Doa Terdalam untuk Anakku, Kekasihku, Pahlawanku
“Salat dulu, nak”
“Tapi bareng mamah”
Percakapan ini selalu muncul tiap kali menyuruh anak saya yang nomor 2. Semula saya pikir dia hanya kolokan. Gak mau salat jika gak ditemani. Namun lama-lama saya “curiga”, Iyok (nama anak saya) mendapat amanah guru mengajinya untuk menemani saya dalam beribadah.
Saya dan Iyok kebetulan mempunyai guru mengaji yang sama. Saya memilih guru mengaji yang berbeda untuk setiap anak, agar tidak terjadi keributan di rumah guru mengaji.
Penyebabnya Iyok selalu jadi trouble maker, selalu mengganggu adik dan kakaknya. Guru dan psikolog bilang, konsentrasi Iyok pendek, bisa diatasi dengan memasukkan Iyok ke kursus piano, berenang dan semacamnya.
Nah, kondisi saya sebagai mualaf sangat dipahami guru mengaji saya (auto gurunya Iyok juga). Saya belajar Islam sendirian, belajar salat dengan menghafal ayat demi ayat sambil berangkat kerja dan kuliah, dan akhirnya masuk gerbang pernikahan.
Di keluarga ini, walau labelnya keluarga Islam, dulu hanya saya yang salat. Mohon dimaklumi jika waktu itu banyak gerakan dan ucapan salat saya yang salah. Hingga akhirnya bertemu ibu guru ngaji, yang kerap dipanggil Enin Husna. Beliaulah yang membetulkan gerakan dan ucapan salat saya serta membimbing saya belajar membaca Alquran.
Gak heran, Enin Husna mewanti-wanti Iyok agar menemani saya dalam beribadah.
Baca juga:
Mabelle, Mama Kangen Nak ... Lebaran Ini Ingin Bertemu
Menyelami Fikih Perempuan Bersama Channel Aam Amirudin
Daftar Isi
- Anakku, Pengawalku dalam Beribadah
- Anakku, si Anak Kejepit
- Menjadi Pengajar, Untuk Menyeimbangkan Dunia dan Akhirat
- Doa Terdalamku Untuknya
Termasuk sewaktu saya memutuskan berjilbab, Iyoklah yang cerewet. Pakai jilbab harus begini mah, jangan begitu. Percuma pakai jilbab jika lekak lekuk tubuhnya kelihatan, dan seterusnya ….dan seterusnya….
Biasanya saya menangkis/menjawab omelannya. Bukan karena gak suka. Saya justru saya menikmati. Omelan seperti itu pertanda sayang bukan? Dia satu-satunya sosok yang peduli. Dia memperhatikan ibunya melaksanakan syariah agama Islam dengan benar atau tidak.
Anakku, si Anak Kejepit
“Di sekolah, semua temen Iyok ponselnya berwarna, hanya Iyok yang hitam putih”
#Jleb, ngilu rasanya. Iyok sedang ngobrol bersama kakak-adiknya. Dia nampak santai sewaktu mengucapkan kalimat di atas. Tapi hati saya nyeri, bukan disebabkan sekolahnya (SMPN 2 Bandung) yang borjuis, melainkan keadaannya sebagai anak yang “gak bisa diem” yang membuatnya terpojok.
Ada 2 kakak ipar yang belum menikah yang statusnya anggota keluarga kami. Mereka ikut berperan sebagai “orang tua”. Si sulung yang selalu menempati 2 besar di sekolah, kebanjiran hadiah, seperti ponsel terbaru, pakaian branded dan lainnya, Sedangkan si nomor-3 disukai kakak ipar karena nurut, gak pernah melawan. Hadiah, termasuk ponsel, silih berganti diterimanya.
Malang bagi Iyok si anak kejepit. Tidak disukai oleh kedua kakak ipar karena dianggap trouble maker. Distigma anak bandel sebab gak nurut, gak bisa diem, suka usil dan sebagainya.
Sebagai orang kuno, mereka gak peduli fakta bahwa “gak bisa diem” bukan berarti nakal/bandel.
Dampaknya, Iyok gak pernah dapat hadiah. Ketika ponsel mulai dikenal anak sekolah, Iyok harus menerima nasib cuma mendapat “lungsuran” ayahnya, ponsel dengan layar hitam putih. Sementara kakak dan adiknya berselancar dengan ponsel canggih, yang gak sekadar berwarna.
Saya menangis, diam-diam menghubungi kakak kandung saya yang mempunyai fasilitas kartu kredit. Saya minta tolong untuk membelikan Iyok “ponsel berwarna”, nanti angsurannya saya yang bayar.
Tidak hanya itu, sewaktu Iyok diterima di fakultas kehutanan UGM, cemoohan bertubi-tubi diterimanya. Kedua kakak ipar membandingkan capaian belajar Iyok dengan kakaknya (anak sulung saya) yang berhasil masuk ITB.
Padahal daftar ITB pun tidak dilakukan Iyok. Dia tahu keuangan kami sedang sulit. Ayahnya menganggur. Uang masuk ITB puluhan juta rupiah, biaya pendaftaran ratusan ribu rupiah. “Sayang uangnya, “kata Iyok, “toh sudah diterima di UGM.”
Beruntung selama kuliah Iyok mendapat kesempatan menyalurkan “nggak bisa diem” nya. Dia bergabung dengan pecinta alam, @mapalasilvagama yang membuatnya bebas melakukan pendakian gunung, surfing dan lainnya. Aktivitas terukur dan menggunakan skill, sewaktu menaklukan alam. Gak asal-asalan.
(Gambar di atas dan bawah: aktivitas Iyok di mapalasilvagama)
Menjadi Pengajar, Agar Bermanfaat Bagi Masyarakat
“Mah, doakan Iyok jadi dosen ya? Agar bermanfaat bagi banyak orang.”
Saya hanya bisa mengangguk sedih. Dulu, kami sepakat, Iyok masuk fakultas kedokteran agar bisa bermanfaat bagi banyak orang. Pertimbangannya, Indonesia kekurangan tenaga medis, terlebih di pedalaman.
Sebagai perbandingan, rasio jumlah dokter di Indonesia terendah kedua di ASEAN, kalah oleh Laos dan Timor Leste, terlebih oleh Singapura. 4 dokter di Indonesia melayani 10.000 penduduk, sedangkan di Singapura 2 dokter melayani 1.000 penduduk. Jomplang banget ya? (sumber)
Tapi apa daya, biaya kuliah di fakultas kedokteran (FK) sangat mahal. Mencapai ratusan juta rupiah. Masa kuliahnya juga lama. Dua kali lipat fakultas lainnya. Sehingga dengan berat hati, saya dan Iyok harus mengubur impian tersebut.
Alhamdulillah Iyok selalu mengingat ucapan saya agar ilmunya bermanfaat. Gagal kuliah di FK, Iyok bertekad menjadi pengajar agar bisa bermanfaat bagi masyarakat. Setelah lulus dari UGM, Iyok mencari beasiswa S2 untuk menekuni teknologi lingkungan, khususnya air, karena diprediksi sebentar lagi dunia akan kekurangan air bersih.
Paska lulus S2 teknik lingkungan ITB, Alhamdulilah Iyok bisa meneruskan S3 di Ehime University di Jepang (sumber) tentunya dengan beasiswa dan bekerja paruh waktu selama di Jepang, karena kami tidak bisa membiayai Iyok selama di Jepang.
Doa Terdalamku Untuknya
“Iyok sedang puasa, mah.”
Alhamdulilah, Iyok menjadi anak yang paling taat beribadah. Selain salat 5 waktu dan salat sunah, Iyok juga rajin berpuasa SeninKamis. Dia yakin “bekerja dan beribadah harus seimbang”, agar aktivitasnya penuh berkah, cita-citanya dikabulkan Allah SWT.
Setelah 4 rukun Islam berhasil dipenuhi Iyok, saya hanya bisa berdoa, agar Iyok bisa mendapat kesempatan berangkat ke tanah suci, untuk umroh dan ibadah haji. Agar Iyok menjadi muslim yang kaffah. Agar kelak menjadi dosen yang diteladani muridnya, tidak hanya keilmuan juga perilakunya sebagai muslim.
Tolong doakan ya teman-teman 🙏🙏
Jazakumullahu Khairan
Baca juga:
Bahagia Menjadi Ibu Rumah Tangga, Ini 5 Tipsnya!
Mendobrak Stereotype Perempuan Indonesia Bersama Stellar Women Entrepreneurship Academy
Keterangan gambar:
gambar 1 : freepik.com
gambar 2 : Iyok
gambar 3: Iyok
gambar 4 : freepik.com
Masya Allah semoga berhasil apa yang dicita-citakan Iyok ya Ambu.. amiiin
ReplyDeleteSemoga semua cita - cita Iyok diijabah Allah yah, aamiin allahummaamiin.
ReplyDeleteMasya Allah ...Barakallah untuk Iyok, si anak yang enggak bisa diem dengan cemoohan dari sekitar ternyata menjadikan semangat berjuang sehingga membuahkan kesuksesan.Selamat untuk pencapaian putranya juga buat Mamahnya. Semoga ilmunya bermanfaat bagi sesama dan diijabah doa-doanya
ReplyDeletesalut sama iyok, semoga cita2 iyok tercapai ya ambu
ReplyDeleteMasya Allah, Iyok anak "kejepit" justru menjadi anak hebat, begitu aku melihatnya, ambu. Kuliah di UGM, dapat beasiswa S2 di ITB dan kemudian di Jepang, begitu bersinar meski ada impian yang pernah terkubur. Kadang, yang tak kesampaian, sesungguhnya jalan Tuhan menunjukkan yang terbaik yang akan dicapai. Semoga doa ambu agar Iyok ke tanah suci bisa terkabul. Aamiin.
ReplyDeleteSaya suka sekali melihat orang-orang yang memiliki hobi ekstrim seperti bertualang di alam bebas. Kagum saya liat Iyok mendaki tebing dan berselancar di tengah gulungan ombak itu, ambu. Tergambar sosok bebas yang tangguh, kuat, dan berani. Gak heran ambu menyebutnya anak, kekasih, dan pahlawan.
masya Allah terharu aku mbk, jadi ingat pernah ke Kehutanan UGM nyari bahan skripsi dan kenangan indah berburu skripsi heheh... semoga tercapai cita2 anaknya mbk
ReplyDeleteSungguh semangat yang luar biasa, seimbang dengan karakter "nggak bisa diem" nya ya, Mbak. Bahkan bisa sampai di jenjang S3. Dari Iyok kita belajar, gak bisa diem bukan berarti bandel/nakal. Keren Iyok.
ReplyDeleteMasyAllah Bunsay dikarunia anak anak yang cerdas termasuk Iyok. Rezeki banget ya 😍. Iyo dengan keterbatasannya tapi tetap berprestasi dan bisa masuk universitas universitas ternama. Keren. Semoga cita citanya menjadi dosen tercapai dan bisa berangkat ke tanah suci seperti impiannya. Aminnn ya Allah 🙏
ReplyDeleteAku nangis baca ini Ambu, betapa luar biasa Ambu sebagai ibu, sampai bisa melahirkan anak sehebat iyok
ReplyDeletedengan berbagai label yg diterima sbg anak yg g bisa diam, ternyata inyok bisa berprestasi
btw masuk UGM aja Susah lho, hebat iYok diterima di UGM
MasyaAllaah..
ReplyDeleteanakku yg cowok jg bgtu. Sekolah ga berprestasi, usil, dan ga bisa diem. Tp soal ibadah insyaallah ga tinggal yg 5 waktu, nurut dan baik budinya.
Disenangi banyak orang karna ringan tangan.
Smoga anak anak kita sllu dalam lindungan Allah dan berlimpah berkah. Aamiin
Iyok keren banget menurut saya, Ambu. Seorang anak yg tak berkecil hati walau mgkin dia pernah dibandingkan. Wktu remaja tidak bersinar namun ketika dewasa menjadi orang sukses itu suatu kebanggaan utk orang tua. Dan Ambu adalah seorang Ibu yg luar biasa.
ReplyDeleteSemangat Iyok, insya Allah apa yang di cita-citakan dapat terwujud, untuk memberikan manfaat kepada sesama. Apalagi Iyok paham dalam hal agama dan memahami keluarga (mamanya).
ReplyDeleteAgama lebih penting loh... Buat pondasi anak, jadi bila dasar agamanya sudah kuat, insya Allah anak pasti sayang orang tua dan limoahan yg berkah, aamiin
ReplyDeleteMbu, saya menangis membacanya. Kak Iyok pasti sukses. Kak Iyok pasti berhasil...
ReplyDeleteMbu yang kuat, jadi ibu dengan latar belakang mualaf, membesarkan anak sehingga Soleh itu capaian luar biasa. Kami saja yg Islam sudah turunan, tinggal di lingkungan yang ajarannya kuat, tapi anak-anak jauh dari soleh...
Sehat selalu Mbu...
Masya Allah. salut sama iyok deh, semoga cita-citanya tercapai ya ambu
ReplyDeleteDoa sang ibu memang berkah buat anak kelak, support pendidikan dan doa anak akan semangat
ReplyDeleteaaamiiin mba, semoga yaa ada rejeki dan kemudahan untuk anakmu yaa bisa menunaikan ibadah ke tanah suci
ReplyDeleteCinta seorang ibu sayangnya sama semua anaknya beruntung Iyok punya mama yg baik & pengertian. Iyok keren juga perhatian sama mama dan kuliah di ITB
ReplyDeleteIyok keren. Semoga tercapai segala yang dicita-citakannya. Doa ibu untuk anaknya tak terhijab apa pun. Langsung ke sang pencipta. Aduhhh... aku kok jadi sedih dan melow. Jadi inget doa untuk anak2 aku :D
ReplyDeleteSemoga ananda sehat terus dan dapat menyumbangkan ilmunya untuk negara.
ReplyDelete