Mary Kills People, Ketika Bunuh Diri jadi Keinginan Terakhir

maria-g-soemitro.com

Mary Kills People, Ketika Bunuh Diri jadi Keinginan Terakhir

Pernah merasa sakit yang tak tertahankan? Saking sakitnya, pingin teriak keras-keras, agar rasa sakit mereda.  Saya pernah ngerasain ketika tangan kanan tersiram air mendidih. Saya pernah menulisnya di sini:

Pengalaman Luka Bakar, Lebih Sakit Dibanding Melahirkan Anak!

Selama beberapa jam saya menahan rasa sakit yang tak tertahankan, yang sedihnya tak bisa diredakan painkiller yang (setahu saya) terkenal ampuh.

Akibat pengalaman tersebut, saya jadi bisa mengira-ngira pasien kanker stadium akhir (serta penyakit lain) yang merintih kesakitan. Rasa sakitnya pasti ribuan kali lipat dibanding yang saya rasakan. Rasa sakit yang tak lagi bisa diredakan painkiller dari dokter (pastinya lebih ampuh dibanding yang saya miliki).

Untuk mengatasi rasa sakit berkepanjangan, yang muncul di waktu-waktu tertentu, beberapa orang memilih solusi berbeda. Mereka yang teguh beragama akan meyakini bahwa rasa sakit yang dialami merupakan penggugur dosa. Sehingga mereka tetap tegar menerima kesakitan.

Ada pula yang mencari solusi dengan “pengobatan illegal” seperti ganja, walau akibatnya bisa masuk bui, seperti yang dialami  Fidelis Ari Sudarwoto, PNS Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, yang pada 2017 divonis bersalah karena menanam ganja untuk pengobatan istrinya.

Cara ketiga adalah dengan “Euthanasia”

"Euthanasia” adalah tindakan mengakhiri hidup seseorang secara sengaja untuk meringankan penderitaan, biasanya pada pasien yang sakit parah dan tidak dapat disembuhkan, dan dapat dilakukan secara aktif (melakukan tindakan langsung) atau pasif (tidak melakukan tindakan untuk mempertahankan kehidupan). 

Berasal dari bahasa Yunani yang berarti "kematian yang baik”, euthanasia juga bisa ditujukan pada pasien yang secara sadar menghentikan pengobatan ya?

Swiss, merupakan satu-satunya negara di dunia yang melegalkan orang asiing mengakhiri hidup mereka secara legal.

Terinspirasi euthanasia sebagai solusi rasa sakit yang berkepanjangan, sineas Kanada memproduksi serial TV berjudul "Mary Kills People" yang berkisah tentang Mary Harris, seorang ibu tunggal yang bekerja sebagai dokter UGD di siang hari dan di malam hari menjadi "malaikat maut" yang membantu pasien sakit parah untuk melakukan euthanasia.

Drama tersebut diadaptasi sineas Korea Selatan menjadi drama Korea “Mary Kills People” (berjudul sama) yang diperankan Lee Bo Young, Lee Min Ki dan Kang Ki Young. 

Alur kisahnya gak plek sama. Seperti apa? Yuk kita bahas:

Baca juga drama Lee Min Ki:

Face Me, Tragedi Dokter Ahli Bedah Plastik

Crash, Drama Beraroma Edukasi Lalin

Behind Your Touch, Psikometri Pembongkar Kasus Pembunuhan Berantai

maria-g-soemitro.com

Lee Bo Young sebagai  Woo So Jeong

Memiliki nama asli Woo Chaeyoung, Woo So Jeong mengganti namanya di usia 18 tahun.

Woo So Jeong  ingin melupakan trauma buruk tentang ibunya. Sang ibu berulangkali mencoba bunuh diri agar bisa terlepas dari kesakitan akibat penyakit yang tidak lagi bisa diobati.

Bahkan ketika kedua tangan sang ibu terikat, dia tetap melakukan bunuh diri.

maria-g-soemitro.com

Lee Min Ki sebagai  Ban Ji-Hoon /Cho Hyeon U

”Tigapuluh tahun, Cho Hyeon U, ada tumor otak dan tidak bisa dioperasi,” kata Choi Ye-Na, perawat Bunseong General Hospital yang selama ini memasok permohonan pasien euthanasia.

“Sudah menjalani kemoterapi dan radioterapi tapi tidak ada berhasil, bisa hidup paling lama 4 bulan lagi,” lanjut Choi Ye-Na.

Choi Ye-Na tak tahu dirinya menerima umpan yang dilempar pihak kepolisian. Cho Hyeon U yang asli disembunyikan, sedangkan sosok pria yang datang sebagai pasien adalah Ban Ji-Hoon, seorang agen kepolisian.

maria-g-soemitro.com

Kang Ki Young sebagai  Choi Dae Hyeon

Punya latar belakang spesialis bedah plastik, Choi Dae Hyeon kehilangan surat ijin praktiknya dan harus dibui. Di situlah dia berkenalan dengan sindikat perdagangan narkoba, yang salah satunya: Baflron bisa digunakan untuk euthanasia.

Seperti Woo So Jeong, Choi Dae Hyeon juga memiliki trauma. Kekasih Choi Dae Hyeon sekarat dan berharap mati agar tidak lagi merasakan kesakitan.

maria-g-soemitro.com

Synopsis Drama Korea Mary Kills People

Setiap orang berhak memilih

Antara hidup dan mati

 Memilih mati bukanlah kejahatan

Kami membantu mereka menghabiskan momen terakhir

Di tempat yang mereka inginkan

Demikian pendapat dokter Woo So Jeong dan mitra kerjanya, Choi Dae Hyeon. Di bawah bendera Yayasan Serenitas keduanya melakukan euthanasia dengan imbalan sejumlah uang.

Biasanya pesanan diterima dari seorang perawat bernama Choi Ye-Na yang telah menyeleksi pasien berdasarkan 3 kriteria, yaitu:

  1. Harus ada 3 pendapat dokter atau lebih yang mendiagnosa pasien tidak lagi bisa diobati
  2. Pasien harus dalam keadaan fisik tak tertahankan
  3. Rasa sakit yang diderita pasien tidak bisa dikendalikan obat apa pun

Seperti yang terjadi pada Lee Eun-Young, perempuan berusia 80 tahunan, penderita gagal ginjal yang ingin berhenti cuci darah. Dia juga divonis menderita kanker stadium akhir dan dokter memperkirakan waktunya hanya 3 bulan lagi.

Lee Eun-Young meninggal dengan tenang di pinggir pantai, setelah mereguk minuman yang telah dicampur dengan Baflron. Begitu sederhana, dalam sekian detik, Lee Eun-Young sudah berpindah ke alam lain.

Meski demikian, Dokter Woo So Jeong tidak melakukan euthanasia hanya demi uang. Salah yang dibantunya adalah  Lee Yoon-Hee, seorang single mother, penjual street food, yang menderita kanker stadium akhir

Setiap kekambuhannya muncul, Lee Yoon-Hee begitu kesakitan hingga berubah bak “monster” yang menakutkan anak tunggalnya. Karena itu dia memohon agar nyawanya dicabut. Tidak hanya untuk dirinya, juga agar anaknya memiliki kepastian masa depan.

Tentu saja apa yang dilakukan dokter Woo So Jeong sangat berisiko. Korea Selatan belum melegalkan euthanasia. Bahkan kepolisian Bunseong sudah mengincarnya.

Agar bisa menangkap basah praktik illegal dokter Woo So Jeong, tim kepolisian menyelundupkan Ban Ji-Hoon, anggota kepolisian yang menyamar sebagai pasien bernama Cho Hyeon U.

Tentu saja, pasien bernama Cho Hyeon U benar adanya. Dia menderita tumor otak dan tidak bisa dioperasi. Untuk kelancaran kerja polisi, Cho Hyeon U disembunyikan.

Dokter Woo So Jeong,  yang tidak menyadari perangkap polisi, memperlakukan Ban Ji-Hoon seperti pasien lainnya. Termasuk mencari alternatif pengobatan lain, sebelum memutuskan euthanasia.

Seluruh usaha tersebut dimentahkan Ban Ji-Hoon. Keduanya sempat menjalin hubungan intens sebelum akhirnya euthanasia diputuskan.

Beruntung, di saat terakhir, dokter Woo So Jeong berhasil melepaskan diri dari jebakan polisi.

Tim kepolisian yang begitu berambisi memenjarakan sang dokter sebetulnya juga tidak murni menegakkan keadilan. Pemimpin mereka mengharapkan penangkapan dokter Woo So Jeong akan membantunya meningkatkan karir.

maria-g-soemitro.com

Review Drama Korea Mary Kills People

Serial TV Kanada "Mary Kills People" ((2017-2019) ternyata hanya mendapat rating 7,5 dari IMDb, apakah itu pula yang menjadi penyebab drama Korea “Mary Kills People” kurang diapresiasi?

Hal itu terlihat dari rating Mydramalist yang hanya 7,4/10 sejak awal penayangan, dan tak berubah sampai episode 9. Penonton Korea Selatan malah “menghukum” dengan rating rendah. Diawali rating 3.2% (nationwide) dan 3.4% (Seoul), melorot jatuh di episode 9, yaitu 1.4% (nationwide) dan gak masuk 10 acara pilihan penonton Seoul.

Sedih banget ya? Apa sebab?

Kurang greget! Sebenarnya sajian menarik sekaligus nyeremin sudah disajikan pada awal episode. Dokter kok “membunuh” pasiennya. Malah ketika ternyata si pasien gak meninggal dunia usai minum racun, asisten FL  (Choi Dae Hyeon) membekapnya dengan bantal.

Setelah itu, barulah penulis naskah mengajak penonton memahami keputusan FL (dokter Woo So Jeong  diperankan Lee Bo Young) melakukan euthanasia pada beberapa pasiennya. 

Karakter setiap pemain juga mulai disusun, serta alasan setiap peran turut andil dalam praktik euthanasia.  Sayang, fondasinya lemah. Jika dianalogikan dengan rangkaian puzzle, mirip manusia yang belum terwujud utuh. Beberapa organ, seperti sebagian jari-jari tangannya, telinganya dan beberapa bagian lainnya masih bolong.

Karakter FL jadi menyebalkan ketika di episode 9, sang asisten, Choi Dae Hyeon meminta untuk menghentikan aktivitas mereka, tapi FL keukeuh!

Diluar nalar jika alasannya kasihan melihat penderitaan pasien. Karena dia punya tanggungan 2 anak remaja yang harus diperhitungkan masa depannya. Dannn ….dia tahu pihak kepolisian tengah mengincar! Bahkan FL pernah hampir keciduk ketika melakukan euthanasia.

Mungkin maksud penulis scenario, agar emosi penonton terguncang bak roller coaster.

Sayang, usahanya tidak maksimal. Alur kisah tentang seorang dokter pelaku criminal (dilihat dari hukum yang berlaku di Korea Selatan) yang punya banyak konflik, baik keluarga, profesinya sebagai dokter serta ancaman kepolisian jadi keteteran.

Apakah penyebabnya jumlah  episode (12) terlalu sedikit. Enggak juga ya? Banyak drama Korea yang kisahnya sangat kompleks, drama Korea Drama: Jeongnyeon: The Star is Born salah satunya.

Aktris Kim Tae-Ri berhasil memberikan nyawa pada drama tersebut. Hal yang sayangnya gagal dilakukan Lee Bo Young. Chemistry bareng  aktor Lee Min Ki dan Kang Ki Young pun gagal dilakukan.

Padahal akting aktor Kang Ki Young bagus lho. Sayangnya dia bukan pemeran utama.

Baca juga drama Kang Ki Young lainnya:

Moment At Eighteen, Korban Ambisi Orang Tua

Extraordinary Attorney Woo, Keajaiban Seorang Penyandang Autism


Profile


    Drama: Mary Kills People

    Revised romanization: Mary Kills People

    Hangul: 메리 킬즈 피플

    Director: Park Joon-Woo

    Writer: Lee Soo-A

    Network: MBC

    Episodes: 12

    Release Date: August 1 - September 12, 2025

    Runtime: Friday & Saturday 22:00

    Language: Korean

    Country: South Korea



No comments

Terimakasih sudah berkunjung dan memberi komentar
Mohon menggunakan akun Google ya, agar tidak berpotensi broken link
Salam hangat