Stop Mitos! 9 Hal Penting Tentang Alergi Ini Kamu Harus Tahu


Stop Mitos! 9 Hal Penting Tentang Alergi Kamu Harus Tahu

Wajah dan kelopak mata aktor papan atas, Kang Woo Won membengkak, merah. Membuat penglihatannya terhalang. Beruntung ada  Im Ye Eun, perempuan cantik yang dengan cerdas menyelamatkan Kang Woo Won dari serbuan penggemarnya.

Kisah di atas merupakan salah satu adegan  drama Korea “Good Casting”, tentang seorang selebriti yang alergi makan kacang dan tidak sengaja ngemil kacang pistachio.

Drama Korea memang banyak mengangkat hal ikhwal penyakit yang nggak banyak diketahui masyarakat awam, seperti prosopagnosia/face blindness (tidak bisa mengenali wajah), CIPA (tidak bisa merasakan sakit) dan masih banyak lainnya.

Baca juga:

Doctor John, Kisah Penderita Tanpa Rasa Sakit

The Secret Life of My Secretary, Derita Cinta Penderita Prosopagnosia

Termasuk mengenai alergi.

Masyarakat awam seperti saya selama ini menganggap alergi sebagai penyakit ringan. Sekedar ketidak mampuan tubuh menerima jenis makanan tertentu, tidak tahan debu, serta semacamnya, yang mudah ditanggulangi dengan minum obat alergi.

Ternyata itu mitos!

Alergi bisa mengancam nyawa!

Saya mengetahuinya paska webinar 25 Juni 2020 silam.Webinar dengan topik: “Menekan Potensi Alergi si Kecil dengan Deteksi Alergi dan Asupan Nutrisi yang Tepat Sejak Dini”yang diselenggarakan dalam rangka Pekan Alergi Dunia (World’s Allergy Week) yang  berlangsung pada 28 Juni – 4 Juli 2020. Dengan narasumber:

  • Prof. DR. Budi Setiabudiawan, dr., SpA(k), M.Kes., Konsultan Alergi dan Imunologi Anak 
  • Putu Andani, M.Psi., Psikolog dari TigaGenerasi
  • Chacha Thaib, Sosok Ibu dengan Anak Alergi
  • Arif Mujahidin, Corporate Communication Director Danone Indonesia

Dalam webinar dipaparkan bahwa menurut data WAO (World Allergy Organization), 39% – 40 % penduduk dunia menderita alergi. Termasuk 550 juta orang yang mengidap alergi makanan.

Khusus alergi susu sapi, WAO mencatat ada 1,9 – 4,9 % anak di dunia mengalami alergi susu sapi (CMA), sedangkan anak-anak Indonesia menempati angka 7,5 % dari populasi.

Protein susu menjadi penyebab  alergi anak di Asia yang terbesar kedua setelah telur.

Serem ya?

Kita terbiasa memberi telur dan susu sebagai asupan protein pada anak-anak, karena mudah didapat serta relative murah dibanding daging ayam/sapi dan ikan.

Jika anak mengalami gatal-gatal, mitos mengatakan anak belum imun. Kelak,  sesudah dewasa, imunitas akan terbentuk sempurna, sehingga kebal makan apapun.

Padahal, alergi tidak dapat disembuhkan!

Lebih lengkapnya, dibawah ini fakta-fakta yang mematahkan mitos, serta pentingnya cegah alergi.

source: freepik.com

1. Alergi Tidak Selalu Disebabkan Faktor Genetik

Banyak yang orangtua heran mengetahui anaknya menderita asma, sementara mereka berdua, juga hasil telusuran sejarah keluarga, tidak ada satupun yang menderita asma.

Dijelaskan oleh dr. Budi Setiabudiawan bahwa tidak semua alergi diturunkan keluarga. Tepatnya, riwayat alergi dibagi menjadi 3,yaitu:

  1. Riwayat alergi pada keluarga. Atopi atau bakat alergi anak yang diturunkan oleh satu/kedua orang tua. Jika kedua orang tua mengidap alergi maka  40 % – 60 % anak akan mengalami alergi. 20% - 40 % jika hanya salah satu yang mengidap alergi. 25 % -30% pada saudara yang mengidap alergi. Serta 5%-15% pada keluarga yang tidak mengidap alergi.
  2. Kelahiran Caesar. Kelahiran Caesar menyebabkan tertundanya perkembangan bakteri baik dalam usus. Sehngga terjadi perubahan perkembangan system daya tubuh anak. Akibatnya risiko penyakit alergi meningkat.
  3. Asap rokok dan polusi udara. Keduanya mengandung zat yang berbahaya bagi pernapasan. Zat-zat ini dapat memicu kekambuhan pada penderita alergi. Jika dihirup perempuan hamil bisa meningkatkan risiko janin yang dikandungnya menderita asma.

sumber: freepik.com

2.      ASI Eksklusif Untuk Mencegah Munculnya Reaksi Alergi Anak

ASI mengandung nutrisi dan antibodi yang dapat mencegah munculnya reaksi alergi. Hal tersebut dibuktikan melalui banyak penelitian yang menyebutkan bahwa pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama usia anak dapat mengurangi risiko alergi anak.

3 Komponen terbesar yang dimiliki ASI:

  • Oligosakarida, memiliki efek prebiotic dan efek langsung pada system imun.
  • Bakteri bermanfaat (probiotik), berinteraksi dengan sel imun.
  • Harmless protein.

source: freepik.com

3.      Penderita Alergi Termasuk Kelompok Rentan Pandemi Covid 19

Dikutip dari Healthline, Dr. Sylvia Owusu-Ansah, dokter darurat anak dan dokter medis darurat di UPMC Children Hospital of Pittsburgh mengungkapkan bahwa:

"Kita tahu penyebab utama serangan asma adalah penyakit virus, jadi masuk akal Covid-19, penyakit virus yang menyebabkan penyakit pernapasan, bisa lebih buruk bagi mereka yang menderita asma."

Pendapat tersebut didukung Centers for Disease Control and Prevention (CDC) yang mengatakan bahwa pengidap  asma sedang hingga berat  berisiko lebih tinggi mengalami sakit parah akibat Covid-19.

Stres juga menghambat kekebalan tubuh. Pandemi Covid 19 mengakibatkan stress, terlebih pada penderita asma.

source: freepik.com

4.      Penderita Alergi Rentan Terkena Penyakit Degeneratif

Obesitas, hipertensi, sakit jantung merupakan contoh penyakit degeneratif  yang menjadi dampak lanjutan penderita  alergi. Alergi menyebabkan memburuknya  kondisi organ tubuh penderita, sehingga system saraf pusat, tulang dan sendi serta pembuluh darah atau jantung, akan terpengaruh.

source: freepik.com


5.      Penderita Alergi Mengalami Gangguan Tumbuh Kembang

Akibat harus pantang makanan tertentu dalam rentang waktu lama, penderita alergi mengalami keterlambatan pertumbuhan.

Penderita alergi juga sering muntah dan diare berulang, sehingga asupan nutrisi terganggu yang menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak. Dibutuhkan nutrisi alergi agar tumbuh kembangnya tidak terganggu.

source: nutriclub

6.      Penderita Alergi Rentan Mengalami Stres

Terpaksa sering tidak masuk sekolah dan menghindari banyak makanan menyebabkan stress pada anak dan orang tua.

Kualitas hidup anak juga terganggu. Tatkala temannya asyik bermain dia terpaksa tidak dapat ikut, karena lingkungan bermain berpotensi sebabkan alerginya kambuh.

source: freepik.com

7.      Stabilitas Finansial Terganggu

Meningkatnya biaya pengobatan menyebabkan stabilitas finansial terganggu.

Penderita alergi tidak hanya kerap harus dirawat inap, kedua orangtuanya juga harus menemani anaknya yang mengalami kekambuhan. Akibatnya performance kerja terganggu.

Untuk mencegah kekambuhan, renovasi rumah harus dilakukan, serta mengganti peralatan rumah tangga. Seperti membuang bantal yang berisi kapas dan menggantinya dengan bantal sintetis serta menggantinya setiap 6 bulan.

source: freepik.com

8.      Alergi Tidak Dapat Disembuhkan

Alergi dalam tubuh manusia tidak dapat disembuhkan, terlebih jika alergi tersebut adalah bawaan genetik. Satu-satunya cara hanyalah menghindari allergen. Alergen merupakan pencetus alergi yang dapat berupa makanan atau sesuatu yang terhirup.

  • Contoh makanan yang termasuk alergen adalah: susu sapi, kacang kedelai, kacang tanah, tree nuts, ikan, telur, gandum, makanan laut.
  • Contoh allergen yang terhirup: jamur kapang, serpihan kulit binatang, tungau debu rumah, serbuk sari tanaman, kecoa.

Secara spesifik, kasein dan whey adalah protein dalam susu sapi yang menyebabkan reaksi alergi. Rwaksi-reaksi ini dapat diperantai IgE atau non-IgE. Reaksi alergi yang diperrantai IgE cenderung memiliki manifestasi klinis yang lebih berat, memakan waktu lebih lama untuk sembuh, tetapi lebih mudah mendiagnosisnya.

9. Allergy Risk Screener Sebagai Deteksi Dini

Allergy Risk Screener adalah  tool yang akan membantu orang tua mengetahui besarnya resiko alergi yang dimiliki anak berdasarkan riwayat alergi keluarga. Sehingga pencegahan sedini mungkin bisa dilakukan.

Caranya mudah, buka website Nutriclub dan jawab beberapa pertanyaan. Meliputi pengalaman / kejadian yang mungkin tidak disadari sebagai gejala alergi. Tidak hanya menyangkut suami,istri juga anak pertama, apabila ada.

Kemudian lengkapi formulir dengan data diri agar hasil bisa dikirimkan melalui email. Hasil yang diterima berupa persentase risiko alergi pada anak.

Hasil test Allergy Risk Screener menjadi pedoman awal yang bisa dibawa ke dokter ahli agar anak mendapat nutrisi alergi dan pencegahan yang tepat.

source: nutriclub

Nah, jangan sampai terlambat menyadari dan mengambil tindakan. Sedini mungkin mengetahui  alergi pada anak, akan lebih baik. Karena, walau tidak bisa disembuhkan, pencegahan alergi sejak dini akan berdampak positif pada tumbuh kembang anak.

Sebagai contoh, menurut penelitian, angka remisi kesembuhan alergi susu sapi adalah:

  • Tahun pertama: 45 – 55 %
  • Tahun kedua    : 69-75 %
  • Tahun ketiga    : 90 %

Langkah awal dimulai dengan melakukan test menggunakan Allergy Risk Screener.

Semudah itu.

Baca juga:

Life With PKU, Penyakit Langka yang Mengancam Jiwa

Penyakit Langka di Indonesia, Antara Ada dan Tiada

 

 


27 comments

  1. Mksih ulasannya mbk, sangt membant saya, yang jadi seorang bapak muda ini.

    ReplyDelete
  2. Senangnya sudah ada Allergy Risk Screener Sebagai Deteksi Dini, untuk mengetahui sejak awal apakah anak mengidap alergi. Biasanya alergi terlambat disadari karena dianggap tidak berbahaya. Padahal nyatanya jika diabaikan akan menghambat tumbuh kembang anak-anak kita. Kedua anak saya pengidap alergi tapi untuk susu sapi aman. Mereka sensitif pada lingkungan. Sehingga asma yang timbul.

    ReplyDelete
  3. Makasih informasinya, Bu Maria. Saya dan anak aku yang pertama ada alergi juga, nih.

    ReplyDelete
  4. Kalau urusan penyakit memang sebaiknya jangan kemakan sama mitos. Lebih baik konsultasikan ke ahlinya. 9 hal di atas memang patut diketahui

    ReplyDelete
  5. Aku dan suami punya riwayat alergi, anak ku juga alergian dan ia dia jadi lebih kecil dibandingkan anak seumurnya. Sedih sih tapi ya mau gimana lagi... nah semenjak pandemi ini alergiku kambuh terus, tambah bikin stress, atau karena stres makanya jadi gampang kambuh. Sebel banget harus diet hahaha

    ReplyDelete
  6. Wah, bahaya juga ya. Kadang emang anggap sepele. Kl saya alergi biduran/ aligata kalau cuaca dingin 😀

    ReplyDelete
  7. Sebagai penderita alergi yang cukup parah waktu kecil,
    kenyang deh aku dites sana sini, disuntik antibiotik karena pernah membengkak tanpa sebab. Alergi jaman dulu hanya bisa dites di Jakarta, sementara di daerahku belum ada ... biayanya juga lumayan besar dan sakit waktu dites di bawah kulit dlsb

    dengan adanya kemajuan teknologi,
    ternyata kita bisa tes alergi online dulu ya

    ReplyDelete
  8. Wah, ternyata memang nggak sesederhana yang kita pikirkan ya? Beruntung sekali kedua anakku nggak punya alergi. Padahal saa sendiri sangat sensitif hehehe....

    ReplyDelete
  9. Ternyata ada banyak penyebab alergi ya mb. dan emng bener ga semua disebabkan fktor genetik. Untung skg ada Allergy Risk Screener ya buat bantu orang tua buat cek a;ergi pd anak, bgus ini mb

    ReplyDelete
  10. Jadi memang untuk ngecek alergi ini ada tes labnya, Ambu. Banyak malah dari IGE Rast Debu, Tungau, udara, telur, dll. Memang iya alergi enggak bisa disembuhkan, hanya dicegah aja, hindari pencetusnya alerginya.

    ReplyDelete
  11. Terima kasih infonya, Mbak. Alergi risk scanner ini bermanfaat banget untuk mengetahui faktor resikonya ya. Daripada meraba-raba dan sebelum ke dokter bisa coba ini dulu.

    ReplyDelete
  12. Kemarin Aku ikut webinar masalah alergi mba memang Alergi dalam tubuh manusia tidak dapat disembuhkan, terlebih jika alergi tersebut adalah bawaan genetik. Satu-satunya cara hanyalah menghindari allergen, Kenali, kendalikan Dan konsultasi

    ReplyDelete
  13. Baru paham daku bahwa alergi nggak bisa didiamkan gitu juga tanpa pengobatan lebih lanjut, karena siapa sangka ya bisa terkait nyawa juga nih ya kalau sudah semakin parah alerginya

    ReplyDelete
  14. Sekujur tubuh bentol-bentol karena alergi salah satu obat atau makanan itu rasanya sangat2 tidak enak, reaksinya cepat banget. Kalau orangtua ga ngeh, dan telat mendapat pertolongan memang fatal akibatnya.
    Untung sekarang ada Allergy Risk Screener untuk pendeteksi awal gejala alergi.

    ReplyDelete
  15. huah sedih banget ternyata asap rokok bisa menyebabkan alergi, duh. Semoga anak-anak selalu sehat, gak ada alergi, karena pasti ada pantangan makannya ya Ambu. Makasih banyak ini infonya komplit banget tentang mitos alergi yang sering berkembang di masyarakat

    ReplyDelete
  16. Ya Allah ternyata dampak alergi sangat banyak bisa jadi stress dan mengganggu tumbuh kembang juga ya. Apalagi ternyata alergi tidak bisa disembuhkan. Terima kasih rangkuman seminarnya Mbak sangat bermanfaat

    ReplyDelete
  17. Anakku yang bungsu alergi karena keturunan dari aku yang memang alergian.
    Alhamdulillah sekarang sudah nggak terlalu sering alergi karena sudah tahu penanganannya
    Senang sekarang ini bisa banyak dapat informasi mengenai alergi.

    ReplyDelete
  18. Makasi ulasannya, sangat bermanfaat. waktu kecil aku juga punya alergi, sekarang malah ga pernah muncul alergi.

    ReplyDelete
  19. Apakah alergi itu reaksinya bisa juga muntah seperti masuk angin, perut juga sakit?

    Saya kemarin makan udang, setelahnya seperti masuk angin dan muntah lalu perut sakit

    ReplyDelete
  20. Ternyata alergi ini memang bukan masalah sepele ya mbak. .harus tahu benar sebabnya, jadi penanganan lebih tepat

    ReplyDelete
  21. Kadang juga waktu kecil remaja dan dewasa enggak alergi sesuatu tapi begitu masuk akhir dewasa bisa juga terkena alergi. Saya ini waktu kecil aman saja makan telur, belakangan gatal

    ReplyDelete
  22. Beberapanya ada benernya juga ya terlebih makanan n minuman tertentu dapat memicunya. Menarik juga ada perhitungan untuk uji alergi

    ReplyDelete
  23. Ya Allah serem juga alergi ya Kak imbasnya kalau berasa mengentengkan. Ak alergi biasanya karena makanan kak. Parah asli gatelnya sampe semalaman.

    ReplyDelete
  24. Ambuuu...tulisannya selalu aku suka.
    Ternyata bahaya alergi ini bisa macam-macam yaa..
    Dan sungguh sedih karena tidak ada obatnya. Hanya dicegah dan meningkatkan imun tubuh.

    ReplyDelete
  25. Wah, saya punya alergi juga,Bu. Alergi debu dan dingin. Ternyata ini keturunan dari ibu saya yang alergi susu sapi. Tapi semoga saya ga mengalami hal - hal negatif akibat alergi ini.

    ReplyDelete
  26. Apakah bisa dibilang alergi itu merupakan suatu kelainan mbu?

    ReplyDelete
  27. Wah, tercerahkan banget nih membaca tulisan Ambu. Selama ini aku juga beranggapan bahwa alergi adalah hal ringan yang memang harus dijaga jangan sampai hal-hal yang memicu munculnya reaksi alergi ini terjadi. Ga menyangka jika alergi juga mampu bawa kematian. Padahal iya juga ya, Ambu, kalo alergi terhadap makanan tertentu misalnya, jika sampai keracunan, dan tak tertanggulangi, maka bisa saja membawa kematian, ya?

    Itu baru dari alergi terhadap makanan tertentu, apa kabar alergi yang lainnya ya? Wuih. Makasih Ambu untuk ulasannya.

    ReplyDelete