The Prisoner of Beauty, Cinta Bersemi Gegara Pernikahan Politik
Apakah pernikahan politik selalu sukses? Adakah yang berakhir tragis? Ternyata banyak! Diantaranya, yang terkenal hingga kini, adalah pernikahan Hayam Wuruk (Kerajaan Majapahit) dan Dyah Pitaloka (Kerajaan Pajajaran) yang berakhir dengan perang Bubat.
Juga ada pernikahan politik antara Sri Sunan Amangkurat III dengan Raden Ayu Lembah, anak perempuan dari Pangeran Puger (kemudian bergelar Sri Sunan Pakubuwono I, pemimpin keraton Surakarta) pada tahun 1698.
Pernikahan politik yang bertujuan memperbaiki hubungan dengan antar saudara ini berakhir kandas, bahkan tragis. Penyebabnya Raden Ayu Lembah kecewa pada Amangkurat III yang ternyata hidung belang dan tidak cakap memerintah.
Sementara sebagai permaisuri, tertulis dalam Babad Tanah Jawi, Raden Ayu Lembah lebih tampil menonjol dan berpengaruh di lingkungan kraton. Sang permaisuri pun nekad berselingkuh dengan Raden Sukra, anak patih Raden Sindureja.
Perselingkuhan ini rupanya diketahui Amangkurat III. Dalam kemarahannya, dia tidak hanya menceraikan dan mencabut gelar permaisuri, juga menghukum mati sepasang merpati ini.
Kemudian, dengan kejam, Amangkurat III memerintahkan Pangeran Puger untuk melakukan eksekusi pada putrinya sendiri. Endingnya, keduanya dihukum gantung. Makam Raden Ayu Lembah bisa dikunjungi di Laweyan, Surakarta.
Dayang-dayang Raden Ayu Lembah juga terkena dampaknya. Mereka ditelanjangi dan dikurung dalam kadang macan, hingga berakhir tewas diterkam hewan buas tersebut.
Selesai? Belum. Pangeran Puger melakukan balas dendam. Dia dibantu VOC, yang berhasil menangkap Amangkurat III dan mengasingkannya ke Sri Lanka.
Huhuhu gara-gara nonton drama China “The Prisoner of Beauty” jadi tahu ada sejarah pernikahan politik di Pulau Jawa yang berakhir tragis.
Andai industri hiburan Indonesia semaju Korea Selatan, mungkin udah jadi serial drama ya? Minimal novel, seperti Peng Lai Ke yang menulis web novel "Zhe Yao" (折腰), kemudian dibuat serial dramanya dengan Nan Zhen sebagai penulis scenario.
Drama berjudul “The Prisoner of Beauty” yang dibintangi Song Zu Er dan Liu Yu Ning ini ternyata mendulang sukses. Seperti apa? Yuk kita bahas:
Baca juga drama Song Zu Er lainnya:
The Demon Hunter's Romance, Kisah Cinta Pemburu Siluman
Cupid’s Kitchen, Kala Panah Cupid Masuk Dapur
Song Zu Er sebagai Qiao Man / Xiao Qiao
Bisa membaca usia 3 tahun, dan mampu menulis puisi pada umur 5 tahun, Qiao Man memang bukan perempuan biasa.
Dia adalah cucu kedua Qiao Gui, mantan Gubernur Yangzhou. Seorang pejabat yang sangat mengutamakan kesejahteraan rakyatnya.
Qiao Gui punya 2 putra, anak pertama Qiao Yue yang mewarisi kepemimpinan ayahnya sebagai Gubernur Yanzhou. Qiao Yue memiliki anak perempuan bernama Qiao Fan aka cucu pertama sang kakek.
Sedangkan Qiao Man dan adiknya Qiao Ci terlahir dari anak kedua Qiao Gui, yang menjadi Bupati Yanzhou.
Sejak kecil, Qiao Man lah cucu yang paling dekat dengan sang kakek. Berkat bimbingannya, Qiao Man tumbuh menjadi anak cerdas. Ketika muncul dilemma perjodohan politik dengan Liu Yan, calon pemimpin Liangya, sementara Qiao Fan dijodohkan dengan Wei Shao, dia pun melancarkan strategi.
Dia tahu Qiao Fan yang rapuh akan kesulitan menjalani pernikahan politik, Qiao Man membantunya melarikan diri dengan pria yang sangat dicintainya.
Kemudian Qiao Man maju menggantikan Qiao Fan, supaya perjodohan ini membawa manfaat bagi kedua negara.
Orang mengira aku selembut air
Air mengalir tenang saat jalannya lapang
Jika dihadang angin dan tanah
Air akan menimbulkan gelombang besar
Liu Yu Ning sebagai Wei Shao / Zhong Lin
Masuk akademi 5 tahun, bisa melukis di usia 7 tahun, itulah Wei Shao, cucu kedua Adipati Wei yang sejak dini harus memikul beban sebagai pewaris Wei.
Kakek, ayah dan kakak laki-lakinya meninggal sewaktu sedang mempertahankan kawasan Xindu, dari gempuran Li Su dari Bianzhou. Bantuan yang diharapkan dari keluarga Qiao, penguasa Yanzhou ternyata tak datang.
Karena itu dia sangat membenci Li Su dan keluarga Qiao, serta berusaha untuk balas dendam.
Ternyata takdir berkata lain, dia harus menikahi Qiao Man, anggota keluarga Qiao, dan jatuh cinta padanya.
Liu Duan Duan sebagai Wei Yan / Shi Yuan
Jangan seperti air
Yang mengalir tak kembali
Demikian kata Lady Xu, nenek yang sangat mencintai cucunya, Wei Yan.
Wei Yan merupakan cucu Lady Xu dari anak perempuannya, yang dihamili secara paksa oleh anggota Kerajaan Bianzhou.
Semula rahasia ini tertutup rapat. Keberadaannya sebagai salah seorang pewaris Bianzhou, berpotensi menimbulkan gejolak politik antar kedua negara.
Tak mudah menyembunyikan rahasia. Terlebih menyangkut kekuasaan. Ketika Wei Yan menyadari telah jatuh cinta pada istri Wei Shao, sepupu yang sangat dicintainya, Wei Yan mengambil keputusan penting. Dia harus meninggalkan Wei dan bergabung dengan ayah kandungnya, penguasa Bianzhou.
Pada saatnya
Anak burung pasti akan meninggalkan sangkarnya
Synopsis Drama China The Prisoner of Beauty
14 tahun silam, pemimpin Yanzhou menjalin persekutuan dengan pemimpin Wei, saling mengikat persaudaraan. Siapa yang berani menyerang Yanzhou berarti juga menyerang Wei.
Untuk mempererat persaudaraan, Qiao Gui, Gubernur Yangzhou membangun kanal Yongning diantara Panyi (wilayah Yanzhou) dan Xindu (wilayah Wei), yang menguntungkan kedua belah pihak. Wei memperoleh air, dan Yanzhou mendapatkan pasukan.
Persahabatan tersebut diuji ketika Li Su dari Bianzhou menyerang Wei di kawasan Xindu. Agar bisa mengatasi serangan, tentu saja Adipati Wei berharap Gubernur Yangzhou akan datang membantu dengan membawa pasukan.
Malang, harapan tersebut sia-sia. Qiao Gui tidak datang dengan pasukan bantuan.
Qiao Gui memang mengalami dilemma. Membantu Wei berarti mengorbankan rakyat, sedangkan menolak berarti mengingkari gentleman's agreements yang pernah disepakati.
Serangan itu berakhir tragis. Adipati Wei beserta anak dan cucu pertamanya meninggal dalam pertempuran. Meninggalkan Wei Shao, cucu bungsu yang selamat karena disembunyikan kakaknya.
Pasca kematian kakek, ayah dan kakaknya, Wei Shao diangkat menjadi pewaris. Dia digembleng agar tidak hanya kompeten memimpin Wei, juga mampu membalas dendam pada keluarga Qiao, yang dianggap sebagai pengkhianat.
Dendam yang memunculkan kalimat penyemangat di antara prajurit Wei: “Bunuh Li Su, bantai keluarga Qiao!"
Namun Lady Xu, nenek Wei Shao yang bijak, punya pendapat berbeda. Kejahatan jangan dibalas dengan kejahatan. Karena hanya akan menimbulkan dendam yang tak berkesudahan.
Lady Xu pun menggalang kesepakatan dengan Qiao Gui untuk mengadakan aliansi pernikahan politik. Wei Shao dijodohkan dengan cucu perempuan Qiao Gui yang bernama Qiao Man.
Qiao Man bukan sembarang perempuan. Sejak kecil, perempuan cerdas itu kerap mengikuti kakeknya ke medan perang. Keseharian Qiao Man, ngobrol politik dengan sang kakek.
Tentang pernikahan, Qiao Man punya prinsip, andai tak bisa menikah dengan orang yang dicintai, sebaiknya pernikahannya bisa membawa manfaat bagi orang banyak.
Sesuai nasihat sang kakek, Qiao Man menyiapkan diri dalam menghadapi Wei Shao yang terkenal dingin, kejam dan sadis.
Di dunia ini, tidak ada yang lebih lembut dibanding air
Kelembutan bisa mengalahkan kekerasan
Ingatlah selalu, maka nyawamu bisa selamat
Langkah awal yang dilakukan adalah meluluhkan Wei Shao dengan mempersembahkan kota Panyi sebagai mahar pernikahan.
Wei Shao memang menolak aliansi politik yang digagas neneknya. Dendamnya pada keluarga Qiao sudah mendarah daging. Dengan mata kepalanya, dia melihat kakek, ayah dan kakak tertuanya tewas di medan perang. Semua terjadi gegara kakek Qiao Man tidak mau mengirim bantuan.
Berbagai intimidasi pun dilakukan Wei Shao. Sayang, dia harus kecewa. Ternyata Qiao Man bukan perempuan biasa. Dengan kemampuannya, dia berhasil membuat penduduk Yanzhou mau berpihak, dan bekerja sama membangun kanal Yongning.
Bahkan dengan heroik, Qiao Man membakar timbunan mesiu yang direncanakan Liangya untuk mengalahkan pasukan Wei Shao, tapi dampaknya “memusnahkan” penduduk di sekitarnya.
Setelah berhasil melunakkan hati Wei Shao, tugas Qiao Man selanjutnya adalah meluluhkan hati keluarga Wei, khususnya ibu mertua aka ibu kandung Wei Shao yang membencinya. Tidak hanya disebabkan dendam suami dan anaknya telah dikhianati keluarga Qiao, sang ibu juga telah menyiapkan istri bagi Wei Shao.
Berhasilkan Qiao Man meluluhkan hati sang ibu?
Review Drama China The Prisoner of Beauty
Tolong bayangin, di malam pengantin, setelah tertunda selama setahun karena berkabung, sedang asyik-asyiknya, eh pintu kamar digedor karena musuh menyerang! Malam pengantinnya gagal deh!
Hahaha……baru nemu di drama China “The Prisoner of Beauty” nih.
Gak hanya adegan, dialog cerdas juga bertaburan, seperti kekesalan Wei Shao (ML) pada istrinya, Xiao Qiao (FL) yang diungkapkan dengan kalimat:
Jangan bergaul dengan anggota keluarga Xiao
Nanti jadi bodoh!
Hahaha….jadi ngakak so much. Drama China “The Prisoner of Beauty” emang layak mendapat rating 9/10. Setelah sebelumnya hanya 8,2/10 kemudian perlahan-lahan naik menjadi 8,9/10 dan diakhiri dengan 9/10 di episode akhir.
Nan Zhen sebagai penulis scenario emang jago membangun karakter, menciptakan konflik dan menyelesaikan konflik dengan gemilang.
Seperti ketika Xiao Qiao dihadapkan pilihan: Membela kepentingan keluarga yang sedang diserang musuh atau suaminya, Wei Shao yang harus berangkat dengan pasukan terbatas.
Hati Xiao Qiao hancur, ketika akhirnya memilih keluarga, sementara kakak perempuannya justru memilih suami. Sang kakak tak peduli apa pun yang akan terjadi, asalkan suaminya tetap disampingnya.
Dilematis banget. Song Zu Er yang berperan sebagai Xiao Qiao seperti ngajak penonton ikut menangis. Campuran antara sedih, kesal dan menyesal.
Akting pemeran pendukung tak kalah cemerlang. So sweet banget, bromance di antara 4 jenderal yang menjadi tangan kanan Wei Shao. Saking sukanya pada mereka, sampai takut ada yang “dikorbankan” oleh penulis scenario, ternyata …..😭😭
Pemeran pendukung dengan akting tak kalah ciamik adalah Liu Duan Duan yang berperan sebagai sepupunya Wei Shao, bernama Wei Yan.
Liu Duan Duan berhasil menerjemahkan karakter Wei Yan si pecinta keindahan, dengan jitu. Beberapa kali muncul adegan yang membuat penonton mengira Wei Yan bermuka dua. Namun akhirnya angkat topi dengan prinsip sosok yang gemulai dan selalu dikelilingi perempuan ini.
Semua nampak sempurna. Akting, musik, sinematografi yang menawan (keren banget siluet Wei Shao menunggang kuda untuk menyelamatkan sang istri, Xiao Qiao) serta alur kisah yang rapat, runut dan mengalir lancar.
Apabila ada kritik, itu adalah porsi Xiao Qiao yang terlalu heroik, dan terasa “maksa”. Tapi tentunya soal selera ya? Yang pasti, seperti penonton lainnya, saya gak sabar menunggu kelanjutan kisah di setiap episodenya.
Keberhasilan drama China The Prisoner of Beauty nampaknya tak tergoyahkan, walau beragam issue miring menerpa para aktor dan aktrisnya. Song Zu Er dan Liu Xiao Qing (pemeran nenek Wei Shao) dikabarkan terlibat dalam penggelapan pajak. Sedangkan Liu Yu Ning diungkap paparazzi pernah menikah.
Issue miring seolah dijawab: “Drama bagus mah ya bagus aja, gak peduli latar belakang pemeran dan tim kreatifnya”.
Karenanya, gak heran andai drama China "The Prisoner of Beauty" berhasil dinobatkan sebagai drama terbaik 2025.
Baca juga drama Liu Yu Ning lainnya:
The Story of Pearl Girl (Lagi) Kutukan Second Lead Syndrome
A Journey to Love, Kisah Cinta Agen Intelijen Dua Negara
Profile
Drama: The Prisoner of Beauty
Native Title: 折腰
Also Known As: Zhe Yao , Feng Huo Hong Xiao , 烽火红绡 , 烽火紅綃
Director: Deng Ke, Gao Cong Kai
Screenwriter: Nan Zhen
Genres: Historical, Romance, Political
Country: China
Episodes: 36
Aired: May 13, 2025 - ?
Original Network: Tencent Video
Duration: 45 min.
No comments
Terimakasih sudah berkunjung dan memberi komentar
Mohon menggunakan akun Google ya, agar tidak berpotensi broken link
Salam hangat