Resep Sundubu Jjigae
Jantung Pisang yang Lezat dan Rendah Jejak Karbon
Pertanyaan itu singgah begitu saja
saat saya membaca kiat hidup minimalis, baik tulisan maupun bukunya.
Mirip perjuangan mereka yang ingin
bertubuh langsing, rela melakukan diet dan olah raga. Sayang, banyak yang gagal
karena bosan, terlebih kala target kurus tak kunjung datang.
Beda halnya jika kita mengubah
lifestyle demi keyakinan tertentu. Seperti yang dilakukan Harry Surjadi, dia
melakukan gaya hidup semi vegetarian demi menyelamatkan bumi dari climate
change. (sumber)
Tentunya bukan perjalanan sehari –
dua hari Harry Surjadi mendapat “agama baru” tersebut.
Yep, “agama” atau keyakinan lain
selain agama utama. Seperti seorang muslim yang menjalankan ibadah agar
terhindar sanksi di alam baka kelak. Seorang penganut vegetarian menolak
mengonsumsi daging merah agar bumi terhindar dari pemanasan global.
Demikian pula penganut zero waste
lifestyle, mereka menghindari sampah sejak belum diproduksi. Atau sedapat
mungkin melakukan reduce dan reuse dibanding recycle yang tetap menghasilkan
sampah dan menggunakan sumber daya alam baru.
Sementara kita tahu sumber daya
alam terbatas. Jangan boros dalam pemakaian agar generasi mendatang, cucu dan
piit kita masih bisa menikmati tanah subur dan air yang berlimpah.
Maka, apabila dihubungkan dengan
pertanyaan awal tentang gaya hidup minimalis. Jawabannya adalah adanya sebab
akibat. Gaya hidup muncul menyikapi kegelisahan terhadap keberlangsungan bumi.
Atau dengan kata lain, gaya hidup
minimalis, gaya hidup vegetarian dan gaya hidup zero waste merupakan usaha
manusia menyelamatkan bumi dari ancaman perubahan iklim.
Seperti kita ketahui, perubahan
iklim tidak saja mampu menenggelamkan sebagian daratan, tapi juga menyebabkan
krisis air, krisis pangan, bermunculan penyakit baru serta ketidak seimbangan
alam lainnya.
Ah apa hubungannya dengan Sundubu
Jjigae?
Banyak, diantaranya kuliner yang
booming sejak demam Korea ini, bukanlah
menu yang ramah iklim.
Makanan Korea membutuhkan bumbu
asli dari negara ginseng, seperti gochujang, doenjang dan lain lain. Pastinya
menghabiskan bahan bakar untuk transportasi, lebih banyak dibanding bumbu lokan.
Menu Korea juga kerap melibatkan
daging merah, yaitu daging sapi dan daging babi. Jenis bahan masakan yang
membutuhkan air dan mempunyai jejak footprint terpanjang.
Harus disiasati agar 3 pelaku gaya hidup yang selaras dengan alam, tetap dapat menikmati menu Korea tanpa menyebabkan emisi gas rumah kaca.
Isi
Perubahan Gaya Hidup Akibat Climate Change
Climate Change yang Bikin Resah
Sundubu Jjigae Awalnya Makanan Orang Miskin
Resep Sundubu Jjigae Jantung Pisang, 100 % Bahan Lokal

sumber: inhabit.com

Climate Change Yang Bikin Resah
Setiap kegiatan manusia selalu
berdampak pada lingkungan. Sudah pasti itu mah ya? Manusia butuh makan, minum,
bernafas, berpakaian serta melaksanakan aktivitas bekerja, sekolah serta
rekreasi.
Bahkan andai cuma rebahan ya?
Apalagi rebahan sambil ngoprek gadget. 😀😀
Salah satu dampak aktivitas
manusia adalah sumbangan emisi gas rumah kaca (GRK). Emisi GRK yang kata Al
Gore harus diwaspadai karena menjadi penyebab mencairnya
lapisan es di Greenland dan Antartika.
Bagaimana mengendalikannya?
Pemerintah Indonesia melakukannya
sesuai kesepakatan yang tertuang dalam konferensi perubahan iklim tahunan atau United
Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC), dan Meeting of the
Parties (CMP). Konferensi diselenggarakan setiap tahun di negara yang telah
disepakati.
Sedangkan kita sebagai individu, bisa melakukan dengan mengurangi jejak karbon
(carbon footprint), seperti yang telah diterapkan ketiga pelaku gaya hidup di
atas.
Apa sih yang dimaksud jejak karbon
(carbon footprint)?
Definisi menurut para ahli kurang
lebih sebagai berikut:
Menurut WHO, jejak karbon adalah ukuran dampak aktivitas terhadap jumlah karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan melalui pembakaran bahan bakar fosil
Carbon footprint adalah jumlah total emisi gas rumah kaca yang berasal dari produksi, penggunaan, dan akhir masa pakai suatu produk/ layanan.
Untuk mengurangi/menghindari foot
print, banyak pihak yang menyarankan penggunaan calculator footprint. Sayangnya
tidak sesederhana itu.
Walau bisa dihitung satuannya,
tapi nggak bisa dihitung secara matematis seperti 4 x 4 = 16. Karena setiap
produk/layanan berbeda penggunaannya. Sesuai sosial, budaya, ekonomi dan kebijakan
politik negara yang bersangkutan.
Contoh kasus: “Sepiring steak daging
sapi”
Kalkulasi standar akan menghitung:
Pemeliharaan sapi, sejak berwujud
anak sapi sampai dewasa, maka terdapat
- Metana yang dilepaskan selama pemeliharaan sapi.
- Pupuk sintetis dan pupuk lain yang digunakan dalam menghasilkan rumput, makanan sapi
- Sumber daya yang digunakan selama produksi, transportasi, dan penggunaan produk hewan
- Penggunaan bahan bakar fosil di pertanian untuk pemanas dan mesin pertanian
- Penggunaan listrik di pertanian
- Penggunaan pendingin di pertanian
- Pengangkutan sapi ke pemotongan/pabrik daging
- Pengolahan daging sapi
- Transportasi daging sapi ke pengecer
- Pengangkutan steak ke dapur serta proses memasak steak Anda - baik gas atau listrik
- Pembuangan tulang dan pembungkus
Sementara kita tahu di Indonesia
ada daging sapi impor dan daging lokal. Daging lokalpun tersebar di beberapa
daerah, seperti Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Jawa Timur, Sulawesi
Selatan, dan Lampung.
Jadi daripada ribet, toh emisi
daging merah sangat tinggi, maka banyak pecinta lingkungan yang tidak
mengonsumsi daging merah. Beberapa kelompok lain mencoret ayam dari menunya. Sebab
seluruh ayam broiler merupakan hasil impor. Indonesia menerapkan impor Day Old
Chick (DOC) atau impor ayam berumur satu hari.
Apalagi makanan kalengan dan olahan
seperti sosis, ham dan bakso ya? Big no, kata mereka.
Sundubu Jjigae Awalnya Makanan Orang Miskin
Sundubu Jjigae merupakan varian
dari Budae Jjigae yang bermakna harfiah “sup pangkalan militer”. (sumber: kompas.com)
Agar bisa mengatasi krisis pangan,
selama Perang Korea, warga berbondong-bondong membeli sisa makanan dari
pangkalan militer A.S. bahkan tak sedikit yang rela menggali tempat sampah demi
menemukan sisa daging, walau bercampur puntung rokok serta sampah lainnya.
Makanan sisa yang dibeli/ditemukan
(kacang kaleng, keju olahan, pam,
hotdog, dan ham), mereka campur dengan kimchi, bawang putih, sayuran, sambal, serta
mi instan khas Korea.
Maka jadilah menu baru, perpaduan
cita rasa Korea Selatan dan Amerika Serikat. Sup yang tidak hanya terdiri dari
kimchi dan gochujang, juga keju serta spam. Bedanya, kuah sup Korea Selatan tidak
sebanyak sup dalam kebudayaan Barat.
Khusus Sundubu Jjigae, fokusnya
pada tahu, bukan daging sapi seperti budae jjigae. Sehingga kuah bisa
dimodifikasi dengan seafood, ayam atau daging sapi.
Resep sundubu jjigae di bawah ini
saya ambil dari resep Devina Hermawan. Banyak juga ya saya nyontek resep hasil
karya Devina, ada tahu cabai garam, tempe katsu, pizza dan kali ini: sundubu
jjigae!
Resep Devina emang asyik, dia menggunakan
bahan lokal. Seperti pengganti tauco untuk pengganti doenjang soybean paste,
serta saus cabai sebagai pengganti gochujang.
Baca juga:
Tahu Cabai Garam, Camilan Praktis si Penyelamat Gizi Rakyat Indonesia
Devina Hermawan dan Resep Tempe Katsu nan Laziz
Resep Sundubu Jjigae Jantung Pisang, 100 % Bahan Lokal
Mengapa sih harus memakai jantung pisang?
Karena jantung pisang mirip banget
dengan daging ayam, salah satu bahan yang dibutuhkan menu sundubu jjigae.
Bahan lainnya juga merupakan hasil
panen petani lokal, seperti sayuran kol, bawang dan bawang bombay. Petani Tanah
Karo, Sumatera Utara telah menanam bawang bombay sejak era kolonial. (sumber)
Yang menyulitkan justru pemilihan
protein seperti tahu. Walau diproduksi oleh UMKM (di Bandung terkenal tahu dari kawasan Cibuntu),
namun kedelai yang digunakan umumnya impor. Hasil panen kedelai di Indonesia bentuknya
tidak secantik kedelai impor.
Jadi langsung ke bahan dan cara
pembuatan aja yuk.
Bahan Sundubu Jjigae Jantung Pisang(untuk 3-4 porsi)
750 cc kaldu yang terbuat dari
rebusan 1,5 liter air, 2 sendok makan ikan teri, potongan bawang merah, bawang
putih dan bawang daun yang dicuci tanpa harus dikupas kulitnya.
Jika punya bahan lain seperti
tulang/ceker ayam, kulit udang dan protein lain, bisa ditambahkan. Simmering
semua bahan hingga harum dan tersisa setengahnya.
Bahan lainnya:
🌱2-4 balok tahu sutera
🌱4 telur
🌱500 gram jantung pisang yang telah diremas garam untuk
membuang getahnya, cuci, rebus setengah matang, angkat, tiriskan
🌱3-4 lembar kol/sawi putih, potong kasar
🌱1 batang daun bawang, potong-potong
🌱 1 siung bawang bombai uk.kecil cincang
🌱3 siung bawang putih, geprek, cincang kasar
Minyak goreng untuk menumis
Bumbu Sundubu Jjigae Jantung
Pisang
🌷10 buah cabai merah buang biji, blender atau ulek
hingga hancur
🌷2-3 sdm air jeruk nipis /air asam
🌷2 sdm tauco,
🌷, 3 sdm kecap ikan
🌷Garam, merica secukupnya.
Cara membuat Sundubu Jjigae Jantung Pisang
- Tumis bawang bombai bawang putih, daun bawang dan cabai yang telah diulek, hingga harum
- Siapkan panci, rebus tumisan bawang bersama kaldu ikan teri dan sayuran, tambahkan bumbu: tauco, air jeruk nipis, kecap ikan, garam merica.
- Selanjutnya masukkan jantung pisang, sayuran kol, masak hingga semua bahan dan bumbu mengeluarkan aromanya.
- Kocok 1 buah telur, tambahkan ke dalam kaldu dengan teknik memancing hingga muncul serabut halus
- Sajikan sundubu jjigae dalam panci kecil, dengan cara memasukkan 1 buah tahu ukuran besar atau 2 ukuran kecil, siram dengan kuah dan sayuran, jantung pisang sundubu jjigae, masak hingga mendidih.
- Pecahkan 1 buah telur di atasnya, sajikan.
Baca juga: Resep
Botok Jantung Pisang dan Ayam Woku Chef
Juna yang Membingungkan
terus terang aku penasaran sundubu seperti apa soalnya pernah liat menunya di sebuah kedai tapi ga ada gambarnya, ternyata berkuah ya. Wah ya enak nih sesuai selera. Pakai jantung pisang pula biasanya cuma digulai
ReplyDeleteVarian baru dari jantung pisang nih. Beberapa waktu lalu sempat ada pelatihan membuat nugget pisang. Rasanya ga kalah.
ReplyDeleteizin share resepnya ka
Sundubu Jjigae Jantung Pisang --> ini kind of fusion food ya Ambu.
ReplyDeleteAku beberapa kali ngikutin drakor dan sempat mupeng buat coba kulinernya.
tapii pas main ke superindo dan lihat harga bumbu2 masak ala korsel tuh kok mahaaall amat, akhirnya balik kanan grak!! :D
Sekarang hepi deh, karena tau bahwa beberapa bumbu Korea bisa digantikan bumbu khas Indonesia :D
Segerr banget kayaknya ya ini...
ReplyDeleteJadi pengen nyoba... kuahnya itu bikin salerooo
Dari namanya, udah ketebak yaa kalau ini makanan Korea. Tapi rupanya bisa dimodif dengan memanfaatkan bahan-bahan lokal. Duh, penasaran sama rasanya, enak banget nih kayaknya disantap selagi hangat.
ReplyDeletePagi-pagi, dingin, lihat sundubu jjigae...jadi lapar :D "Jadi kurus" itu sepertinya cuma bonus ya, Ambu. Kesehatan tubuh dan menyelamatkan Bumi lebih penting :)
ReplyDeleteWuih, ternyata jantung pisang sama rasanya dengan daging ayam. Penasaran mau mencobanya, apalagi lihat tampilan foto Sundubunya, menggoda banget euy.
ReplyDeletePertama, saya selalu kagum dengan pilihan hidup Mas Harry Surjadi ini ambu. Beruntung saya pernah berguru pada beliau di Bogor dulu.
ReplyDeleteKedua, ternyata Sundubu Jjigae itu punya sejarah panjang ya. Bisa dimodifikasi dengan bahan-bahan lokal kita. Jadi, masih ada berasa Indonesianya.
Wow, ternyata kecintaan mbak Maria pada drama Korea juga merambat ke masakan hehehe :) Masakan Korea dipadukan dengan jantung pisang dan bumbunya juga disesuaikan dengan lidah orang Indonesai hhmm... AKu mau ikutin resepnya yaaa :D
ReplyDeleteaku bagian makan aja ya mbak,.,biasanya klo makan masakan orang lain lebih nikmat drppada harus masak sendiri, (hihii) makanan korea slh satu makanan favorite saya
ReplyDeleteSejarah awal Sundubun Jjgiae ini ternyata unik ya. Sama halnya cerita penemuan awal burger, di mana pencampuran berbagai makanan agar cepat dimakan. Eh tapi tujuannya beda ya, makanan korea itu karena krisis pangan asal muasalnya.
ReplyDeleteTidak menyangka dari postingan yang detail ini saya bisa dapat salah satu resep makanan korea yang boleh nih dipraktekkan, apalagi dibuatnya pake jantung pisang.. duh jadi penasaran sama rasanya.
ReplyDeleteSunubu jigae yang memodifikasi makanan asli jadi lokal , namun dari segi kelezatannya , pasti tidak kalah dengan aslinya. Wah memang baguslah dari makanan, kita bisa melestarikan bumi yang memang sudah hangat.
ReplyDeleteWah enaknya.... apalagi kalau pakai bahan bahan lokal ya. Jadi pengen bikin makanan korea dengan bahan lokal juga. Hehe
ReplyDeleteMakanan Korea dengan kearifan lokal. Dan penasaran dengan jantung pisang, belum pernah makan sama sekali soalnya.
ReplyDeletewah sundubu dulu makanan orang miskin. memang kalau ngulik resep makanan pasti ada aja sejarahnya. akku jadi keinget resep lodeh, nyemplungin sayur apa aja ditambah santan. serupa tapi ga sama ya ambu
ReplyDeleteWah jantung pisang bisa juga ya diolah jadi makanan ala Korea.. pasti nutrisinya tinggi ya mbak..btw ini harus jantung pisang dari pohon pisang tertentu sajakah yang bisa diolah?
ReplyDeletesatu hal yang tak pernah terpikirkan saat makan, ini makanan ramah lingkungan gak ya? gak pernah juga memikirkan soal jejak karbon yang ditinggalkan di setiap makanan yang kita santap. makasih udah mengingatkan kak. btw, jantung pisang kalau di sunda di masak tumis ya. nenek saya pernah masak dan rasanya memang mirip daging. enak.
ReplyDeletewalau saya penggemar film korea dan selalu di suguhin makanan korea di setiap episodenya tapi gak suka makanan korea, walau bikin ngiler parah. saya pernah coba dan rasanya pedas, terutama ramyeon. mungkin beda lidah kali ya, hehe. tteokbokki juga rasanya kurang sreg di lidah. nah kalau sundubu jjigae ini gimana rasanya ya kak? agak gurih manis kah? pedes kah? kalau pakai ceker sih nampaknya lebih enak ya, hehe
Jantung pisang dijadiin sup yah tesrnyata Bisa, kalau dikampung aku bisa dimasak bermacam2 seperti kari, sayur dan bahkan untuk kapurung
ReplyDeletekayaknya enak, tapi aku gak berani nyobanya, hehe. di rumah makanan kayak gini masih terasa asing, nanti masak sendiri makan sendiri. syedih
ReplyDeleteduh menggoda mbak, mantap nih pakai bahan bakunya lokal ya ;) semoga bisa go internasional nih hehe
ReplyDeleteAaaaaah ambu, sebagai pecinta makanan jantung pisang aku jadi ngiler ngeliatnya. Kalo kataku jantung pisang ini kalo diolah apalagi sama santen hmm daging sapi mh kalah yaa..
ReplyDeleteAku jg suka resep2ny devina ambu, gampil dan enakeun nontonnya detail gt soalnya terus suka ngasih tips juga yaa.
Aku pernah makan, tapi ga ngeh kalo itu jantung pisang Ambuuu.
ReplyDeleteHAhhaaa, kirain jantung pisang cuma dimasak di sunda aja di tumis .
ya ampun kaaak aku beneran pengen bikinnn. apalagi bumbunya 100% lokal. mau recook yaa 😍😍
ReplyDeletekebetulan aku juga sukaaa banget olahan jantung pisang.
Ngomongin jantung pisang jadi inget di kampung halaman mama, di Subang. Dulu sering bikin makanan dari jantung pisang. Enak, aku suka. Sekarang udah gak pernah makan lagi. Lihat ini kok jadi ngiler. Bisa nyari pengganti jantung pisang gak ya? kepengen bikin menu ini. Segeeeer kayaknya.
ReplyDeleteJantung pisang pepes aja enak banget apalagi dibikin ala kuliner Korea gini, Ambu. Sedap banget. Bener aku setuju memang pemanfaatan bahan lokal ga kalah enak dibanding masakan negara lain. Apalagi tauco tuh, heuheu sedaap :)
ReplyDeleteWoooow bahannya jantung pisang.. biasanya cuma dibikin ala lodeh.. sekarang bisa dimasak lodeh korea. nuhun Ambu
ReplyDeleteWaduh jadi ngiler ini mah. Sepertinya harus coba bikin dulu ya. Mau coba resepnya ya mba
ReplyDeleteJantung pisang, salah satu masakan mamak yang jadi favorit saat pulang kampung, kini naik kelas jadi makanan kekinian ala Korea. Mantapnyaaa 👍
ReplyDeleteKalau pandai ngolahnya, jantung pisang bisa jadi makanan yang nikmat banget ya kak. Juga bisa untuk memperbanyak ASI.
ReplyDeleteJantung pisang memang gakda matinya ya mbak Maria. Ini masakan sedep banget, jadi pingin bikin juga. kapan hari saya juga makan lodeh jantung pisang bareng sambel terasi. hihihi
ReplyDelete