Curhat Si Ambu
  • Home
  • Kuliner
  • Drama Korea
  • Lifestyle
    • Finance
    • Review
      • Beauty
      • Blogging
      • Fiksi
      • Zerowaste Lifestyle
      • Mualaf's Diary
    • Traveling
    • Healthy
  • Contact Us

Hadir dan tumbuh bersama anak-anak, itulah Hokben. Hokben, sapaan mesra anak-anak dan keluarga Indonesia merupakan singkatan dari Hoka Hoka Bento. Saya ingat,  anak-anak selalu memilih  Hokben di setiap kegiatan yang melibatkan makanan.  Apakah bukber, piknik, pesta ulang tahun atau sekedar botram bersama sahabatnya. Karena menunya lengkap, ada karbohidrat, protein dan sayuran, saya selalu mengiyakan. Ya iyalah sebagai ibu kita wajib cerewet, asupan nutrisi sangat berarti bagi tumbuh kembang otak  dan fisik lainnya. Dan saya masih  sering terkaget-kaget melihat anak-anak lahap menyantap salad Hokben. Enak, kata mereka. Padahal di rumah, susah banget mereka makan sayur.

Rupanya Hokben memahami kebiasaan keluarga tersebut. Sehingga di bulan Ramadan kali ini meluncurkan Bento Ramadan agar anggota keluarga Indonesia makan dengan lahap dan terjamin nutrisinya selama menjalani puasa.




Bento Ramadan A dan C merupakan salah satu menu andalan dan favorit penggemar Hokben yang terdiri dari nasi, menu utama (beef Yakiniku/beef teriyaki), menu goreng (tori ball dan shrimp roll), salad dan teh botol Sosro.


Bento Ramadan Tokyo Bowl B dan D terdiri dari nasi, taburan runput laut, menu utama (chiccken steak/chicken katsu tare) dan teh botol Sosro.


Bento Ramadan 1 dan 2 terdiri dari nasi, salad, menu utama (chicken teriyaki), menu goreng (egg  chicken roll/shrimp roll), teh botol Sosro.
Tak lupa, gratis tajil bagi pelanggan Hikben yang makan di tempat (dine in) maupun untuk dibawa pulang (take away)

Bento sendiri adalah bekal makanan khas Jepang berupa nasi dan lauk-pauk yang ditata dalam wadah kotak kayu bersekat. Asal mula bento dimulai pada abad ke-5, saat masyarakat Jepang membawa bekal makanan yang praktis, berupa nasi putih, nasi campur sejenis gandum, dan kentang. Di periode keshogunan Kamakura (1185-1333), masyarakat Jepang menemukan hoshi-ii, berupa nasi matang dan kering yang dibawa dalam tas kecil. Baru pada era Azuchi-Momoyama (1568-1600) kotak kayu berpernis diproduksi untuk wadah sajian makanan di pesta minum teh dan saat menonton bunga Sakura.

Di era Edo (1603-1868), masyarakat Jepang membawa makunouchi bento dan koshibeno yang terdiri dari onigiri dibungkus daun atau berwadah kotak bambu. Pada zaman Meiji (1868-1912), ekiben muncul dan banyak dijual di stasiun kereta api. Barulah di era Taisho (1912-1926) anak-anak membawa bento dengan kotak aluminium.

Menilik sejarahnya yang panjang,bento merupakan makanan yang berjasa dalam segala zaman dan berbagai situasi. Termasuk kini bagi umat Islam yang berpuasa di bulan Ramadan. Nutrisinya lengkap, yaitu karbohidrat di dalam nasi, lalu protein dan lemak sehat dalam ikan, daging ayam, daging sapi, atau tempura udang. Juga serat yang menyehatkan dan dibutuhkan tubuh terkandung dalam sayuran segar, selada, mentimun, tomat, irisan wortel.


Jangan salah, pemilik Hokben bukan orang Jepang lho tapi warga negara Indonesia asli. Bernaung di bawah bendera PT Eka Bogainti, Hoka Hoka Bento berdiri di Jakarta pada 18 April 1985. Wow sudah berusia 33 tahun rupanya Hokben, ya? Tak heran Bento mengantongi sertifikat halal no. 00160048830908 dari MUI agar penggemar makanan siap saji yang lezat dan lengkap nutrisinya ini merasa aman menyantap bento.

Untuk merayakan ulang tahun Hokben yang ke -33, bersamaan dengan peluncuran Bento Ramadan, Hokben mengadakan kegiatan buka puasa bareng anak yatim dan kaum dhuafa serentak di seluruh area restoran Hokben. Sebanyak 3.300 anak yatim dan dhuafa dari 38 panti asuhan yang berada di sekitar lokasi store Hokben terlibat dalam acara ini. Penuh senyum sumringah pastinya. Mereka menyantap hokben dengan lahap dan saling bercanda. Indahnya persembahan hokbem untuk anak-anak Indonesia tercinta.

Dalam kesempatan tersebut, Francisca Lucky,  Marketing Communications Group Head PT Eka Bogainti (Hokben) menjelaskan:

“Keberadaan Hokben di industri ini tentunya tidak lepas dari peran serta para  pelanggan setia dan masayarakat sekitar, yang senantiasa mendukung setiap kegiatan dan program yang kami lakukan. Sebagai bentuk rasa syukur, kamipun ingin dapat berbagi kebaikan beesama saudara-saudara kita dari beberapa panti asuhan melalui kegiatan buka puasa bersama baik di panti asuhan maupun di store Hokben di Jawa dan Bali”.

“Pada tahun ini, Hokben berusia 33 tahun, itu sebabnya kami mengajak 3.300 anak yatim dan dhuafa untuk berbuka puasa bersama. Kami bekerja sama dengan 38 panti asuhan dan akan lebih banyak melakukan kegiatan buka bersama di store. Kamipun tidak hanya berfokus pada anak-anak yatim saja, tetapi juga memperluas program CSR ini dengan menjangkau kaum dhuafa yang tinggal di sekitar lokasi gerai Hokben di wilayah Jawa dan Bali”, tutup Fransisca.



“Share to Love” dan “Love to Share” merupakan dua  slogan Hokben yang membuat perusahaan ini selalu konsisten menunjukkan tanggung jawab 3 P, yakni Profit, People  dan Planet. Dalam hal PROFIT, pastinya kita sependapat bahwa perusahaan harus memperoleh profit agar terus maju berkembang.

Sedangkan tanggung jawab PEOPLE ditunjukkan Hokben dalam membangun masyarakat sekitar.  Selain kegiatan buka puas bersama anak yatim dan dhuafa, sejak tahun 2001 Hokben melaksanakan  beberapa program pendidikan dan berbagi dengan sesama. Yaitu pemberian bantuan pendidikan kepada lebih 4.000 anak, renovasi sekolah, seminar motivasi pendidikan untuk para guru serta bantuan buku perpustakaan. Kegiatan donor darah juga sudah berjalan selama 9 tahun yang dilakukan secara rutin 2 kali dalam setahun.

Bagaimana dengan tanggung jawab PLANET?  Sejah tahun  2011, Hokben meninggalkan styrofoam sebagai kotak makanan. Dengan alasan foodgrade, sebentulnya  BPOM mempersilakan penggunaan styrofoam sebagai kotak makanan. Namun banyak pakar lingkungan bersikeras  menolak. Styrofoam hanya hancur secara kasat mata, namun sesuai hukum kekalan materi, styrofoam hanya terpecah dalam bentuk mikroplastik. Cemaran mikroplastik  melayang di udara,  tertelan manusia, biota tanah, biota air dan berakhir rusaknya ekosistem kita.

Jika sudah demikian, rasanya sia-sia mengonsumsi makanan kaya nutrisi, toh badan akan tercemar mikroplastik dan mutan yang terjadi akibat perubahan ekosistem. Karena itu dengan penuh tanggung jawab Hokben mengganti kemasan makanan dengan kertas dan plastik. Kertas merupakan materi yang mudah terurai di alam tanpa menyebabkan kerusakan sedangkan plastik dapat didaurulang menjadi materi plastik lainnya.





Senang rasanya membeli bento di Hokben ya? Resto yang tidak hanya mempedulikan profit perusahaan, namun juga bertanggung jawab pada masyarakat dan bumi/planet nya. Terlebih di bulan suci ini, menyantap BENTO RAMADAN terasa mendatangkan berkah, karena sebagai konsumen kita ikut berkontribusi menyelamatkan lingkungan dan berbagi pada sesama.






Bagi penjelajah rasa, udah ngga aneh dong  ya dengan  European Cuisine, Chinnese Food dan berbagai masakan yang berasal dari luar Asia Tenggara? Bagaimana dengan Arab Cuisine? Yang mampu menggoyang lidah tentunya. Tanpa terkaget-kaget dengan masakan yang kaya rempah dan bumbu.
The Food Opera jawabannya.  Cafe yang  berlokasi di Jalan Gandapura nomor 27 ini  menyajikan menu Arab Cuisine yang telah dimodifikasi sehingga menghasilkan rangkaian menu yang endeuusss....mantap. Rasanya lebih light, bukan mixed spicy dengan campuran minyak samin yang berat.

Memasuki area The Food Opera  pengunjung akan disuguhi suasana romantis  ala Timur Tengah. Kubah-kubah yang tinggi menyapa hangat para pengunjung. Dinding-dinding bergambar, membuat saya merasa sedang menyantap hidangan di ruangan harem para  raja dari  Timut Tengah.  Banyak ruangan yang bisa dipilih, apakah untuk bukber?  Atau keluarga besar yang sedang mengadakan pesta?

Menunya beragam, mereka yang ngga bisa makan kalo ngga ketemu nasi akan terpuaskan dengan menu nasi yang direkomendasikan yaitu: nasi biryani, nasi kebuli dan nasi mandhi. Ketiganya dengan 2 pilihan beras, apakah beras lokal Indonesia atau beras Basmati. Beras Basmati merupakan beras yang berasal dari India dan Paskistan ini bulirannya langsing panjang. Tidak terlalu pulen namun  aromanya sangat harum.

Nasi Biryani

Biryani atau briyani berasal dari bahasa Persia  'berya(n)' yang artinya 'digoreng' atau 'dipanggang. Nasi Biryani dimasak dengan berbagai bumbu-bumbu dan rempah-rempah seperti ghee, pala, bunga pala, jintan, merica, cengkih, kapulaga, kayu manis, daun salam, ketumbar, daun mint, jahe, bawang bombay dan bawang putih.

Untuk menikmati nasi biryani ada 3 dish  pilihan yaitu ayam bakar, sapi bakar atau kambing bakar.  Saya memilih kambing bakar karena lebih cocok  ya untuk Arab cuisine?

Dan rasanyaaaa......wuih laziz saudara-saudara. Ngga eneg karena mixed herb dan spicy.  Bahkan mampu menggoyang lidah dan nagih.

Nasi Kebuli
Saya juga  menyicip  nasi yang rasanya gurih dan harum ini. Eh maaf ngga secicip tapi  2 sampai 5 sendok cicip deh, rasanya maknyus sih.  Yang ternyata didapat dari hasil menanak beras dengan kaldu daging, susu kambing yang dimasak bersama minyak samin. Nasi ditanak bersama bahan-bahan tersebut hingga aroma wanginya yang khas menguar.

Rempah yang biasa digunakan adalah bawang putih, bawang merah, cengkeh, jintan, ketumbar, pala, lada hitam dan kayu manis. Tapi tenang, seperti yang saya sebut tadi, rasanya nagih banget.


Nasi Mandhi
Saya nyicipin nasi Mandhi karena penasaran, belum pernah nyobain. Dan ternyata enakkk....widih gembul banget ya saya?  Nasi Mandhi merupakan menu  menu asli Timur Tengah khususnya Yaman.  Konon dibumbui dengan 16 jenis rempah seperti cengkeh, kapulaga, dan bunga saffron. Bunga saffron yang langka dan terkenal mahal memberi  warna kuning kecokelatan dan aroma khas pada nasi Mandhi

Harga nasi Biryani, Nasi Kebuli dan nasi Mandhi dengan beras reguler/beras lokal Indonesia dipatok Rp 31.000/porsi Jika memilih beras Basmati harganya menjadi Rp 65.500/porsi.


Selain 3 macam nasi di atas, saya juga mencoba Maroko Lamb yang terhidang dalam hot plate. Rasanya? Juara! Karena ternyata  tagline The Food Opera adalah “Spesialis Kambing Bakar Arab” lho.  Mengapa?

Ini penjelasan pemilik resto The Food Opera, Tina Wahyudi:
 “Karena The Food Opera memiliki andalan menu kambing bakar yang diolah dengan menggunakan kambing muda, dibakar dengan arang kayu, menggunakan aneka rempah asli Timur Tengah dan diolah juru masak kami yang memang telah lama bekerja dan tinggal di Timur Tengah. Di outlet The Food Opera kami yang pertama di kota Pakanbaru, menu ini merupakan  menu favorit dan sering kali soldout sebelum outlet tutup pada malam harinya. Sehingga cukup sering kami mendapat keluhan dari tamu yang tidak kebagian menu kambing bakar tersebut”

Wow pantesan rasa Maroko Lambnya nendang banget.  Lapisan demi lapisan daging kambing  bakar serasa meleleh di lidah. Banyak bagian lamb/kambing bakar yang bisa dipilih disini.

Sebelum memulai main course, ada 4 pilihan salad yaitu salad Indonesia (acar), salad Turki, salad Khodro dan salad Maghribi yang harganya sama Rp 25.000/porsi.
Salad Magribi/ Moroccan Salad
Merupakan campuran sayuran segar, yaitu:  potongan tomat, bawang bombay, timun berbentuk kotak-kotak kecil dicampur dengan olive oil dan lemon juice.
Salad Khadra
Merupakan campuran sayuran segar, salad oil dan lemon juice.
Salad Turki
Merupakan campuran sayuran yang rasanya segar,  ditambah irisan bawang bombay, salad oil dan lemon juice.


Beveragesnyapun saya suka bangeuudd. Banyak pilihan disini, mulai dari yang standar seperti iced green tea, flavour tea hingga minuman yang mampu menggoyang lidah yaitu yoghurt beragam rasa,  frappe, fresh juice dan mocktail. Nah saya memilih  Kimo Ino yang rasanya manis asem seger karena terdiri dari potongan buah naga, potongan kiwi dan sirup. Harganya Rp 49.500/porsi.


Sebetulnya menu asli Arab Cuisine bukanlah nasi seperti yang saya sudah ulas di atas, tapi sejenis roti yang disebut khobus. Karena itulah sering diceritakan bahwa Nabi Muhamad SAW menyantap makanan dengan 3 jari. Selain khobus, ada shawarma yang mirip  kebab dengan pilihan isian sapi atau ayam.

Sedangkan khobus mendapat sentuhan kreativitas chef The Food Opera, ada Khobus Shak Suka, Khobus isi ayam cincang, Khobus isi sapi cincang atau Khobus isi chocomaltin. Semua sedap, semua nagih.

Wow banget ya? Jadi tunggu apalagi? Yuk kulineran Arab Cuisine yang maknyus banget ini. Jangan lupa waktu buka The Food Opera Bandung selama bulan Ramadan hanya dari pukul 15.00 – 22.00 WIB. Sesudah bulan Ramadan akan kembali ke waktu normal yaitu mulai pukul 10.00 hingga pukul 22.00 WIB.








“Saling Percaya  dan Kompromi” jawab ibu seorang teman ketika ditanya apa resepnya agar  hubungan suami istri selalu langgeng.  Dan saya sangat setuju dengan pendapat tersebut. Karena aneh rasanya mendengar banyak pasangan yang cerai dengan alasan “ketidak cocokan”. Lha setiap orang pastinya berbeda dengan yang lainnya. Dibutuhkan kompromi dan saling percaya agar terjalin relasi yang rukun dan saling melengkapi.

Ketidak percayaan inilah yang mewarnai kisah cinta Ko Hye-Rim dan Choi Soo-Hyun, 2 orang yang berbeda latar belakang dan dipersatukan dalam satu proyek. Choi Soo-Hyun sebagai ilmuwan/ psycoterapist sedangkan Ko Hye Rim berprofesi sebagai peramal/ fortuneteller . Soo Hyun bekerja berdasarkan data dan hipotesa.  Sementara  Hye Rim memberikan ramalan pada pelanggannya berdasarkan  hasil tebakan dengan berpura-pura  mampu terhubung secara spritual dengan Marie Antoinette.

Praktek dukun seperti ini marak di negara kita. Bedanya Hye Rim terbingkai wajah cantik, modis dan well-educated.  Agar bisa menebak, dari balik bentangan kipasnya Hye Rim mengamati gerak-gerik pelanggan, bentuk fisik dan data visual lainnya.

Konflik mulai terjalin ketika Hye Rim yang membuka cafe dan jasa meramal bernama “Madame Antoine” mendapat saingan dari Soo Hyun yang membuka pusat layanan  psikologi dengan nama sama. Berlanjut ketika Soo Hyun menjadikan  Hye Rim sebagai objek penelitian kedua. Suatu proyek penelitian yang bertujuan menumbangkan anggapan tentang kekuatan cinta. Cinta abadi itu nonsens belaka. Perasaan gairah cinta timbul karena adanya hormon dopamin yang paling lama bertahan hingga 3 tahun.

Setelah sukses dengan  objek perempuan berusia sekitar 20 tahun, Soo Hyun melanjutkan eksperimen kedua untuk perempuan usia 30 tahunan.  Karena masuk kriteria,  Hye Rim masuk dalam perangkap eksperimen. Dia didekati 3 pria dengan tipe berbeda. Yaitu  Choi Soo Hyun (kaya, tampan, dan mapan) Choi Seung Chan adik Soo Hyun (cool, macho, tapi belum mapan) dan Won Ji Ho (tampan, brondong, otak  berkaliber tinggi). Sesuai hipotesa awal, objek  memilih pria yang kaya dan mapan, yaitu Soo Hyun.

Awalnya Hye Rim tidak menyadari  dirinya masuk perangkap pemburuan. Hingga akhirnya Soo Hyun dan Hye Rim saling jatuh cinta, perseteruan hati yang berdarah-darahpun terjadi. Iya sih, siapa yang ngga sakit hati ketika mengetahui kekasih hati ternyata hanya menjadikannya objek penelitian?  Kejadian saling menyakiti tak terelakkan. Untuk mengakhirinyapun tak mudah.  Soo Hyun terperangkap dalam  dilema. Sebagai seorang profesor yang memiliki masa depan karier cemerlang, dia harus menyelesaikan penelitian. Dia juga harus bertanggung jawab pada  pemberi dana  yang pastinya ngga kecil. Tapi dilain pihak, kok bikin sakit hati perempuan yang dikasihi?

Han Ye Seul bermain sebagai Ko Hye Rim, ahjuma cantik nan sexy yang bermain dalam drama “Birth of Beauty”. Banyak yang menyayangkan pemilihan pasangan ini yang dirasa kurang pas. Walau dalam kisah diceritakan kedua pasangan ini seumur, namun usia  Sung Joon, pemeran Choi Soo Hyun sekitar 10 tahun lebih muda dari Han Ye Seul. Jomplang emang ya? Jadi mirip Yuni Shara dan Rafi Ahmad.

Penyebabnya mungkin Han Ye Seul yang nampak seperti tante-tante dengan make up tebalnya. Karena artis usia 30 – 40 tahunan lain,  seperti Ha Ji Won atau Gong Hyo Jin justru nampak lebih muda dari usia sebenarnya. Sedangkan Sung Joon, walau kurang ngeblend dengan Han Ye Seul, berperan cukup ciamik. Porsi peran utama memang layak diberikan pada  Sung Joon, setelah perannya sebagai hipnoterapis Yoon Tae-Joo mampu mengimbangi Hyun Bin dalam Hyde Jekyl,  Me.

“Madame Antoine” merupakan drama Korea bertema kejiwaan  ke-4 yang saya tonton. Ada beberapa kasus yang diangkat. Mulai kasus berat seperti  DID (Dissociative Identity Disorder) atau gangguan kepribadian hingga kasus anak yang minta perhatian orangtuanya dengan berbagai cara ekstrim. Semua terselesaikan dalam waktu yang relatif cepat padahal seperti kita ketahui, mengobati gangguan jiwa tidak semudah melenyapkan virus flu.

Tapi okelah, ini drama 16 episode yang harus dibuat sedemikian rupa agar penonton tidak bosan. Yang penting pesan tersampaikan, yaitu mengenai banyaknya gangguan mental di sekitar kita. Bahkan  kisah-kisah seperti ini harus sering diangkat agar masyarakat tahu bahwa bahwa mereka nyata, harus disembuhkan, bukannya malah dijauhi.

Rasanya tidak adil melihat banyaknya kisah pasien gangguan jiwa yang disisihkan keluarganya bahkan dibuang. Sementara penderita yang sakit fisiknya mati-matian diobati. Ngga heran Kementerian Kesehatan RI mulai bergerak di tahun 2017 dengan  “Depression: Lets Talk ".


“Madame Antoine” juga menyuguhkan setting dan dekorasi yang ngga biasa. Terletak di pinggir kota, cafe nampak mistis sekaligus friendly. Bangunan kayu cafe tempat Hye Rim melayani pelanggan sekaligus bagian dari rumahnya ‘ditabrakkan” dengan bangunan modern kantor Soo Hyun.  Ada sofa-sofa usang dengan bantalan dan selimut warna-warni, di bagian lain  nampak kantor dan peralatan kontemporer.  Kemudian ada rak-rak urban farming lengkap dengan tumpukan pot dan tumbuhan menjuntai dalam wadah unik. Juga ada  untaian manik-manik sebagai tirai tempat Hye Rim meramal. Semuanya  membuat saya berdecak kagum.   Daebak!




Profile
Drama: Madame Antoine: The Love Therapist (English title) / Madame Antoine
Revised romanization: Madam Angteuwan
Hangul: 마담 앙트완
Director: Kim Yun-Cheol
Writer: Hong Jin-Ah
Network: JTBC
Episodes: 16
Release Date: January 22 - March 12, 2016
Runtime: Fridays & Saturdays 20:30
Language: Korean
Country: South Korea



“Kami sekeluarga penggemar mie”,  kata istri dari pemilik Ban-Da Ramen yang ramah banget. “Karena itu kami memilih ramen, kuliner serupa mie yang sehat, halal dan gurih tanpa MSG”. Keputusannya benar-benar jitu, di area Pecinan, lokasi Ban-Da Ramen, banyak sekali penjual mie dengan berbagai varian tapi baru Ban-Da Ramen yang menjual kuliner khas Jepang tersebut.

Ngga heran, baru seminggu dibuka, Ban-Da Ramen yang beralamat di Jalan Cibadak nomor 111 Kota Bandung, sudah ramai dikunjungi. Terlebih mereka hanya buka dari pukul 17.00 hingga  pukul 23.00, sehingga bisa memuaskan lidah yang ingin kulineran malam.

Konon ramen merupakan mie kuah asal Tiongkok yang dibuat dengan menggunakan air Danau Kan. Tokugawa Mitsukuni (Mito Komon) sering disebut sebagai orang Jepang yang pertama kali makan ramen. Dan kini, kuah ramen pastinya ngga diambil dari Danau Kan lagi tapi hasil olahan daging ayam/sapi/babi yang diberi bumbu jahe, pasta fermentasi kacang kedelai dll.

Khusus di Ban-Da Ramen, hanya rebusan tulang dan daging ayam yang digunakan. Merebusnyapun tak tanggung-tanggung: 10 jam!. Untuk mendapatkan kuah rasa umami tanpa MSG memang dibutuhkan waktu yang lama untuk merebus kaldu, bahkan di negeri matahari terbit, hingga berhari-hari!

Ada beberapa jenis masakan Jepang yang saya coba. Apa aja, yuk ikut nyobain:

Tori Paitan Ramen

Saya memang minta menu yang direkomendasikan Ban-Da Ramen, dan ternyata benar-benar laziz. Tekstur mie hitamnya lunak dan rasanya gurih. Saya pilih mie hitam karena konon lebih sehat. Warna hitam  biasanya diperoleh dari arang bambu atau  tinta cumi sehingga mengundang sensasi yang unik.
Belum lagi kuahnya nih, so yummy, kental dan gurih. Apa Tori Paitan Ramen termasuk hakata ramen/ tonkotsu ramen? Karena saya sering kulineran ramen, namun baru kali ini menemukan kuah yang berwarna putih.  Sebelumnya kuah ramen yang saya temui selalu bening agak kecoklatan.
Ada 3 jenis ramen yang terkenal, yaitu Tokyo ramen (ramen dengan kaldu asli yang jernih), Sapporo ramen (ramen dengan kuah kental berminyak berbumbu dasar miso dan sepotong mentega yang diletakkan diatasnya sebelum dihidangkan. Rasanya sangat kuat!) serta Hakata ramen dengan spesifikasi mirip Tori Paitan Ramen.
Tori Paitan Ramen yang saya cicipi sungguh sedap. Selain mie hitam ada potongan ayam yang gurih,  telur kecoklatan mirip telur bacem yang rasanya enak disebut juga Ajitsuke Tamago (味付け玉子) – kemudian potongan nori dan sawi.

Yakitori

Duh jadi ingat kuliner soto Jawa Tengah yang disajikan bareng sate. Macam- macam sate mulai dari jeroan, kulit dan telur puyuh.
Nah di Ban-Da Ramen, satenya bernama Yakitori. Terbuat dari potongan daging ayam, ati ampla dan telur puyuh. Dengan olesan saus Yakitori yaitu rasa pedas (Karai BBQ), rasa manis (teriyaki), dan rasa asin (Sho). Saya pilih ayam dengan olesan saus pedas dan taburan bubuk cabe, sungguh napol abis. Ngga kerasa bertusuk-tusuk yakitori lenyap ke dalam perut.

Katsu

Katsu haruslah renyah di luar dan lembut di dalam. Namanya berasal dari bahasa Jepang katsuretsu yang berarti potongan daging. Merupakan bagian dari budaya makan yang dilakukan sambil berdiri. Biasanya dinikmati sebagai jajanan teman minum bir.
Ada beberapa jenis katsu di Ban-Da Ramen, sesuai bahan bakunya apakah ubi, ayam, kentang atau seafood. Saya memilih chicken katsu dengan keju yang rasanya bikin lidah bergoyang. Beneran deh, semua masakan disini gurih/rasa umami namun bukan berasal dari MSG tapi keju, kaldu, telur. Karena MSG biasanya dibubuhkan untuk masakan instan dan murah. Sedangkan pengunjung Ban-Da Ramen datang untuk memuaskan lidah, bukan sekedar mengenyangkan perut.

Okonomiyaki

Camilan satu ini mengingatkan saya pada bala-bala atau bakwan karena sama-sama terbuat dari tepung terigu dan campuran sayuran serta seafood. Bedanya bentuk okonomiyaki  lebih tebal dengan topping saus mayonaise  dan  taburan  ikan cakalang serta irisan nori.
Awalnya okonomiyaki merupakan kue dalam  upacara minum teh [Funoyaki] yang diadakan oleh Sen Rikyu (Rikyu Hyakukai Ki). Terbuat dari   tepung terigu yang dilarutkan dengan air dan kemudian dipanggang. Diletakkan di atas  pot kemudian  dipanggang dengan sedikit pasta kacang kedelai dan bubuk merica Jepang.
Seperti ramen, okonomiyaki memiliki beberapa versi yaitu Youshoku Yaki dari Osaka, Issen Youshoku dari Hiroshima, dan Moji Yaki dari Tokyo . Sebelum zaman perang merupakan  makanan rakyat jelata yang terbuat dari tepung terigu dengan campuran air lalu dipanggang di atas plat besi berbentuk lingkaran dan diberi tepung tempura goreng di atasnya. Usai zaman perang, Yoshoku Yaki dimasak dengan campuran sayuran atau aneka macam ikan, lalu disebut dengan [Okonomiyaki] karena menggunakan bahan yang disukai (Konomi).



Sungguh menarik bukan? Kuliner Jepang ternyata punya sejarah panjang dan makna yang dalam. Nah tunggu apalagi, sesudah mengetahui kisahnya,  yuk rasakan sensasi masakan halal, sehat dan gurih tanpa micin. Dijamin bakal ketagihan deh ^_^

Hidup itu wajib ceria dan sehat (Maria G Soemitro)



Nafas adagium mensana in corpore sano kerasa banget sewaktu saya memasuki area Festival Yoga di Festival Function Point  pada hari Minggu 28 April  2018.  Puluhan  (atau mungkin ratusan orang?) memenuhi area dengan wajah cerah dan bersemangat. Mayoritas berpakaian senam dan duduk di matras. Ada pertunjukan. Ada bincang sehat. Puluhan booth yang mengelilingi areapun tak kalah atraktif. Ada Yoga Wall, Yoga Water Floating, Yoga Trick Art, Yoga Aerial dan Yoga Kinect Console.

Olah raga yoga memang disukai banyak kalangan,  karena lintas gender,  lintas usia,  minim biaya namun banyak manfaatnya.   Sebutlah kegunaannya untuk meningkatkan konsentrasi, menambah energi untuk fokus pada tujuan, mampu berpikir positif hingga menurunkan berat badan.
Tak heran wajah-wajah penuh seri menyambut  siapapun yang datang. Tak ada wajah sedih disini. Mereka yang bermuram durja akan terkena virus sehat, minimal ingin sehat. Sehat yang membuat wajah penuh senyum.

Diawali booth yang menyediakan aneka ragam kebutuhan untuk  mencapai “health and beauty” seperti makanan, peralatan, suplemen dan minuman, pengunjung dapat masuk ke atrium tempat berlangsungnya “Yoga Community Show” dari studio dan komunitas lokal. Bandung merupakan kota ke-3 Yoga Festival setelah sebelumnya sukses diselenggarakan di Kota Jakarta dan Banjarmasin.

Selain Yoga Community Show, pengunjung dapat mengikuti Yoga Class yang terdiri dari 2 kelas yaitu Yoga Pop  yang diiringi musik pop dan Yoga Groove, merupakan perpaduan yoga dan dance.
Selama acara, pengunjung bisa  mengikuti talkshow  kesehatan atau langsung mengunjungi boothnya. Saya terpaku lama di booth “Kiranti” karena baru menyadari bahwa sebenarnya kita punya warisan lokal menuju sehat yang acap terlupa.


3 pilihan Kiranti (Maria G Soemitro)  

Siapapun tahu  ramuan herbal yang telah dipercaya secara turun temurun. Dijual  bebas sehingga masyarakat bisa mengonsumsinya melalui mbok-mbok jamu yang bersliweran di kompleks perumahan hingga gang sempit. Bedanya Kiranti mempunyai banyak kelebihan sehingga kita ngga ragu mengonsumsinya. Yaitu:
Alami
Terbuat deari 100 % bahan-bahan alami hasil produksi petani. Tidak ada tambahan bahan kimia yang biasanya ditujukan untuk dopping tapi justru membahayakan kesehatan tubuh.
Halal
Penikmat  Kiranti ngga usah was-was nih,  karena ramuan Kiranti  telah mendapat sertifikat halal yang sesuai dengan syariat Islam dan berdasarkan fatwa MUI.
Aman  
P engolahan dan komposisi  Kiranti bakal merasa aman karena Kiranti  telah memenuhi standar CPOTB (Cara Pengolahan Obat Tradisional yang Baik)sehingga menjadi satu-satunya Obat Herbal Terstandar (OHT).  Rasa aman  ini p enting banget ya? Jangan sampai pingin sehat dengan minum ramuan herbal, eh malah sakit. Terlebih Kiranti  tidak mengandung pemanis buatan (aspartame)
Menggunakan botol kaca untuk menjaga kualitas
Siapapun tahu botol  kaca merupakan kemasan ramah lingkungan. Bandingkan dengan botol plastik yang akan menjadi  mikroplastik yang terhirup dan tanpa disadari   meracuni tubuh. Botol kaca Kiranti juga melindungi isinya dari paparan sinar matahari yang dapat menurunkan kualitas. Selain  itu botol kaca tidak berpotensi mengkontaminasi dan reaktif pada bahan didalamnya. Sehingga kapanpun dan dimanapun Kiranti dapat dikonsumsi tanpa was-was. Ya iyalah, jangan sampai mau sehat eh malah sakit .

Dari tadi ngomongin keunggulan Kiranti,  jadi penasaran  apa aja sih  isi kandungannya? Ternyata ini nih:
Kunyit


Merupakan pereda rasa sakit alami karena kunyit memiliki senyawa kurkuminoid yang efektif meringankan nyeri/kram dan menekan peradangan.

Asam jawa

Memberi rasa asam yang enak,  asam jawa  mengandung asam tartrat, asam sitrat, asam apel, gitamin B, glanonoid dan C- glikosid. Asam jawa kaya manfaat  mulai  dari memperlancar menstruasi,  memperlancar sistem percernaan hingga membantumengurangi kadar glukosa darah serta menstabilkannya.

Jahe


Salah satu herbal yang memiliki  banyak khasiat seperti  meringankan nyeri saat menstruasi dan mengurangi bau tak sedap, mengatasi masalah pencernaan, mengurangi rasa sakit dan anti  peradangan.

Kencur


Mengandung P-Metoksi Sinamat, Kaempferol dan minyak atsiri yang bersifat analgesik alami karena menghilangkan rasa sakit.

Semua kandungan di atas  bersama gula jawa, gula pasir dan konsentrat jeruk dalam komposisi yang tepat dalam minuman Kiranti ditujukan untuk  membantu perempuan mengatasi masalah menstruasi. Segmented karena kaum perempuan khususnya di era milenial membutuhkan ramuan kesehatan yang tepat, higienis yang tersedia setiap saat.
Perubahan fisik dan psikis sewaktu menstruasi menyebabkan perempuan cenderung malas bergerak, moody sehingga aktivitas terganggu. Untuk mengatasinya ada 3 pilihan rasa, yaitu:



Kiranti original merupakan ramuan kunyit asam  dalam larutan air putih.



Kiranti orange merupakan ramuan kunyit asam dalam larutan air jeruk yang terbuat dari 1 buah jeruk.


Kiranti pegal linu.  Selain bahan alami lain, Kiranti pegal linu mengutamakan jahe dan madu untuk membantu mengatasi pegal linu, meringankan sakit persendian dan menghangatkan tubuh.

Yoga Festival Bandung (Maria G Soemitro)

 
Apa kaitan Kiranti dengan aktivitas yoga? Ternyata yoga dan Kiranti merupakan kombinasi yang baik.  Yoga dapat membuat tubuh rileks sehingga mempercepat hilangnya rasa lelah. Sedangkan Kiranti dengan bahan alaminya memaksimalkan metabolisme tubuh agar tubuh tetap segar dan mudah melakukan berbagai aksi.

“Riset yang dilakukan Kiranti belum lama ini cukup menarik. Ternyata ada banyak keluhan yang dirasakan perempuan pada saat menstruasi, tidak hanya melulu soal nyeri tapi juga terkait kelelahan”, ungkap Harianus Zebua, Head of Corporate and Marketing Communication OT Group di sela-sela acara Yoga Festival.

“Kiranti yang terbuat dari 100 % bahan alami seperti kunyit, kencur, gula jawa, jahe,  asam jawa mampu memberikan kesegaran pada perempuan sehingga dapat beraktivitas normal. Jadi meskipun tidak merasa nyeri saat haid, Kiranti tetap dapat diminum. Karena akan memb antu mengatasi kelelahan dan kesegaran. Apalagi jika mengonsumsi Kiranti jus yang pelarutnya satu buah jeruk. Tak hanya rasa segar didapatkan, tapi juga rasa jeruk asi yang enak”, imbuh Harianus Zebua.

Tepat banget ya? Di era milenial ini kaum perempuan mendapat peluang  kesetaraan,  sayang  secara kodrati  terhalang perubahan fisik dan emosional pra menstruasi, sewaktu dan sesudah menstruasi. Baik dirasa maupun tidak. Untungnya leluhur kita telah memberi solusi dalam bentuk ramuan herbal yang ditangkap dan disuguhkan Kiranti. Sehingga kapanpun bisa dikonsumsi.

Tak heran Kiranti telah berkiprah  selama 24 tahun menemani keseharian perempuan. Usia yang bukan main ya?  Bukan ABG apalagi kelas play grup. Atas prestasinya Kiranti  mendapat penghargaan Top Brand Award untuk kategori Women’s Health Drink sejak tahun 2008 hingga 2017.

Nah kawans, apapun aktivitas yang dipilih, jangan lupa berprestasi. Karena peluang telah terbuka, minuman herbal pendamping juga ada. Tak ada alasan berlindung dibalik “kelemahan” selama menstruasi bukan?
 

  




Newer Posts Older Posts Home

Search This Blog

ABOUT ME



Assalamualaikum, hai saya Maria G Soemitro, mantan chief accounting yang menyukai sisik melik environment, cooking dan drama Korea,  saya bisa dihubungi di : ambu_langit@yahoo.com
Selengkapnya tentang saya bisa klik disini, penghargaan yang saya peroleh ada disini

Pertemanan

Follow by Email

Translate

POPULAR POSTS

  • Graceful Family, Mencari Pengakuan Ibu Kandung
  • Nasi Tutug Oncom, Makanan Wong Cilik Anu Kacida Raosna!
  • Jangan Ngebakso Sultan ya, Ntar Ketagihan Lho!
  • 5 Cara Cerdas Bekali Anak Agar Siap Menghadapi New Normal
  • Legend of Yun Xi, Konflik Asmara Seorang Pakar Racun

Featured Post

Hyena, Tentang Kisah Cinta Tom and Jerry

Hyena (Drama Korea) Tentang Cinta Tom & Jerry  Tom & Jerry, pasti familier dengan kisah mereka bukan? Tom, si kucing selalu berantem...

Categories

  • lifestyle 194
  • review 114
  • drama korea 81
  • kuliner 75
  • healthy 53
  • blogging 49
  • review kuliner 37
  • finansial 36
  • budaya 26
  • travelling 19
  • Environment 17
  • beauty 14
  • fiksi 14
  • Zero Waste Lifestyle 13
Powered by Blogger.
Powered By Blogger

Blog Archive

  • ►  2021 (13)
    • ►  January (13)
  • ►  2020 (188)
    • ►  December (11)
    • ►  November (20)
    • ►  October (16)
    • ►  September (17)
    • ►  August (10)
    • ►  July (12)
    • ►  June (6)
    • ►  May (23)
    • ►  April (26)
    • ►  March (19)
    • ►  February (9)
    • ►  January (19)
  • ►  2019 (112)
    • ►  December (7)
    • ►  November (6)
    • ►  October (8)
    • ►  September (12)
    • ►  August (6)
    • ►  July (11)
    • ►  June (9)
    • ►  May (28)
    • ►  April (13)
    • ►  March (6)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ▼  2018 (54)
    • ►  December (4)
    • ►  November (16)
    • ►  October (5)
    • ►  September (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (6)
    • ►  June (4)
    • ▼  May (5)
      • Bento Ramadan, Persembahan Cinta Dari Hokben di Bu...
      • Yuk, Menjelajah Rasa Arab Cuisine di The Food Oper...
      • Madame Antoine, Ketika Kepercayaan Dipertaruhkan
      • Pingin Ramen Halal dan Gurih Tanpa Micin? Ada, di ...
      • Mensana in Corpore sano ala Kiranti di Yoga Festival
    • ►  April (5)
    • ►  March (5)
  • ►  2017 (53)
    • ►  December (9)
    • ►  November (5)
    • ►  October (3)
    • ►  September (8)
    • ►  August (2)
    • ►  July (5)
    • ►  June (6)
    • ►  May (9)
    • ►  April (3)
    • ►  March (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2016 (5)
    • ►  November (2)
    • ►  January (3)
  • ►  2015 (25)
    • ►  October (1)
    • ►  September (14)
    • ►  March (2)
    • ►  February (8)
  • ►  2014 (2)
    • ►  December (2)

SUBSCRIBE & FOLLOW

SUBSCRIBE NEWLETTER

Popular Posts

  • Graceful Family, Mencari Pengakuan Ibu Kandung
    “Kau adalah kegagalan” “Aku bahkan tak bisa membuangmu” Pernah melihat atau mendengar seorang ibu berkata begitu kejam dengan ...
  • Nasi Tutug Oncom, Makanan Wong Cilik Anu Kacida Raosna!
    “Mbak, beli nasi tutug oncomnya ya?” Begitu sapaan Suzy setiap berpapasan di area Taruna Bakti Bandung, lokasi anak-anak saya dan...
  • Jangan Ngebakso Sultan ya, Ntar Ketagihan Lho!
    “Bakso Bandung enak semua”, kata Azizah Azizah, tetangga sebelah rumah saya di Cigadung.   Baru pulang dari tugasnya berbu...
  • 5 Rekomendasi Channel Food YouTuber Untuk Usaha Kuliner
      “Apa yang bisa membuatmu merasa happy?” Jika saya mendapat pertanyaan tersebut, jawabannya adalah ilmu/wawasan baru. Ilmu/wawasan baru...
  • Mau Usaha Kuliner di Masa Pandemi Covid 19? Simak 5 Langkah Awalnya!
      Rebecca (Becky) Bloomwood dalam novel Confessions of a Shopaholic yang ditulis Sophie Kinsella, mendapat nasehat dari ayahnya: “Berhemat...

Lifestyle

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates