Oh My Boss!, Tentang Cita Cita Suzuki Nami yang Biasalah!

 

Oh My Boss!Tentang Cita Cita Suzuki Nami yang Biasalah!

 Punya cita-cita tertentu? 

Saya akui, sejak kecil saya gak punya cita-cita yang jelas. Pernah ingin jadi dokter, tapi mundur ketika tahu biaya sekolahnya gede banget, serta membutuhkan waktu lama sebelum bisa praktik. 

Kemudian, gara-gara bersahabat dengan teman yang punya cita-cita jadi insinyur teknik sipil, yang bekerja di lapangan dengan helm dan jacket pelindung, sayapun kepincut. 

Hahaha serba gak jelas.
Sebetulnya pingin banget bisa jadi penulis, wartawan dan profesi sejenisnya. Sayang dulu, jurusan jurnalistik  serta ilmu sosial lainnya belum mendapat porsi pekerjaan seperti sekarang. Jadi terpaksa nabrak-nabrak dan berakhir di fakultas ekonomi. 

Cita-cita  Suzuki Nami dalam Oh! My Boss! Love Is A Bonus Book, Japanese Drama, lebih sederhana lagi. Dia hanya ingin hidup biasa, normal dan stabil. Menikah dengan pujaan hati, bekerja di perusahaan yang mempunyai jam kerja tetap, mempunyai anak-anak yang lucu, dan happily ever after.  

 Mungkin cita-cita sebagian besar kaum perempuan di muka bumi ini ya? 

Sayangnya, menurut Horai Reiko, pimpinannya, cita-cita  Suzuki Nami tersebut sesat pikir. Begini katanya:

"Kamu tidak mengerti apa artinya menjadi orang biasa saja.”

“Hanya orang yang punya dan status diatas rata-rata yang bisa mengatakan kalau mereka tak masalah menjadi orang biasa.”

“Kamu bahkan tak memiliki suatu apapun untuk menjadi orang biasa.”


Paham ya?  

Yang dimaksud Horai Reiko, seseorang harus sudah selesai dengan dirinya, dengan keluarga, keinginan memiliki harta melimpah, keinginan mengejar cita-cita, dan seterusnya. 

Atau dengan kata lain hanya mereka yang telah mencapai titik kulminasi dalam hidup yang bisa berkata:

 “Saya hanya ingin hidup biasa, normal dan stabil”
 

Contoh fenomenal adalah sosok Masanobu Fukuoka, penulis buku “Revolusi Sebatang Jerami” yang mempraktikan pertanian alami dengan menanam berbagai tanaman tanpa pengolahan lahan, tanpa bahan kimia bahkan tanpa menyiangi gulma. 

Atau dengan kata lain, jika masih pingin punya tas/baju branded, gadget terbaru, mencoba kulineran yang baru dan seterusnya, maka lupakan untuk menjadi orang biasa. Karena harus mengejar, (minimal duit 😀😀 ) untuk memenuhinya.


Kamishiraishi Mone sebagai  Suzuki Nami

Gadis lugu dari pedesaan Kumamoto yang bercita-cita ingin hidup biasa dengan menikah dan bekerja di bagian yang tidak menuntut kerja keras.  

Ayahnya, seorang pemilik toko buku dan ibunya, seorang ibu rumah tangga yang sederhana, sangat merestui keputusan Suzuki Nami. Sayang mereka lupa, bahwa takdir bukan dirancang oleh mereka. Di Tokyo, Suzuki Nami harus bergulat dengan kehidupan yang penuh persaingan sengit.  

Dibawah kepemimpinan Horai Reiko, Suzuki Nami nyaris tak punya waktu istirahat. Sehingga ketika keluarganya tiba di Tokyo, Nami tidak bisa membawa mereka berkeliling.


Nanao sebagai  Horai Reiko

Anak sulung keluarga Horai, pemilik perusahaan kertas yang yang kaya raya. 

Reiko mbalelo, tidak mau meneruskan usaha sang ayah karena tertarik dengan dunia fashion. Setelah menamatkan sekolah di Italia, Reiko berkarir di bidang fashion, termasuk menjadi Ketua Redaksi “Marie Claire”. 

Horai Reiko akhirnya kembali ke Jepang setelah Penerbit Otowado memintanya untuk membangun Majalah Miyavi, majalah yang diharapkan mampu menyamai “Vogue”, dan membawa fashion Jepang ke kancah internasional.


Tamamori Yuta sebagai  Horai Junnosuke

Adik laki-laki Horai Reiko. Sebagai pewaris kedua kerajaan kertas Horai, Junnosuke memilih karir sebagai fotografer. Dia bertemu dengan Suzuki Nami ketika sedang asyik “memotret jejak”. 

Merasa belum juga berhasil menjadi fotografer profesional, Junnosuke memutuskan harus memilih. Pulang ke kota kelahirannya untuk meneruskan bisnis ayahnya. Atau menerima tantangan kompetisi/berpetualang di lapangan agar memperoleh hasil foto yang dikenal dunia.



Sinopsis (Drama Jepang) Oh! My Boss! Love Is A Bonus Book

Fashion, pekerjaan yang memberi impian

Tanpa impian muluk Suzuki Nami berangkat dari pedesaan Kumamoto menuju Tokyo. Dia hanya  ingin hidup biasa, normal dan stabil.  Rencananya dia akan menikah dengan Kenya Hoki, sang pujaan hati. Dia juga berencana bekerja di bagian peralatan Penerbit Otowado agar tak harus lembur. 

Ternyata kenyataan tidak sesederhana itu. Suzuki Nami merasa tertampar ketika Kenya Hoki akan bertunangan dengan anak direktur tempat dia bekerja. Nami hanya dianggap sebagai teman masa kecil.  

Kenyataan lain, Penerbit Otowado tidak menerimanya di bagian peralatan, namun sebagai Global Fashion Expert Partner, nama lain untuk jabatan asisten Ketua Redaksi Majalah Miyavi. Pekerjaan yang tidak mudah dan membuat Nami harus bekerja hingga larut malam. 

Horai Reiko, Ketua Redaksi Majalah Miyavi merupakan mantan Ketua Redaksi Marie Claire Eropa yang ditarik ke Jepang untuk mengalahkan Vogue, majalah Amerika yang telah didistribusikan ke Inggris, Italia, Jepang serta 27 negara lain di seluruh dunia. 

Dari Jepang untuk dunia, begitulah tekad Horai Reiko pada Majalah Miyavi. Dimulai dengan waktu 2 bulan menerbitkan majalah edisi perdana, 6 bulan kemudian Majalah Miyavi harus mencetak 300 000 copy. 

Untuk memenuhi ambisinya Horai Reiko melakukan berbagai strategi, diataranya menampilkan karya Tomari Togo dengan latar kebun mawar yang sedang berbunga. Tomari Togo merupakan ahli pewarna dan tenun ternama di dunia yang membenci media.  

Ketika pemilik kebun bunga mawar menolak, Horai Reiko berlutut dan berkisah tentang Marie Antoinette yang rela mengotori tanah demi kebun mawarnya. Horai Reiko menutup drama dengan kalimat pamungkas sekaligus rayuan maut: “Tolong pinjami kami kekuatan.” 

Apa yang dilakukan Horai Reiko ternyata mempunyai target. Dia mau dan mampu melakukan apa saja agar majalahnya berhasil meraup iklan. Seperti kisah kebun bunga mawar, edisi majalah tersebut menghasilkan 50 juta yen. 

Pontang panting mengikuti ritme kerja boss-nya, beruntung Nami memiliki Horai Junnosuke, kekasih yang baik hati dan lucu. Berkat Junnosuke, Nami bisa menjalani hidup normal sesudah dicampakkan Kenya Hoki. Junnosuke pula yang selalu mendukung karir Nami. 

Hingga akhirnya Junnosuke memutuskan berhenti menjadi fotografer dan meneruskan perusahaaan ayahnya, tugas yang harusnya dipikul Horai Reiko, sang kakak. 

Keputusan Junnosuke berdampak pada masa depan Nami. Apakah dia akan menjadi istri dan mengikuti Junnosuke ke kota tempat perusahaan Horai berada? Atau memutuskan hubungan agar bisa melakukan pekerjaan yang disukai, sebagai bagian redaksi Majalah Miyavi! 

Baca juga:
Count Your Lucky Stars, Saat  Tao Ming She Gemar Menangis
Pretty Li Hui Zhen, dan Pesan Cantik ala Tara Basro

 

Review Oh My Boss! Love Not Included

Recommended banget untuk penonton yang menyukai fashion, khususnya kisah di belakang layar sebelum penerbitan majalah fashion yang glamour nan menawan. 

Bertahun lalu, tepatnya tahun 2006, Holywood merilis film “The Devil Wears Prada” yang berkisah tentang asisten bernama Andy (diperankan Anne Hathaway) dan bosnya, Miranda Priestly (diperankan Meryl Streep), seorang kepala editor majalah yang galak minta ampun. 

Film yang sukses hingga berhasil mendapat beberapa nominasi penghargaan Oscar ini, sebetulnya menyentil Anna Wintour, kepala editor Vogue yang terkenal dingin dan penuntut. 

Drama Oh My Boss! Love Not Included nampaknya terinspirasi film “The Devil Wears Prada”, dengan  menciptakan Horai Reiko yang dikisahkan punya senyuman iblis, dan hanya tersenyum jika ada uangnya. 

Mirip Andy, Suzuki Nami harus pontang panting mengerjakan tugas boss-nya, mulai menyiapkan kopi, memesan taxi, mengambil baju, buku, serta printilan lain yang harus dikerjakan tepat waktu. 

Bedanya, drama Oh My Boss! Mendapat sentuhan humanis, membuat penonton memahami kisah dibalik senyum dingin Horai Reiko sekaligus bersimpati padanya. Berkat tangan dingin Horai Reiko, majalah Miyavi sanggup merajai pasar. Bersaing ketat dengan majalah digital. 

Drama Jepang Oh My Boss! juga berkisah tentang kekayaan budaya Jepang, seperti kendama, alat permainan tradisional Jepang, serta pastinya kimono. Mirip batik Indonesia yang bernilai puluhan bahkan ratusan juta rupiah. 

Yang patut diacungi jempol dari  drama Oh My Boss! adalah casting atau pemilihan pemain. Semula sempat nggak ngeh dengan tokoh Suzuki Nami  yang chubby dan tingginya hanya sepundak Horai Reiko. Biasa banget. Apalagi di episode awal Nami pakai baju yang culun dan jauh dari kata modis.

Team kreatif drama Oh My Boss! berhasil menggambarkan metamorfosis Nami dari tampilan gadis pedesaan sampai menjadi gadis di belakang layar majalah fashion yang bergengsi. Gak ada adegan Horai Reiko dan tim editor yang menyentil ke-kuno-an Nami. Gak penting juga sih. 

Pada episode-episode akhir, penonton akan semakin “sayang” pada Suzuki Nami yang tambah ayu setelah berdandan. Busana dan tasnyapun, wow branded semua. 😊😊

Jika ada sedikit nilai minus, mungkin sinematografi yang biasa-biasa saja. Sebagai penikmat sinematografi drama Korea dan drama Cina, hiks saya merasa kehilangan. Terlebih ini kan tentang majalah fashion, harusnya bisa menampilkan visualisasi yang bikin penonton berdecak kagum.

Baca juga:
Boss & Me, Ribetnya Pacaran dengan Cinderella
5 Penyebab Drama Cina Disukai di Indonesia, Sineas Indonesia Kemane Aje?

Profile

    Drama: Oh My Boss! Love Not Included (English title) / Oh! My Boss! Love Is A Bonus Book (literal title)
    Romaji: Oh! My Boss! Koi wa Bessatsu de
    Japanese: オー!マイ・ボス!恋は別冊で
    Director: Kenta Tanaka, Yasuharu Ishii, Takeyoshi Yamamoto
    Writer: Shigenori Tanabe
    Network: TBS
    Episodes: 10
    Release Date: January 12 - March 16, 2021
    Runtime: Tuesday 22:00
    Language: Japanese

    Country: Japan


50 comments

  1. nonton drama kayak gini sedikit banyak bikin kita tau proses dari sebuah karya ya bun, seperti di drama ini yang berlatar di kantor majalah fashion yang karyawannya udah oasti fashionable banget ya

    ReplyDelete
  2. ahh menarik ya mbak, sebenarnya aku juga punya impian yg seperti itu
    menurutku itu ya hal yg biasa, ternyata bukan ya
    mbak, nonton drama ini dmn ya, aku pengen nonton juga, hehe

    ReplyDelete
  3. Sungguh menyakitkan Nami hanya dianggap sebagai teman kecilnya saja, betapa hancur hati nami ketika Kenya Hoki akan bertunangan dengan anak direktur tempat dia bekerja. hmm ... drakor yang romantis nih ... !!!

    ReplyDelete
  4. Jika seseorang hanya ingin jadi orang biasa, bukan berarti hidup enak tanpa perjuangan. Orang biasa adalah orang yang tidak kaya dan terkenal. Siapkah? pastinya kebanyakan orang akan menjawab tidak. Kecuali jiwa2 yang sudah kenyang dan jenuh dengan hiruk-pikuk kehidupan

    ReplyDelete
  5. Aku sih nangkepny, jadi orang gak insecure-an dan totalitas dalam pekerjaan meski memang gak sesuai dengan apa yang menjadi impian.

    ReplyDelete
  6. Meski sinematografinya kurang memuaskan tapi sprtinya drama Jepang ini menarik juga buat ditonton ya.. Ntar coba cari ah...

    ReplyDelete
  7. Wah ambuuuu, aku dulu penggila dorama. Sekarang aku bingung, mau nonton dorama di aplikasi apa. Bisikin dong ambu. Yg di WETV kebanyakan cuma dorama-doramanya Takuya Kimura. Terakhir aku nonton dorama Jepang yg tema fashion begini itu 2011, judulnya Paradise Kiss. Aku pengeeeen nonton Oh My Boss ini.

    ReplyDelete
  8. Belum pernah nonton drama Jepang yang berkutat di bidang fashion. Baca ini jadi tertarik. Apalagi ada benang merah ceritanya dengan The Devil Wears Prada yang fenomenal banget.

    Sesungguhnya kehidupan dunia fashion itu banyak dan menarik banget untuk diulas. Jadi ingat saya pernah bikin review untuk film The Tailor yang membahas kehidupan dunia fashion di jaman dinasti Joseon. Seru dengan berbagai intrik.

    ReplyDelete
  9. Film dan fashion dalam penampilan aktor san aktris cukup khas dan kelihatan banget. Cerita Suzuki Namo menjadi kisah film yang menjadi daya tarik tersendiri

    ReplyDelete
  10. Pengin nontoonnn
    Ya ampun, aku seneeenggg kalo background di redaksi majalah kayak gini
    jadi inget The Devil Wears PRADA :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wahh, karakter Suzuki Nami beneran jadi idolaquuu nih
      keren dan mantab jiwa banget!

      Delete
  11. Akhirnyaaaa ada yang bikin tandingan The Devil Wears Prada! Aku penggemar berat film itu soalnya.

    TDWP dengan tepat menyajikan impian di atas nampan. I can feel fallin on love with Suzuki Nami, then!

    ReplyDelete
  12. Jika kita seorang penikmat cerita bagus, kadang sinematografi yang biasa-biasa saja sudah tak penting lagi. Tapi kalau bisa, dapat keduanya :D

    Drama tentang fashion ini bakal disukai banget oleh mereka yang passionnya ke sana. Aku belum nonton,belum pernah liat juga poster atau judulnya melintas di medsos atau aplikasi nonton drama/film. Berkat tulisan ambu, jadi tertarik buat nonton.

    ReplyDelete
  13. gadis desa bisa diterima di majalah fashion karena majalahnya baru, ya? Aku penasaran pasti Nami punya potensi lain dan itu artinya dia enggak biasa aja.

    ReplyDelete
  14. Ini Drama Jepang ya? Kalau aku jarang sih nonton drama Jepang, kebanyakan yang aku nonton drama Korea. Tapi lihat reviewnya kayaknya bagus deh...

    ReplyDelete
  15. Dalem banget pesannya. Kayaknya aku belum ingin jadi orang biasa-biasa saja karena masih ingin pengin jajan atau kulineran yang hitz 😂
    Episodenya dikit ya, tapi nggak ada season 2 ya? Tertarik juga untuk nonton

    ReplyDelete
  16. Wah alur Ceritanya Kreatif ini sepertinya 😎

    Sebiasa biasanya orang tidak ada salahnya Bercita cita bahkan segila apapun 💃

    ReplyDelete
  17. Duh Ambu, aku jadi penasaran dengan drama Jepang. Udah lama bangeeet aku gak nonton. Seringnya drama Korea. Kangen juga. Nanti ah kalo selow nonton ini, seru kayaknya ya. Kangen bapernya deh 😁

    ReplyDelete
  18. Cerita tentang dunia fashion memang selalu menarik ya, kebetulan saya dulu juga suka film Devil wear Prada. Hmm jadi tertarik juga pengin nonton Oh My Boss ini.

    ReplyDelete
  19. Meskipun tidak hobi nonton drama setidaknya banyak hal yang menarik untuk dipelajari dari tiap episodenya

    ReplyDelete
  20. Meskipun bukan penikmat drama, setidaknya bisa sedikit tahu akan jalur ceritanya. Mungkin nanti kalo ingin nonton bisa jadi pilihan

    ReplyDelete
  21. Wow, dari pekerjaan biasa jadi pekerjaan fashion di majalah fashion dengan latar belakang karakter yang sangat berbeda dengan yang diharapkan. Kagum dengan cara ulasannya yang tidak memihak atau tidak memberikan judgement. Semua ada di tangan penonton!

    ReplyDelete
  22. wah menarik sekali ada drama Jepang dengan tema fashion-fashion dengan segala macam inntrik drama di dalamnya. Sebuah tema yang seru tapi juga bikin penasaran

    ReplyDelete
  23. Sembari menikmati dramanya, sambil intip kehidupan fashion di balik cerita drama. Nambah wawasan juga secara tidak langsung, menarik sekali

    ReplyDelete
  24. Sukanya nonton drakor nih banyak pelajaran yg bisa diambil gitu kaya drama yang satu inii contohnya.

    ReplyDelete
  25. Udah lama gak nonton dorama. Boleh juga nih masuk list, apalagi bahas fashion juga. Kusuka, Ambu

    Terakhir nonton Mone itu waktu Love Lasts Forever

    ReplyDelete
  26. Hihi aku kok masih belum mudeng ya Bu. Oh my boss love is not included itu sama kah dengan love is a bonus book?

    ReplyDelete
    Replies
    1. sama mbak, kan tercantum di profil drama

      setiap review, selalu saya usahakan lengkap : English title, literal title, sutradara, penulis naskah, negara asal, tahun dirilis dll

      Delete
  27. Sayang sekali ya Bund jika sinematografinya digarap standar. Untuk karya yang bertema fashion, padahal aspek sinemanya bisa dimainkan. Baik itu dari segi tone atau estetika gambarnya.

    ReplyDelete
  28. Aku juga sempat nonton versi baratnya yang devil wears Prada itu mba. Sepertinya menarik ya, pengen lihat metamorfosis susuki Nami dari orang desa menjadi seorang modis mba

    ReplyDelete
  29. Udah lama juga tidak nonton drama Jepang, dan bisa membaca ulasan terkaitnya. Walau sih cukup kurang sesuai ekspektasi ya Ambu. Mungkin disitulah tak ada gading yang tak retak ya

    ReplyDelete
  30. Padahal cita-citanya cuma sederhana. Tapi ternyata nggak sesederhana itu ya, Mbak. Keren nih dramanya, jadi penasaran banget pengin nonton.

    ReplyDelete
  31. Saya gak terlalu suka nonton film atau drama jepang gitu sih, tetapi dari beberapa cerita film jepang tersebut juga punya banyak kisah-kisah moral dan menginspirasi bagi orang.
    Kebanyakan kalau film atau drama di jepang gitu mengandung unsur budaya kental dan tradisional sekali dari sananya sehingga kita bisa menonton sambil mengenal budaya jepang.

    ReplyDelete
  32. sesekali klo g ada drama korea yg klik di hati, saya juga nonton drama jepang mbak.
    karena ceritanya nggak kalah menarik ya mbak, banyak yg seru juga

    ReplyDelete
  33. Aku belum nonton Oh My Boss ini pasti seru banget ya mba. Mau cek ah.

    ReplyDelete
  34. Aku udah lama nggak nonton drama Jepang dan langsung kepincut sama review Mbak. Mau ah nonton Oh my Boss :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. sama, aku da nyoba nonton kemarin
      seru ceritanya
      dorama juga banyak yg bagus ya ceritanya

      Delete
  35. Nonton drama pun bisa jadi pelajaran kehidupan ya, terutama tentang impian dari drama jepang oh my boss. Sudah lama aku juga tidak lihat drama jepang, jadi pengen lihat

    ReplyDelete
  36. Belum pernah nonton drama jepang. Kayaknya ini bisa jadi referensi

    ReplyDelete
  37. wah menarik ya, mbak ceritanya. aku belum pernah nonton drama Jepang eh soalnya nggak tahu mau nonton di mana. hihi

    ReplyDelete
  38. Sukanya kita jadi tau proses sebuah produk. Aku biasanya gampang kepengaruh, ntr pengen ikutan kerja di majalah jg jangan2 wkwkw.

    ReplyDelete
  39. Aku belum pernah nonton drama jepang yg isinya manusia sungguhan. Yang aku tengok, doraemon dan kartun lainnya hahaaha itu aja udah drama bgt, Ambu..

    ReplyDelete
  40. Wow edisi perdana menghasilkan 50 juta yen. Pekerjaan bidang fashion dan sejenisnya memang bisa meraup banyak uang sih sebenarnya.
    Hmmm.... Jadi penasaran mau nonton langsung drama Jepang ini.

    ReplyDelete
  41. sebagai orang yang waktu remaja suka melahap majalah fashion, drama ini jadi memantik rasa penasaran saya yang jarang nonton drama jepang

    ReplyDelete
  42. Seruu banget ceritanya Ambu. Saya jadi penasaran bagaimana kisah yg disuguhkan dalam memulai majalah fashion hingga masuk majalah paling dicari di pasaran.

    ReplyDelete
  43. Wajib nonton ini mah, kebetulan lagi nyari referensi drama jepang. Thanks mbaak

    ReplyDelete
  44. Dibalik serbuan drama korea, drama jepang pun lumayan bersaing. aku beberapa waktu ini menyelesaikan beberapa drama jepang hingga selesai. kayaknya yang ini menarik juga

    ReplyDelete
  45. judulnya mirip drama korea tapi ceritanya beda nih ya, kayaknya bagus deh

    ReplyDelete
  46. Jalan ceritanya menarik ya. Benar2 menggambarkan kehidupaj org2 Jepang yg penuh ambisi hihihi.. Hidup biasalah jadi hal yg luar biasa utk mereka

    ReplyDelete
  47. salah satu cita-cita saya dulu adalah bisa kerja sebagai fashion desain tapi apalah daya mbak, sama seperti mbak saya juga malah nyempung di bidang ekonomi ahahaha. anyway film ini menarik sekali bagi saya. akan sayaa masukan wishlist untuk ditonton saat weekend. thanks for sharing ya

    ReplyDelete