Friendly Rivalry, Tentang Sekumpulan Anak Sekolah Pemakai Narkoba
Apakah narkoba bisa meningkatkan fungsi otak? Pertanyaan tersebut muncul sewaktu menonton drama Korea “Friendly Rivalry”. Sebelumnya drama Korea “Partners for Justice” , dalam salah satu episodenya juga berkisah tentang anak sekolah yang kecanduan narkoba.
Obat-obatan yang diminum Ma Sung-Jae (diperankan Uhm Ji-Sung) ini berhasil membuatnya meraih ranking 1 di sekolah, sekaligus berdampak kurang tidur dan menimbulkan halusinasi. Sehingga ketika berada di lantai teratas gedung, Ma Sung-Jae seolah melihat kasur dan dia pun “terbang” untuk “tidur”.
Demikian pula drama Korea “Friendly Rivalry”, narkoba menjadi “asupan” para murid sekolah pejuang ranking satu. Serta sindikatnya yang ternyata dikuasai oleh murid sekolah itu sendiri.
Penasaran dengan keampuhan narkoba sebagai pencambuk daya pikir, dari beberapa laman, salah satunya webmd.com, saya menemukan bahwa obat-obatan yang diminum penderita penyakit Alzheimer dan penyakit lain yang memengaruhi pikiran, dapat meningkatkan daya pikir, daya ingat, dan kewaspadaan.
Sedangkan laman dalam negeri seperti Halodoc, mengonfirmasi bahwa narkoba bisa meningkatkan kinerja otak. Narkoba bersifat stimulan yang dapat memicu otak bekerja lebih keras.
Serem ya? Andai dianalogikan otak adalah mesin, pemakaian narkoba membuat mesin bekerja melampaui kapasitasnya. Akibatnya bisa dibayangkan, mesin yang bekerja terus menerus tanpa istirahat, maka akan “meledak”! Minimal padam dan rusak.
Diadaptasi dari webcomic "Sunuiui Gyeongjaeng” written by Song Chae-Yoon & illustrated by Sim Jae-Young (published June 30, 2020 - December 15, 2021 via Naver), drama Korea “Friendly Rivalry” punya ide yang bagus, terlebih drama ini diperankan Hyeri, aktris dengan berjuta penggemar.
Sebagus apa drama Korea “Friendly Rivalry”? Yuk atuh kita kupas tipis-tipis:
Baca juga:
Partners for Justice, Jangan Menulis Novel di Kasus Brigadir J!
Study Group, Drama Korea ala Kung Fu Hustle
Hyeri sebagai Yoo Je-Yi
Bagi Yoo Tae-Joon, Yoo Je-Yi bukan sekadar anak perempuan. Yoo Je-Yi merupakan master piece setelah kelahiran Yoo Je Na, si anak sulung.
Dengan kuasanya sebagai pemilik J Hospital dan kepakarannya, Yoo Tae-Joon merancang masterpiece mulai dari pembuahan, waktu kelahiran sampai cara mendidik Yoo Je-Yi.
Yoo Je-Yi ditargetkan untuk selalu rangking satu. Yoo Je-Yi harus menjadi manusia jenius. Tak lupa, dalam pikiran Yoo Je-Yi ditanamkan semangat Cain and Abel, kisah dalam Alkitab yang hanya punya 2 pilihan: dibunuh atau membunuh!
Sebelum bersaing di lingkungan sekolah, Yoo Je-Yi harus bersaing dengan kakaknya, Yoo Je Na. Yang menang berhak memukul yang kalah, tak peduli kekalahan (seperti yang dilakukan Yoo Je Na), karena tak tega memukul saudaranya.
Walau tumbuh sebagai pesaing sang kakak, ketika mendadak Yoo Je Na menghilang, Yoo Je-Yi tak bisa berbohong. Di dalam lubuk hati terdalam ternyata dia sangat mencintai sang kakak.
Chung Su-Bin sebagai Woo Seul-Ki
Woo Seul-Ki sering bermimpi, dia adalah anak perempuan bergaun princess yang dikelilingi orang tersayang, namun kemudian mereka meninggalkannya sendirian di pantai.
Di kehidupan nyata, dia tinggal di panti asuhan sebagai anak yatim piatu miskin. Agar bisa meneruskan kuliah, Woo Seul-Ki harus bekerja paruh waktu. Dan nasib membawanya pada Nam Byeong-Jin, seorang pemuda yang mengorganisir anak sekolah untuk bergerilya mencari dan menjual obat-obatan terlarang.
Tak terduga, Woo Seul-Ki memperoleh fakta bahwa sebetulnya dia punya ayah, seorang guru di Chaehwa Girls' High School. Sang ayah telah menikah lagi. Namun ibu tiri Woo Seul-Ki lah yang gigih mencarinya, karena sang ayah baru merestui punya anak lagi jika Woo Seul-Ki berhasil diketemukan.
Malang, sebelum akhirnya keduanya bertemu, ayah Woo Seul-Ki meninggal di meja operasi dokter Yoo Tae-Joon. Ibu tirinya menduga terjadi malpraktek dan menuntut keadilan.
Dugaan semakin kuat setelah sang ibu tiri mengetahui adanya hubungan terlarang antara anak sulung dokter Yoo Tae-Joon dengan suaminya.
Synopsis Drama Korea Friendly Rivalry
Woo Seul-Ki terkejut, pil-pil yang diminumnya menimbulkan sensasi luar biasa. Dia merasa berada dalam gelembung dan melayang-layang di air. Efek lanjutannya, dia bisa mengerjakan semua soal pelajaran dengan mudah.
Orang yang menganjurkan Seul-Ki minum pil adalah Nam Byeong-Jin, ketua komplotan pengedar pil terlarang. Di bawah kepemimpinan Byeong-Jin, beberapa anak sekolah seperti Seul-Ki, bergerilya untuk mendapatkan resep obat terlarang, membelinya di apotek, kemudian menyetorkan pada pria muda tersebut.
Anjuran Nam Byeong-Jin untuk minum narkoba ternyata manjur! Dari peringkat 15 di sekolah, Seul-Ki berhasil menempati peringkat pertama! Dan ini sangat berdampak. Orang-orang yang dulu meremehkannya, sekarang berubah menjadi respect padanya. Hingga gadis itu ketagihan minum obat terlarang karena berpikir:
Dibandingkan kematian,
Kembali ke masa lalu lebih mengerikan
Tapi itu sebelum Seul-Ki pindah ke Seoul. Karena di Seoul, tepatnya di sekolah elite Chaehwa Girls' High School, dia hanyalah anak dari kasta terendah, anak yang tumbuh besar di panti asuhan, dan nampak aneh dengan pakaian seragam bekas.
Untunglah, sebelum dirundung, secara tak terduga, Yoo Je-Yi, sang bintang sekolah, mendatangi Seul-Ki dan mengajaknya duduk bareng di kelas.
Hal yang membuat Seul-Ki heran. Yoo Je-Yi tidak hanya gadis terpopuler dan terkaya , dia juga selalu menduduki peringkat pertama di sekolah. Menjadi teman sebangku Yoo Je-Yi adalah impian semua murid. Status dan posisi Seul-Ki dan Yoo Je-Yi bak bumi dan langit.
Sebelum akhirnya Seul-Ki mengetahui rahasia terdalam Yoo Je-Yi. Ayah Seul-Ki meninggal di meja operasi ayah Yoo Je-Yi, pemilik J Hospital. Menduga terjadi malpraktek, ibu tiri Seul-Ki sedang berjuang mencari keadilan.
Seul-Ki juga berhasil menangkap basah Yoo Je-Yi sebagai pengendali penjualan narkoba di sekolahnya. Gadis itu mencuri obat-obatan dari apotek rumah sakit ayahnya dan menjualnya melalui kaki tangannya, teman sekelas mereka yang bernama Jo A-Ra.
Tentu saja Yoo Je-Yi melakukannya bukan untuk memperoleh uang. Ayah dan ibunya kaya raya. Yoo Je-Yi membutuhkan sensasi, toh andai terbongkar, dia tak mungkin masuk penjara.
Review Drama Korea Friendly Rivalry
Capek, itulah yang saya rasakan selama menonton drama Korea “Friendly Rivalry”. Mirip naik roller coaster, emosi menanjak dan menurun secara tiba-tiba. Tanpa memberi jeda pada penonton untuk menarik napas lega.
Saya menuntaskan drama ini karena diperankan Hyeri, yang tanpa terasa hampir semua dramanya saya tonton. Walau saya harus sepakat pada pendapat beberapa reviewers bahwa: “aktris hebat tak menjamin dramanya bakal hebat pula”.
Seperti drama yang diadaptasi dari webcomic "Sunuiui Gyeongjaeng”ini, idenya bagus sih tentang persaingan ketat di antara murid sekolah agar bisa lolos masuk perguruan tinggi ternama.
Untuk itu dipergunakan banyak cara, mulai dari mengikuti kelas bimbingan belajar, minum pil-pil tertentu, hingga melakukan masturbasi di lokasi menjelang ujian.
Sayangnya Kim Tae-Hee sebagai sutradara maupun penulis scenario, nampaknya keasyikan menyajikan adegan-adegan dramatis, sehingga melupakan detail dan bridging.
Penonton seolah melihat hamparan puzzle yang masih berantakan, sebagian sudah terbentuk, sebagian lagi masih tersebar. Selebihnya, penonton dipersilakan berimajinasi sendiri tentang hubungan Yoo Je-Yi (diperankan Hyeri) dengan kakak, dan ayah ibunya.
Demikian juga hubungan Woo Seul-Ki (diperankan Chung Su-Bin) dengan ayah dan ibu tirinya. Gak ada adegan penyerta. Penonton seperti disuruh menebak-nebak. Salah satunya adegan Woo Seul-Ki yang datang ke sekolah dengan menyeret koper pakaian. Lha kok kopernya gak disimpan di rumah sebelum berangkat sekolah?
Adegan lainnya yang bikin gak nyaman adalah kisseu antara Woo Seul-Ki dan Yoo Je-Yi. Apa sih maksudnya ini? Persahabatan atau LGBT? Atau orientasi seksual sepihak?
Tambah gak nyaman di episode terakhir. Pada adegan “menebas” kaki dengan pisau bedah dan adegan Yoo Je-Yi (anak SMA) membedah tubuh Woo Seul-Ki di meja operasi, untuk menemukan “soal setan”.
Gak heran, walau IMDb memberi rating lumayan: 8,2/10 untuk drama Korea “Friendly Rivalry”, reviewers Mydramalist tanpa ampun hanya memberi rating 7,8/10.
Saya sendiri lebih condong ke penilaian IMDb. Walau alur ceritanya gak nyaman, saya selalu suka Hyeri. Dalam drama Korea “Friendly Rivalry” dia berani keluar dari peran manis yang biasa dimainkan.
Dan sukses! Di usianya yang ke-30, Hyeri berhasil memerankan anak sekolah berusia 16 tahun. Nyaris tanpa cela.
Jika ada yang membuat saya mengernyitkan dahi, itu adalah keputusan sineas Korea menampilkan adegan LGBT dan masturbasi dengan cukup vulgar.
Karena sineas China justru banyak yang mengubahnya, seperti drama China “The Untamed” yang berkisah tentang persahabatan 2 orang pria, novel aslinya justru menceritakan pasangan LGBT.
Baca juga drama Hyeri lainnya
May I Help You, Menepis Stigma Pengurus Jenazah
Moonshine, Gara-gara Musuh dalam Selimut
My Roommate is Gumiho, dan Nasionalisme Bangsa Korea yang Terusik
Profile
Drama: Friendly Rivalry
Revised romanization: Sunuiui Gyeongjaeng
Hangul: 선의의 경쟁
Director: Kim Tae-Hee
Writer: Song Chae-Yoon (webcomic), Sim Jae-Young (webcomic), Kim Tae-Hee, Min Ye-Ji
Network: U+mobiletv
Episodes: 16
Release Date: February 10 - March 6, 2025
Runtime:
Genre: Mystery / Thriller
Language: Korean
Country: South Korea
Film drama-drama korea memang selalu menarik untuk ditonton terutama pada tema-tema tertentu.
ReplyDeleteSoal isi ceritanya, saya jadi mikir, apa iya sebenar itu, bahwa obat-obatan terlarang bisa memicu otak menjadi meningjat
Kalau dilihat dari ide cerita, drama Friendly Rivalry ini sangat amat menarik. Hubungan antara pelajar dan narkoba itu bisa diangkat sebegitu apik dan problematik. Sebetulnya, sutradara cukup fokus di permasalahan pelik itu pasti akan sangat apik dan bisa relate dengan pelajar yang dunianya masih penuh kegalauan dan syarat persaingan.
ReplyDeleteTapi sepertinya si sutradara mau menghadirkan konflik sosial yang lebih kompleks.
Persaingan masuk perguruan tinggi memang seserem itu ya, Mbak. Apalagi kalau perguruan tinggi ternama. Saking ketat persaingan dan ambisi banget untuk lolos. Ngeri sekaligus kasihan
ReplyDeleteOoh saya inget tuh yg di Partner For Justice, yg anaknya dr.Ma ahli forensik sejawat dr.Baek. Sekesal-kesalnya dgn ayahnya pas episode tentang anaknya itu ikutan ngelangsa juga. Mana anak tunggal jg kan.
ReplyDeleteIya, friendly rivaly ini yg rame di TL saya tu justru potongan adegan kiss kedua pemeran utamanya dibandingkan isu narkobanya sendiri. Saya yg emang ga cari tau juga baru ngehnya setelah baca review ini lho Ambu
Aku enggan nonton Friendly Rivalry karena alasan itu. Konon katanya, drama ini ada unsur Lagi Bete-nya. Dan jujurly, aku tidak terlalu suka sama Hyeri. Maap, ambu. Hehehe....
ReplyDeleteTopik tentang pergulatan anak-anak supaya bisa masuk di PT bergengsi tuh selalu menelan emosi ya Mbak. Entah itu berhubungan dengan orang tua maupun kisah tentang perjuangan si anak itu sendiri. Sudah banyak drama yang menghadirkan premis ini dan selalu berhasil mengocok emosi. Dan ini rasanya lebih complicated karena melibatkan narkoba. Aaiihh saya jadi merinding.
ReplyDeleteMari bersama satukan tekad lawan penyalahgunaan Narkoboy. Sekarang semua pihak sudah mulai sadar bahaya ancaman satu ini, termasuk dunia hiburan negeri ginseng ya mbak.
ReplyDeleteKadang kalau nonton genre remaja, tapi ada hubungannya sama narkoboy tuh sempet kepikiran "Side effect" dari tekanan kehidupan sosial di Korea. Anak kalau gak sukses, gak masuk SKY University, kayak gak punya masa depan cerah.
ReplyDeleteJadi, side effect-nya, mereka melakukan apa aja demi mendapatkan nilai bagus. Termasuk memberikan "rangsangan" dari konsumsi narkoboi.
Serem iih..
Tapi bukan cuma di negara maju kayak korea aja yaa.. di negara berkembang seperti indo juga anak-anak pake narkoboi yaa, ada. Cuma alasannya bukan untuk akademik, tapi anak-anak hedon yang berdalih "menikmati hidup".
huhuhu..
sedih ya.. anak-anak harapan bangsa.
Membaca review drakor ini, saya kok jadi miris ya, Mbak. Jangan sampai anak jadi mesin karena obsesi orang tua. Termasuk orang tua berharap anaknya selalu juara kelas, lulus tes ini itu, akhirnya minum pil-pil, sampai mastusbasi menjelang ujian. Astaga... hanya untuk sebuah prestasi dan pengakuan. Padahal nanti dampaknya jelas tidak baik. Anak pasti stress dan bisa bunuh diri. Jadi biarkan ana berprestasi dengan sesuai minat dan kemampuannya sendiri.
ReplyDeletePantesan ya biasanya pemakai barang itu tuh orangnya cenderung high performance di profesinya. BTW, aku juga suka Hyeri mba, nanti otw nonton juga.
ReplyDeleteSaya pun sejak nonton Reply 1988 sukaa sama manisnya Hyeri, hidungnya itu lho yang khas asli kaan, haha. Btw, cerita begini bikin aku kepikiran memang sebaiknya anak jangan dituntut untuk selalu juara ya, akibatnya pakai narkoba biar bisa nambah prestasi belajar, lama-lama malah membahayakan. Pernah denger memang kultur di sana anak sekolah harus belajar sampe malam.
ReplyDeleteWah sepertinya gak deh jika nyerempet LGBT. Entah kenapa males aja. Btw nice review mba
ReplyDeleteSekalipun jalan ceritanya bagus, sayang sekali kalo hal² yang gak nyaman buat disaksikan. Daku lebih memilih untuk gak nonton sih
ReplyDeleteBanyak banget drama baru di awal tahun ini ya kak. Mana seru-seru pula. Dan sepertinya ini drama come back nya Hyeri ya
ReplyDelete