Kami Blogger, Bukan Babi Ngepet!
“Menganggur tapi banyak uang, pasti babi ngepet tuh!” Demikian tuduhan yang dilontarkan seorang perempuan bernama Ibu Wati, sekitar April tahun 2021. (sumber)
Huhuhu tuduhan yang kejam ya?
Belakangan baru diketahui penyebabnya. Ibu Wati pindah ke Kampung Baru, Desa Ragajaya, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat untuk berpraktek sebagai paranormal. Sebagai newbie, dia melakukan berbagai macam cara untuk menarik perhatian agar tempat prakteknya dikunjungi pelanggan.
Ya tapi jangan main tuduh atuh, korps Blogger Indonesia kan jadi tersinggung. 😀😀
Apabila kriteria bekerja yaitu: Pagi-pagi berangkat ke kantor dengan menggunakan baju rapi dan wangi. Sore hari baru pulang ke rumah dalam keadaan lusuh dan berkeringat.
Maka profesi blogger bisa seharian di rumah. Blogger perempuan bisa dasteran, blogger pria bercelana pendek dan memakai t-shirt lusuh. Namun nampak tak pernah kesulitan finansial. Bisa belanja sembako, bayar uang sekolah anak serta tak pernah terlambat membayar retribusi RT.
Mirip yang disangkakan Ibu Wati ya? 😢😢
Baca juga:
Lupa Penyakit, Banyak Tawa di Trans Studio Bandung Saat Blogger Day 2019
5 Tantangan Blog Walking dan 5 Manfaatnya
Daftar Isi:
- Kami Blogger, Bukan Babi Ngepet
- Sosok ini Membawaku Menjadi Seorang Blogger
- Naik Kelas Berkat Komunitas Bloggercrony Indonesia
- Bangga Jadi Blogger Indonesia
Teman-teman blogger yang tinggal di perkotaan, mungkin bisa terhindar dari mulut nyinyir seperti yang dilakukan Ibu Wati, beda halnya dengan di pedesaan, seperti yang kini saya alami.
Bertujuan menemani anak yang mengemban tugas sebagai pengajar di salah satu perguruan tinggi di Jatinangor, sejak bulan Mei 2022 saya pindah ke suatu perumahan di Kabupaten Sumedang, ‘terlempar’ dari hiruk pikuk Kota Bandung.
Gagap budaya pastinya. Salah satunya kegiatan para ibu yang kerap asyik mengobrol di warung di depan rumah tempat saya tinggal. Sementara saya terbiasa 'ngantor' sejak pagi sampai malam hari. Keluar rumah hanya untuk tujuan tertentu, misalnya: belanja sayuran, belanja buah-buahan, belanja camilan dan lainnya. Sesudah itu masuk rumah untuk masak, mencuci, dan pastinya blogging.
Ketika ada yang bertanya, saya berusaha menjelaskan bahwa setiap hari saya bekerja. Namun cara saya bekerja berbeda dengan orang kantoran pada umumnya.
Saya beri contoh, misalnya perusahaan A memproduksi produk baru, maka pemasarannya tidak lagi melalui televisi dan surat kabar. Kalaupun ada, hanya perusahaan besar yang melakukannya, sebab biayanya sangat mahal.
Selain itu, di abad digital orang lebih suka mencari hiburan dan berita lewat gadget. Semua ada dan murah. Cukup bermodalkan kuota internet, mereka memperoleh apapun yang dibutuhkan.
Maka, perusahaan A menghubungi korps blogger (termasuk saya) untuk membuat tulisan tentang produk tersebut dan mempromosikannya di media sosial, lewat akun sosial sang blogger.
Tetangga yang mendengarkan hanya manggut-manggut. Saya terangkan bahwa kelak, aktivitas kerja anak-anak mereka akan seperti ini. Digitalisasi akan merambah semua sektor. Mereka yang enggan beradptasi akan tertinggal.
![]() |
sumber: facebook.com/@supardiyonosobirin |
Sosok ini Membawaku Menjadi Seorang Blogger
“ini blog saya, semua hal tentang sampah saya tulis di situ,” kata Supardiyono Sobirin (78 tahun), pakar lingkungan di Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda (DPKLTS), sambil menyodorkan kartu nama yang mencantumkan alamat blognya.
Seingat saya waktu itu sekitar tahun 2009, Pak Sobirin masih aktif mengisi blog “Sampah Diolah Menjadi Berkah” yang beralamat di http://clearwaste.blogspot.com. Sayang, setelah aktif mengisi blog sejak tahun 2007, pada tahun 2012 nampaknya Pak Sob, nama panggilan Pak Sobirin, rehat menulis hingga kini.
Padahal blog tentang pernak pernik pengolahan sampah tersebut sangat informatif. Pak Sob menyajikan materi dengan cara sederhana, sehingga pembacanya paham dan tertarik mengaplikasikannya.
Blog inspiratif milik Pak Sob membuat saya ingin membuat blog juga. Terlebih platform yang digunakan adalah blogspot, pendaftaran dan pengisiannya sangat mudah.
Mengisi blog atau membuat tulisan lah yang sulit. Rasanya isi otak penuh dengan ide tulisan, tapi menguraikan dan menjadikannya sebuah tulisan, tidak semudah membalikkan tangan.
Blogger Iden Wildensyah menjadi sosok berikutnya yang membantu mengembangkan tulisan saya. Bukan secara langsung sih, tapi melalui Kompasiana, platform yang telah lebih dulu digeluti Iden.
Untuk saya, Kompasiana bak kawah candradimuka, tempat blogger pemula menulis. Di sini tulisan para kompasianer (sebutan kontributor Kompasiana), tidak hanya disemprit admin jika melanggar peraturan, juga mendapat kritikan dari kompasianer lainnya. Tentunya berlaku pada kompasianer yang rutin mengisi akunnya dan mau berjalan-jalan ke akun temannya.
![]() |
Kak Wardah Fajri, Founder dan Ketua Komunitas Bloggercrony Indonesia |
Naik Kelas Berkat Komunitas Bloggercrony Indonesia
Kang Pepih Nugraha, founder Kompasiana pernah menjelaskan bahwa agar bisa tumbuh dan berkembang, kita harus bergabung dalam komunitas. Karena itu, Kompasiana mendorong pembentukan beragam komunitas dan menghelat “Indonesia Community Day”.
Ibarat punya induk semang, kompasianer nyaman berlindung di dalamnya. Bagaimana dengan blog pribadi? Pastinya lebih membutuhkan ya? Agar tidak seperti ‘orang hilang’.😀😀
Saya beruntung diajak Mbak Anesa Nisa untuk bergabung dengan Bloggercrony Community, komunitas blogger yang didirikan Wardah Fajri, pada 24 Februari 2015. Di komunitas ini, anggotanya serasa memperoleh ‘rumah’ dan selalu mendapat kesempatan untuk ‘naik kelas’.
![]() |
Kak Anesa Nisa (kanan) cofounder Bloggercrony Indonesia |
Berbasis di Jakarta, anggota Komunitas Bloggercrony Community yang tersebar di lebih 25 kota di Indonesia terhubung dalam WhatsApp Group, agar bisa selalu menjalin silaturahmi, saling blog walking (BW) dan Instagram walking (IW).
Aktivitas BW dan IW mendorong anggota untuk disiplin mengisi dan merawat blognya, serta mengembangkan akun media sosialnya. Secara khusus ada 4 program yang bisa diikuti anggota Bloggercrony Community, yaitu:
#BloggerHangout
Workshop gratis reguler setiap bulan khusus anggota membahas topik yang mendukung aktivitas blogging dan networking blogger sekaligus empowering blogger untuk meningkatkan kualitas konten dan potensi dirinya.
#BloggerCare
Kegiatan sosial inisiasi komunitas melibatkan blogger dan untuk blogger bisa berupa penggalangan dana untuk bencana, selain juga kontribusi blogger secara sukarela untuk menyebarluaskan pesan publik sebagai bentuk kepedulian blogger terhadap isu sosial menyangkut kemanusiaan dan kesehatan masyarakat.
#BloggerPreneur
Kegiatan komunitas memfasilitasi blogger pelaku UMKM untuk mengembangkan dan mempromosikan usahanya melalui jaringan komunitas, dengan semangat networking dan empowering.
#BloggerView
Kegiatan partnership yang memberikan kesempatan kepada blogger untuk menyalurkan kemampuan dan potensi diri, sebagai bentuk empowering komunitas kepada anggotanya, dengan pola kemitraan dengan berbagai pihak melalui skema kerja sama yang disepakati bersama secara profesional.
sumber: facebook group Bloggercrony Community
![]() |
Pemenang favorit Lomba Blog XL, lumayan banget! 😊😊 |
Bangga jadi Blogger Indonesia
Ingin sukses sebagai sociopreneur? Kamu beruntung jika tinggal di negara/kawasan yang punya banyak masalah, demikian kurang lebih penjelasan seorang narasumber dalam talkshow yang diselenggarakan British Council Indonesia, suatu organisasi hubungan internasional budaya Britania Raya yang banyak menyalurkan dana hibah untuk pengembangan sociopreneur.
Blogger bisa banget menjadi sociopreneur, karena Indonesia punya banyak masalah, misalnya: pengelolaan sampah yang masih kacau balau, miskinnya literasi masyarakat sehingga mudah terhasut hoaks, rendahnya pemahaman kesehatan, serta masih banyak lagi.
Semula saya terinspirasi blog milik Pak Sob yang khusus membahas tentang pengelolaan sampah. Saya pun ikut-ikutan (hehehe😉😉) menulis mengenai persampahan untuk Kompasiana dan blog pribadi “Bandung Zero Waste”.
Seiring waktu, saya mulai menulis tentang stunting di Indonesia yang ternyata masih melebihi standar WHO. Juga tentang penyakit kusta, ya ampun semula saya pikir ini penyakit zaman Romawi lho, serta tulisan informatif lainnya.
Beberapa tulisan merupakan paid post atau tulisan berbayar, tapi sebisa mungkin saya memasukkan informasi dalam tulisan, agar pembaca memperoleh manfaat atau menemukan sisi lain dari sebuah masalah.
Namun banyak pula tulisan organik, seperti tentang tips berbelanja di supermarket. Banyak orang berpendapat bahwa belanja di supermarket hanyalah pemborosan, harga-harganya mahal. Padahal jika mau jeli, belanja di supermarket bisa sangat hemat.
Baca juga: 5 Tips Belanja Hemat di Supermarket
Demikian pula ketika menulis drama Korea dan drama Cina, topik yang banyak dicari, sehingga beberapa diantaranya pernah menempati kolom teratas pencarian Google. Saya berusaha membuat prolog yang bermanfaat dan bisa dipahami secara umum, agar teman-teman blogger bisa ikut berkomentar saat blog walking.
#BanggaJadiBlogger ? Pastinya! Dengan menjadi blogger, saya bisa hidup lebih bermanfaat, mempunyai banyak teman dan semakin kaya akan ilmu.
Yang tak kalah penting, profesi blogger ternyata menghasilkan income lumayan. Di usia senja, saya tak harus menadahkan tangan ke anak-anak saya yang telah bekerja. Suatu keadaan yang tak terhindarkan apabila saya tidak mendapat penghasilan sebagai blogger yang naik kelas.
Naik kelas? Yup, walau saya telah mulai ngeblog sejak 2009, dan menjadi kompasianer pada 2010, saya selalu merasa harus belajar, ilmu saya masih sangat dangkal. Salah satu cara yang termudah adalah dengan mengikuti Instagram dan Twitter Bloggercrony Indonesia yang secara berkala membagikan berita dan ilmu bagi para anggotanya.
Baca juga:
3 Privilege Blogger yang Bikin Congkak
Agar tak Jadi Korban, Yuk Belajar Hak Digital di Padepokan Safenet
Ambu oh ambu...baca judulnya aku ngakak so hard🤣. Zaman sekarang punya rekening menggendats tidak hanya dilakukan di luar rumah saja ya, Ambu? Duduk manis di rumah di depan laptop atau sekadar otak atik ponsel pun uang juga bisa datang ya Ambu. Asal mau open minded menerima hal baru untuk progres belajar kan..kan..kan..
ReplyDeleteYa Allah~
ReplyDeleteJadi ingat ada yang menuduhkan macam-macam terhadap blogger yaa.. Dari mulai pelihara babi ngefet sampai ibu rumah tangga kok belanja terooosss ((padahal produk endorsan, hihii))
Memang seru menghadapi opini publik dan semoga dengan penjelasan singkat, mereka pada paham dan ikutan ngendors juga, hehhee..
Semangat menjadi blogger dan berkembang bersama bloggercrony. Sebuah komunitas yang sangat mengayomi membernya. Seneng banget sama kolaborasi kak Wawa dan kak Satto Raji.
Barakallahu fiikum.
Ambu ini udah lama ya ngeblognya, dari tahun berapa? Saya masih ngerasa masih balita nih. Tahun ini tahun keempat mau perpanjangan domain, punya blog sejak 2017. Alhamdulillah, kalau saya engga jadi blogger engga ketemu Ambu. Memang jadi blogger ini paling engga ketahuan kerjanya, disangkanya main hp terus padahal lagi riset, atau lagi optimasi medsos. Cuman para blogger yang paham, di balik layar yang kata orang enak ya jadi saya.
ReplyDeleteTerkadang orang-orang memang gak tw apa yang kita lakukan kak, tahunya langsung bilang yang menyakitkan. Padahalkan menjadi blogger itu sebenarnya bisa siapa saja yang mau dan ingin. Itulah harusnya memang adanya seminar untuk ke daerah mengenai digitalisasi. Jadi, kalau liat seorang blogger beli rumah, jangan diklaim karena babi ngepet lah, tuyul lah. Jadi ingat sama kejadian di diriku kak, alhamdulillah setelah nikah, suami langsung bisa beli rumah, dan tetangga udah mikirin yang negatif suamiku kerja apa. Karena memang kan suamiku sblm nikah full isi konten di youtube, mengajar disekolah. Dan juga hidupnya hemat banget. Makanya bisa terkumpul uangnya. Dan itu juga jangka waktunya dari dia awal kuliah juga. Selain isi konten di youtube juga aktif isi blognya. Tapi aku gak peduli sih, karena tidak merugikan mereka, aku tidak minta uang ke mereka juga, jadi gak perlu ditakutkan lah. Karena kan sekarang jaman digital semua orang bisa mendapatkan uang dari internet asal ada kemauan ya kan kak. Tetap semangat kak. Yang penting kita fokus nulis, terus kalau ada dapat job nulis alhamdulillah. Duduk santai dirumah sambil jaga anak bisa dapat uang. Hehehe
ReplyDeleteTetangga tidak tahu, karena hanya melihat luarnya aja..
DeleteBelum lagi kalau datang kurir teriak, "Paket...!" Langsung deh, kok kerjaannya belanja Mulu...padahal itu endorsan hahaha
Untung saya tinggal di kota. Hahahaha. Nanggepin orang nyinyir bikin capek ya mbak. Dibiarin itu kuping denger. Dijabani itu mulut capek. Rugi kitanya. Ya udahlah mbak. Tetep cari cuan aja. Biarin anjing terus menggonggong.
ReplyDeleteBlogger itu menyenangkan, walau memang masih suka aja ada yang menganggap sebelah mata. Meski begitu bangga daong jadi blogger yang kontennya malah diketahui banyak orang lebih dari yg dibayangkan ya
ReplyDeleteCeritanya sangat mudah saya pahami, btw saya sendiri belum pernah gabung di group WhatsApp Blogger Crony yang saling blogwalking dll. Mohon bisa masukan saya ke groupnya kak, makasih.
ReplyDeleteBtw, setuju memang aktivitas ngeblog memang bisa mendatangkan cuan. Saya sendiri merasa terbantu dengan jadi blogger, apalagi saya yang kalo ngandelin gaji dari honorer sekolah mana cukup? jadi blogger sangat sangat menambah penghasilan sampingan. Artinya bisa beli bahan makanan pokok, dll. Alhamdulillah cukup untuk menyambung hidup.
Kebiasaan +62 nge-gas dulu baru mikir kayak ibu wati tetangga Ambu hehehe...padahal mereka ga kasih kita piti juga buat makan tapi kalo nyinyir nomer satu. Alhamdulillah ya blogger bisa mengikuti perkembangan jaman dan berdaya menggunakan perangkat digital.
ReplyDeleteTabayun nya kurang ya kak haha..
DeleteAda juga sebelum nyinyir diajak ngobrol dulu, siapa tahu kan bisa diajak juga dapat cuan....naahhh
Era digital memang mempermudah penghasilan, namun harus kreatif dan jgn pernah berhenti belajar, karena belajar adalah proses kemajuan diri
ReplyDeleteYups betul banget...di era digital saat ini, memang penting banget untuk mandiri sevara finansial. Salah satunya dengan mendapatkan cuan dari blog.
Deletewah setuju banget , jadi blogger itu sangat inspiratif dan bisa bangga karena sangat hebat dalam belajar melalui komunitas.
ReplyDeleteBanyak yang nyinyir karena ga mengerti apa yg kita kerjakan.
ReplyDeletetapi kalau udah bilang babi ngepet sih keterlaluan . Mungkin yg ngomongin melakukannya sendiri
Membaca tulisan ini membuat saya makin semangat ngeblog. Saya pernah merasa berkecil hati karena sepertinya orang-orang lebih suka mengakses sosial media.Tapi kini saya masih optimis bahwa blog itu masih banyak sekali gunanya. Bangga Menjadi Blogger.
ReplyDeleteTuduhan-tuduhan seperti itu memang tantangan untuk kita as blogger untuk menjelaskan. Karena rerata mereka melakukan itu karena memang tidak tahu 'deskripsi pekerjaan' blogger itu seperti apa.
ReplyDeleteDan sebaliknya, saya sepakat menjadi blogger yang cuma 'nulis' doang, tapi penting juga terus belajar ilmu baru dan berkomunitas.
kaget aku baca ada babi ngepetnya, aku gatau ya jarang banget nanya pendapat orang. cuma beberapa kali wali murid tuh suka asbun alias asal bunyi kalau ketemu aku gitu "kamu mah enak bun di rumah doang" eh yaAllah, di rumah kita juga ngeblog kali hiihihi. Seru sih bisa ketemu komunitas blogger yang udah melekat di jiwa banget, semoga langgeng sama bloggercronynya mbak maria :D
ReplyDeleteAih, emang mampir ke blog Ambu sering bikin Acha merasa betah. Paling ter-highlight buatku itu, bagian yang jika ingin jadi sociopreneur, beruntung kalau tinggal di tempat yang banyak masalah. Seringkali, blog Ambu juga ngasih info buat aku nonton drakor lho.
ReplyDeletejudulnya bikin ngakak Ambu :D
ReplyDeleteEmang jadi blogger itu luar biasa sih menurut saya, apalagi kalau kitanya IRT.
Dibilang tiduran aja di rumah, ngedrakor, masih ketambahan kalau dijelasin kita sebagai blogger,
"Oh menulis, kok lama sih? kan cuman nulis aja"
hmmmm
Bener Ambu, aku dulu tahu menulis dengan baik itu dari bergabung di Kompasiana. Memang iya, dikritik habis-habisan di Kompasiana tuh sudah biasa, tapi itulah yang membuat kita jadi mengerti cara menulis yang baik
ReplyDeleteSaya juga pada awalnya dapat cemooh saat pertamakali aktif sebagai blogger. Bukan dari keluarga tapi dari orang sekitar, khususnya mantan rekan kantor dimana yang mereka tahu saya adalah orang kantor professional. Padahal kata professional pun sesungguhnya bisa tersemat saat kita menjadi blogger.
ReplyDeleteBTW, gimana caranya bergabung dengan Bloggerchrony Community Mbak? Ingin banget mendapatkan insight, pengalaman dan banyak ilmu baru dari komunitas
Inspiratif Ambu. Sempat kebayang babi ngepet saat baca judulnya kwkwk.
ReplyDeleteAda tetangga saya yang suaminya kerja dari rumah, istrinya yang ngantor. Mereka sangat mapan, saya sempat denger ada julidan dari tetangga lainnya, itu suaminya kerja apaan ya..di rumah mulu....Padahal ya dari rumah pun bisa 'bekerja' . Banyak yang masih ga percaya , kok katanya kerja tapi di rumah saja ..duh
Btw, setuju dengan tujuan bergabung dengan komunitas. Dan, Bloggercrony sebagai komunitas blogger selama ini sudah banyak memberi wadah bagi kita, para blogger untuk tumbuh dan berkembang. Bravo BCC!
Saya bangga menjadi blogger, walau semangat nulis timbul tenggelam. Banyak manfaat yang saya dapatkan setelah menjadi blogger, salah satunya kenal orang-orang berprestasi seperti Mba Maria
ReplyDeleteHahaha.. Ya ampun kaka, baca judulnya aku udah langsung ngakak.. Emang julidnya tetangga apalagi jika hidupnya d lingkungan mereka yang cendrung toxic
ReplyDeleteSaya sambil bayangin bu Wati ngomong gitu sambil mulutnya miring kiri miring kanan dan begitu juga lirikan matanya. hahaa....
ReplyDeleteAmbu, saya yang belum ada prestasi apa apa di dunia bloging aja bangga jadi blogger apalah lagi yang udah banyak mendulang prestasi sampe menimbun uang di rekening dari kegiatan digitaal ini.
Sungguh ingin rasanya seperti itu Duduk manis di rumah tapi bergaji. Aamiin....
Blogger memang profesi yang menghasilkan income lumayan ya, ditambah bisa dikerjakan dimana saja. Dan setelah jadi mommy aku baru ngerasain banget, kerja sampingan jadi blogger sepertinya pilihan yang tepat selain kerja an utama ya mom... Semangat terus ya mom
ReplyDeleteTapi siapa bilang blogger gak butuh modal yaa, Bunda?
ReplyDeleteAda modal waktu, ide dan mencurahkannya dengan sepenuh hati ke tulisan yang berharap bisa menyentuh pembaca.
Dan jangan lupa, kudu punya gadget yang mumpuni agar menulis tetap lancar dan hasilnya pun bagus.
Related nih Ambu, waktu di awal ngeblog dulu itu pernah dikira belanja terus sama orangtua, padahal dikasih pihak brand, atau pas lagi main hp nih malah dikira main sosmed mulu eh padahal lagi riset tulisan, editing foto dst, tapi akhirnya dari sana mereka lama kelamaan tau dan mengerti sama hobi anak mereka, kalau gak gitu mungkin seperti kata Ibu Wati itu ya, duit kok gak dikasih dapatnya dari mana gitu. Dan aku juga Bangga Jadi Blogger
ReplyDeletejadi blogger memang terlihat seperti orang yang gak kerja yaa, Mba, makanya masih banyak yang negatif thinking pada profesi blogger. Alhamdulillah, di lingkunganku sudah mulai mengerti dengan profesi ini dan beberapa dari teman-teman tertarik pengen buat blog juga
ReplyDeleteJadi blogger itu selalu menyenangkan ya, banyak hal yang bisa dipelajari juga
ReplyDeleteSaya jg mengalami Bu, dikiranya nganggur2 tapi kok punya uang terus. Mereka ga tau aja kalo aku juga sibuk jadi blogger plus influencer. Tinggal di kota, msh ada aja org nyinyir, aplg tinggal di desa hehe.. semangat terus Blogger Indonesia
ReplyDeleteSaya juga alhamdulillah bangga jadi blogget mbak. Ternyata menulis kisah dan berbagi pengalaman itu banyak manfaatnya ya. Termasuk dalam cuan. Jadi suka kan. Hehe
ReplyDeleteTernyata ada latar belakang di balik tuduhan itu ya.
ReplyDeleteBtw, semoga semua blogger Indonesia terus semangat dan bangga.
jadi blogger itu memang banyak banget ya, mbak manfaatnya. bukan hanya bisa dapat penghasilan tapi dapat ilmu dan juga mengasah otak kita terus sampai tua
ReplyDeleteAmbuuu, wkwkwkw. Lucu banget sama judulnya. Tapi memang sedikit sulit ya jelasin sama orang orang di desa tentang profesi digital ini.
ReplyDeleteMeski saya belum punya prestasi kayak teman-teman yang langganan juara lomba, tapi tetep bangga jadi blogger, karena jadi kenal banyak blogger lainnya, dan tahu banyak hal dari blog juga :)
ReplyDeleteTerima kasih, Mba. Karena dengan begitu Mba ikut mengedukasi ibu-ibu tentang kegiatan blogging. Siapa tahu nantinya ada yang pengen atau mengarahkan anaknya jadi blogger hehe.
ReplyDeleteAmbu udh lama juga ya ngeblog, di sini banyak yang disangka pengangguran padahal dia IT yg kerja remote di rumah. Belum lagi duli suami kerjanya shift malem, berangkat malam pagi udh ada di rumah. Jadi keliatannya nganggur hehe.
ReplyDeleteSeneng liat blogger2 masih aktif ngeblog, Ambu. Bahkan ada yang udah sepuh masih nulis ya. Jadi inget ada blogger namanya Bunda Yati juga udah sepuh.
ReplyDeleteZaman sekarang kalau dapet uang gampang jadi dicurigai, dikira ikut trading, money laundry, atau malah ngepet. Wekeke. Padahal ngeblog pun bisa menghasilkan uang asal ditekuni.
Pengin bgt jd Bloger yg bahagia dunia akherat
ReplyDeleteBismillah, smogaaaa Allah ridho dan berkahi perjalanan blogging kitaaaaa😍👍
Selamat HARI BLOGGER NASIONAL ya Mbak Maria. Senang rasanya keberadaan blogger sudah mendapatkan pengakuan dan diberikan hari khusus untuk merayakan eksistensinya.
ReplyDeleteSemoga dengan lahirnya peringatan hari blogger ini, kita dan semua blogger yang ada di Indonesia semakin bertumbuh kembang, meningkatkan skill menulisnya dan mampu berbicara sebagai salah satu sumber informasi yang layak untuk dibaca.
Wah 2019 sudah gabung Bloggercrony Mb? Aku baru 2020 bertemu dengan Bloggercrony. Itu pun pertemuan online, the first time as a blogger meet Kak Wardah Fajri dan Kak Satto yang humble banget.
ReplyDeleteJadi teringat juga betapa viral dan ramainya soal ngepet waktu itu. Kebiaasaan di negeri ini ga mau tanya kerja apa dll.Asbun
Ketika pandemi banyak pekerjaan yang menjadi online. Gak hanya blogger atau pekerja digital lainnya. Jadi seharusnya kecurigaan kayak gitu berkurang, ya. Kalau masih ada aja tetangga yang kasak-kusuk begitu kayaknya kurang gaul hihihi
ReplyDeleteSelamat Hari Blogger Nasional 2022, Ambu.
ReplyDeleteMemang profesi blogger ini belum familiar yaa, Bun.. Mengingat masa kini orang lebih paham jika disebut influencer. Jadi kalau di sosial media juga mungkin bisa dipandang "lebih" ketika mencantumkan akun sosial media berbasis video bergerak seperti akun tiktok dan youtube channel.
Namun di Hari Blogger Nasional kemarin, jadi semakin semangat untuk menulis karena blogger sampai sekarang adalah media yang paling jujur dan berimbang ketika memberikan opini terutama terkait product review.
iya nih, bangga jadi blogger karena sekarang blogger naik kelas. tulisan curhatnya dilengkapi SEO supaya lebih banyak orang yang mendapatkan manfaatnya
ReplyDeletetes
ReplyDeleteBanyak orang yang tidak mengerti apa itu blogger ya ambu soalnya memang mungkin belum familiar di telinga mereka makanya banyak prasangka yang diterima oleh seorang blogger hihihii
ReplyDeletehehe ternyata masih ada aja ya stigma negatif tentang blogger, tapi ya begitulah karakter manusia Ambu....Kecepatan mulut tetangga tuh kadang melebihi kecepatan cahaya..cari tau nya belakangan wkwk sabar aja deh kita mah sebagai blogger menghadapi mulut tetangga..
ReplyDeleteAlhamdulillah saya bangga banget kak jadi blogger. Blogger membuat saya punya wadah buat menuangkan fikiran dan inspirasi serta menjadi ladang rejeki buat saya. Hingga setelah jadi ibu rumah tangga dan cuma di rumah aja, menjadi blogger sangat membantu dalam hal keuangan🥰
ReplyDeletePertama baca judulnya, hihihi aku jadi ketawa deh Ambu. Hehehe, iya banget, kita blogger ya. Walopun cuma diem di rumah, lalu rekening terisi, tapi kita gak nungguin lilin dalam rangka ngepet.
ReplyDeleteAlhamdulillah, dengan diem di rumah aja, nulis sambil hepi-hepi karena memang suka, kita bisa dapat penghasilan, ya.
Btw, BloggerCrony makin keren. Semoga semakin sukses. Bangga deh jadi salah satu membernya.