5 Destinasi Kuliner Depok, Solo Traveling Yang Tertunda

 


5 Destinasi Kuliner  Depok, Solo Traveling yang Tertunda

 

Pingin banget ke Depok ….

Hihihi …. Jangan diketawain ya. Bandung – Depok emang dekat, tapi justru saya belum pernah kesana. Dan harus kesana untuk nyekar/ziarah adik bungsu almarhum ayahanda.

Sewaktu bulik masih sehat, saya bolak balik berjanji akan mengunjunginya. Tapi berungkali pula mengingkari.

Penyebabnya satu: saya nggak tau transportasi gampang untuk menuju ke Depok. Kakak saya menyuruh naik KRL dari Jakarta. Duh,  jangan suruh saya naik KRL. Saya takut nyasar!

Hingga akhirnya teringat tentang travel. Pasti ada jurusan Bandung – Depok kan? Biasanya travel memberi layanan door to door. Di jemput di rumah, diantar ke tempat tujuan. Cukup duduk manis.

Dan betul ada! Bahkan gak hanya satu, tapi 10 travel dengan berbagai tarif dan jam keberangkatan. Ok, masalah transportasi terjawab. Usai pandemi Covid 19 saya harus ke Depok untuk nyekar dan ….. kulineran pastinya.

Nah, sambil menunggu waktu itu tiba, saya mulai searching. Khususnya mencari resto masakan Sunda. Depok kan Jawa Barat. Masa mau nyari resto Korea atau Jepang. Boring atuh, di Bandung juga ada.

Akhirnya dapat 5 destinasi kuliner. Nggak semuanya masakan Sunda. Bisa dimaklumi sih, sebagai kawasan pendukung DKI Jakarta, Depok jadi pilihan perantau.

5 Destinasi Kuliner di Depok

sumber: mangengking.com


Gubug Makan Mang Engking

Mang Engking? Kok asa nyunda pisan?  Apakah Gubug Mang Engking mirip Ponyo atau Ampera yang muncul di suatu kawasan, kemudian berkembang menjadi besar?

Ternyata berbeda, dua resto tersebut lahir di Bandung,  “menguasai” wilayah Bandung, baru kmudian ekspansi ke luar kota.

Resto “Gubug Mang Engking” lahir di Yogyakarta karena pemiliknya yang bernama Engking Sodikin merantau kesana pada tahun 1996. Pembudidaya udang dan ikan air tawar ini membuka kolam pemancingan yang ramai dikunjungi.

Khas Indonesia banget ya?

Untuk membantu mengisi perut para pemancing kerap keasyikan hingga larut malam, istri Mang Engking berinisiatif membantu memasak hasil pancingan. Konon bumbunya khas “wong ndeso”. Ternyata banyak yang suka!

Namun Mang Engkin baru memutuskan mengelola resto secara serius pada tahun 2002. Gara-gara bom bali yang bikin Mang Engking kesulitan mengirim hasil panen udang galahnya.

Dalam waktu singkat,  Gubug Mang Engking yang punya slogan Dari Desa Untuk Indonesia”, menjadi terkenal. Kini sudah mempunyai 20 gubuk makan yang tersebar di 10 kota strategis di Indonesia yakni di Jakarta, Cibubur, Bali, Semarang, Purwokerto Pasuruan, Bandung, Surabaya, dan Palembang.

Wow pisan ya? Gubug Mang Engking udah nyebrang ke pulau Sumatera.

Bisa dimaklumi sih, masakan Sunda umumnya hebat diolahan ayam dan ikan air tawar. Nah Gubug Mang Engking menyediakan menu udang galah, hasil budidaya Mang Engking Sodikin.

Buka dari pukul 10.00 – 21.00, Gubug Mang Engking Depok yang punya instagram: @mangengkinguidepok, menyediakan banyak menu andalan. Namun, ada satu menu yang bikin penasaran, yaitu Gurame Cenghar.

Cenghar artinya sehat. Gurame cenghar artinya mungkin bukan sehat tapi menu gurame yang bikin nggak ngantuk. Karena dari penampakannya terlihat gurame goreng dengan topping sambal bawang yang pastinya pedaaaasss…. 😀😀

Yang menjadi andalan adalah Udang Bakar Madu dengan aneka sambal: sambal tomat, sambal dadak, sambal kecap, sambal bawang

Wah, harus kosongin perut nih jika mau bersantap di Gubug Mang Engking.

sumber: ariefpokto.com

Pondok Ikan Bakar Kalimantan

Saya dapat referensinya dari blog ariefpokto.com. Emang asyik kalo punya teman blogger ya? Tulisannya lengkap dan informatif.

Dalam tulisannya Arief menyebut bahwa harus menunggu 1,5 jam jika mau nyicipin masakan rekomendasi mereka: Ikan Patin Bakar Bambu. Jadi jangan sampai perut keroncongan ya, kecuali mau pilih menu lainnya.

Bukan tanpa sebab pembeli harus berlama-lama menunggu. Ikan patinnya dimasak dadak. Dibuktikan dengan adanya 3-4 kolam yang berisi ikan patin dan gurame yang didatangkan dari Subang.

Wah tambah tertarik ya? Dan tentunya worth it melihat harga yang lumayan. Seperti Ikan Patin Bakar Bambu  Rp.150.000 / kilogram, ikan Patin Asam Pedas Rp.120.000/kilogram, mengingat betapa freshnya menu unggulan mereka.

Unik pula pastinya. Ikan patin dibumbui, dibungkus pisang kemudian dimasukkan ke dalam bambu sebelum dibakar. Agar rasanya lebih sedap, mereka hanya menggunakan arang kelapa.

Untuk kondimen sambal, Arief menyebut ada 3 macam, yaitu sambal terasi, sambal mangga dan sambal rawit semacam dabu-dabu. Ah, terimakasih Arief, sudah bikin air liur saya menetes. 😋😋😀😀

Oiya Pondok Ikan Bakar Kalimantan ini terletak di jalan Raya Tapos nomor 1, buka dari pukul pukul 10:30 – 20:00 WIB. Sayang saya nggak nemu akun instagramnya. Ada yang tahu?

sumber: instagram.com/dianasihotang


Nasi Pecel (Ibu Ida dan Mbak Ira)

Duh ya unik banget kuliner Depok, kota persinggahan banyak perantau. Nggak ada yang spesifik. Kulinernya berasal dari beragam daerah, termasuk pecel yang berasal dari provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Familer kan dengan nasi pecel? Bersaudara dengan lotek dari provinsi Jawa Barat, keduanya merupakan saladnya Indonesia.

 Terdiri dari sayuran (kangkung/bayam/kacang panjang/taoge/kol) yang sudah direbus/dikukus, kemudian disajikan dengan saus kacang.

Beda terletak pada finishing. Penyaji lotek akan mengulek kacang, kencur, cabai rawit serta bumbu lainnya, setelah didapat campuran dengan rasa dan tekstur yang tepat, sayuran matang ditambahkan  ke cobek kmudian dicampur rata. Sebelum disajikan ditaburi bawang goreng dan kerupuk.

Sedangkan penyaji pecel memisah sayuran matang dengan bumbunya. Penikmat pecel bisa menambah/mengurangi bumbu sesuai selera.

Baca juga: My Kuliner is Lotek

Kuliner Depok memberi 2 opsi destinasi pecel, yaitu Pecel Pincuk Ibu Ida dan Nasi Pecel Mbak Ira.

Pecel pincuk Ibu Ida yang buka mulai pukul 09.00  sampai  21.00 WIB, selain menyajikan nasi pecel dengan menu lain seperti ayam bakar, ayam goreng, rempeyek dan lainnya, juga tersedia minuman beras kencur dan kunyit asam.

Sedangkan Nasi Pecel Mbak Ira buka mulai pukul 10:00 – 22:00 WIB , menyajikan pendamping seperti bandeng presto, empal, ayam, jeroan paru dan hati/ampela ayam. Selain nasi pecel bisa memilih menu lain, seperti nasi ayam bumbu rujak, nasi sop iga, nasi ayam penyet dan lainnya.

sumber: instagram.com/nasitimbelsiteteh


Nasi Timbel Si Teteh

Timbel? Nah, akhirnya ketemu juga kuliner asli Jawa Barat. Nasi timbel, atau nasi yang dibungkus daun pisang.

Diadopsi dari kebiasaan petani Jawa Barat membawa bekal makan siangnya, sensasi nasi timbel pastinya mengundang selera.

Urang Sunda biasa mengakeul nasinya. Nasi diaduk dengan tangan kanan sementara tangan kiri mengipas nasi. Butuh keaslian khusus memang.

Namun bikin kecanduan. Hasil akeulan  berupa nasi pulen. Jika nasinya udah pulen, dinikmati dengan sambal dan lalapan pun jadilah.

Tapi jangan takut. Nasi Timbel Si Teteh menyiapkan lauk pauk lengkap. Resto  yang beralamat di Jalan Raya Tole Iskandar No 48, Sukmajaya dan buka pukul 10:00 – 19:00 ini tidak hanya menyiapkan lauk pauk standar seperti ayam goreng, tahu/tempe goreng dan sambal, juga ada sayur asam, dan aneka pepes.

Pepes ini menu sehat Urang Sunda. Karena tidak bersentuhan minyak goreng. Ayam/ikan/tahu atau protein lain diberi bumbu dan rempah kemudian dibungkus daun pisang. Disajikan bareng nasi timbel, sambal dan lalapan.

Terjawab sudah mengapa Urang Sunda selalu burgar dan berkulit sehat ya?

Baca juga: Maniak Pedas? Wajib Coba 5 Kuliner Bandung Ini!

sumber: instagram.com/soto.butjondro


Soto Bu Tjondro

Akhirnya ketemu menu berkuah yang disukai segala umur, dan segenap lapisan masyarakat.

Ya, siapa yang menolak soto?

Saya mencoba menebak jenis soto yang disajikan Soto Bu Tjondro. Nampaknya nggak masuk dalam 5 macam menu soto yang menjadi challenge peserta Master Chef Indonesia session 7 kemarin.

Yup, Chef Juna, Renata dan Arnold memberi tantangan 5 jenis soto, yaitu soto Bogor, soto Betawi, soto Medan, soto Madura dan soto Lamongan. Termasuk soto apa nih Soto Bu Tjondro?

Soto Bu Tjondro terdiri atas nasi yang diberi bihun, taoge, kol (?), kemudian disiram kuah daging berbumbu. Disajikan bareng suwiran ayam, telur pindang, keripik kentang, seledri  dan bawang goreng. Yummm ….nikmat banget disantap kala hujan turun.

Buka pukul 10:00 – 22:00 WIB dan beralamat di Jalan Sersan Anning No 1, Pancoran Mas, Soto Bu Tjondro juga menyajikan nasi gudeg, ayam kremes, nasi rames, dan lainnya.

5 Destinasi kuliner, 5 destinasi olahan rasa yang berbeda. Tidak saja menunjukkan secuil kisah keberagaman kuliner di Depok. Juga menunjukkan betapa kayanya Indonesia akan olahan rasa.

Jika teman-teman punya saran kuliner Depok lain tolong beri input ya. Asal jangan western food dan menu impor lainnya, insyaallah akan saya rekap.

Haturnuhun pisan.🙏🙏

sumber gambar cover:

depok.pikiran-rakyat.com

instagram.com/mangengkinguidepok

instagram.com/pecelpincukibuida

instagram.com/dicky_k45

instagram.com/nasitimbelsi teteh

instagram.com/depokfoodgramwannabe

instagram.com/soto.butjondro


8 comments

  1. Saya belum pernah makan nasi timbel, AMbu. Tulisan ini bisa jadi referensi, siapa tahu kapan2 bisa ke Depok. Saya juga tadi baru dari blog Kang Arif. Memang banyak ya rekomendasi tempat makan asyik di blog beliau.

    ReplyDelete
  2. Sebagai menantu yang mungkin telah ribuan kali bolak balik ke rumah mertua di Depok sejak menikah sampai sekarang punya anak remaja, aku malu cuma tahu dan pernah ke Resto Mang Engking haha
    Dari tulisan ambu aku jadi tahu 4 destinasi kuliner lainnya yang di Depok. Soto Bu Tjondro sepertinya bakal kuburu jika nanti ke Depok :D

    ReplyDelete
  3. Resto Padang Agam Raya di jalan Nusantara juga recommended kak..
    Sama saung Talaga,jl raya sawangan kak..

    ReplyDelete
  4. Dalam sehari bisa gak ya ke senua tpt itu hehe, mungkin bisa tapi perut muat ga yaa haha

    ReplyDelete
  5. Di Margonda, Depok itu, kalau gak salah, berderet berbagai ragam resto. Mulai dari yang tradisional sampe yang rasa internasional.

    Jaman Pakde saya masih tinggal di Depok, sengaja banget jajan di seputaran Margonda. Semua enak-enak gak terbantahkan.

    ReplyDelete
  6. Jadi ingat saat di Tasikmalaya. Belajar ngakeul saat itu saya masih SMP. Diketawain soalnya gerakannya seperti robot. Tapi sekarang udah lihai dong. Hahaha ... Kiri kanan bisa bekerja dengan baik.

    ReplyDelete
  7. wah banyak ya pilihan kuliner di depok, dulu pas masih kerja di jakarta nongkrongnya di margonda
    banyak juga jajanan enak disana

    ReplyDelete