The Immortal Ascension, Perjalanan si Miskin Menuju Keabadian
“Manusia kan asalnya dari dewa,” kata seorang penganut keyakinan spiritual tertentu. Yang dimaksud keyakinan spiritual di sini tentunya adalah keyakinan beragama selain 5 agama resmi pemerintah kita.
Untuk orang awam, kepercayaan dan cara beribadah mereka, terkadang membingungkan sekaligus bikin kagum. Ada yang bersemedi sambil “kungkum" atau berendam dalam air selama satu hari satu malam.
Ada penganut yang percaya bisa menghentikan hujan. Dan yang paling sering ditemui adalah kepercayaan sembuh secara ajaib setelah mempaktikkan keyakinan tertentu.
Salah satunya Falun Gong, penganutnya bersaksi bahwa dia sembuh dari hepatitis B setelah divonis lebih dari satu dekade. Banyak pula yang bertestimoni, penyakit kankernya sembuh setelah mempraktikan Falun Gong.
Pertama kali didirikan oleh Li Hongzhi pada tahun 1992 di Tiongkok, Falun Gong (atau Falun Dafa) merupakan praktik spiritual dan kultivasi diri modern dari Tiongkok.
Penganutnya melakukan latihan qigong lembut dan meditasi dengan prinsip moralitas Zhen-Shan-Ren (Sejati-Baik-Sabar) yang diambil dari tradisi Buddhisme dan Taoisme.
Gerakan-gerakannya berfokus pada peningkatan kesehatan fisik dan rohani melalui penyelarasan dengan sifat alam semesta.
Sayang, pemerintah Tiongkok melarang aliran ini dan menuduhnya sebagai kultus sesat. Falun Gong juga dianggap sebagai ancaman terhadap kontrol partai.
Bahkan penganutnya ditangkap, dianiaya dan dijebloskan ke penjara dalam waktu yang lama.
Ternyata masih lumayan di negara kita ya? Banyak penganut keyakinan spiritual tertentu yang melakukan semedi (berkultivasi) dengan bebas, diantaranya di Gunung Kawi di Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Yang dimaksud bersemedi/berkultivasi adalah tidak makan, tidak minum, hanya duduk diam (terkadang sambil bertelanjang) dan memfokuskan diri pada sang pencipta.
Apa yang dilakukan para penganut keyakinan spiritual ini mirip aktivitas kultivasi dalam drama China “The Immortal Ascension”. Berkisah tentang Han Li (diperankan Yang Yang), setelah melakukan kultivasi, dia berhasil mencapai tingkat tinggi sehingga bisa berusia ratusan tahun dan tetap awet muda.
Apakah seseru itu drama yang diadaptasi dari novel "A Record of a Mortal's Journey to Immortality" (å‡¡äººä¿®ä»™ä¼ ) by Wang Yu (忘è¯) ini?
Yuk kita kupas:
Baca juga:
Moonlight Mystique, Perjalanan si Cantik Menuju Keabadian
Love of the Divine Tree, Kisah Cinta Guru dan Muridnya
Yang Yang sebagai Han Li
Menjadi manusia berusia 200 tahun sebetulnya bukan impian Han Li.
Han Li terlahir dari keluarga Han yang miskin di desa Wuligou kotapraja Qingniu, begitu miskinnya hingga bagi Han Li menyantap roti gepeng (pancake) merupakan suatu kemewahan.
Bahkan keluarganya tak merasa perlu memberi nama khusus, selama ini dia dipanggil si “Bodoh”.
Nama “Han Li” (Li artinya pemberani yang bertanggung jawab) baru disematkan setelah keluarga mereka kedatangan paman ketiga, seorang terpandang karena berhasil menjadi murid luar sekte 7 Misteri.
Sang paman memberi piutang 3 mangkuk tepung yang harus dikembalikan, asalkan Han Li dan sahabatnya Zhang Tie, berhasil masuk sebagai murid sekte 7 Misteri. Karena setiap murid sekte mendapat bayaran sesuai tingkatan ilmunya.
Malang, keduanya gagal. Hal yang membuat Han Li dan Zhang Tie bingung. mereka harus membayar utang tepung. Tak mungkin mereka kembali dengan tangan kosong.
Beruntung muncul tabib Mo Juren, sahabat ketua sekte 7 Misteri. Secara berkala dia mencari murid. Si Tangan Dewa yang tinggal di Lembah Shenshou ini tertarik pada Han Li dan bermaksud menjadikannya murid.
Zhang Tie ikut bergabung sebagai murid setelah Han Li bersikukuh, hanya mau menjadi murid Tabib Mo jika sang guru merekrut kedua sahabat ini.
Synopsis Drama China The Immortal Ascension
Tempatkan kepandaian dalam ketololan
Gunakan kegelapan untuk menjadi terang
Tempatkan kesucian dalam kekeruhan
Nasehat Tabib Mo, guru pertamanya, sangat membekas Han Li, seorang keturunan petani miskin, bukan berdarah biru kultivator
Semula Han Li terpaksa belajar kultivasi agar bisa membayar tepung yang dipinjam keluarganya. Ya, begitu miskinnya keluarga Han Li sampai roti gepeng (pancake) merupakan panganan mewah baginya.
Ternyata menjadi murid Tabib Mo tidak hanya menguntungkan, karena Han Li mendapat bayaran, juga mempertaruhkan nyawa.
Tabib Mo bukan orang yang tulus. Dia merekrut Han Li sebagai alat untuk meningkatkan kultivasinya. Han Li dijadikan tumbal agar Tabib Mo bisa hidup ratusan tahun seperti impiannya.
Untuk mengikat Han Li, dengan kejam Tabib Mo memberinya racun.
Mengetahui hal tersebut, Han Li terpaksa membunuh Tabib Mo. Kemudian dia mencari keluarga Tabib Mo, karena penawar racun dijadikan harta sesan anak perempuannya, Mo Cai Huan.
Setelah perjuangan yang melelahkan, Han Li berhasil, namun dia menolak memperistri Mo Cai Huan, karena dia telah menentukan pilihan menjadi cultivator sejati.
Caranya dengan bergabung dengan salah satu dari 7 sekte spiritual terkenal di negara Yue, yaitu:
Sekte Gunung Monster Spiritual, Sekte Pedang Transformasi, Sekte Kemurnian Hampa, Sekte Benteng Gerbang langit, Sekte Lembah Mapel Kuning, Sekte Pedang Raksasa dan Sekte Bulan Tersembunyi
Malang, Han Li gagal. tak satu pun sekte menerimanya. Lawan Han Li adalah para cultivator berdarah biru, sementara dia hanya cultivator mandiri yang akar spiritualnya lemah.
Han Li kembali menemukan keberuntungan. Dia menemukan Pelat Kenaikan Abadi yang memungkin Han Li diterima melalui jalur khusus ke dalam sekte Lembah Mapel Kuning. Malah dia memperoleh Pil Pembentukan Fondasi yang akan membantunya naik kelas.
Sekali lagi Han Li merasa beruntung telah berguru pada Tabib Mo. Walau licik, gurunya tersebut membantunya belajar baca tulisan dan mempelajari ilmu pengobatan.
Di Lembah Mapel Kuning, Han Li memilih untuk bekerja di Taman Seratus Obat sambil berkultivasi. Dia yakin seorang cultivator abadi, tak cukup mengandalkan akar spiritual. Dia juga harus meiliki senjata sihir, jimat, formasi sihir, pil obat,
Keyakinan itu teruji ketika sekte roh hantu bermaksud menghabisi 7 sekte spiritual dan penguasa Yue berpihak pada mereka.
Review Drama China The Immortal Ascension
Drama China The Immortal Ascension mirip kisah perjalanan hidup seseorang yang mengalami "from zero to hero". Dari pemuda ndeso yang miskin, jadi sosok yang disegani di dunia cultivator, lengkap dengan kisah cintanya.
Malah kisah cintanya mirip Casanova yang digandrungi banyak perempuan, namun gak satu pun dibalas. Termasuk perempuan dengan kasta cultivator tertinggi.
Uniknya (atau malah anehnya?) Han Li, pemeran utama pria yang diperankan Yang Yang ini hampir tak pernah kalah dalam pertempuran. Mirip super hero gitu.
Penulis scenario tidak memberi peluang Han Li mengalami keterpurukan. Andai ada, itu justru akan membantunya melewati proses menuju tahap yang lebih tinggi.
Keputusan penulis tersebut nampaknya disukai banyak penonton. Terbukti drama China The Immortal Ascension mengalami kenaikan rating. Diawali rating 8,2 , drama ini mendapat kenaikan rating menjadi 8,4 menjelang akhir episode.
Namun, kali ini saya gak sependapat rating yang tinggi tersebut. Karena beberapa hal berikut ini:
Transisi gak mulus.
Akibatnya cerita seperti terputus-putus dan tersendat-sendat. Sungguh bikin gak nyaman.
Setelah membaca beberapa sumber, saya baru tahu bahwa drama China The Immortal Ascension direncanakan digarap 40 episode, dikurangi menjadi 36 dan akhirnya 30 episode.
Durasi setiap episode pun dipotong menjadi 40 menit/episode, sehingga totalnya hanya 20 jam, dari rencana awal 40 episode.
Anehnya yang dipertahankan justru adegan-adegan lebay, seperti ketika para murid senior duduk-duduk di atas batang pohon, sambil memakai payung. Buat apa coba?
CGI yang mengecewakan
Ketika pemeran utama (Han Li) terpilih sebagai murid Lembah Mapel Kuning, maka terbayang deh bakal menikmati pemandangan indah yang kerap tersaji dalam drama China, sayang saya harus kecewa.
Demikian pula saat Han Li mendapat tugas menjaga taman obat, duh serampangan banget, gak ada bagus-bagusnya. Efek CGI pada mahluk-mahluk yang menjadi lawan Han Li juga parah banget, mirip buatan tahun 90-an.
Dubbingnya menyebalkan.
Sebagai penonton yang gak paham Bahasa China, semula hal ini gak ngaruh. Tapi ketika suara yang muncul adu balap dengan gerak akting sang aktor, termasuk tawa yang gak sinkron, duh bikin illfeel.
Jadi, walau suka akting Yang Yang, saya gak terlalu merekomendasikan drama China The Immortal Ascension, nilai dari saya sekitar 7,0 aja deh.
Baca juga drama Yang Yang lainnya
Who Rules the World, Tentang si Tampan dan si Cantik dari Dunia Wuxia
Fireworks of My Heart, Ketika si Cantik Mabuk Kepayang pada Petugas Damkar
Profile
Title: The Immortal Ascension
Related Content
Fan Ren Xiu Xian Chuan Zhi Han Hai Mi Zong (Chinese adaptation)
Native Title: 凡人修仙ä¼
Also Known As: A Mortal's Journey to Immortality , A Record of a Mortal's Journey to Immortality , Faan Yan Sau Sin Chyun , Fan Ren Xiu Xian Zhuan , The Mortal Ascension , 凡人修仙傳
Director: Yang Yang
Screenwriter: Wang Yu Ren, Jia Dong Yan
Genres: Wuxia, Drama, Fantasy
Type: Drama
Format: Standard Series
Country: China
Episodes: 30
Aired: Jul 27, 2025 - Aug 12, 2025
Aired On: Monday, Tuesday, Wednesday, Thursday, Friday, Saturday, Sunday
Original Network: Youku
Duration: 60 min.






.png)


Gangguan kecil bisa bikin mood jadi badmood . Lagi seru jadi blur alur ceritanya.cultivator abadi memakai jimat merupakan bentuk suatu kepercayaan yang mungkin jaman sekarang tidak akan terjadi tapi jaman dulu sangat dipercaya.
ReplyDeleteMenarik pendapat Mbak Maria tentang rating. Saya juga seringkali tidak menjadikan rating sebagai tolok ukur. Tapi, sekadar tau aja karena beberapa kali juga pendapat berbeda dengan rating yang ada. Jadi makin penasaran deh buat ditonton. Pengen lebih memperhatikan detil ceritanya.
ReplyDeleteWow 30 episode, keknya saya gak bakal kuat hihihi. Eh tapi buat yang suka genre2 fantasi kek gini ya ok2 aja sih yaa.
ReplyDeleteMemang nih kita ma org sana keknya mirip2, percaya akan klenik. Sekte2 spiritual pun banyak di sini, bahkan ada yg jadi ormas #eh =))
Padahal nama Han Li bagus artinya kok ya dipanggil bodoh yaa. Tadinya kupikir Han Li dari miskin bisa fokes mengejar kekayaan aja, ternyata malah kek jadi PD untuk gak dianggap remeh yaa. Emang sih biasanya kere munggah bale suka gitu, pengen pengakuan =))
Untungnya di drama ini dia gk dibikin superior2 amat krn ada kegagalan juga. Dibalut kisah cinta juga.
Wah yaa, zaman skrng efek CGI sering dipakai ya, sayangnya editannya kurang halus ya bund.
Drama The Immortal Ascension ini kalau di Korea mirip AoS atau Alchemy of Souls, mungkin yaa.. tapi di The Immortal Ascension bercerita mengenai sekte spiritual. Pasti efek CGI ini jadi fokus penonton yaa.. karena mostly yang keluar efek-efek dari fantasi sang writer-nim.
ReplyDeleteTapi aku rasaaa.. ga ada yang semengecewakan filmnya Babang Limin yang "Omniscient Reader".
Huhuhu..
Dubbing yang nggak sinkron tuh emang menyebalkan ya mbak, jadi mengurangi kenikmatan menonton tayangan. Makanya kalau saya lebih suka nonton tayangan dengan bahasa asal, dengan subtile Indonesia. Sekalian mendengar aksen percakapan bahasa aslinya (walau nggak paham juga)
ReplyDeleteJahat sih Tabib Mo ke Han Li sampai kayak gitu. Tapi sepertinya gak cuma di sana sih ya, yang namanya punya keinginan hidup kekal siapa aja yang didekatnya tanpa pikir panjang langsung deh dijadiin tumbal. Ternyata di dracin pun kisah seperti itu ada juga
ReplyDeleteUsia sampe 200th itu keknya bosen ga sih? Apalagi dulu blm ada internet, tv dll yaa hahaha
ReplyDeleteBTW dari rating 8,2 ke 7 itu sih terjun bebas ya, Ambu...
Tapi emang ngga enak banget, sih nonton kalo mulut sama suaranya ngga singkron ya.
Aku suka Yang Yang itu sejak dia jadi pemadam kebakaran. Habis itu, aku coba cari dramanya yang lain. The Immortal Ascension ini kayaknya seru si. Bisa kutonton maraton nanti pas akhir lah.
ReplyDeletePenonton tampaknya meng-idola-kan peran utama pria itu adalah yang tak terkalahkan, sesuai judul yang mengambil kata immortal. Kalau saya yang ngikutin pasti akan berpikiran yang sama. Ada seorang tokoh yang punya ilmu digdaya serta tidak terkalahkan oleh apapun. BTW, saya tuh suka salut banget deh sama dracin dalam memilih kata-kata virtual yang tak terlintas di imajinasi kita. Contohnya seperti pemilihan nama-nama sekte yang banyak itu, Kreatif banget.
ReplyDelete