Kepedulian Sosial Liz Setiaatmadja, Sang Perempuan Multitalenta

         

maria-g-soemitro.com

Kepedulian Sosial Liz Setiaatmadja, Sang Perempuan Multitalenta


Liz Setiaatmadja tercekat. Pandemi Covid-19  tak juga berlalu. Dan seolah adu cepat, media tak henti menyebarkan berita duka: masker habis, stok oksigen kosong, asrama haji tempat karantina telah penuh. Yang paling tragis: Tenaga medis kekurangan pakaian alat pelindung diri (APD) !

Bagaimana mungkin para pejuang garda depan Covid-19 ini bekerja tanpa APD?

Tak mau berpangku tangan, Liz nama panggilan Elizabeth Setiaatmadja, segera memesan 100 buah baju APD di marketplace kemudian mengirimkannya ke RS Persahabatan. Pertimbangan Liz, baju tersebut cukup untuk sekitar seminggu.

Ternyata tidak! Dalam waktu 2 jam 100 baju APD tersebut ludes!

Duh bagaimana ini? Tak mungkin membiarkan tenaga medis bekerja tanpa baju APD. Analoginya seperti tentara, mereka maju ke medan perang tanpa tameng senjata. Bersiap pasrah tubuhnya diberondong peluru musuh.

Sebelum pandemi Covid-19, Indonesia  kekurangan tenaga medis. Menurut Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin Indonesia membutuhkan 270.000 orang dokter, namun hanya memiliki 140.000 dokter aktif. (sumber)

Indonesia juga kekurangan tenaga medis lain, rasio perawat di Indonesia hanya 2,1 orang per 1.000 penduduk, atau artinya 2 orang perawat harus melayani kesehatan 1.000 orang penduduk Indonesia.

Menurut data Lapor Covid-19 hingga 21 April 2022 pukul 09.36 WIB, sebanyak 2.087 medis meninggal dunia. Dari jumlah tersebut, sebanyak 751 orang atau 35,98% berprofesi sebagai dokter.

Baca Juga:
Novi Amelia dan Kecerdasan Bertahan Hidup

Kalpataru, Jejak Kang Deden Pulihkan Ekosistem Karst Citatah

Daftar Isi:

  • Kepedulian Sosial Elizabeth Setiaatmadja
  • Mengenal Lebih Dalam Elizabeth Setiaatmadja
  • Menuju Sociopreneur dengan Sorgum


Liz putar otak. Bagaimana cara membuat baju APD sendiri agar bisa memberi lebih banyak?
Rupanya Tuhan mendengar kerisauan perempuan cantik ini. Ketika Liz curhat di akun Instagramnya: “Andaikan aku punya pabrik baju” ….., seorang teman menawarkan pabrik garmennya untuk memproduksi baju APD.

Gayung bersambut, Liz segera mencari pola, membeli bahan, kemudian mengirimkannya pada pabrik sang teman. Liz juga membuat video agar niat baiknya bisa tersebar ke seluruh penjuru negeri. 

Hasilnya sungguh luar biasa. Hanya dalam waktu 3 minggu, sejak mulai produksi tanggal 27 Maret 2020, Liz berhasil mengirim kurang lebih 360.000 baju APD, senilai sekitar Rp 20 miliar hingga pelosok Indonesia.

Setelah menyumbang baju APD, perhatian Liz beralih pada banyaknya tenaga kerja yang terpaksa menganggur akibat pandemi Covid-19. Bekerja sama dengan Jakarta Praise Community Church (JPCC), Liz pun menyusun program dan melakukan proses mentoring.

Program yang sangat bermanfaat, terlihat dari banyaknya ucapan terimakasih di kolom komen Instagram @ liz_setiaatmadja_official

 

maria-g-soemitro.com

Mengenal Lebih Dalam Elizabeth Setiaatmadja

“Sejak dini saya belajar tentang kepedulian sosial dari ayah dan ibu.”

Siapa ayah Elizabeth Setiaatmadja? Beliau adalah Jahja Setiaatmadja, bankir senior yang didapuk menjadi Presiden Direktur BCA sejak 2011. Kesuksesan Jahja mengantar BCA menjadi salah satu bank terkemuka, membuatnya dinobatkan sebagai salah satu CEO terbaik di industri keuangan.

Hebatnya, sosok low profile ini juga disayangi karyawan dan media, terbukti dengan adanya komunitas JFC atau singkatan dari Jahja Fans Club.

Seorang CEO mempunyai komunitas pengagum, tentunya termasuk langka. Dalam bayangan banyak orang, biasanya CEO adalah sosok yang ditakuti dan diam-diam dibenci karena arogan dan sering marah-marah.

Keramahan Jahja rupanya menurun pada Liz. Lahir dengan nama Elizabeth Ariestia Melawaty Setiaatmadja, Liz berkisah bahwa inspirasi nama “Elizabeth” didapat sang ibu setelah melihat brand tas “Elizabeth” dari Bandung yang sangat terkenal.

“Aries” diambil dari nama Taman Aries, tempat mereka dulu tinggal. Sedangkan nama “Melawati” terinspirasi dari nama hotel “Melawai” tempat sang ayah, Jahja Setiaatmadja menginap, menunggu kelahiran Liz.

Pemberian nama yang sungguh menarik ya? Mengingatkan kebiasaan suku Batak yang kerap mengambil nama dari barang atau apapun yang dilihat ayah si jabang bayi.

Selain kepedulian sosial dan keramahan, Liz juga mengikuti jejak kerja keras sang ayah. Dalam kamus hidupnya tak ada kata “galau” dan “tidak bisa”. Yang ada hanya kalimat positif, pantang mengeluh, asalkan diniatkan baik pasti Tuhan memberi jalan.

Gak heran banyak sekali bidang bisnis yang pernah digeluti Liz. “Sekitar 30”, katanya sambil tertawa. Inspiratif banget ya? Liz tahu kapan harus berhenti mengerjakan satu bisnis dan kapan memulai bisnis lainnya.

Selain sebagai womenpreneur Indonesia, seperti telah dikisahkan di atas, Liz sangat suka berbagi. Ini tak lepas dari latar belakangnya yang sangat mendukung, yaitu:

  • Bachelor of Commerce in Accounting (B.Com.) at Macquarie University
  • Communication and Appearance at John Robert Power
  • Services at Singapore Airlines, Singapore Headquarter
  • Halo BCA

Dengan keahliannya sebagai networking expert dan pakar komunikasi, Liz kerap berbagi, baik secara daring maupun luring.  Mulai dari public speaking sampai kiat mengatasi penipuan siber yang kini marak menimpa dunia perbankan.

Sangat berharap Liz punya channel khusus perbankan ini ya? Karena masyarakat kita masih senang menyimpan uang di bawah bantal, sehingga kerap gagap saat bersentuhan dengan dunia perbankan.

Begitu sibuk mengurus bisnis dan program sosial, bagaimana cara Liz membagi waktu dengan suami dan anak-anak? Caranya ternyata sangat cerdas. Beberapa kali Liz bergabung dengan bisnis sang suami, Ade Yulianto.

Sedangkan untuk kedua buah hatinya, Bianca dan Benedict, Liz menerapkan apa yang telah dilakukan ayah ibunya, yaitu quality time.

  

maria-g-soemitro.com


Menuju Sociopreneur dengan Sorgum

“I can do all things through Christ that strengthens me.”

Demikian isi Phil 4:13 yang tercantum di profil media sosial Elizabeth Setiaatmadja, menjelaskan alasan Liz begitu aktif dalam dunia sosial. Paling tidak ada 2 yayasan tempat Liz kerap terlibat dalam kegiatannya, yaitu Yayasan Karsa, Yayasan IMB (Boot camp for Politician).

Namun Liz merasa belum cukup. Dia ingin memberi banyak, terlebih untuk para pelaku UMKM yang telah berjasa mendukung perekonomian. Menurut laman Kemenko bidang Perekonomian, jumlah UMKM di Indonesia mencapai  99% dari keseluruhan unit usaha.

Sayangnya mereka lemah dalam hal akutansi sederhana, dan digital marketing.

Karena itu Liz sangat antusias ketika seorang kawan memperkenalkan sorgum, hasil budidaya petani Indonesia yang bisa menjadi solusi camilan bagi penderita autis dan diabetes.

Tentu saja hal ini sangat membanggakan. Pastinya belum lupa dengan kasus umbi porang yang diekspor ke Jepang, Cina dan Taiwan, kemudian kembali kembali ke Indonesia dalam bentuk mie shirataki dan beras shirataki dengan harga selangit.

Sejak era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, banyak petani yang menanam sorgum. Dulu sebagai green energy atau bioethanol, sorgum bisa digunakan sebagai bahan bakar substitusi premium 90-100 persen.

Namun kini kebutuhan pangan lebih mendesak. Mirip tebu, batang sorgum rasanya manis karena mengandung kadar gula tinggi, sehingga bisa menjadi pengganti gula tebu.

Bulir sorgum bisa diolah sebagai pengganti beras. Apabila bulir sorgum diproses menjadi tepung sorgum, dapat digunakan sebagai pengganti tepung terigu, namun lebih unggul sebab tidak mengandung gluten.

Dengan kemampuan komunikasi dan luasnya networking, bukan tak mungkin Liz menjadi sociopreneur yang sukses menggarap potensi sorgum. Di lapangan banyak petani sorgum yang menghentikan upayanya karena tidak ada yang menampung hasil panen.

Mungkin disebabkan eranya belum tiba. Era seorang perempuan multitalenta yang teguh melakukan pelayanan, bertekad melakukan terobosan untuk menyelesaikan sejumlah masalah bangsa Indonesia.

Negara kita kaya. Bahkan sangat kaya. Semoga semakin banyak sosok seperti Liz Setiaatmadja yang tidak hanya berbagi charity, tapi juga "kail" bagi mereka yang mau berkarya. Karena charity kerap hilang ditelan waktu. Tak berbekas.

Baca juga:
Tetanggaku, Ridwan Kamil

Mohammad Toha, Pelaku Kamikaze Bandung Lautan Api yang (Belum) Diakui Kepahlawanannya


14 comments

  1. Perempuan yg Inspiring dan berhati mulia bangetttt
    Love Liz 😍semoga sorgum bs makin dibudayakan dgn baik ya.
    Pasti banyak manfaatnya

    ReplyDelete
  2. Keren banget ya. Beberapa hari lalu, aku ikut bergabung saat Kak Liz Setiaatmadja berbagi cerita melalui gmeet. Rasanya kagum banget sama beliau.
    Berbisnis dengan melihat kondisi sekitar tuh emang keren. Apalagi kalau seolah alam pun mendukung kita untuk berbuat baik dengan mendatangkan bala bantuan untuk bisnis tersebut.
    Menurutku Kak Elizabeth Setiaatmadja adalah womenpreneur Indonesia panutan banget.

    ReplyDelete
  3. Daku pikir inspirasi nama Aries itu karena zodiaknya Kak Liz Aries, ternyata bukan ehehe. Bisa nih sepertinya untuk sorgumnya, agar petani kita pun turut merasakan dampak baiknya. Semangat

    ReplyDelete
  4. Luar biasa perhatiannya. Allah menganugerahkan kelebihan finansial dan diikuti dengan kepedulian sosial yang sangat bermakna. Orang-orang berkecukupan seperti Mbak Liz inilah yang diharapkan akan banyak membantu mereka yang membutuhkan.

    Kebayang waktu Covid-19 terlacak di tanah air. Semua kebutuhan kesehatan mendadak jadi barang langka dan mahal. Bahkan masker yang dulu jarang digunakan publik, mendadak jadi kebutuhan primer dengan harga selangit.

    ReplyDelete
  5. inspiratif. Turut bangga ada sosok perempuan yang memiliki kiprah yang sangat besar bagi indonesia. Suka menolong dan low profile.

    ReplyDelete
  6. Keren banget ya Liz Setiaatmadja... Kondisi ekonomi yang berkecukupan sejak kecil, tak serta merta membuat dia lupa diri. Jiwa sosialnya sangat tinggi.
    Tentu ini tak lepas dari didikan kedua orang tuanya.
    Salut buat wanita strong ini...

    ReplyDelete
  7. Selain jiwa marketing jiwa bisnisnya Bu Liz ini tinggi banget ya, ia juga bisa memanfaatkan kebutuhan orang sekitar sehingga menjadi ide untuk memfasilitasi dan memproduksi. Keren padahal ia juga ibu rumah tangga ya

    ReplyDelete
  8. Wah..30 bisnis, keren! Liz Setiaatmadja beneran permepuan multitalenta. Dan tak hanya itu, ia juga womenpreuneur yang menginspirasi dengan berbagai tindakan berbagi untuk membantu sesama. Salut!

    ReplyDelete
  9. Inspiring woman yang patut dicontoh, membantu orang lain dengan memberikan apa yang mereka butuhkan itu qualified banget 🤩

    ReplyDelete
  10. Perempuan yang menginspirasi.
    Elizabeth Setiaatmadja membuktikan bahwa langkah perempuan dalam mendukung keluarga dan bermanfaat di masyarakat juga tetap bisa dilakukan dengan seimbang.

    ReplyDelete
  11. Semoga banyak ya mba oramg sepeti Elizabeth Setiaatmadja, yg kemarin2 peduli salah satunya memesan 100 buah baju APD

    Jadi inpirasi semau orang kalau miltitalenta plus Punya Hati yang baik

    ReplyDelete
  12. Ketika awal pandemi, mungkin salah satu yang cepat tanggap ya mbak Liz ini. Rasanya turut berterimakasih atas kepeduliannya. Adik saya pernah mengalami masa-masa krisis APD ketika menjadi garda terdepan. Dan jumlah yang beliau donasikan utk APD sungguh luar biasa

    ReplyDelete
  13. Ketika awal pandemi, mungkin salah satu yang cepat tanggap ya mbak Liz ini. Rasanya turut berterimakasih atas kepeduliannya. Adik saya pernah mengalami masa-masa krisis APD ketika menjadi garda terdepan. Dan jumlah yang beliau donasikan utk APD sungguh luar biasa

    ReplyDelete
  14. Baca portofolionya terlebih tentang baju APD, rasanya luar biasa. Akhir tulisan ini juga sangat mengena. Charity sering menguap nyaris tanpa bekas. Mending memberi kail agar bisa tetap menghasilkan bantuan, Setidaknya bisa membantu diri sendiri dulu dengan kail yang diterima itu.

    ReplyDelete