5 Kerugian Besar Jika Enggan Belajar Bahasa Inggris


sumber: freepik.com
 
5 Kerugian Besar Jika Enggan Belajar Bahasa Inggris

“Hanya les Bahasa Inggris dan musik”, menjadi kesepakatan tak tertulis emak-emak/sesama orang tua murid di tempat anak-anak saya bersekolah. Banyak alasan penting yang membuat kami memutuskananak-anak harus kursus  Bahasa Inggris. Sedangkan les musik, dibutuhkan untuk melatih keseimbangan otak kanan dan otak kiri.

Keputusan yang tepat!

Sewaktu kuliah,  ternyata anak-anak harus melahap jurnal ilmiah berbahasa Inggris yang menjadi referensi para dosen. Malah si nomor dua mendapat beasiswa program doktoral di Ehime University, Jepang. Uniknya, dia mendapat income tambahan dengan menjadi tandem berlatih percakapan dalam  Bahasa Inggris.

Bisa dibayangkan jika mereka tidak memiliki bekal kemampuan berbahasa Inggris, bukan?

Paling tidak, ada 5 kerugian besar yang dialami oleh mereka yang tidak mau belajar Bahasa Inggris.

Baca juga: Jangan Belajar, Agar Jadi Blogger Gagal

source: freepik.com


1.     1. Bagai Katak Dalam Tempurung

Enggan bersentuhan dengan Bahasa Inggris?

Bisa, tapi harus hidup di pegunungan atau di pulau tengah samudra yang nggak ada sinyal internet. Hidup tanpa gadget dan peralatan modern. Karena semua gadget dan  produk elektronik  membutuhkan kemampuan berbahasa Inggris, minimal secara pasif.

Bahasa Inggris merupakan bahasa pergaulan dunia. Lebih dari lima puluh negara di dunia menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa sehari-hari. Sehingga dibutuhkan kemampuan Bahasa Inggris, untuk mengikuti perkembangan berita terkini serta informasi yang dibutuhkan.

Banyak sektor menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar:  sains, penerbangan, komputer, diplomasi dan pariwisata, serta sektor lainnya.

Ingin sukses dalam bisnis?  Harus mampu berkomunikasi dalam Bahasa Inggris agar bisa berhubungan dengan perusahaan-perusahaan di negara lain. Bahkan dengan perusahaan yang berasal dari bangsa serumpun, yaitu Malaysia, kemampuan berbahasa Inggris wajib dimiliki.

Juga Tiongkok, pemimpin dalam inovasi bisnis dan pembangunan ekonomi, menggunakan Bahasa Inggris sebagai pengantar dalam kegiatan ekonomi antar perusahaan dan antar negara.

source: frepik.com

2. Pikun Sebelum Waktunya /Kurang  Konsentrasi

Lindsay Anvik, seorang pelatih produktivitas dan kepemimpinan, mengatakan belajar dan menguasai bahasa merupakan cara mudah meningkatkan fokus dan konsentrasi.

Saat belajar Bahasa Inggris, seseorang berlatih untuk fokus, jika pikiran berkeliaran bisa dipastikan tidak akan memahami isi percakapan, tulisan dan tontonan yang menggunakan Bahasa Inggris.

source: freepik.com

3. Nggak Percaya Diri/Minderwaardig

Ah, udah pasti nih ya? Saat memasuki kelompok tertentu yang cas cis cus berbahasa Inggris, sementara kita nggak mampu, nggak tahu apa yang mereka bicarakan, kita pasti akan merasa minder/nggak percaya diri.

Kelompok tersebut bisa jadi berasal dari luar perusahaan, maupun di dalam perusahaan.

Dalam beberapa kesempatan  saya bekerja sama dengan NGO dalam negeri, sering banget kedatangan tamu asing dengan berbagai tujuan. Padahal ini kerja sosial lho ya. Perasaan tersisih dan minder karena ngga menguasai Bahasa Inggris pastilah muncul.

Ketidak mampuan berbahasa Inggris juga akan menimbulkan ketakutan kala ada kesempatan dinas ke luar negeri. Bahasa Inggris merupakan jembatan yang menghubungkan perbedaan bahasa. Negara manapun yang dituju, minimal harus mampu berbahasa Inggris.

 

source: freepik.com

4. Kurang Rasionalitas

Apa hubungan kemampuan berbahasa  Inggris dengan  rasionalitas?

Sederhananya begini, saat mempelajari bahasa baru, otak akan memproses masalah yang tengah dihadapi, kemudian memberi pilihan-pilihan yang berhubungan dengan pengambilan keputusan menggunakan logika, bukan mengikuti emosi semata.

source: instagram.com/@my.tbi

5. Nggak Punya Tools Menuju Sukses

Kita harus sepakat bahwa pendidikan merupakan jalan menuju sukses. Bahkan Susi Pudjiastuti, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan yang terkenal karena tidak lulus SMP, akhirnya menyelesaikan paket C untuk mendapat ijazah SMA.

Jangan lupa, saat memutuskan keluar dari pendidikan formal, Susi Pudjiastuti tetap belajar secara otodidak. Demikian pula Ajip Rosidi, budayawan/sastrawan yang memilih jalur informal untuk belajar. Soal kemampuan? Boleh diadu.

Sayangnya belajar otodidak itu susah banget. Lebih mudah belajar melalui jalur formal, termasuk  belajar Bahasa Inggris.. Harus ikut les/kursus agar menguasai Bahasa Inggris. Kebetulan letak sekolah anak-anak saya, Taruna Bakti berdekatan dengan The British Institute (TBI) di jalan Ambon, Bandung.

Sesudah TBI pindah ke Jalan LLRE Martadinata, anak-anak nggak mengalami kendala. Sekolah mereka dan TBI terletak di alamat yang sama, Jalan LLRE Martadinata Bandung.

Saya bersyukur, anak-anak belajar Bahasa Inggris di TBI. Karena TBI merupakan satu satunya institusi pelatihan Bahasa Inggris di Indonesia yang disertifikasi oleh the University of Cambridge English, untuk menjalankan kursus pelatihan CELTA (Certificates in Teaching English to Speakers of Other Languages).

Sehingga TBI selalu mengikuti perkembangan terbaru dalam pelatihan guru dan menjadi yang terdepan dalam segala metodologi pengajarannya. Salah satunya mengundang orang tua murid untuk mengomunikasikan hasil pelajaran murid TBI. Jadi nggak dilepas gitu aja trus dikirim laporan. Cara ini membantu orang tua untuk mengambil peran aktif dalam pendidikan putra/putrinya.

Dalam rangka ulang tahun yang ke 36, TBI mengadakan beberapa kompetisi seperti lomba menulis, membuat vlog, kompetisi video dan lain lain. Agar murid murid bisa mengaplikasikan ilmunya dalam platform yang kini banyak digunakan.

TBI juga bekerja sama dengan Indonesian Social Bloggerpreneur ((ISB) komunitas bloggerpreneur yang saya bergabung didalamnya.   

ISB memiliki visi misi yang mulia, yaitu membuat anggotanya bisa naik kelas. Ngga sekedar blogging/menulis. Salah satunya belajar menulis dalam Bahasa Inggris, tepatnya kegiatan creative writing,  dengan tajuk “ Online Short Course of Creative Writing From The British Institute Chapter”.

Alhamdulilah saya terpilih dalam kelas bulan Juli 2020. Tugas pertama yang harus dikerjakan adalah menyelesaikan placement test. Baru kemudian mengikuti kelas sesuai jadwal.

Sedihnya, usai menyelesaikan placement test, saya mengalami diare parah. Kasusnya mirip  waktu Lebaran kemarin. Bedanya, diare yang pertama diakibatkan jajan sembarangan, sehingga butuh waktu 2 minggu untuk pulih, nggak kleyengan ketika harus duduk di depan laptop.

Kali ini lebih cepat sembuh, walau terpaksa bolong bolong masuk kelasnya. Sayang banget ya?

Teman-teman yang pingin tahu keseruan kelas creative writing bareng TBI secara lengkap bisa baca tulisan mas Ikrom Zaim 

disini.

Baca juga:

Ngeri Ngeri Sedap, 5 Tempat Terpaksa Dikunjungi Saat Pandemi Covid19

ABOUT TBI Festival Citylink

Sistem Pembelajaran

Classroom

Online

Blended Learning

Highlights

Lokasi di Festival Citylink, menjadikan strategis di daerah Jalan Peta

Parkiran luas dan akses ke Mall sehingga mudah untuk mencari tempat makan dan hiburan.

Metode dan materi pengajaran yang up-to-date

Terpercaya oleh banyak perusahaan perusahaan besar

Menerapkan sistem pengajaran yang praktis dan relevan

Jadwal kelas yang bervariasi dan dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan karena TBI memiliki kelas dari Senin sampai dengan Sabtu mulai pukul 10 AM – 07 PM

Tenaga pengajar baik asing maupun lokal yang berpengalaman dan memiliki standard kualifikasi serta sertifikasi internasional

Metode pembelajaran yang menyenangkan

Bisa belajar dimana saja karena TBI juga memiliki kelas yang dapat diakses secara online

 Biaya kursus yang terjangkau

Program Kelas Tersedia

Children

Pre Teen

Teen

Global English

Exam Preparation for TOEFL or IELTS test

Workshop

In House Training

Private Class

Blended Learning

Online Learning

Teacher Training

Aktifitas

Supporting acara acara pendidikan, pentas sesi.

Special Promotion

All Year Programme

Monthly Promo

Lokasi Cabang TBI

Jakarta: Pondok Indah / Kuningan / Kelapa Gading

Cibubur

Depok

Tangerang : BSD / Gading Serpong

Bandung : Riau / Dago / Festlink /  Jatinangor

Malang

Contact Details

Info : 0823-1601-0164

Email : info.festlink@tbi.co.id

Website : www.tbi.co.id

Instagram : tbibandung

Facebook: TBIBandung

 


26 comments

  1. aku dulu paling gak nyambung kalo belajar english di kelas. taunya english dari lagu sama film

    ReplyDelete
  2. Benar ya mbak, bisa bahasa inggris itu wajib ya..
    Bahasa internasional soalnya

    ReplyDelete
  3. Aku juga lagi berjuang nih, khususnya di bagian speaking dna grammar. Memang benar banget, sekali aku mulai membuka diri terhadap bahasa inggris dan memaksa diriku untuk berbahasa inggris, sudut pandangku akan dunia pun jadi berubah dan aku merasa aku mendapatkan jendela yang lebih besar dari sebelumnya.

    ReplyDelete
  4. Setuju Mbak..Bahasa asing terutama bahasa Inggris itu sangat perlu. Maka dari kecil anak-anak les Bahasa Inggris dan bukan ikut bimbel. Kerugian besar enggan belajar Bahasa Inggris yang dijelaskan di artikel ini benar sekali. Seperti bahasa jadi tools menuju sukses itu benar adanya. Bu Susi dan Pak Ajip contoh nyatanya.

    ReplyDelete
  5. Sepakat bangeet. Belajar bahasa Inggris memang penting, apalagi makin tinggi jenjang pendidikan, sumber referensi ilmiah banyakan yang pakai bahasa Inggris.

    ReplyDelete
  6. bener banget, sebaiknya mempelajari bahsa ini sedari kecil ya karena kalau sudah berumur agak susah nangkapnya.

    ReplyDelete
  7. Kesempatan untuk ke negara lain ini nih memang jadinya bisa hilang kesempatan ya karena kendala bahasa. Oh iya, Minderwaardig itu apa Ambu?

    ReplyDelete
  8. aku banget tuh ambu gak percaya diri, apalagi ini anak masuk sekolah yang mengadopsi kurikulum cambridge. lliat buku waduh anak kelas 1 aja pelajaran aku zaman SMP. wkwkwk...

    ReplyDelete
  9. Iya, emak saya lebih fokus ngelesin saya matematika padahal saya pengennya bahasa Inggris. Kata emak, nanti aja kl di sekolah udah ada pelajaran b.Inggris baru les. Akhirnya les b.Inggris baru kesampean pas SMP & SMA.

    ReplyDelete
  10. Wah, selamat ya mbak. Bisa belajar cas cis cus lagi nih. Hehe
    Aku kmrn juga pengen ikutan sih sebenarnya tapi takut waktunya gak kepegang. Mana, sekarang anak2 pd sekolah online semua. Semangaaat

    ReplyDelete
  11. Setuju banget. Aku dulu pas sekolah, almarhum Bapak hanya mewajibkan 2 pelajaran yang nilainya harus bagus, agama dan Bahasa Inggris. Kalau kedua pelajaran itu nilainya minimal 8, aku aman. Tapi, kalau di bawah 8, alamat dapat kultum setiap hari hehehe...

    ReplyDelete
  12. Benar banget mba, kemampuan berbahasa Inggris sangat dibutuhkan di zaman sekarang. Aku pingin banget meningkatkan kemampuan bahasa Inggris ku lagi, dulu sempat les saat kuliah. Namun, karena sekarang sudah jarang dilatih english speakingnya jadi banyak yang lupa vocabnya. Pengen banget bisa les lagi. Sayangnya TBI nggak buka cabang di Aceh. Kalau ada, aku maulah.

    ReplyDelete
  13. Syukurnya sedari kecil ortu ikutin les english, akhirnya gak susah2 bgt ngerti bhs inggris meskipun ga native speaker hehehe

    ReplyDelete
  14. wah rugi banget pastinya mba kalo ga mau belajar bahas inggris tuh, apalagi sekarang dunia serba canggih dan akan semakin terbuka era persaingan global, so it is necessary menurutku sih

    ReplyDelete
  15. Informasi yang sangat berguna bu. Saya kebetulan lagi cari kursus bahasa Inggris buat anak saya. Nah di masa pandemi ini kan lagi ga keluar rumah dulu. Kalau bisa online seperti di TBI ini jelas aku tertarik.

    ReplyDelete
  16. Belajar English memang penting banget sih karena termasuk bahasa internasional jadi kita bisa lebih banyak memahami pola pikir dan budaya lain. Aku sendiri punya goal bisa membaca novel sastra ingris tanpa terjemahannya ...

    ReplyDelete
  17. Nyesel sebenarnya, dari SD, SMA hingga kuliah belajar bahasa inggris, tp ga bisa juga. Mungkin cara ngajar guri jaman dulu ya. Kl anak jaman now kayaknya jago2 hehe

    ReplyDelete
  18. Saya nih salah satunya yang menyesal karena gak belajar Bahasa Inggris serius sejak dulu. Sekarang tiap mau daftar beasiswa atau apply kerjaan yang ada persyaratan lancer berbahasa Inggrisnya, auto mundur teratur deh. Hiks

    ReplyDelete
  19. Paling suka pelajaran bahasa Inggris begitu masuk SMP. Lagi excited banget! Sampe ikut ekskulnya English club hahahaha .. penting juga sih menurutku mbak, kalo ketemu orang asing mau nanya jalan kita gak bisa jawab kan gak enak. Wah ini info lesnya kece bangeettt!! Boleh aku share ya mbak - sofiadewi-

    ReplyDelete
  20. Setuju banget nih sama artikelnya. Meskipun bahasa inggrisku pasif. Tapi next bakal arahin anak buat belajar bahasa inggris.

    ReplyDelete
  21. Aku gak bilang jago tapi bahasa inggrisku bisalah dipake saat berhadapan langsung sama bule saat bekerja. Delapan taun terakhir nguplek sama pekerjaan freelance yg gak terlalu bahkan gak lagi inyens ketemu prang asing yg membuat kita komunikasi pake bahasa inggris jadinya bahasa inggrisku mulai kaku karena gak terbiasa lagi..kurang practise karena kan bahasa bisa karena biasa digunakan

    ReplyDelete
  22. Aku juga masih pengen belajar bahasa inggris. Secara bahasa inggris ku pas pasan banget

    ReplyDelete
  23. Bahasa Inggris aku jelek tapi berusaha terus untuk memperbaiki. Bener kalau bahasa Inggris bikin kita makin pede dan tambah mood. Apalagi udah jadi bahasa internasional. Aku sering 'kalah' gara gara kurang mulus Inggrisnya jadinya merasa sedih gitu kenapa enggak belajar makin giat

    ReplyDelete
  24. Betul banget nih ambu, aku juga nyesel kenapa dulu belajarnya males-malesan, sekarang udah agak lupa deh tentang grammar. hiks.

    ReplyDelete
  25. Wah.. aku dulu punya bimbel bahasa Inggris mbak. Tapi sekarang udah mati suri. Jadi keinget, hiks

    ReplyDelete
  26. Salah satu alasan saya nulis di blog biar memaksakan diri belajar bahasa Inggris, karena saya belajarnya autodidak.

    ReplyDelete