Ibu rumah tangga
menjerit ..!!
Ibu rumah tangga yang acap disebut emak-emak ini menjadi kelompok masyarakat
yang pertama kali tersakiti ketika harga-harga melonjak naik.
Menjelang bulan puasa tahun 2019, harga bawang putih tiba-
tiba membumbung tinggi hingga mencapai
Rp 100K per kilo gram, padahal biasanya hanya berkisar Rp 25K per kilogram.
Sebelumnya akibat kacang
kedelai melonjak tinggi, harga tempepun
meroket. Produsen tempe dan penjual tempe mogok hingga pemerintah turun tangan.
namun emak-emaklah yang terkena imbasnya. Setiap hari mereka harus menyediakan
lauk pauk. Dan tempe merupakan sumber protein termurah.
Tiga tahun sebelumnya,
harga cabai rawit yang melonjak naik, hingga mencapai harga Rp 100K/kg. Padahal
harga normal hanya belasan ribu rupiah
per kilogram.
Penyedia jajanan
khususnya UMKM lebih terpukul.
Saya sebagai salah satu
dari kaum emak, yang juga pelaku UMKM, sempat menangis kesal. Tidak hanya
disebabkan keuntungan yang tergerus habis, juga pernyataan menteri pertanian
yang mengatakan agar kaum emak jangan hanya bergosip, sebaiknya mulai menanam
cabai rawit.
Baca juga:
My Resolution is Urban Farming ala Michelle Obama
Berkebun ala Atalia Praratya Ternyata Mudah, Yuk Ikutan!
Duh, mana sempat kami bergosip?
My Resolution is Urban Farming ala Michelle Obama
Berkebun ala Atalia Praratya Ternyata Mudah, Yuk Ikutan!
Duh, mana sempat kami bergosip?
Lebih sedih lagi ketika
mendengar ujaran Dasep, seorang pedagang kue eceran:
“Uh padahal di kampung saya, di Garut, cabe
rawit cuma Rp 4.000 sekilo bu”.
Rasanya nelangsa.
Keuntungan membuat kue itu sangat tipis lho. Setiap hari saya harus membeli
cabai rawit di kisaran Rp 16.000/kilogram, tiba-tiba melonjak menjadi puluhan
ribu per kg, sementara harga di petani hanya Rp 4.000/kg.
Betapa senangnya jika
bisa langsung berhubungan dengan mereka.
Harga 2 x lipat pun tak apa, toh masih
di bawah harga pasar. Pastinya bukan untuk
saya sendiri, tapi bisa bareng grosir tempat saya menyetor kue, catering dan
beberapa usaha lain yang membutuhkan cabai rawit.
Dengan kata lain, kami
berbelanja tanpa melibatkan tengkulak, penyebab harga menjadi berlipat ganda.
Sehingga, kami/pembeli diuntungkan karena bisa membeli produk pertanian dengan
harga miring.
Di pihak lain, petani /penjual
untung karena bisa menjual hasil panennya dengan lebih tinggi. Dampak
lanjutannya, petani punya nilai tawar,
nggak harus selalu patuh dengan harga yang ditetapkan tengkulak.
Seperti diketahui, jika
mau hidup sejahtera, tanpa lilitan utang pada rentenir, harusnya petani menjual
harga panennya dengan hitungan: harga pokok produksi + profit/laba.
Sayang,kenyataannya jauh panggang dari api. Petani harus tunduk
pada harga yang ditetapkan tengkulak, jika tidak, hasil panen tidak ada yang
membeli, bakal teronggok busuk. Akhirnya petani terpaksa menjual hasil panen
dengan harga rendah. Boro-boro untung, terkadang harga beli tengkulak lebih
rendah dari harga pokok produksi.
Kisah selanjutnya bisa
ditebak. Petani terpaksa meminjam uang pada rentenir untuk modal bertani selanjutnya.
Ketika gagal panen atau harga jual jatuh, petani tidak sanggup membayar
pinjaman pada rentenir. Sawah dan ladangpun terpaksa dijual.
Kios Agro
Impian saya rupanya terkabul. Era digital membuat perubahan besar dalam transaksi jual beli. Salah satunya dengan kehadiran Kios Agro, matketplace berbentuk website dan aplikasi hasil besutan PT. KIOSAGRO INDONESIA SEJAHTERA.
Di dalam Kios Agro,
semua komunitas lokal dan UMKM di bidang
agro dipertemukan. Yaitu pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, kelautan
dan hasil olahannya. Sehingga pembeli dan penjual yang bergerak dalam bidang
agro tak terpencar-pencar lagi dalam markerplace yang heterogen produknya.
Pada soft launching di
Patra Comfort jalan IR H Juanda 132, saya mencoba aplikasi Kios Agro dengan
mengunduhnya melalui Google Play Store. Ternyata hanya 4,8 MB, pantesan cepet.
Tampilannya sebagai berikut:
Setelah mengunduh, saya
mulai register agar dapat berbelanja. Caranya mudah, cukup masukkan email
aktif, maka password akan dan aktivasi akan dikirim melalui email.
Aktivasi ini penting karena pengguna diharapkan mereset password menjadi lebih privacy.
Berikutnya belanja deh.
Aktivasi ini penting karena pengguna diharapkan mereset password menjadi lebih privacy.
Berikutnya belanja deh.
- Sejak membuka halaman (yang mirip display toko), saya udah ngeces lihat keripik jamur buatan Majalengka. Jadi cuzz aja saya masukin ke keranjang belanja atau “ ADD TO CART “
- Saya hanya memilih sebungkus, jika cocok rasanya, kan gampang untuk pesan lagi. Jadi sesudah oke dengan jumlah dan keripik jamur yang nampak enak, saya klik CHECK OUT untuk mengisi data lengkap. Diantaranya alamat pengiriman, pilihan jasa pengiriman yang sesuai dengan yang diinginkan.
- Mereka yang pernah belanja akan terekam datanya, jadi nggak perlu bolak balik mengisi, bisa langsung “ LOGIN “.
- Jika kamu punya kupon / voucher diskon , bisa dipakai dengan memasukkan datanya.
- Jika semua sudah terisi, pilihlah Bank dan metode pembayaran yang diinginkan seperti : transfer atau kartu kredit.
- Periksa data apakah sudah lengkap sebelum mengklik : “ PLACE TO ORDER. Sesudah itu sistem secara otomatis akan mengirimkan notifikasi rincian belanja ke email dan nomor whatsapp yang tercantum sewaktu mengisi data pembelian.
- Segera lakukan pembayaran, karena pesanan akan dibatalkan secara otomatis jika dalam waktu 2 X 24 Jam , belum melakukan pembayaran .
Mudah bukan?
Tapi jangan heran jika item produk masih belum banyak. Karena salah satu tujuan launching adalah agar calon penjual tahu ada marketplace khusus untuk produk agro, meliputi:
- Pertanian
- Perkebunan
- Peternakan
- Perikanan
- Kelautan
- Hasil Olahan
- Papukpesbat
Jika kamu klik setiap
kategori maka akan muncul sub kategorinya. Misalnya pada kolom Pertanian,
termasuk didalamnya adalah: Pangan, Hortikultura, Tanaman Hias, Tanaman Herbal, Tanaman Organik,
Tanaman Hidroponik
Di Pangan sendiri
terdapat: Padi, Ganyong, Jagung, Singkong,
Ubi Jalar, Kentang, Sorghum, Nipah, Sagu
Selanjutnya tentang Kios Agron, silakan klik kiosagro.com ya
Bisa dibayangkan, betapa ramainya jika semua penjual mengisi lapaknya disini. Pembeli bisa berlama-lama memilih belanjaan, terlebih harganya bisa kompetitif tanpa takut ditipu. Selama ini saya sering ingin membeli seed anggrek, urung karena takut kecewa. Beli di media sosial seperti Instagram kan ngga ada jaminan apa-apa.
Bisa dibayangkan, betapa ramainya jika semua penjual mengisi lapaknya disini. Pembeli bisa berlama-lama memilih belanjaan, terlebih harganya bisa kompetitif tanpa takut ditipu. Selama ini saya sering ingin membeli seed anggrek, urung karena takut kecewa. Beli di media sosial seperti Instagram kan ngga ada jaminan apa-apa.
Adanya market place Kios
Agro juga membawa harapan baru diversifikasi pangan. Terlalu lama Indonesia
dijajah hasil panen bangsa lain, salah satunya gandum. Iklim di Indonesia tidak memungkinkan
gandum tumbuh subur. Sementara konsumsi hasil olahan gandum, yaitu tepung
terigu, membelit kita.
Apa yang akan terjadi jika tiba-tiba
Australia dan USA enggan menjual gandumnya? Atau menjual gandum dengan harga
gila-gilaan. Bisa –bisa perekonomian Indonesia runtuh. Karena bukan saja
Bogasari dan Indofood yang gulung tikar, juga puluhan ribu UMKM yang sangat bergantung pada tepung
terigu.
Mereka memproduksi roti murah, gorengan, jajan pasar, mie instan seduh dan masih banyak lagi.
Mereka memproduksi roti murah, gorengan, jajan pasar, mie instan seduh dan masih banyak lagi.
Padahal Indonesia punya banyak produk alternatif
pengganti tepung terigu, salah satunya tepung ganyong dan tepung mocaf.
Sayangnya banyak yang ngga tau, harganyapun lebih mahal.
Harapannya, dengan adanya market place Kios Agro, industri bahan makanan pengganti tepung terigu akan menggeliat. Pemerintah juga lebih mudah mengembangkan pangan substitusi gandum.
Harapannya, dengan adanya market place Kios Agro, industri bahan makanan pengganti tepung terigu akan menggeliat. Pemerintah juga lebih mudah mengembangkan pangan substitusi gandum.
Sehingga tercipta
kedaulatan pangan, tidak sekedar pembeli
untung, penjual untung. Akhir yang manis pastinya akan dicicipi kami, kaum emak-emak. Yang bisa tersenyum bahagia karena harga tidak
dipermainkan lagi.
wah sangat membantu ya :D
ReplyDeleteOoh ... semacam tokped khusus pertanian ya? Jadi pengiriman dari masing2 penjualnya ada di mana gitu ya?
ReplyDeleteBagus banget programnya. Kalau pengin gabung jadi penjual gimana caranya ya, kepo nih. Coba buka apk nya ah...
Alhamdulillah skrg ada Kios Argo ya Ambu, jadi semua UMKM (penjualan dan pembeli) bisa sama2 senang. Terbantu dgn adanya Kios Argo.
ReplyDeleteMarketplace nya bisa membantu baik bagi para petani maupun kita yang ingin mencari bahan pokok segar. Semoga ini menjadi solusi baik dan sukses untuk Kios Agro
ReplyDeleteSemoga dengan adanya market place Kios Agro, ketahanan kita makin mantabs. Aneka makanan pengganti makin banyak pilihan dan mudah didapatkan
ReplyDeleteTengkulak memang kurang ajar bianget Mbak. Saya juga sangat marah pada mereka. Tapi apa daya, memang begitu settingan pedagang di negara kita. Itu sudah sejak zaman kolonial. ENtah kapan mereka berhasil diberantas. Agro bagus, nih, bisa jadi balancing bagi mereka. Cepatlah besar dan kuasai pasar!
ReplyDeleteWah, Kios Agro hebat ya, menjembatani antara petani dan pembeli. Semoga sukses, ya! Bantu kami dapat harga terbaik dan petani tetap bersuka ria
ReplyDeleteHarga cabememang sangat fluktuatif ya. Kadang tuh bikin kepala pusing kalau meroket
ReplyDeleteDi saat sekarang lagi wabah global ini, Kios Agro ini sangat membantu kita berbelanja ya, Ambu.
ReplyDeleteKita juga bisa bantu petani lokal dengan membeli produknya.
Tersentuh dengan closing mba Susindra dan ikut mengaminkan, "Kios Agro, cepatlah besar dan kuasai pasar!
ReplyDeleteKios agro solusi buat umkm di era digital dan konsumen juga bs hepi dapat harga yang jujur
ReplyDeleteKalau sekarang, harga bawang Bombay yang meroket, karena produk impor. Untungnya saya lebih banyak masak masakan Nusantara yang minim bawang bombay.kalau tepung mocaf, itu tepung apa ya mbak?
ReplyDeleteWah,dunia pertanian juga ada market place nya ya. Jadi lebih mudah buat penjual maupun pembeli bertransaksi selain di pasar tradisional
ReplyDeleteWih ada bibit juga mba? Jadi kepo nih. Hasrat pengen nanem2 saya muncul deh.
ReplyDeleteapa seluruh indonesia bisa kios agro ini? pernah ngalamin jadi anak petani untung tak sberapa, pas turun harga bisa merana
ReplyDeletesaya dukung banget program untuk para petani ini. mudah2an dengan adanya ini, para petani sejahtera kembali. kasihan ya mereka.
ReplyDeletebtw aku juga lagi nyoba2 nanem nih meski lahan terbatas banget. kalau di kampung lahan luas gampang nanem2nya.
Senangnya ada marketplace khusus produk agrowisata. Selama ini kadang aku bingung ingin belanja sayur mayur tapi tetap di rumah aja
ReplyDelete