![]() |
source: dissolve.com |
Pernah
merasa sendiri di tengah keramaian?
Pernah
merasa asing ketika menghadiri acara yang diselenggarakan demi persamaan nasib?
Saya
pernah!
Waktu
itu saya datang ke acara buka puasa bersama (bukber) SMA, dan ternyata hanya satu orang yang saya
kenal. Itupun dia sibuk sendiri, ngobrol dengan yang lain, yang saya nggak kenal
karena beda angkatan.
Mencoba mencair dengan yang lain, saya berusaha ngobrol dengan peserta di samping kiri dan kanan, sambil berusaha mengingat nama
mereka. Tetap terasa hampa. Seperti baru kenalan dengan sosok baru di suatu pesta.
Padahal
saya tukang ngomong lho. Atau dengan kata lain, saya doyan ngomong dan bisa
ngobrol dengan siapa aja. Teman-teman pegiat lingkungan kebanyakan seumuran anak saya yang baru
lulus kuliah. Teman seperjuangan di kehutanan Jabar umumnya 10 -20 tahun lebih
tua.
Jadi
seharusnya saya bisa enjoy dong ya disana. Nyatanya saya cuman plonga plongo
hingga event berakhir. Konyolnya beberapa minggu kemudin, saya bertemu dengan satu sosok yang pernah saya temui di reunian tersebut,
eh boro-boro ngobrol, menyapa aja nggak.
Saya
memang punya kelemahan sulit mengingat nama. Sesudah berpapasan dan saling lihat, saya baru
ngeh ketemu dia di acara reunian waktu itu,
tapi lupa nama. #Duh.
Sedangkan
dia? Entahlah!
Lha
jadinya aneh kan? Tujuan bukber kan untuk memperpanjang silaturahmi dan
mempereratnya. Jika sesudah bubar bukber trus
elu-elu gue-gue, buat apa dong ikut acara tersebut?
Mending
di rumah aja, hemat uang, sholat Magrib lebih khusyu dan bisa langsung tarawih. Iya kan?
Sejak
saat itu, saya memutuskan hanya 3 hal
berikut ini yang bisa membuat saya pergi bukber:
Bukber Bareng Anak Panti Asuhan
Melihat
anak-anak Panti Asuhan bukber tuh bikin nyes banget ya? Jatah makan mereka di
panti kan terbatas. Waktu makannya juga. Nggak seperti anak-anak kita yang bisa
makan kapanpun, dimanapun, dengan lauk apapun.Kecuali di bulan Ramadan
pastinya.
Dulu, usai khatam tadarusan bareng teman-teman pengajian, diteruskan dengan bukber
bareng anak yatim. Beberapa tahun ini saya nggak bisa tadarusan dengan mereka,
sehingga bukbernya juga terlewat.
Beruntung
selama 2 tahun terakhir saya bisa bukber
bareng anak panti asuhan yang diselenggarakan Hoka-hoka Bento. Sejak tahun 2001, Hoka –hoka Bento
secara rutin mengadakan bukber bersama sekitar 3.400 anak panti asuhan yang
tersebar di beberapa kota besar.
Seperti
diketahui, nggak semua anak yang berada di bawah lindungan panti asuhan adalah
anak yatim. Banyak diantara mereka adalah anak-anak miskin yang dititipkan pada
panti agar tercukupi sandang, pangan serta pendidikannya.
Nggak
heran, buat anak-anak panti, menyantap menu Hokben sungguh istimewa. Mereka
menjilati nasi dan saus yang jatuh ke anggota tubuh dengan lincahnya. Isi wadah
makanan tandas tak bersisa.
Bukber
bareng anak panti, membuat setiap orang mensyukuri nikmat Allah yang sungguh berlimpah. Hal yang sering disepelekan.
Launching Produk
Banyak
di antara produsen barang/jasa memperkenalkan produknya di bulan penuh berkah
ini. Menurut saya sih harus diapresiasi dan didukung.
Seperti
launching aplikasi Kios Agro yang dilaksanakan 20 Mei 2019 silam. Aplikasi ini
bertujuan menjembatani kesulitan petani/penjual hasil pertanian dengan para
pembelinya.
Sebelumnya
baik pembeli dan penjual dirugikan
dengan adanya mata rantai penjualan yang panjang. Ada makelar dan tengkulak
disana yang bermain main dengan harga.
Karena
itu begitu mengetahui mereka launching produk, saya menyatakan siap hadir dan
menuliskannya. Agar masyarakat tahu, bahwa ada market place yang sangat mengadopsi kebutuhan mereka. Sehingga produk ini menuai banyak berkah.
Bareng Keluarga Besar/Anggota Komunitas
Asalkan
peserta bukbernya saya kenal, saya bersedia hadir. Jangan sampai kisah sedih
yang saya tuturkan di paragraf pertama, terulang lagi.
Bukber
bersama keluarga besar/anggota komunitas, sejatinya mendekatkan yang jauh, mempererat yang dekat. Semangat
melaksanakan tugas hablum minannas, yang sama pentingnya dengan hablum
minallah.
Jadi
nggak tepat juga jika menolak bukber,
sementara kita tahu di bulan suci ini kita harus berlomba-lomba
mengumpulkan kebaikan.
Nah, mengetahui betapa
bermanfaatnya bukber, ada beberapa sosok yang sangat dibutuhkan dalam penyelenggaraan suatu bukber. Seseorang yang mencetuskan ide bukber tidak ada
artinya jika tak ada yang menanggapi. Di pihak lain, acara bukber akan berantakan jika tak ada
sosok pemersatu.
Nah cuzz aja yuk, siapa
aja mereka? Ini dia:
Sang
Pencetus
Sang pencetus muncul
dari salah seorang anggota yang mempunyai keinginan tulus melaksanakan hablum minannas
dengan memperpanjang tali silaturahmi dan mempereratnya.
Dia mencetuskan ide pada
beberapa anggota untuk disetujui. Walaupun tidak selalu,
biasanya secara tidak langsung dia juga menjadi “ketua panitia” yang menjamin
kelancaran bukber. Umumnya dia juga yang memilih tempat bukber dengan mempertimbangkan
lokasi bukber dan harga makanan.
Walaupun informal, jika sang pencetus merangkap ketua panitia,
maka dia jugalah yang menetapkan run down
acara, serta segala segala sesuatu yang
berhubungan dengan kemeriahan dan kelancaran acara.
Jangan sampai peserta
acara bernasib apes seperti kisah saya di paragraf awal, merasa terjebak dalam
situasi yang nggak menyenangkan. Sehingga atribut alumni cuma basa basi yang
teramat basi.
Sang
Second Lead
Second Lead bertugas
membantu sang pencetus. Sehingga bisa saja kedua orang ini menjadi team yang
menjamin kelancaran acara. Seperti cek ulang reservasi tempat bukber,
menyebarkan undangan, memastikan berapa orang yang hadir termasuk menjawab
pertanyaan yang tidak sempat dijawab ketua panitia.
Kurang lebih dia menjadi
seksi repotnya. Dia juga yang mengingatkan jika ada sesi foto bareng, bagaimana
aturan bayar makanan usai bukber, dan seterusnya.
Sang
Bintang
Umumnya disebabkan
kepribadiann ya yang ekstrovert, seseorang menjadi bintang dalam suatu acara.
Tanpa disengaja, dia mendominasi acara, baik dengan pembicaraan maupun tindakan.
Karena kecenderungannya, sang bintang kerap dianggap arogan dan minim simpati.
Padahal tidak selalu demikian.
Sang bintang justru
kerap dibutuhkan sebagai penggembira
suatu acara. Celetukannya yang tak tertahankan menghidupkan acara bukber.
Karena seorang ekstrovert membutuhkan sumber
energi yang didapatnya dari tengah keramaian, terlebih jika bisa menjadi
pusat perhatian.
Seorang ekstrovert mampu berbicara dari awal bukber hingga acara
bubar. Sebaliknya, dia akan merasa tersiksa jika harus melakukan
altivitas tertutup seperti meditasi,
menulis dan lain sebagainya.
Sang
Loyalis
Rasa solidaritas yang
tebal pada kelompok sang pencetus dan
lingkarannya, membuat sang loyalis pasti datang di setiap acara bukber. Mereka
selalu bisa melihat sisi positif karena itu hidupnya nyaman. Ngga ribet.
Mereka menjadi penentu
kesuksesan bukber karena tidak pernah rewel, tidak banyak menuntut apalagi
mengritik. Mereka melihat sisi positif
Sang Pencetus dan kawan-kawan yang telah mengorbankan waktu dan tenaga demi terselenggaranya
bukber.
Sang
Peragu
Selalu ada kelompok
bertipe peragu dalam masyarakat. Umumnya dipicu rasa tidak percaya diri. Bukber
bersama kelompok alumni sekolah bisa membuat tekanan yang lebih parah. Mereka
berpikir: “Nanti disana bagaimana ya?” “Nanti ngomong apa ya?” dan seterusnya.
Mereka kerap menggunakan kata “insyaallah” karena tidak bisa menolak secara
langsung. Biasanya di saat-saat akhir barulah keputusan dibuat.
Sang
Oportunis
Entah mengapa ada
pandangan negatif mengenai kelompok oportunis. Padahal acara bukber merupakan
peluang untuk menambah networking lho. Seorang keponakan bisa berbincang dengan kelompok keluarga senior mengenai
bisnis yang baru dirintisnya.
Dengan menghadiri
bukber, banyak peluang yang bisa diraih oleh mereka yang baru terjun ke dunia
bisnis. Seorang saudara sepupu rajin mengikuti bukber agar mendapat calon klien
bisnis asuransinya. Sedangkan saya berhasil mendapat kontak beberapa narasumber
untuk berbagai kegiatan, baik yang dilakukan saya sendiri maupun komunitas yang
saya ikuti.
Nah diantara 6 golongan
peserta bukber, termasuk golongan manakah Anda? Ngga ada yang salah dan nggak
ada yang kurang berharga. Karena semuanya berkontribusi melancarkan acara yang
penuh makna, melaksanakan hablum minannas di bulan penuh rahmat.
Boleh mas Satto, bebas :D :D
ReplyDeleteIni bisa borong berapa tipe, Ambu?
ReplyDeleteSepertinya aku bisa jadi Sang Pencetus, kadang-kadang Second Lead, Loyalis dan Oportunis ^^
Kalau Ambu yang mana ne?