaafkan bukanlah hal yang mudah, tetapi karena kita pun terinspirasi dari keteladanan para nabi yang memiliki sifat pemaaf. Semoga kita terus berada dalam naungan-NYA ya, aamiin

      Delete
  4. Ramai ya, Ambu, setelah Netflix mengulik lagi kasus Kopi Sianida ini..Akhirnya kita bisa tahu sisi-sisi lain yang belum terungkap semua saat kejadian 7 tahun lalu.
    Apapun saya setuju dengan apa yang diajarkan dalam agama, saat ada ketidak adilan, kita bisa memilih untuk memaafkan dan melupakan dendam, meski memang susaaah untuk dilakukan.

    ReplyDelete
  5. Saya dulu sempat sedikit-sedikit ikutin sidangnya Jessica ini, tapi jadi nggak kuat, karena dulu juga saya terbawa arus, menganggap dia sebagai pembunuh. Karena sama dengan jaksa, emang ga ada bukti orang lain yang kasih racun, hanya dia satu-satunya yang paling memungkinkan.
    Tapi kasian sih, sedikit banyak dulu netizen menghujatnya karena wajahnya yang beda kek orang.
    Misal, ketika Mirna keracunan, dia nggak panik kayak orang lain, dan semacamnya.
    Kasian sih kalau seandainya bukan dia yang bersalah

    ReplyDelete
  6. Ini salah satu misteri yang belum juga terpecahkan, bahkan mungkin sampai akhir masa kali ya. Meski demikian, semoga yang terbaik untuk semua pihak. Seru baca artikel ini apalagi dikaitkan dengan The Glory. Salut, Mbak Maria.

    ReplyDelete
  7. Sensitif banget memang masalah Jessica ini. Hujan pro dan kontra terus mengalir deras dari awal kasus ini muncul. Entah apa yang menjadi pemicu sehingga kasus ini jadi isu nasional. Padahal semua yang terlibat bukanlah public figure. Tapi whatever the reason is, kemunculan film dokumenternya Netflix menjadikan kasus ini jadi hibes lagi. Dan itu efeknya luar biasa bagi semua orang, jadi ribut kembali. Ya ampun. Merinding loh saya mengikuti cerita tentang Jessica ini. Walahuallam. Semoga nanti kebenaran bisa terungkap.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dan keributannya masih menggelinding hingga hari ini. Sampai akhirnya menyinggung ayah almh Mirna yang katanya jadi biang keladi dari pembunuhan Mirna. Waduh. Apalagi pengacara Jessica, Otto Hasibuan, membawa banyak asumsi-asumsi baru dalam membela Jessica yang membuat publik terhenyak. Jadi pengen tahu nih gimana akhirnya drama yang panjang ini.

      Delete
  8. Kasus Jessica yang berkepanjangan ini memang mengundang tanda tanya besar. Berbagai argumen dan pembelaan sudah dilakukan dan pada akhirnya memang pengadilan di dunia membuktikan Jessica yang bersalah.

    Gak ada yang bener-bener tau kejadian sebenarnya..
    Karena gak ada yang menceritakan secara gamblang. Kalau pun itu dilakukan, waktu yang terbuang Jessica udah banyak banget plus nama baik dirinya dan keluarga yang hancur lebur.

    Sungguh menyakitkan berada di posisi Jessica.
    semoga keadilan bisa terungkap, meski terlambat.

    ReplyDelete
  9. Cerita kopi sianida memang sangat terkenal ya kak.. padahal waktu itu berita internet tak se cepat saat ini..

    ReplyDelete
  10. aku kemarin sempat nonton film dokumenternya, dua bulan ini kita kayak diingatkan lagi sama kisah Mirna dkk ya.

    ReplyDelete
  11. Jujur aja ngikutin kasus ini memang membingungkan, cuma bisa berdoa semoga kebenaran akan segera terungkap.

    ReplyDelete
  12. Kasus jessica ini bisa dikaitkan dengan beberapa hadis, drakor dan sampai ke netflix ya. Keren ambu. Jessica ini cerdas memang ya, bisa memanfaatkan waktu dijeruji besi buat jadi tutor bahasa inggris, dan lainnya.

    ReplyDelete
  13. Inget banget dulu sidang "Kopi Sianida" atas dugaan pembunuhan Mirna Oleh Jesica disiarin berhari2, sampe capek ngeliatnya banyak drama yang muncul. Dan di up kembali di tiktok sempat lihat juga sih... ya semoga bisa jadi pelajaran kita dari perjalanan hidup Jessica ini, bahwa hidup tetap harus berbuat baik kepada siapapun, hilangkan dendam itu harus. Biar hati tenang...

    ReplyDelete
  14. KAsus Jessica ini salah satu kasus paling misterius di Indonesia. HAnya Allah yang tahu siapa pembunuh Mirna sebenarnya...
    Salut buat Jessica yang tetap tegar dan tak henti berbuat sesuatu untuk sesama...

    ReplyDelete
  15. Mau heran dengan realita keadilan dan hukum di indonesia tapi ya kok balik lagi, namanya Indonesia..
    Kita belum bisa lepas dan rasanya gemes sih Banyak orang yang tutup mata. Hingga dokumenter ice cold ini keluar barulah banyak yang sadat dengan kasus jessica ini.
    Semoga Indonesia berbenah lebih baik lagi.

    ReplyDelete
  16. Aku sampe ngikutin juga nih film dokumenter kopi sianida di Netflix. Ngikutin kisahnya jadi gemes sendiri, bingung mana yg bener dll. Semoga kebenaran terungkap Insha Allah

    ReplyDelete
  17. Saya sempat mengikuti juga mbak, setelah kasus ini ramai lagi, eh tapi sekarang kayaknya udah tenggelam lagi ya.
    Salut lho pada Jessica yang tetap teguh dengan pendiriannya itu, bahkan saat pengacaranya menawarkan opsi untuk memohon keringanan hukuman, dia tidak mau karena permohonan keringanan hukuman mesti disertai pengakuan bahwa dialah pelakunya

    ReplyDelete
  18. Salut sama kebesaran hatinya, memaafkan dan malah mendoakan plus ga dendam.
    kalau sudah begini, yang bahaya justru yang mendjalimi didoakan sama yang terjolimi.
    Duh, saya jadi pingin nonton filmnya, nih

    ReplyDelete
  19. Sejak kisah ini diangkat dalam sebuah film, reaksinya luar biasa ya baik dari keluarga Mirna maupun masyarakat tapi tetap saja kenyataan akan sebenarnya hanya Allah SWT yang tahu.

    ReplyDelete
  20. Kemarin sempet baca-baca di twitter juga konten di tiktok mengenai fakta Jessica dan film dokumenternya yang dibuat NF. Rasanya ikut terbawa suasana.. bagaimana Jess ini bersikap dan memutuskan untuk menjadi "samsak" dari ketidakadilan dunia atas dirinya.

    ReplyDelete
  21. Aku mulai merasa ada konspirasi di balik kasusnya Jessica. Kayaknya jessica dijebak deh sama yang punya uang banyak. Masih misteri dan semoga kebenaran segera terungkap

    ReplyDelete
  22. Dokumenter Netflix soal kasus kopi sianida emang jadi bikin kasusnya kerasa janggal. Keren banget tapi jessica selama di penjara malah jadi guru bahasa inggris, instruktur senam, dan penulis. Semoga ada keadilan buat jessica

    ReplyDelete
  23. Waktu itu saya mengikuti beberapa persidangannya yang disiarkan langsung. Sedikit bertanya-tanya kenapa Jessica bisa begitu tenang di setiap persidangannya. Mungkin karena yakin dirinya tidak bersalah, atau karena memang mentalnya yang begitu kuat.

    Semoga kebenaran bisa terungkap. Yang bersalah segera dihukum, yang tak bersalah mendapat keadilan.

    ReplyDelete