Trolley, Tragedi Buah Simalakama

    
maria-g-soemitro.com

Trolley (Drama Korea), Tragedi Buah Simalakama

“Kan cuma dipegang-pegang. Bandingin dengan driver ojol yang di-PHK. Kasihan kan anak dan istrinya?” Demikian kurang lebih opini pemilik channel Guru Gembul tentang kasus pelecehan seksual yang terjadi pada penumpang ojol.

Ngenes banget dengernya. Otomatis saya unsubscribed channel tersebut. Padahal channel yang dimiliki sosok berprofesi sebagai pengajar itu lumayan bermanfaat. Banyak wawasan baru yang saya dapat setelah menyimak konten-kontennya.

Pelecehan seksual memang kerap disepelekan. Dianggap “hanya dipegang”. Atau “hanya disetubuhi”. Toh gak ada yang luka. 

Mereka menafikan psikis korban yang terluka parah. Dampaknya terjadi pada kesehatan mental, mulai dari merasa tak berharga, gak percaya diri, depresi hingga bunuh diri. Atau dengan kata lain pelecehan seksual berpotensi “membunuh” korbannya.

Sayangnya keadilan nampaknya tidak berpihak pada korban. Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (UU TPKS), Tindak Pidana Kekerasan Seksual secara fisik dapat dikenakan sanksi berupa pidana penjara paling lama 12 (dua belas) tahun dan /atau pidana denda paling banyak Rp. 300.000.000,- ( tiga ratus juta rupiah).

Cuma (maksimal) 12 tahun!

Sineas Korea Selatan kerap mengusung tema kekerasan seksual, termasuk drama Korea “Trolley” yang menggabungkan kasus kekerasan seksual dengan  trolley problem atau trolley dilemma. 

Penjelasan trolley problem bisa dibaca di sini, agak mirip dengan kasus penumpang ojol di atas.  Apabila si penumpang speak-up, maka keluarga driver ojol akan “binasa”, baik nafkah dan nama baiknya. 

Sebaliknya terjadi, saat penumpang diam, maka keluarga driver ojol selamat, namun hidup sang penumpang ojol akan “binasa”.

Baca juga

Divorce Attorney Shin, Tentang Pengacara Jomblo Khusus Perceraian

Crash Course in Romance, Kisah Cinta Guru Bimbel

  

maria-g-soemitro.com

Kim Hyun-Joo  sebagai Kim Hye-Joo 

Pergi dari Kota Youngsan 20 tahun silam, Kim Hye-Joo ingin melupakan tragedy buruk yang menimpanya. 

Kim Hye-Joo menjadi korban pelecehan seksual. Pelakunya adalah Jin Seung-Ho, kakak sahabat Kim Hye-Joo. Ketika Kim Hye-Joo melaporkan kasus tersebut ke polisi, Jin Seung-Ho bunuh diri. Dia malu, sebagai mahasiswa baru SNU namanya tercoreng sebagai pencabul.

Akibatnya, penduduk Youngsan menuduh Kim Hye-Joo sebagai penyebab kematian dengan dalih uang.

Kim Hye-Joo memang anak yatim piatu yang tinggal di panti. Merasa tak tahan dengan tekanan masyarakat, Kim Hye-Joo meninggalkan Youngsan dan mengganti namanya.

  

maria-g-soemitro.com

Park Hee-Soon sebagai Nam Joong-Do

“Aku ingin dunia berubah menjadi lebih baik” kata Nam Joong-Do berulang kali pada Jang Woo-Jae, staf ahli yang menjadi tangan kanan Nam Joong-Do.

Semasa muda Nam Joong-Do aktif sebagai pekerja sosial. Berkat pengalaman dan sepak terjangnya yang bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), ketua partai Daehan merekrutnya dengan keyakinan Nam Joong-Do akan sangat berguna untuk partainya.

Kim Hye-Joo, istri Nam Joong-Do mengizinkan suaminya berpolitik. Namun dengan syarat, dia tak mau tampil. Kim Hye-Joo hanya ingin di belakang layar. Syarat yang diamini Nam Joong-Do.

Nam Joong-Do tak tahu ada alasan istrinya enggan tampil. Istrinya pernah menjadi korban pelecehan seksual dan sang pelaku bunuh diri. Kim Hye-Joo tak ingin dikenali sebagai gadis yang pernah menyebabkan kematian seorang pemuda di Kota Youngsan

  

maria-g-soemitro.com

Chung Su-Bin sebagai Kim Soo-Bin

“Saya hamil anak Nam Ji-Hoon,” kata Kim Soo-Bin saat datang ke rumah Nam Joong-Do. Dan dia beruntung bertemu istri Nam Joong-Do yang bernama Kim Hye-Joo.

Sebelum kematiannya, Nam Ji-Hoon pernah mengajaknya ke rumah itu. Almarhum berjanji Soo-Bin akan disambut baik oleh ibunya. “Ibuku pernah mengalami nasib sama, harus berjuang sendirian di kota besar” kata Nam Ji-Hoon.

Sesuai kata Nam Ji-Hoon, ibunya menyambutnya dengan ramah. Sang ibu memang baik hati. Dia tidak tahu Soo-Bin berbohong.

Soo-Bin bukan sedang hamil anak Nam Ji-Hoon, melainkan pacarnya, Heo Jung-Dae, seorang preman yang gemar malak, gemar main perempuan dan jual beli narkoba. 

Tatkala Soo-Bin bertekad putus, Nam Ji-Hoon mengajaknya bersembunyi di tempat teraman yang sulit dijangkau Heo Jung-Dae.

   

maria-g-soemitro.com

Sinopsis Drama Korea Trolley

“Mana yang lebih bernilai, satu RUU hukum pidana sepele yang menguntungkan segelintir orang, atau 10 RUU Kesejahteraan sosial yang bermanfaat bagi banyak orang?” tanya Kang Soon-Hong pada ketua partai Daehan, Woo Jin-Seok.

Sebagai perwakilan partai Abdi Negara, Kang Soon-Hong tak ingin Partai Daehan unggul dalam meraup suara pemilih.

Dan Rencana Undang-undang Namgoong Sol yang dimaksud Kang Soon-Hon, selain berpotensi meraup suara bagi Partai Daehan, RUU tersebut juga bakal mengorek masa silam keponakannya.

RUU Namgoong Sol memang terkesan populis. Diusulkan oleh Nam Joong-Do, anggota parlemen berasal dari Partai Daehan beberapa bulan menjelang pemilu. 

Isinya hak penuntutan terhadap pelaku pelecehan seksual, meski pelaku tewas karena buruh diri atau sebab lain. RUU yang sangat bertentangan dengan teori hukum yang menyatakan tuntutan pidana otomatis gugur ketika tersangka tewas.

Disebut populis karena Namgoong Sol adalah nama seorang gadis yang tewas bunuh diri setelah mendapat ancaman video porno-nya akan disebarkan. Opini masyarakat sempat terbelah karena pelaku adalah mahasiswa kedokteran. Keduanya (sang pelaku dan korban) berkenalan di kawasan prostitusi.

Bertambah ramai ketika sang pelaku bunuh diri setelah men-share video porno Namgoong Sol. Disusul ibu sang pelaku yang berusaha bunuh diri juga, namun bisa diselamatkan.

Huru hara opini publik ini digunakan Nam Joong-Do dengan membagikan video dirinya sedang mendapat bogem mentah dari ayah sang mahasiswa kedokteran.

Nam Joong-Do memang sangat berambisi meloloskan RUU Namgoong Sol. Demi mendapat persetujuan majelis nasional, dia mengerahkan opini publik dengan menggunakan kasus istrinya yang mengalami pelecehan seksual, serta berbohong bahwa anak laki-lakinya telah melakukan pelecehan seksual.

Padahal faktanya, Nam Joong-Do lah yang melakukan pelecehan seksual terhadap Hyeon Yeo-Jin, seorang perempuan setengah baya yang pernah ditolong kasusnya, dan kini tinggal di rumah keluarga Nam Joong-Do.

Kim Hye-Joo, istri Nam Joong-Do menjadi penentu akhir. Apakah dia akan tutup mulut terhadap tindak pidana suaminya? Atau membongkarnya ke publik, dengan risiko, suaminya akan masuk jeruji besi dan anak perempuannya menanggung bully-an teman-temannya.

  

maria-g-soemitro.com

Review Drama Korea Trolley

Bravo untuk castingnya!

Kim Hyun-Joo yang pernah berperan sebagai kakak perempuan Koo Jun-Pyo dalam drama Korea “Boys Over Flowers” beradu acting dengan Park Hee-Soon, pemeran antagonis dalam drama Korea “My Name” dan ayah yang sabar dalam drama Korea “Beautiful World”.

Termasuk para pemeran pendukung, seperti Ryoo Hyoun-Kyoung yang mendapat peran antagonis, serta Kim Mi-Kyung yang kerap menjadi ibu nan bijak, dalam drama Korea “Trolley” berperan sebagai ketua partai. Jadi inget Bu Mega  😀😀

Bravo pula untuk plotnya. Diawali dengan keseharian Kim Hye-Joo yang beraktivitas layaknya emak-emak. Termasuk bisnisnya, merevisi buku-buku yang rusak/sobek.  Kesibukan emak-emak yang khas banget: Padat merayap!

Emosi penonton mulai melaju kencang ketika terkuak fakta bahwa Kim Hye-Joo bukan “sekadar” ibu rumah tangga. Dia adalah istri anggota parlemen yang terkenal, Nam Joong-Do. 

Juga bukan sembarang anggota parlemen, Nam Joong-Do terkenal terkenal anti kolusi, korupsi dan nepotisme (KKN). Dia baru menggunakan privilege-nya ketika anak perempuannya hilang.

 Kemudian menyusul anak laki-lakinya yang bernama Nam Ji-Hoon, mati dengan membawa shabu-shabu, dan dinyatakan sebagai bunuh diri.

Penonton mulai bertanya-tanya ketika muncul perempuan muda yang mengaku hamil oleh Nam Ji-Hoon. Siapa dia? Jangan-jangan ….. ?

Bak puzzle yang terserak, writernim Ryu Bo-Ri menyusunnya satu persatu dengan telaten hingga akhirnya muncul big picture kasus ini, yang ternyata sangat membagongkan!

Jujurly, saya sempat merasa di pihak yang menyesalkan keputusan Kim Hye-Joo. Sempet emosi melihat Kim Hye-Joo mengumumkan kejahatan suaminya. Kok gak sayang anak sih? Kan kasihan suaminya? Mirip tragedy Guru Gembul di awal tulisan yang berpihak pada kelakuan driver ojol.

Sampai akhirnya saya kembali ke bumi: Pelaku pelecehan seksual harus dihukum!  Gak ada pengecualian untuk itu. No debate. No arguing. No excused.

Hehehe maaf jadi ikutan emosi. 

Drama Korea “Trolley” emang bikin emosi penonton turun naik. Jadi, siapkan diri untuk tidak larut dan berakhir marah-marah setelah menonton drama ini ya? 😁😁

Baca juga

Doctor Cha, Hancur karena Selingkuh

Scripting Your Destiny, Tentang Cinta yang Terlarang


Profile


    Drama: Trolley

    Revised romanization: Trolley

    Hangul: 트롤리

    Director: Kim Moon-Kyo

    Writer: Ryu Bo-Ri

    Network: SBS

    Episodes: 16

    Release Date: December 19, 2022 - February 14, 2023

    Runtime: Mon & Tue 22:00

    Language: Korean

    Country: South Korea

6 comments

  1. Dari sinopsisnya aja aku ikutan emosi. Bener bgt kalau Drakor “Trolley” bikin emosi penonton turun naik. Penasaran jadinya. Ahaha

    ReplyDelete
  2. Baca ringkasan film ini aku jadi bisa tahu alur drakor ini. Aku masukin list nonton dulu, soalnya lagi banyak antrian tonton drakor hahaha..

    ReplyDelete
  3. Saya baru baca sinopsisnya ini ikutan gemes, Mba :-D
    Saya pun baru tahu kalau kasus seperti itu disebut dengan istilah "troley", dapat info baru lagi ^^

    ReplyDelete
  4. Seneng ya Mbak kalo nonton drama atau film dengan casting yang pas. Alur cerita tuh jadi terangkat dan kita menikmati penokohannya dengan asik. Apalagi untuk drama dengan premis yang kuat seperti Trolley ini. Menurut saya sih gak mudah mengolah cerita tentang kejahatan seksual dan efek yang timbul setelahnya.

    ReplyDelete
  5. Sebelum nonton harus siapkan mental dan emosi nih sepertinya. Bocoran dari Ambu udah bikin saya gregetan. Pasti ikut kesal kalau nonton sendiri langsung kisah ini. Hehe...

    ReplyDelete
  6. wah sepertinya ceritanya bagus banget ini masalahnya complicated, soal pelecehan seksual memang tidak bisa dianggap remeh karena selain kena fisik juga kena banget di mental.

    ReplyDelete