Curhat Si Ambu
  • Home
  • Kuliner
  • Drama Korea
  • Lifestyle
    • Finance
    • Review
      • Beauty
      • Blogging
      • Fiksi
      • Zerowaste Lifestyle
      • Mualaf's Diary
    • Traveling
    • Healthy
  • Contact Us





sumber: mydramalist

It's Okay To Not Be Okay, Yakin Mental Anda Sehat?

 

 Apa yang Anda bayangkan tentang klinik gangguan jiwa?

Pasien yang teriak-teriak marah? Ngomong sendirian? Atau perilaku aneh lainnya?

Anda salah, klinik gangguan jiwa tidak seseram itu.

Mereka biasa-biasa aja kok. Seperti “orang normal” lainnya. Mereka baru bereaksi sesudah ada pemicunya. Biasanya usai konseling,  karena konselor melakukan/mengucapkan sesuatu yang membuat pengidap gangguan mental menjadi marah/melakukan hal yang tidak wajar.

Jangan menyamakan dengan pengidap gangguan jiwa yang berkeliaran di jalan umum/ruang publik. Mereka tak dirawat. Keluarga tak membawanya berobat resmi, sehingga pemicu kekambuhan tak teredam.

Ya mirip sakit pilek dan flu, jika nggak minum obat bakalan mengganggu orang sekelilingnya kan?

Kesimpulan di atas saya temukan sesudah saya menjalani rawat jalan di Graha Atma jalan Riau Bandung. Akibat KDRT parah, saya mengalami depresi. Dan Graha Atma yang dulu kerap jadi olok-olok sebagai RS Jiwa jalan Riau Bandung, membantu korban KDRT seperti saya dengan fasilitas BPJS.

Di Graha Atma, penderita gangguan mental duduk dengan tertib bersama pendampingnya. Samalah seperti pasien rawat jalan di rumah sakit umum. Bangsal anak juga dipenuhi ornamen menarik layaknya poli anak.

Kasus gangguan mental yang  penderitanya nampak “normal” rupanya mengilhami banyak penulis skenario drama Korea. Yang terbaru adalah It’s Okay to Not Be Okay atau Psycho But It's Okay.

Drama yang meraup popularitas di tanah air, hingga hampir semua media mainstream mengulas. Netizen Twitterland pun kesengsem. Emang keren sih, baik penggarapan, akting pemain, sound track bahkan kostum mereka digarap dengan detail banget.

Dikutip dari Koreaboo,  custome director It's Okay To Not Be Okay, Jo Sang Gyeong mengungkap sisik melik pemilihan busana 3 pemeran utama, yaitu Moon Sang Tae, Moon Gang Tae dan si cantik Ko Mun Yeong.

Untuk Moon Sang Tae yang mengidap autis, Jo Sang Gyeong melakukan riset agar bisa mendadani dengan busana yang tepat.

"Aku mencari tahu beberapa seniman yang menderita autis. Mereka cenderung mengulang sebuah pola dalam karya mereka. Jadi aku mendadaninya dengan baju yang memiliki pola sama, garis-garis," katanya.

Moon Sang Tae mempunyai adik bernama Moon Gang Tae yang selalu menjaga kakaknya, berkorban untuk kakaknya, dan tak pernah mengurus diri sendiri. Sehingga bajunya dirancang khusus, dengan menggunakan konsep kesetiaan.

"Ciri khas gayanya adalah kaos yang sudah melar dan celana bahan corduroy yang sudah usang. Itu sangat basic dan kuno...Aku bahkan sampai mencuci dan menjemur bajunya agar memiliki kesan baju yang sudah sering dipakai," ujar sang penata kostum.

Wah …. Wah ….. sampai segitunya ya?

Sedang si cantik Ko Moon Young selalu tampil extravagan dan unik, sesuai dengan karakternya yang fierce, mencolok  namun rapuh.



Kim Soo-Hyun sebagai Moon Gang Tae

Anak kedua seorang ART yang memiliki kakak mengidap autis. Dia selalu merasa ibunya berat sebelah, lebih menyayangi Moon Sang Tae, sang kakak.

Saat ibunya terbunuh, otomatis Gang Tae lah yang melindungi  Sang Tae.  Gang Tae  terpaksa tidak bisa meneruskan kuliah dan harus berpindah – pindah rumah di setiap musim semi.

Karena setiap musim semi tiba akan muncul kupu-kupu, mahluk yang memicu kekambuhan kakaknya. Sayangnya sang kakak tutup mulut, gak mau cerita hal ihwal kupu-kupu dan kematian ibu mereka.

sumber: mydramalist


Seo Yea-Ji sebagai Ko Moon Young

Memiliki ayah seorang arsitek kenamaan dan  ibu seorang penulis best seller tak membuat Moon Young hidup bahagia. Ibunya selalu memaksakan kehendak. Dia seperti ibu tiri Rapunzel yang memenjarakan anaknya di menara tinggi.

Sewaktu masih kecil, Moon Young berkenalan dengan Gang Tae yang seolah terkena magnet, selalu mengikuti kemanapun anak gadis tersebut pergi.

Mereka bertemu lagi sesudah dewasa, saat Ko Moon Young telah menjadi penulis buku anak-anak terkenal, dan Moon Gang Tae berprofesi sebagai perawat di rumaah sakit anak, tempat Moon Young membacakan dongeng.

Sesudah dewasa perilaku Ko Moon Young semakin sulit, hanya Moon Gang Tae yang bisa meredamnya.

sumber: mydramalist


Oh Jung-Se sebagai Moon Sang Tae

pengidap autis yang mendapat limpahan rasa sayang ibunya. Moon Sang Tae sangat terpukul kala melihat ibunya terbunuh. Pembunuh mengancamnya agar tutup mulut jika mau selamat.

Moon Sang Tae sangat pandai menggambar. Melalui media gambar, kepala rumah sakit jiwa OK menyembuhkan Moon Sang Tae agar tidak takut pada kupu-kupu.

Dan berkat Ko Moon Young, Moon Sang Tae berhasil mandiri serta  mendapat penghasilan sebagai ilustrator.



Sinopsis  It's Okay To Not Be Okay

Saat ini, saat udara semakin hangat

Akan bermunculan kupu-kupu

Tak seorangpun menyangka, bahwa kupu-kupu yang ditakuti Moon Sang Tae seorang penyandang autis, adalah bros kupu-kupu yang dikenakan pembunuh ibunya.

Untuk mengatasi kekambuhan kakaknya yang muncul di setiap datangnya musim semi, Moon Gang Tae, sang adik rela harus hidup berpindah-pindah. Tak pelak, dalam curriculum vitae Moon Gang Tae tercantum, dia sudah pindah pekerjaan sebanyak 15 kali selama 10 tahun.

Beruntung, kedua kakak beradik ini selalu ditemani Jo Jae Soo. Sosok setia, yang tidak hanya pindah rumah sewa juga tempat dia berjualan pizza.

Termasuk saat mereka harus pindah ke kota kecil, Seongjin. Bedanya kali ini ada sosok Ko Moon Young, seorang penulis cerita anak-anak yang cantik namun esentrik.

 Ko Moon Young meninggalkan kehidupan glamour ibu kota demi mengejar Moon Gang Tae, sosok yang disukainya semenjak mereka masih kecil.

Di Kota Seongjin pula rahasia kematian ibu kandung Moon Sang Tae dan Moon Gang Tae terkuak.

Kwon Gi Do bersenang-senang di kampanye ayahnya


Review It's Okay To Not Be Okay

“Kenapa kau harus lahir dari perutku”

Diucapkan oleh ibu Kwon Gi-Do, pasien rumah sakit jiwa OK, yang menyesali anak kandungnya yang tidak pintar, suka bikin masalah, eh terakhir malah mengidap gangguan mental, sindom manik serta ekshibisionis (gemar mempertontonkan alat vital).

Sadis ya?

Sebagai keluarga elite, mayoritas anggota keluarga Kwon Gi-Do lulusan perguruan tinggi ternama. Ayahnya juga sedang bertarung untuk meraih kursi legislator. Keberadaan Kwon Gi-Do menjadi duri dalam daging.

Diperparah saat Kwon Gi-Do tanpa terkendali mengacak-acak panggung kampanye ayahnya.

Situasi anak orang kaya yang diabaikan karena memiliki kekurangan seolah ditabrakkan dengan keluarga Moon Sang Tae yang serba kekurangan, tapi punya segudang cinta.

Cinta memang menjadi obat penyembuh yang mujarab untuk semua kelainan saraf. Berbeda dengan penyakit fisik yang bisa sembuh cukup dengan minum obat.

Dalam gangguaan mental, obat hanya untuk meredakan/menghilangkan pemicu, diperlukan cinta serta kasih sayang agar bisa sembuh total.

Drama Korea lainnya,  Its Ok, This is Love memaparkan dengan gamblang betapa penyakit jiwa bisa berujung kematian, serta bagaimana cinta bisa menyembuhkannya.

Baca juga: Its Ok, This is Love, Karena MungkinAnda Juga Penderita Gangguan Jiwa

Bedanya, Its Ok, This is Love sanggup menghinoptis penonton Korea hingga mampu meraih rating 2 digit, sedangkan It’s Okay to Not Be Okay cuma diganjar 1 digit.

Tapi gapapa, drama ini sukses di tanah air. Penonton Indonesia mengapresiasinya dengan memilih It’s Okay to Not Be Okay sebagai trending topic Twitterland.

Saya sendiri tak bisa memilih, dua-duanya ciamik, baik dalam plot kisah, sound track, sinematografi, terlebih akting para pemainnya.

Dari beberapa drama Korea tentang penyandang autis, akting Oh Jung-Se paling mumpuni. Ditunjang kepiawaian sutradara mengajak penonton masuk dunia penyandang autis, wow bikin penonton enggan beranjak pergi, sekaligus teredukasi.

Demikian juga akting Seo Yea-Ji, pemeran Im Sang Mi dalam Save Me. Aktris cantik ini nggak hanya menampilkan tubuh indah, juga ketrampilannya berperan sebagai korban KDRT yang rapuh.

Baca juga: Save Me, Belenggu Aliran Sesat

Jika ada kejanggalan, mungkin disebabkan timbulnya pertanyaan tentang bagaimana Ko Moon Young bisa sukses. Paska ibunya kabur dan ayahnya sakit, kan Moon Young sendirian? Bagaimana bisa jadi penulis handal?

Juga tentang perawat Park Haeng-Ja yang ternyata adalah ibu dari Ko Moon Young. Situasinya jadi mirip penjahat yang diam-diam dengan sabar  mengintai mangsanya. Bukan psycho yang sewaktu-waktu bisa meledak

Ya sudahlah, saya tetap akan rewatch jika senggang. Saya suka ide memasukkan dongeng anak-anak dalam plot kisah It’s Okay to Not Be Okay.

Bukankah hidup ini acap bak dongeng? 

Indah dilihat, pahit dicecap.

Kwon Gi Do


 

Profile It’s Okay to Not Be Okay

(sumber: asianwiki.com)

Drama: It’s Okay to Not Be Okay (English title) / Psycho But It's Okay (literal title)

Revised romanization: Saikojiman Gwaenchanha

Hangul: 사이코지만 괜찮아

Director: Park Shin-Woo

Writer: Jo Yong

Network: tvN

Episodes: 16

Release Date: June 20 - August 9, 2020

Runtime: Sat. & Sun. 21:00

Language: Korean

Country: South Korea

 




Suka makan mie instan?

Harganya murah dan mudah didapat bukan? Tahukah bahwa mudah dan murahnya  mie instan merupakan hasil transaksi politik yang sukses dilakukan Amerika Serikat?

Dimulai dengan surplus hasil pertanian gandum, pemerintah AS putar otak, kemudian berdiplomasi memberikan hibah pada Indonesia, dilanjutkan mengirim  hasil surplusnya ke Indonesia.

Mirip pembagian bansos dan beras raskin, ya? Dulu yang dibagikan adalah tepung terigu. 😊😊

Selesai? Belum. Paska hibah, pemerintah Indonesia harus beli dong. Masa gratis melulu. Dan apa boleh, rakyat Indonesia kadung menyukai olahan tepung terigu.

Mirip produk gratis sachetan atau dalam contoh makanan dalam cup yang dibagikan SPG saat kita belanja atau sekadar window shopping. Saat ternyata produk tersebut disukai, maka kita harus membeli, bahkan menjadi pelanggan.

Masalahnya, iklim Indonesia tak mendukung budidaya gandum. Sementara pemerintah enggan mencari dan mendukung substitusi terigu. Padahal IPB sudah menemukannya.

Tak pelak, kini Indonesia menjadi pengimpor gandum terbanyak nomor dua sesudah Mesir.

Tentu saja berbahaya! Ketergantungan yang tidak menguntungkan. Bagaimana jika negara pengimpor gandum mengalami gagal panen atau sebab lainnya? Bisa- bisa harga tepung terigu menjadi mahal banget.

Lebih parah lagi jika Indonesia tidak bisa mengimpor gandum. Bisa runtuh sendi-sendi perekonomian kita. Mulai dari perusahaan multinasional hingga UMKM yang memproduksi camilan dan mi rebus, akan kolaps karena ketiadaan bahan baku.

Begitulah politik. Ada tujuan-tujuan dibaliknya. 

Dan berlaku di semua aspek kehidupan manusia. Semua yang kita alami dan temui dalam aktivitas harian merupakan hasil deal-deal politik, baik pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan dan lingkungan. 

Sehingga perempuan harus paham politik. Keputusan politik akan sangat mempengaruhi hidupnya. Perempuan tidak bisa menyerahkan strategi politik pada kaum pria yang cenderung mengambil keputusan yang bersifat universal.

Baca juga: Berpikir Kritis Menurut Islam dan 5 Hikmah Berpikir Kritis

5 Alasan Perempuan Harus Paham Politik

sumber: freepik.com


Demokrasi Lebih Dari Sekedar Suara

Apa yang menjadi alasan saat memilih seseorang, baik dalam pilkada, pilpres maupun pemilu? Karena pemilu-pun kini memilih sosok, bukan hanya partai.

Pastinya visi misinya ya? Juga rekam jejaknya.

Bukan? Anda memilih karena mereka ganteng dan cantik?

Wah berarti Anda terbuai oleh iklannya tim sukses (timses). Tugas timses kan memoles calon  pemilih agar berhasil  terpilih, baik sebagai kepala negara/kepala daerah/legislator.

Nggak ganteng/cantik? Oh, sodorkan saja janji-janji bahwa dia kelak akan begini atau begitu.

Seperti pilpres 2014, dengan gagahnya Prabowo yang ganteng menunggang kuda. Duh hati pemilih perempuan mana yang nggak meleleh?

Giliran tim sukses harus menggarap Jokowi, mungkin jadi bingung deh. Jangankan ganteng, banyak yang bilang mirip tukang bakso. Doi juga nggak punya darah biru seperti Prabowo. Tapi kan merakyat ya?

Oke, garap saja adegan Jokowi sedang menyapu, sedang mengobrol dengan petani. Ketika merebak tudingan intoleran, Jokowipun mengunjungi sejumlah ulama Islam.

Mirip iklan pasta gigi. Iklannya selalu mempertontonkan gigi putih bersih bukan? Bikin konsumen bingung, semua iklan pasta gigi mempertontonkan gigi cling ... cling ...bersinar sesudah menggosok gigi.

Jadi, jika mau beli pasta gigi aja pilah pilih, sudah seharusnya mempertimbangkan masak-masak sebelum memilih kepala negara/kepala daerah/legislator. Jangan saampai dikibuli timses.

Ya namanya juga jualan, timses harus sukses berjualan, eh salah, harus berhasil memenangkan calon yang membayar biaya marketing untuk proses pencitraan. 

Khusus pemilihan calon legislatif, saya sungguh berharap, para caleg bisa menunjukkan jejak manfaat. Jadi ketua RT/ketua RW kek, atau jadi kader Posyandu.

Syukur-syukur bisa membuat terobosan seperti Ridwan Kamil yang membuat gerakan Indonesia Berkebun sebelum terjun ke pilwalkot Bandung. Padahal prosesnya gampang banget lho. Kang Emil, nama panggilan Ridwan Kamil melempar ide di akun Twitternya tentang kemungkinan bikin urban faming.

Gayung bersambut, idenya disambut warga Twitterland dan direalisasikan oleh Kang Emil bersama Sigit Kusumawijaya, Achmad Marendes  dan  Shafiq Pontoh  serta individu lain yang bisa meminjamkan tanah, membagi pengetahuannya dalam bertani dan masih banyak lagi.

Gerakan berkebun ini sukses merangkul puluhan kota dan komunitas. Nggak heran Indonesia Berkebun mendapat penghargaan dari Google karena mampu mengajak masyarakat beraktivitas sehat.

Mudah dan murah, mengapa tidak dilakukan para calon kepala negara/kepala daerah dan calon anggota legislatif? Bikin ngenes jika lihat AHY yang keluar dari karir kemiliteran dan ngga berbuat suatu gerakan yang bikin dia diperhitungkan media. 

Dibilang pencitraan juga gapapa toh memang sedang jualan calon kepala negara/kepala daerah.

sumber: freepik.com


Perempuan Dan Konsep Keberlanjutan

Perempuan selalu dikaitkan dengan kesuburan. Dalam mitologi Romawi, Dewi yang menjaga bumi  adalah perempuan, Dewi Gaia. Sedangkan kita mengenal Dewi Sri yang hingga kini dihormati masyarakat adat dengan mengadakan Seren Taun.

Ini membuktikan bahwa perempuan diakui sebagai kaum yang menjamin keberlanjutan hidup anak-anaknya. Dengan kata lain, andai perempuan masuk dunia politik maka konsep yang diusungnya adalah keberlanjutan.

Andai Indonesia punya sosok Sri Pudjiastuti, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia, saat Indonesia mulai digrojok gandum (kasus ketergantungan Indonesia di paragraf awal) kisah lanjutannya mungkin akan berbeda.

Seperti kita ketahui, Ibu Susi melakukan terobosan dengan melarang nelayan menangkap ikan/udang tertentu agar mereka bisa berkembang biak. Juga larangan menggunakan racun serta setrum agar tidak merusak ekosistem.

Sayang Ibu Susi berjuang sendirian. 

Sungguh berharap Indonesia memiliki kepala negara serta parlemen yang peduli akan keberlanjutan  kekayaan alam Indonesia.

Tetap bersyukur, sepak terjang Ibu Susi telah berhasil mengingatkan, bahwa apa yang dilakukan pemegang kebijakan sekarang ini masih belum cukup. Belum menunjukkan tanggung jawab akan keberlanjutan generasi Indonesia di masa yang akan datang.


sumber: freepik.com


Perempuan dan Keadilan

“Perempuan yang berkuasa “dapat diandalkan untuk mengangkat masalah yang diabaikan orang lain, mendukung gagasan yang ditentang orang lain, dan mencari cara diakhirinya pelanggaran yang diterima orang lain.” kata Ketua Institut Demokrasi Nasional (NDI) Madeleine Albright.

Apa yang dikatakan Madeleine Albright pas banget dengan apa yang sekarang sedang diperjuangkan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan Indonesia, yaitu menagih utang para pangeran Cendana: Bambang Trihatmodjo dan Tommy Suharto.

Yang terbaru adalah kasus pencekalan Bambang Trihatmodjo gara-gara nggak mau bayar utang sejak 1997. Waktu itu sebagai Ketua Konsorsium Mitra Penyelenggara Sea Games XIX Tahun 1997 yang  ….“mau untung gede tapi ogah keluar modal” seperti dikutip dari Cokro TV 😀😀 …. , Bambang meminjam uang sebesar Rp 35 milyar dari negara.

Bayangin utang Rp 35 milyar pada saat kurs dolar masih Rp 2.500 dan sekarang Rp 14.000. Sebagai perbandingan, dulu semangkok bakso masih Rp 500, sekarang minimal punya uang Rp 10.000 baru bisa jajan semangkok bakso.

Karena Bambang Tri keukeuh nggak mau bayar, sedangkan Sri Mulayani keukeuh menagih utang tersebut, maka muncullah pencekalan.

Sebelumnya Sri Mulyani berhasil menyita dana PT Timor Putra Nasional (TPN) yang dimiliki Tommy Suharto di Bank Mandiri sebesar Rp 1,2 triliun.

Meski baru menyita sebagian kecil dari utang keluarga Cendana, namun gebrakan Sri Mulyani patut diacungi jempol. Dia nggak tebang pilih. Siapa yang punya utang ke negara ya harus bayar. Lha itu uang rakyat lho.

Apa yang dilakukan Sri Mulyani tentu saja tak lepas dari kebijakan Jokowi. Jokowi yang mempercayai kemampuan kaum perempuan menunjuk mereka untuk menduduki 9 posisi di kabinet. Sayang di periode ke-2 jabatannya, Jokowi hanya memilih 5 kementerian untuk dipegang kaum perempuan.

Tapi cukuplah ya, sebagai patokan tahun 2024  kita memilih presiden yang mempercayai kemampuan kaum perempuan. Perempuan yang ngotot memperjuangkan keadilan.

sumber: katadata.co.id


Perempuan Paling Tahu Kebutuhannya

Jumlah Penduduk Indonesia Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin (2019) Berdasarkan survei penduduk antar sensus (Supas) 2015 jumlah penduduk Indonesia pada 2019 diproyeksikan mencapai 266,91 juta jiwa. Menurut jenis kelamin, jumlah tersebut terdiri atas 134 juta jiwa laki-laki dan 132,89 juta jiwa perempuan. (sumber: katadata.co.id)

Perempuan bukan minoritas . Jumlah penduduk perempuan hampir sama dengan penduduk laki-laki di Indonesia. Bagaimana mungkin menyerahkan semua keputusan pada kaum laki-laki?

Ada perbedaan yang jelas antara perempuan dan pria, dan hanya perempuan yang memahami. Bahkan penelitian menunjukkan bahwa terdapat dampak berbeda antara seorang legislator perempuan dan laki-laki.

Karena mereka membuat prioritas kebijakan yang berbeda. Tak heran, semakin banyak perempuan terpilih untuk menjabat, maka terdapat peningkatan dalam pembuatan regulasi  yang menekankan kualitas hidup, prioritas keluarga, perempuan,  etnis dan ras minoritas.

Jadi, tidak seharusnya perempuan sekadar pelengkap di parlemen. Sebagai pemilih sudah waktunya memilih caleg  yang memiliki rekam jejak dan visi misi yang mumpuni. Demikian juga andai ingin terpilih sebagai anggota legislatif, mbok ya jangan cuma jadi pemanis di gedung DPR/MPR.

sumber: freepik.com


Perempuan Akan Mengubah  Sifat Kekuasaan

"Perempuan akan mengubah sifat kekuasaan, bukan kekuasaan yang mengubah sifat perempuan."( Bella Abzug, Anggota Legislatif AS 1971-1977)

Setuju banget ya? Baru 2 contoh perempuan yang sepak terjangnya dibahas. Bisa sehari semalam dan bermeter-meter kertas jika kita mau ngobrolin mengenai perubahan yang dibuat perempuan.

Sebagai kesimpulan, paling tidak ada 3 penyebab mengapa perempuan sangat dibutuhkan perannya dalam politik.

  • Yang pertama dan terpenting masalah kesetaraan dan hak asasi manusia - keduanya merupakan landasan masyarakat demokratis.
  • Kedua, keterwakilan perempuan di parlemen berdampak besar terhadap isu diangkat dan bagaimana kebijakan dibentuk.
  • Ketiga, menciptakan ruang untuk mereformasi dan merevisi undang-undang yang diskriminatif terhadap perempuan dan anak.

Jadi, siap memilih calon permpuan?

Perempuan yang berkualitas tentunya.

Baca juga:Menyelami Fiqih Perempuan Bersama Channel Aam Amirudin


Catatan :

Sumber foto 

Nurul Arifin: dream.co.id

Desy Ratnasari: liputan6.com

Okky Asokawati : pesona.co.id

 

source: instagram.com/terasteduhid

Setiap pagi, saat olah raga jalan kaki di sekitar rumah, saya kerap melewati sebuah warung kopi yang terletak di dekat rel kereta api. Harum kopi menyeruak dari sana. Berkelindan dengan aroma kue balok matang dari tungku mereka. Mmmm….sedap.

Beberapa pria setengah baya mengelilingi meja sederhana, menanti kopi, gula dan telur diaduk sebelum disuguhkan. Tak ada perempuan. Sang pemilik warung dan asistennyapun laki-laki.

Tapi jangan takut. Sudah beberapa kali saya mampir untuk memesan kue balok, sang pemilik serta pembeli lain akan membalas sapaan dengan ramah. Tak keberatan jika Anda mau nimbrung dalam obrolan seru mereka.

Begitulah seharusnya warung kopi, seperti yang saya nikmati saat berkunjung ke Teras Teduh. Warung kopi yang terletak di Jalan Kalipah Apo 59 B Bandung itu menyuguhkan kehangatan. Seperti layaknya kebiasaan urang Sunda yang mempersilakan teras rumahnya untuk berteduh dari panas hujan.

Tidak sekadar duduk, Anda juga bisa ngopi, istilah masyarakat Sunda untuk ritual minum kopi sambil makan camilan. Bedanya suguhan kopi disini bukan ala kopi tepi rel kereta api seperti yang ceritakan di awal tulisan.

Menu kopi disini sungguh kekinian. Namun sebelum berkisah tentang Kedai Kopi Teras Teduh, yuk jalan-jalan ke 5 Warung Kopi tertua di Indonesia. Karena masa depan kuliner Indonesia bukan sekedar makanan/minuman yang lezat dan kekinian, tapi aspek gastronominya.

Gastronomi adalah studi tentang hubungan antara makanan dan budaya, seni menyiapkan/menyajikan makanan yang lezat dan menggugah selera, gaya memasak di daerah tertentu, serta ilmu tentang makanan  yang enak. (wikipedia)

Baca juga: KeParahyangan? Temukan Sensasi 3 Minuman Penghangat Tubuh Ini

5 Warung Kopi Tertua di Indonesia

Entah harus berterimakasih atau malah marah pada Belanda yang membawa kopi dari Malabar, sebuah kota di India, tahun 1696.  Kopi yang baru bisa dibudidayakan di pulau Jawa pada1714-1715 tersebut membawa kisah pedih cultuurstelsel/tanam paksa  (sumber: tanameera.com).

Sekitar 9 tahun kemudian tanah Indonesia yang subur melimpahkan hasil produksi kopi. Tak pelak, kopi Indonesia mendominasi pasar dunia. Saat itu jumlah ekspor kopi dari pulau Jawa ke Eropa melebihi jumlah ekspor kopi dari Mocha (Yaman).

Kini, hasil tanaman kopi bisa ditemukan di hampir seluruh wilayah Indonesia: Sumatera, Bali, Sulawesi, Flores hingga Papua. Bahkan Dataran Tinggi Gayo, Aceh menjadi sentra produksi kopi arabika dengan areal lahan terluas se-Asia.

Keberhasilan petani kopi mengantar Indonesia menjadi negara penghasil kopi terbesar ke-4 di dunia setelah Brazil, Vietnam dan Kolombia.


sumber: minumkopi.com/Fransisca Agustin


Koffie Warung Tinggi - Jakarta

Tak ada sekolah yang bisa mengajari bagaimana caranya membangun kehangatan dan keakraban. Ya, seperti juga banyak survival perantau Tionghoa, kami terlatih hidup efektif dan efisien dalam keseharian, namun canggung dalam afeksi. Saking terbiasanya, sepertinya mengalir dalam darah kami. Kami wariskan kutukan ini pada anak cucu, selain juga air mata tragedi warisan harta dan usaha.

Kalimat penutup dari review tentang Koffie Warung Tinggi oleh Fransisca Agustin ini saya kutip dari minumkopi.com. Dia ngopi di Koffie Warung Tinggi Grand Indonesia dan merasa kecewa.

Fransisca Agustin yang bermarga sama dengan pemilik/pendiri Koffie Warung Tinggi memuji kesuksesannya  bertahan selama 138 tahun atau 5 generasi, serta cerdik dalam inovasi konsep mutakhir.

Sayang,  gerai terasa dingin, tak ada sentuhan kehangatan keluarga dan sahabat. Dia juga mengulas ketidakpahaman pegawai atas kopi yang dihidangkan, harga yang ketinggian serta lokasi asli Warung Tinggi.

Padahal lokasi Warung Tinggi yang didirikan Liauw Tek Soen pada 1878, sangatlah unik. Letaknya lebih tinggi dibanding daerah sekitarnya. Dipilih karena orang Tionghoa percaya, tempat tinggi fengshuinya lebih bagus.

Warung Tinggi juga merupakan  warung kopi tertua di Indonesia. Sebelum menjadi warung kopi yang ramai dikunjungi pengayuh becak,  Warung Tinggi adalah warung nasi. Pada tahun 1987 barulah berganti jenis dagangan menjadi warung kopi.

sumber: instagram.com/ @vaneshaoctania


Warung Kopi Ake – Belitung

Ternyata teman blogger saya, Katerina S, pernah mengunjungi warung kopi yang telah berdiri seabad yang lalu. Sayang waktunya kurang lebih sama dengan liputan kompas.com, yaitu Juli 2016.

Dalam kompas.com tertulis harga minuman/makanan yang tersedia berkisar  Rp 6.000 - Rp 10.000. Pengunjung juga bisa memesan telur setengah matang dengan harga Rp 10.000. Lha ini mah mirip warung kopi di pinggir rel kereta api seperti yang saya kisahkan di paragraf awal.

Selanjutnya ada perbedaan pada tahun awal didirikannya Warung Kopi Ake, Katerina menulis tahun 2011 di akun YouTubenya, sedangkan kompas.com bilang tahun 1922. Beda 11 tahun.

Ah sudahlah, mungkin lupa. Maklum sudah 100 tahun, dan masih mempertahankan peralatan jadulnya. Mulai gentong tempat menaruh air, alat penyulingan air dan ketel. Terbuat dari tembaga, khas peralatan orang tua. Jika rusak bisa diperbaiki.

Harusnya kita mencontoh semangat repair mereka ya? Agar bumi tidak dipenuhi sampah.

sumber: ottencoffee.co.id


Kedai Massa Kok Tong – Pematangsiantar

Nama besar, harga yang ramah di kantong dan rasa yang membuat senyum terkembang, demikian kalimat penutup Yulin Masdakati yang menulis reviewnya di majalah.ottencoffee.co.id

Didirikan pada tahun 1925 oleh Lim Tee Kee, dia menamakan kedainya Kok Tong sesuai nama anak laki-lakinya Lim Kok Tong yang memegang estafet kepemimpinan sejak 1978. Disusul generasi  ketiga keluarga mereka, yaitu Paimin Halim atau yang akrab dipanggil Ko Aktiong.

Kedai Kok Tong masih mempertahan budaya alat dan cara seduh kopi tradisionalnya. Peralatan serba manual. sehingga jangan mencari kopi kekinian disini, karena hanya tersedia kopi hitam dan kopi susu. Serta camilan tentunya.

sumber: minumkopi.com/Nuran Wibisono


Kedai Es Kopi Tak Kie – Jakarta Barat

"Anak-anak pada kerja masing-masing. Kalau ada yang mau nerusin ya lanjut. Kalau gak ada ya bubar,” kata Latif, generasi ketiga Kedai Es Kopi Tak Kie sembari terkekeh pada penulis review Nuran Wibisono untuk minumkopi.com.

Pergantian tampuk pimpinan memang selalu menarik, terutama untuk bisnis yang berhasil langgeng selama 100 tahun. Liong Kwie Tjong mendirikan Kedai Es Kopi Tak Kie pada 1927,  dilanjutkan oleh Liong Tjen, kemudian oleh generasi ketiganya yaitu Latif Yulus dan Liong Kwang Joe

Selain mempunyai kopi andalan yaitu perpaduan merupakan perpaduan kopi dari  kopi Robusta, Arabika dari Lampung, Toraja sampai Sidikalang, Kedai Es Kopi Tak Kie tak sembarangan membuat kopinya. Kopi telah diracik sejak pukul 4 pagi, sehingga kopi sudah dingin saat kedai siap beroperasi.

Baca juga: KokOrang Cina Banyak yang Kaya Sih?

sumber: instagram.com/@warungkopipurnama


Warung Kopi Purnama – Bandung

Duh ini mah tugas saya me-review atuh ya? Terlebih letaknya ga terlalu jauh dari rumah. Oke tulisan berikutnya ya? Sebagai pengantar, Warung Kopi Purnama didirikan 1930 oleh Yong A Thong.

Selain berusia hampir seabad, Warung Kopi Purnama juga menjadi bukti sejarah etnis Cina tidak leluasa menggunakan nama. Semula bernama Chang Chong Se yang artinya ‘Silakan Mencoba”, berganti nama menjadi Warung Kopi Purnama pada 1966.



Menyecap Kopi Meneguk Kehangatan di Teras Teduh

Inovasi disruptif menjadi kata ajaib yang diucapkan Rhenald Kasali menyikapi bergugurannya perusahaan yang tidak mampu beradaptasi dengan perubahan zaman.

Saya cenderung memilih pernyataan  Ben Wirawan, CEO Torch.id dan founder Mahanagari bahwa pelaku usaha harus mencari cara memenuhi kebutuhan kosumen agar usahanya berkelanjutan.

Seperti yang dilakukan Gallant Jeremyy, pemilik Kedai Kopi Teras Teduh.. Apa yang dibutuhkan itulah yang disediakan. Ingin ngobrol santai bareng teman di keteduhan pepohonan Kota Bandung? Silakan mampir ke Jalan Kalipah Apo 59 B Bandung.

Atau enggan keluar rumah, terlebih di saat New Normal yang berarti  tidak senormal pra pandemi covid 19, maka bisa banget pesan kopi melalui layanan online.

Mulai dari hot coffee yang terdiri dari: Americano, CafeLatte, Cappuccino, Mocha, Hot Flavorred Coffee, Single/Double Espresso. Kemudian menu coffee andalannya, yaitu:  Es Kopi Teras Teduh, Refreshing Long Black, Kopi TT Signature Butterscotch, Teras Teduh Kopi Sarapan, Es Kopi Regal Edition, Teras Teduh Signature Matcha Latte dan Teras Teduh Avocado Latte.

Menggunakan kopi Arabica dan Robusta, biji kopi yang digunakan Kedai Teras Teduh berasal dari beberapa daerah Jawa Barat: Garut, Kamojang, Puntang, dan Papandayan.

Nggak suka kopi? Jangan khawatir, ada pilihan minuman panas non coffee, yaitu: Hot Thai Tea, Hot Premium Chocolate, Hot Matcha Latte. Juga pilihan minuman dingin yang pas banget dipilih saat udara panas mentrang mentring memanggang ubun-ubun.

Yang terbaru adalah 3 pilihan Teras Teduh Summer Serries, yaitu Summer Paradise, Tea Teduh dan Lychee Teduhmu.

Perlu camilan juga ada kok, milk bun dengan beragam rasa dan isian. Bisa pilih plain, red dragon dengan isian dark chocochips atau melted cheese. Semua memenuhi kebutuhan ngemilmu.

Selengkapnya cek deh akun instagramnya: Kopi Teras Teduh , agar bisa langsung coba.

 

 

sumber: freepik.com

Berpikir Kritis Menurut Islam dan 5 Hikmah Berpikir Kritis

 

 “Kok agama Islam melarang umatnya makan daging babi?”

Jika Anda seorang muslim, pernahkah terbersit pertanyaan tersebut?

Saya sih iya. Pertama kali masuk Islam saya masih kurang paham dengan detail larangan makan daging babi. Fokus saya hanya bisa/disiplin salat 5 waktu. Hingga seorang teman kantor menegur:

“Itu beli mi goreng dari rumah makan di pojok jalan, ya?’ tanyanya sambil menunjuk makan siang saya. “Ada daging babinya lho, sayang kan salatnya. Pahalanya hilang gara-gara makan daging babi”.

Saya tertegun. Emang sih saya pernah mendengar bahwa rumah makan tempat saya membeli mi goreng,  tidak menjual makanan 100 % halal.  Jadi jika pesan masakan harus bilang: “Jangan pakai B2 ya”.

Tapi bukan itu yang menjadi perhatian saya, melainkan: “Kok Allah SWT melarang sih? Kan ini bukan makanan beracun. Terbukti yang makan daging babi sehat-sehat aja tuh”.

Sepulang dari kantor saya membuka Alquran terjemahan, dan benar, ada ayatnya:

“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala.” (QS. Al Maidah: 3)

Hmmm …. Berarti saya harus menata ulang pandangan saya tentang makanan/minuman agar bisa memenuhi perintahNya. Sampai akhirnya menemukan satu jawaban yang tepat:

Allah SWT tuh begitu baik. Sebagai umatNya harus bersyukur karena mendapat makanan yang berlimpah. Coba aja makan makanan yang berbeda setiap waktunya. Saking banyaknya, mungkin butuh waktu bertahun-tahun untuk menyicipi satu persatu.

Jadi sebagai umatNya, masa sih saya nggak bisa menahan diri? Cuma satu dari antara begitu banyak makanan/minuman yang melimpah ruah.

Ditambah beberapa jenis makanan, dan yang tidak memenuhi syarat sewaktu disembelih. Pastinya Allah SWT menginstruksikan demikian agar umat Islam menjadi umat yang beradab. Nggak asal hajar bleh, tanpa mau tau asal usulnya. Jika mau berperilaku demikian, apa bedanya dengan binatang? Nggak ada larangan makan bagi mereka.

Tentu saja, saat mengimani suatu ayat, setiap muslim mengalami proses yang berbeda. Tidak ada yang benar atau salah. Namun bisa dipastikan Allah SWT berharap umatNya menggunakan akalnya untuk  berpikir kritis.

Ayat di bawah ini membuktikannya:

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi , dan pergantian malam dan siang, terdapat tanda-tanda (kebesaran Alllah) bagi orang-orang yang berakal, yaitu orang-orang yang mengingat Allah dalam keadaan berdiri, duduk dan terbaring serta memikirkan penciptaan langit dan bumi (seraya berkata) "Ya Tuhan kami, tidaklah engkau ciptakan semua ini dengan sia-sia, maha suci engkau, lindungilah kami dari siksa api neraka  (QS. Al Imran 190-191).

Mengapa Allah SWT menciptakan malam? Mengapa gelap di malam hari? Mengapa dianjurkan tidur di malam hari dan bukan di siang hari?

Mengapa rambut manusia setiap hari tumbuh sekian milimeter? Mengapa alis nggak tumbuh? Dan seterusnya. Tanda-tanda  (ayat) yang sifatnya tekstual maupun kontekstual diturunkan agar manusia berpikir kritis dan memperoleh manfaatnya.

Manusia banyak menuai hasil dari berpikir kritis, berikut diantaranya:

5 Hikmah Berpikir Kritis

source: freepik.com


Sukses Berkarir

Sesuai fitrahnya, setiap hari manusia harus berkarya. Pergantian peradaban menunjukkan hanya yang berpikir kritis yang mampu lolos seleksi alam. Meninggalkan mereka yang mager parah 😀😀

Dalam implementasi berpikir kritis, mereka yang bekerja sebagai pegawai kantoran, maupun wirausaha, banyak  memunculkan ide-ide kreatif, inovatif serta out of the box.

Pimpinan pastinya lebih menyukai pegawai yang selalu siap dengan terobosan dan ide kreatif bagi pemecahan masalah. Bandingkan andai dalam rapat, pimpinan melempar tanya dan nggak ada yang bisa menjawab/memberi usul. Nyesek banget pastinya.

Seorang pegawai yang terbiasa berpikir kritis juga mampu berpikir jernih dan rasional. Saat mendapat tugas yang sulit diselesaikan, dia akan bertindak reflektif dan dengan cepat mencari jalan keluar dengan mudah.

Sedangkan di dunia usaha, pelaku yang berpikir kritis akan melihat peluang di pasar, menganalisa dengan seksama kemudian mengambil keputusan. Hasil operasional akan dievaluasi dengan kritis. Saat mengalami problem, dia mempunyai banyak alternatif jawaban. Dengan mudah dia dapat keluar dari kesulitan dan maju dengan inovasi-inovasi baru.

Pelaku usaha yang berpikir kritis juga akan membuat rencana jangka panjang yang bisa dia capai. Sebab telah dipikirkan masak-masak berdasarkan ide-ide kreatif yang dimilki. Saat menemui masalah, dia tidak akan terpaku pada satu jalan keluar, dia mempunyai banyak alternatif jalan keluar.

source: freepik.com


Mudah Bersosialisasi

Berjejaring merupakan salah satu cara bersosialisasi  tertua yang dikenal masyarakat. Karena itu muncul komunitas reuni, grup arisan, komunitas hobi, dan masih banyak lagi.

Saat berjejaring, seorang yang berpikir kritis akan luwes, terbuka dan lebih mudah menerima perbedaan. Sehingga dia akan lebih dihormati, di setiap acara kehadirannya akan ditunggu dan diterima dengan hangat.

Dalam lingkungan pekerjaan. Andai dia seorang pimpinan, karyawan akan lebih respect tidak semata hubungan atasan dan bawahan, tapi karena kemampuannya menerima perbedaan dan menghargai orang lain.

Juga sebagai pelaku usaha, dia akan lebih cemerlang dibanding pelaku usaha lainnya. Ide-ide briliannya, sikapnya dan kemampuannya membawa diri akan membuat dia disukai di semua kalangan.

source: freepik.com


Tidak Gampang Ditipu

Penipuan yang dilakukan biro umroh First Travel merupakan satu dari banyak kasus penipuan yang terjadi di tanah air. Iming-iming harga/biaya murah, untung gede tanpa harus bekerja keras, merupakan modus penipu yang nampaknya semakin banyak aja akalnya.

Mulai dari yang receh,  “mama minta pulsa”, hingga tawaran pinjaman jutaan rupiah dengan bunga yang lebih rendah dibanding bunga deposito bank. Lha jika bener, kan pinjem aja uang sebanyak mungkin dari mereka, kemudian uangnya didepositokan. Selisihnya bisa lebih besar dari UMR tuh.

Tawaran yang gak masuk akal juga pernah saya terima. Seorang teman mengajak  “bisnis modal”, dengan menyetor Rp 100.000 pada rekening tertentu. Nanti cukup ongkang-ongkang kaki, uang akan masuk ke rekening. Jumlahnya variatif. Mungkin Rp 10.000 atau Rp 25.000.

Ajaib banget? Uang kok bisa beranak? Dengan tegas saya menggeleng. Teman-teman lain banyak yang tertarik, mungkin dipikirnya, toh “hanya” Rp 100.000.

Buat saya, jika punya uang nganggur sebanyak Rp 100.000 mending untuk sedekah, daripada digunakan untuk sesuatu yang nggak jelas. Bukankah Islam melarang transaksi maysir atau transaksi yang meragukan?

Tulisan saya selanjutnya mengenai bisnis maysir bisa dibaca di sini:

Baca juga: Vampire Money Game, Menghisap Darah Korban Dengan Rayuan Maut

Jadi jelas, berpikir kritis membuat kita lebih rasional.. Kasus jemaah First Travel bisa dijadikan contoh soal.  Sebelum mengambil keputusan, cari dulu data, berapa sih biaya umroh? Informasi dengan mudah bisa diperoleh dari internet atau kantor Kemenag RI di kota masing-masing.

Tolak tawaran yang tak masuk akal. Andai penolakan berbuah rayuan, seorang pemikir kritis  akan menganalisa kebenaran fakta dari rayuan.

Berpegang teguhlah pada fakta bahwa setiap perusahaan harus mendapat profit/keuntungan. Jika tidak, bagaimana perusahaan dapat menjamin keberlangsungan operasionalnya?

source : freepik.com

Mandiri

Mereka yang terbiasa berpikir kritis akan lebih mandiri, baik dalam aktivitas harian maupun saat menghadapi problem kerja. Setiap ucapan dan tindakannya berdasarkan pemikiran kritis dan ide-ide yang muncul, sehingga dia tidak tergantung pada orang lain.

Saat dalam kendaraan umum, misalnya,  pikiran kritisnya bekerja saat melihat bangunan, kabel, taman dan seterusnya. Setiap momen dan materi masuk ke dalam analisa pikiran kritisnya. Saat dia melalui lokasi yang sama untuk tujuan yang lain dia tahu persis posisinya.

Demikian juga saat di kantor menghadapi situasi rumit, dia bisa segera menganalisa masalah dan mendapatkan ide-ide, keputusanpun bisa segera diambil, tanpa menunggu orang lain.

source: freepik.com


Mudah memahami sudut pandang orang lain

Banyak orang kerap ngotot saat pendapatnya berbeda dengan orang lain. Tak heran terjadi gontok-gontokan menjelang/saat pilkada/pemilu/pilpres.

Sayapun kena getahnya. Beberapa teman memblock saya di media sosial. Gara-garanya saya tidak suka Ahok yang telah mendiskreditkan kaum perempuan dengan meneriaki “Maling”. Berita selengkapnya disini.

Sementara mereka yang memblock saya (mereka teman perempuan yang cukup akrab lho), terlalu mengkultuskan Ahok. Mereka menuduh saya intoleran terhadap Ahok yang kebetulan beretnis Cina.

Tentu saja saya tertawa. Ada darah Cina yang mengalir di urat nadi saya. Juga adik ipar saya beretnis Cina, otomatis keponakan saya juga campuran Cina Jawa bukan? Mata mereka sipit-sipit, sebab adik kandung saya juga bermata sipit dan berkulit putih. 😂😂

Lebih parah lagi jika tuduhan mereka saya membenci Ahok sebab beragama Kristen. Lha saya satu-satunya yang muslim di tengah keluarga besar ayah saya. Saya juga mendapat pendidikan toleransi yang amat nyaman dari almarhum ibunda.

Begitulah, ketidak mampuan bersikap kritis membuat seseorang tidak fleksibel, kaku dan sulit menerima ide-ide dari orang lain. Mereka terlalu terpaku pada pendapatnya sendiri dan tidak mau terbuka terhadap pemikiran, ide, atau pendapat orang lain.

Beda halnya  dengan mereka yang berpikir kritis. Mereka mengakui perbedaan adalah keniscayaan di muka bumi ini. Tiap orang memiliki persepsi dan sudut pandang yang berbeda. Mungkin sama, tapi tidak sama secara mutlak, sebab pendidikan (keluarga dan sekolah) serta lingkungan yang mendukung pengembangan dirinya, berbeda.

Baca juga: 5 Langkah Mudah Mengajarkan Toleransi Pada Anak

Nadiem Nakarim dan Berpikir Kritis

Berpikir kritis adalah proses murni kegiatan otak atau mentality yang bertujuan untuk memecahkan masalah, mengambil keputusan, bertujuan mengajak atau persuasif, menganalisa suatu anggapan, serta melakukan penelitian ilmiah. (Elaine B. Johnson, 2002).

Andai Nadiem Makarim tidak berpikir kritis saat terjebak macet dan harus menggunakan ojek pangkalan, tentu kita tak akan menikmati berbagai kemudahan yang disediakan Gojek.

Nadiem menggunakan pemikiran kritisnya dengan jitu pada saat yang tepat, yaitu revolusi industri 4.0. Saat komputer kecil bernama smartphone terhubung dalama jaringan raksasa yang kita kenal sebagai internet.

Semua yang digunakan Nadiem, (smartphone, aplikasi dan internet) merupakan buah dari pemikiran kritis. Pemikiran kritis menjadi  dasar dari sains dan demokrasi. Sains membutuhkan penggunaan akal secara kritis dalam eksperimen dan konfirmasi teori.

Sedangkan demokrasi bisa berfungsi dalam suatu negara hanya jika warga negaranya  dapat berpikir kritis. Mereka mampu menginformasikan penilaian mereka tentang masalah sosial yang terjadi dan menyampaikan pemerintahan yang tepat untuk mengatasinya.

Jadi, sudahkah Anda berpikir kritis?

 

 

Newer Posts Older Posts Home

Pageviews last month

Search This Blog

ABOUT ME



Assalamualaikum, hai saya Maria G Soemitro, mantan chief accounting yang menyukai sisik melik environment, cooking dan drama Korea,  saya bisa dihubungi di : ambu_langit@yahoo.com
Selengkapnya tentang saya bisa klik disini, penghargaan yang saya peroleh ada disini

Pertemanan

Follow by Email

Translate

POPULAR POSTS

  • 5 Rekomendasi Channel Food YouTuber Untuk Usaha Kuliner
  • Mau Usaha Kuliner di Masa Pandemi Covid 19? Simak 5 Langkah Awalnya!
  • Graceful Family, Mencari Pengakuan Ibu Kandung
  • Dating in the Kitchen, Saat Paman Jatuh Cinta Pada Keponakan
  • Nasi Tutug Oncom, Makanan Wong Cilik Anu Kacida Raosna!

Featured Post

Roti Susu Kental Manis, Gampang Bikinnya Legit Rasanya

    Saya sedang mengudap roti susu kental manis (SKM), lho. Sambil ngetik tulisan ini, ada secangkir kopi kental dan seloyang roti sisir...

Categories

  • lifestyle 193
  • review 111
  • drama korea 78
  • kuliner 74
  • healthy 53
  • blogging 49
  • review kuliner 37
  • finansial 35
  • budaya 26
  • travelling 19
  • Environment 17
  • beauty 14
  • fiksi 14
  • Zero Waste Lifestyle 13
Powered by Blogger.
Powered By Blogger

Blog Archive

  • ►  2021 (8)
    • ►  January (8)
  • ▼  2020 (188)
    • ►  December (11)
    • ►  November (20)
    • ►  October (16)
    • ▼  September (17)
      • It's Okay, To Not Be Okay; Yakin Mental Anda Sehat?
      • Perempuan Melek Politik? Harus Atuh!
      • Menyecap Kopi, Meneguk Kehangatan Di Kedai Kopi Te...
      • Berpikir Kritis Menurut Islam dan 5 Hikmah Berpiki...
      • Sei Sapi Bubulae, Kuliner Yang Menggoyang Lidah De...
      • Awas Stigma! Pikun Bukan Kondisi Normal, Yuk Cegah...
      • 5 Langkah Mudah Mengajarkan Toleransi Pada Anak
      • Pipis Sembarangan? Bisa Kena Denda Rp 20 Juta Atau...
      • Dinner Mate, Drama Bagus Rating Jeblok!
      • Love in the Moonlight, Indahnya Cinta Terlarang
      • 5 Tips Belanja Hemat di Supermarket Saat Pandemi ...
      • Dr. Cutie, Dokter Pria yang Cute Banget!
      • Men Are Men, Sosok Antagonisnya Nyebelin!
      • 5 Cara Menghadapi Bu Tejo, Pribadi Toksik Yang Bi...
      • 5 Penyebab Drama Cina Disukai di Indonesia, Sineas...
      • 5 Manfaat Podcast Dalam Meningkatkan Public Speaking
      • 7 Panduan Memilih Hunian yang Nyaman Bersama Freja...
    • ►  August (10)
    • ►  July (12)
    • ►  June (6)
    • ►  May (23)
    • ►  April (26)
    • ►  March (19)
    • ►  February (9)
    • ►  January (19)
  • ►  2019 (112)
    • ►  December (7)
    • ►  November (6)
    • ►  October (8)
    • ►  September (12)
    • ►  August (6)
    • ►  July (11)
    • ►  June (9)
    • ►  May (28)
    • ►  April (13)
    • ►  March (6)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2018 (54)
    • ►  December (4)
    • ►  November (16)
    • ►  October (5)
    • ►  September (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (6)
    • ►  June (4)
    • ►  May (5)
    • ►  April (5)
    • ►  March (5)
  • ►  2017 (53)
    • ►  December (9)
    • ►  November (5)
    • ►  October (3)
    • ►  September (8)
    • ►  August (2)
    • ►  July (5)
    • ►  June (6)
    • ►  May (9)
    • ►  April (3)
    • ►  March (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2016 (5)
    • ►  November (2)
    • ►  January (3)
  • ►  2015 (25)
    • ►  October (1)
    • ►  September (14)
    • ►  March (2)
    • ►  February (8)
  • ►  2014 (2)
    • ►  December (2)

SUBSCRIBE & FOLLOW

SUBSCRIBE NEWLETTER

Popular Posts

  • Graceful Family, Mencari Pengakuan Ibu Kandung
    “Kau adalah kegagalan” “Aku bahkan tak bisa membuangmu” Pernah melihat atau mendengar seorang ibu berkata begitu kejam dengan ...
  • Nasi Tutug Oncom, Makanan Wong Cilik Anu Kacida Raosna!
    “Mbak, beli nasi tutug oncomnya ya?” Begitu sapaan Suzy setiap berpapasan di area Taruna Bakti Bandung, lokasi anak-anak saya dan...
  • Jangan Ngebakso Sultan ya, Ntar Ketagihan Lho!
    “Bakso Bandung enak semua”, kata Azizah Azizah, tetangga sebelah rumah saya di Cigadung.   Baru pulang dari tugasnya berbu...
  • 5 Rekomendasi Channel Food YouTuber Untuk Usaha Kuliner
      “Apa yang bisa membuatmu merasa happy?” Jika saya mendapat pertanyaan tersebut, jawabannya adalah ilmu/wawasan baru. Ilmu/wawasan baru...
  • Mau Usaha Kuliner di Masa Pandemi Covid 19? Simak 5 Langkah Awalnya!
      Rebecca (Becky) Bloomwood dalam novel Confessions of a Shopaholic yang ditulis Sophie Kinsella, mendapat nasehat dari ayahnya: “Berhemat...

Lifestyle

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates