Yuk, Sukseskan Program Remaja Sehat Bebas Anemia

“Jangan lemot dong” 

Pernah bingung dengar ucapan tersebut? Lemot artinya lambat. Jika diucapkan pada seseorang, maksudnya adalah lemah otak yang berkorelasi dengan telat mikir (telmi). Salah satu penyebabnya adalah anemia.

Anemia merupakan kondisi tubuh kekurangan sel darah merah yang sehat. Berdampak pada organ tubuh yang mengalami kekurangan asupan oksigen. Sehingga penderita anemia merasa mudah lelah dan nampak pucat.
Bagaimana jika remaja yang mengalami anemia dan berakhir dengan lemot?
Pastinya nyeremin! Mereka, para remaja akan menjadi tulang punggung Indonesia. Harapan menuju Indonesia yang lebih sejahtera, berkualitas dan berkelanjutan

Sementara berdasarkan Riskesdas 2018 prevalensi anemia pada remaja sebesar 32o/o, arlinya 3-4 dari 10 remaja menderita anemia.  

Penyebabnya perubahan gaya hidup yang membawa pengaruh besar. Para remaja lebih banyak menghabiskan waktu di depan gadget. Asupan makananpun sekadar asal enak di mulut. 

Mereka lebih suka jajan pentol, seblak, cimol dan camilan miskin gizi lain dibanding rujak serta gado-gado. Mereka juga memilih junkfood daripada makanan dengan gizi seimbang. 

Bahkan tanaman harus dipupuk dan disiram secara teratur agar kelak bisa menghasilkan panen yang melimpah.

Isi
Mengapa Remaja Nggak Boleh Lemot?    
Program "Remaja Sehat Bebas Anemia"
Bebas Anemia Agar Sehat, Cantik, Sukses dan Berprestasi    
Cara Minum Tablet Tambah Darah, Suplementasi Anemia   

sumber: freepik.com


Program Remaja Sehat Bebas Anemia

Dalam peringatan Hari Gizi Nasional (HGN)  25 Januari 2021, Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin menyoroti sumber daya manusia yang berkualitas agar Indonesia siap menempati 5 raksasa perekonomian dunia pada 2050.

Ucapan Budi Gunadi senada dengan paparan ekonom Faisal Basri tentang potensi Indonesia tersebut. Berdasarkan GDP (Gross Domestic Product. China akan menempati posisi puncak, disusul Amerika Serikat kemudian India, Jepang dan terakhir Indonesia.

Baca juga: Indonesia Menuju 5 Raksasa Dunia Dengan GESID 

Bagaimana Indonesia bisa menuju 5 raksasa dunia jika remajanya letih, lemah, lesu, lelah dan lalai (5L) akibat anemia? 

Karena itu dalam peringatan HGN yang ke 61, secara serempak 4 kementerian kabinet Indonesia Maju (2019-2024) berkomitmen menyukseskan program " Remaja Sehat Bebas Anemia". Selain Kementerian Kesehatan, 3 lainnya adalah Kementerian Agama, Kementerian Agama dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Remaja putri menjadi sorotan utama, sebab lebih berisiko dibanding remaja putra. Salah satu alasannya, setiap bulan remaja putri mengalami pendarahan saat menstruasi. Akibatnya tubuh akan kehilangan sel darah merah, dan berpotensi kekurangan zat besi apabila mestruasi berlangsung lama.

Pada peringatan HGN ke-61 juga diselenggarakan talkshow dengan tema “Mempersiapkan Remaja Sehat Bebas Anemia melalui Gizi Seimbang dan Suplementasi Tablet Tambah Darah”. Narasumber yang hadir adalah:

  • Dokter Indah Kusuma
  • Analisa Widyaningrum, M.Psi., Psikolog
  • Prof. dr. Endang L. Achadi

Terkait anemia di Indonesia, Prof. dr. Endang L. Achadi menjelaskan prevalensi pada remaja putri yang pada tahun 2013 mencapai  22.7 %. Dari jumlah tersebut, sebesar + 63%-nya disebabkan defisiensi besi (Anemia Defisiensi Besi)

  • Proporsi Anemia Defisiensi Besi di Indonesia: 22.7 % * 63% = 14.3%
  • Proporsi remaja puteri yg Defisiensi Besi di Indonesia (dengan atau tanpa Anemia) : 2.5*13.9%= + 36 %

Secara spesifik, Prof. dr. Endang L. Achadi menjelaskan pemahaman anemia sebagai berikut:

Anemia adalah keadaan dimana konsentrasi HEMOGLOBIN (Hb), yang berada didalam sel darah merah, lebih rendah dari seharusnya, yaitu: Hb < 13 g/dL pd laki-laki dewasa Hb < 12 g/dL pd perempuan dewasa
Sebagai pembawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh, termasuk otak dan otot, apabila  seorang remaja putri mengalami hemoglobin (Hb) rendah maka oksigen yang dibawapun kurang.  Sehingga jaringan kekurangan asupan oksigen.

Akibatnya pada produktivitas dan prestasi:

  • Menurunkan konsentrasi belajar
  • Menurunkan produktivitas
  • Menurunkan “kesegaran tubuh”
  • Mudah menderita penyakit infeksi karena turunnya imunitas
  • Prestasi sekolah dan kerja rendah

Akibat anemia pada kehamilan menimbulkan konsekuensi jangka panjang:

  • Risiko perdarahan saat hamil/bersalin dan risiko kematian ibu
  • Menghambat pertumbuhan bayi : bayi lahir prematur, berisiko sakit/meninggal, risiko stunting (turunnya kecerdasan dan risiko menderita penyakit tidak menular)

 
sumber: freepik.com

Bebas Anemia Agar Sehat, Cantik, Sukses dan Berprestasi

Beban ganda masalah gizi menjadi problem kesehatan Indonesia saat ini. Yaitu masih tingginya prevalensi stunting, wasting dan obesitas serta kekurangan zat gizi mikro terutama anemia yang masih menjadi tantangan besar.

Untuk mengatasinya, Kemenkes RI membutuhkan dukungan masyarakat dalam menerapkan Physical Health, Mental Health, Emotional Health dan Behavioural Health.
Caranya dengan memahami asal muasal masalah. Contoh kasus remaja putri yang ingin cantik, mereka melakukan diet dengan:

  • Melewatkan sarapan
  • Terlalu sering jajan di luar rumah
  • Terlalu banyak makan dari kelompok makanan lainnya
  • Minum minuman ringan

Diet/pola makan yang tentu saja salah besar. Alih-alih kenyang, mereka mengalami “hidden hunger” atau  kelaparan tersembunyi. Merupakan kondisi kekurangan zat gizi mikro, hidden hunger harus segera diatasi agar tak memicu berbagai penyakit.

Mengajak mereka memasak makanan yang disukai, menjadi salah satu alternatif. Seperti membuat pancake Korea dan brulee bomb menggunakan resep berikut.

Baca juga:
Pancake Korea dan Risol Sunny Gold yang Nagih
Brulee Bomb, Cara Asyik Menuju Kesejahteraan Pangan.
Resep Sundubu Jigae yang Lezat dan Rendah Jejak Karbon

Ke dalam resep-resep tersebut bisa banget ditambahkan sumber zat besi penambah darah. Ada dua bentuk zat besi yang dapat dipilih:

  • Heme. Berasal dari hemoglobin, dan lebih mudah diserap tubuh dibandingkan non heme. Bahan makanan yang mengandung heme adalah: ikan, daging merah, daging unggas, telur, susu dan produk turunannya.
  • Non-heme. Terdapat dalam bahan makanan nabati, seperti sayuran berdaun hijau, wortel, kentang, biji-bijian, kacang-kacangan dan buah-buahan kering.

Selain mengajak remaja putri mengonsumsi makanan bergizi seimbang yang sesuai dengan pedoman #isipiringku. Jangan lupa mengajak mereka melakukan aktivitas fisik selama 1 jam atau lebih setiap hari.

Aktivitas fisik tersebut harus aerobik yang menggunakan otot-otot besar dan berlanjut selama jangka waktu tertentu. Sehingga tubuh bisa lancar memproduksi sel darah merah. Olahraga rutin menyebabkan tubuh membutuhkan lebih banyak oksigen.

Saat seorang remaja putri membutuhkan lebih banyak oksigen, otaknya akan memberi sinyal pada tubuh untuk membuat lebih banyak sel darah merah.

sumber: freepik.com

Cara Minum Tablet Tambah Darah, Suplementasi Anemia  

Tidak mudah mengubah pola makan, karena itu Kemenkes melakukan intervensi spesifik dengan membagikan Tablet Tambah Darah (TTD) sebagai suplementasi pada remaja putri dan ibu hamil.

Edukasi dan promosi gizi seimbang juga terus menerus dilakukan agar mereka menerapkan fortifikasi zat besi pada bahan makanan dan melakukan gaya hidup sehat serta bersih.

Tablet Tambah Darah (TTD) merupakan  suplemen yang berisi zat besi dan asam folat yang berfungsi untuk membantu membentuk hemoglobin,
Setiap tablet tambah darah (TTD) mengandung:
  • Zat besi: Ferrous Fumarat , ferrous gluconate , carbonyl iron atau jenis
  • zat besi lainnya, yang setara dg 60 mg Besi Elemental, dan
  • Asam Folat 0.4 mg (atau 400 ug) Asam Folat    

Pastinya TTD hanya dibagikan pada remaja putri yang tidak menderita anemia. Mereka yang sudah kadung anemia harus dirujuk ke dokter untuk mendapatkan pengobatan.

Perlu diperhatikan bahwa mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi tinggi belum tentu menjadi sumber zat besi yang baik. Tergantung proses penyerapan yang dipengaruhi penghambat (inhibitor) dan pembantu (enhancer). 

Berikut cara minum tablet tambah darah yang benar:

  • Jangan minum tablet tambah darah bersamaan dengan susu, teh,tablet calsium (kalk), karena penyerapan zat besi akan terhambat.
  • Sebaiknya minum tablet tambah darah dengan air jeruk/jus buah-buahan, agar tubuh dapat menyerap zat besi dengan baik. Jika tidak ada, TTD bisa diminum dengan air putih.
  • Dianjurkan minum TTD setelah makan malam disertai buah-buahan. Kandungan vitamin C pada buah-buahan akan membantu proses penyerapan zat besi.
  • Tutup kembali dengan rapat kemasan TTD yang telah dibuka.
  • Jangan minum tablet tambah darah yang sudah berubah warna
  • Disiplin minum 1 TTD setiap minggu, setidaknya selama satu tahun (52 tablet)
  • Bila gejala 5 L belum hilang juga setelah minum TTD selama 1 bulan. maka harus dilakukan pemeriksaan Hb

Tidak membahayakan, andai selama minum TTD mendapat gejala sampingan ringan  seperti perut tidak enak, mual dan susah buang air besar serta tinja berwarna hitam.

Ternyata bukan tanpa sebab Kemenkes gencar melakukan edukasi dan kampanye anemia dan pemberian TTD. Riskedas 2018 menunjukkan rendahnya disiplin minum TTD.  Dari 76% remaja putri (rematri)  yg mendapat TTD, 81% rematri mendapat disekolah dan, hanya 1.4% yg mengonsumsi > 52 tablet = 0.95%

Jadi yuk sukseskan program " Remaja sehat Bebas Anemia", agar Indonesia siap menjadi 5 raksasa ekonomi dunia.


Sumber data: Kemenkes RI


35 comments

  1. memang, siapapun kudu berusaha keras untuk tidak terserang Anemia.
    baik remaja, anak2, orang dewasa juga ya Ambu.

    Khusus remaja, karena berada pada masa pertumbuhan dan diharapkan nantinya akan jadi orang dewasa yg bisa diandalkan, sebisa mungkin jauh2 dari anemia yaaa

    ReplyDelete
  2. Ternyata minum tablet anemia ada tata caranya ya. Nggak bisa sembarangan biar hasilnya juga maksimal. Anemia bisa menurunkan produktivitas emang karena bawaannya lemas dan pucat gitu ya, Ambu.

    ReplyDelete
  3. Yuk, Sukseskan Program Remaja Sehat Bebas Anemia bagus sekali tulisan ulasan edukasinya. Bermanfaat bagi pembaca dan Indonesia

    ReplyDelete
  4. ternyata masih banyak ya, kasus2 anemi di remaja kita. tahun kemarin pernah bantu ngurusin majalah internal kemenkes. angkanya masih tinggi saja. kebayangnya saya dulu wkt muda juga anemi. soalnya skrg juga sering hb ngedrop ngiks

    ReplyDelete
  5. Jadi ingat zaman saya masih SMA itu gampang banget pingsan. Ya gitu deh, anemia. Tinggi juga ya ambu, proporsi remaja putri yang defisiensi zat besi di negara kita. Bisa capai 36 persen.

    ReplyDelete
  6. Jadi ingat kalau dulu (jaman masih muda) sering banget kena anemia. Penyebabnya sebagian besar karena (sok) kesibukan, malnutrisi dan minim waktu istirahat. Dulu sih gampang bisa teratasi. Tapi efek besarnya terasa saat usia menginjak 40 tahun. Seperti masalah maag, lambung, daya serap gizi dan ke ketahanan tubuh.

    Jadi urusan Anemia ini gak boleh dianggap enteng. Efeknya bisa berterusan seperti yang pernah saya rasakan

    ReplyDelete
  7. Dulu pas gadis pernah mengalami 5L dan cukup sering, dan selalu bertanya-tanya, apa iya karena anemia? Harusnya aku ke dokter buat cek pastinya, tapi dulu enggak, dan langsung aja beli tablet penambah darah, kuminum 1 tablet tiap hari selama 1 minggu. Baikan sih akhirnya.

    Entah kenapa sampai sekarang kalau mengalami 5L itu pikirku masih sama, bahwa itu akibat anemia :D
    Sekarang setelah punya anak gadis, deteksi anemianya juga liat kondisi 5 L itu :D

    ReplyDelete
  8. Remaja Putri akan mengandung dan melahirkan. Jika makanannya tidak bergizi bagian reproduksinya tidak bagus ya. Akhirnya ketika hamil dan melahirkan bermasalah. Terima kasih sharenya mba.

    ReplyDelete
  9. Aku sampe sekarang anemia, tapi ga terlalu parah sih karena Hb-nya di angka 11.5. Setiap mau donor darah ditolak mulu :D

    ReplyDelete
  10. Alhamdulillah, saya belum pernah merasakan gejala anemia, mbak. Tulisannya sangat bermanfaat sekali sekaligus untuk mengajak masyarakat untuk menjaga kesehatan dari ancaman penyakit seperti anemia ini

    ReplyDelete
  11. Bagus sekali mbak tulisannya. Sepertinya untuk remaja masih kurang diperhatikan ya mbak pentingnya TTD ini. Edukasi-edukasi kesehatan tentang anemia pada remaja ini masih kurang terlalu intens diberikan ke remaja-remaja.

    ReplyDelete
  12. Sangat disayangkan jika banyak remaja yang menderita anemia yach. Akibatnya jadi lemot dan tidak bergairah. Gimana masa depan mereka. Wah sosialisasi ini sangat perlu bagi para remaja dan ibu-ibu remaja.

    ReplyDelete
  13. Absolutely agree, who know anemia bisa menyerang siapapun? Khususnya remaja puteri, so ikut mengkampanyekan program remaja bebas anemia bsia dimulai dari circle terdekat kita.

    ReplyDelete
  14. Jadi teringat adek sepupuku tiap kali haid selalu pingsan, dia punya anemia juga, hiks.
    Sampai meninggal pula ambu gara2 anemia, masih muda Sma.
    Tulisannya mengingatkan aku juga sebagai orang tua yang mempunyai remaja putri,pentingnya TTD untuk mencegah anemia ya. Haturnuhun ambu.

    ReplyDelete
  15. Tulisannya sangat mengedukasi mbak sangat bermanfaat, saya tidak pernah alami anemia tapi saya sangat dukung banget kampanye program ini, bagus sekali programnya remaja bebas anemia.

    ReplyDelete
  16. Aku pikit anemia bikin keleyengan doang. Ternyata banyak dampak lainnya ya. Apalagi buat bumil beheran ngarih banget sih. Was-was banget pas hamil kalau sampe anemia.

    ReplyDelete
  17. Aku juga sering kena anemia karena nggak bisa lepas dari kafein Mbak. Tapi pelan-pelan aku mencoba mengurangi kafein dan beralih ke smoothies. Dan ternyata memang lebih enak dan sehat. Yang berat itu mengubah gaya hidup yang sudah terbiasa melakukan gaya hidup yang nggak sehat. Tapi dengan niat dan kampanye bebas anemia, semoga banyak orang yang sadar dan aware yah tentang bahayanya anemia.

    ReplyDelete
  18. wah anemia memang harus segera diatasi ya mbak
    biar tetap bisa aktif dan beprestasi
    apalagi masa remaja, masanya banyak ikut kegiatan

    ReplyDelete
  19. Nah sepertinya asupan makanan untuk menghindari anemia harus diperhatikan juga ya kak karena penyebab anemia salah satunya kurangnya asupan makanan dengan nutrisi yang diperlukan tubuh

    ReplyDelete
  20. Tulisan yang seperti ini yang penting untuk menumbuhkan awareness masyarakat akan bahayanya anemia dan pentingnya memberikan gizi yang baik untuk dikonsumsi oleh anak kecil dan remaja terutama anak perempuan. Ijin share ya kak

    ReplyDelete
  21. Kampanye yang edukatif dari Kemenkes. Pengetahuan-pengetahuan seperti ini harusnya bisa sampai ke akar rumput masyarakat kita, terutama pada orang tua sebagai benteng pertahanan pertama di rumah.

    ReplyDelete
  22. Setelah hamil, aku baru ngeh ternyata penting banget suplemen penambah darah. Duh, nyesel deh gak aware sama hal ini dari gadis

    ReplyDelete
  23. Owalah anemia itu penyebab lemot berarti klo anak atau remaja lemot bisa jadi dia terkena anemia. Ortunya emang kudu merhatiin asupan anak sih ya biar ga makan dan minum sembrangan.

    ReplyDelete
  24. Sejak jaman sekolahan sering ketemu teman yang lemot gitu pastinya sering diledekin begini "lemot kali sih". Bahkan dari beberapa yang sering lemot sampai buat genk,itu jaman sekolah menengah atas. Tentu enggak mau anemia ya karena ujung-ujungnya bisa lemot gitu. Biasanya memang kalo saat remaja mau tampil cantik,body sexy makanya suka malas mau makan dan bahkan sarapan pun terlupakan.

    ReplyDelete
  25. Nah ini ga bisa dianggap sepele ya ambu ngeri juga dampaknya yah apalagi anak remaja kan memang usianya harus produktif dengan belajar kalau udah kena kasihan semoga program ini terus digaungkan sehingga ineformasinya kena

    ReplyDelete
  26. ternyata penting banget ya informasi tentang anemia ini, dan banyak jg kasusnya di Indonesia. Jujur saja aku baru aware tentang anemia ini pas udh jadi ibu, dan itu dari informasi dokter spesialis anakku, hehe.. sepenting itu sih untuk mencegah anemia sejak dini :)

    ReplyDelete
  27. Ternyata gitu ya, efek anemia terhadap remaja. Untungnya kekurangan zat besi bisa didapatkan dari makanan dan TTD ya.

    ReplyDelete
  28. Remaja pengidap anemia lumayan banyak lho, kadang suka tidak terdeteksi, ketauannya kalau udah parah, ke sekolah udah lemes. Padahal masih muda. Padahal tidak miskin ,hanya salah soal gizi

    ReplyDelete
  29. Waktu remaja daku dulu juga anemia. Baca informasi tentang anemia saat ini plus artikelnya Ambu, jadi makin paham, sebisa mungkin saat remaja pun juga penuhi zat besi untuk kesehatan tubuh

    ReplyDelete
  30. Saya pernah mengalami gejala anemia waktu hamil si bungsu, waktu itu usia saya sudah 40 jadi katanya memang rentan mengalami anemia. Rasanya sangat tak nyaman.
    Maka wajib mencegah anemia ini agar tidak menyerang anak kita sekalipun masih remaja.

    ReplyDelete
  31. Penting banget info tentang anemia ini disebarluaskan kak. Supaya teman2 kita yg masih remaja lebih aware terhadap kesehatan jasmani nya.

    ReplyDelete
  32. Anemia ini bikin kita ga bisa fokus. Aku sendiri anemia, jadi ngerasain banget itu pas kena anemia. Dan gamau anak-anak kena

    ReplyDelete
  33. anemia ternyata sampai remaja ya
    berarti dari kecil pun sama kudu diperhatikan zat besinya biar cukup
    sehar2 anak2 kita

    ReplyDelete
  34. Cukup tinggi juga yaaa. Dulu di pondok, sering banget kejadian itu menimpa para santri. Dan Alhamdulillah aku sendiri masih normal.

    ReplyDelete
  35. Punten belum ngeuh Mbu jadi ini programnya Kemenkes ya?

    Btw iya banget yang lebih berpotensi memag remaja putri ya. Pe er buat orangtua dengan anak perempuan meski laki-laki juga tetap harus aware.

    ReplyDelete