Ngobrolin Abidzar Pemeran A Business Proposal yang Terkena Cancel Culture

  
maria-g-soemitro.com

Ngobrolin Abidzar Pemeran A Business Proposal yang Terkena Cancel Culture

“Filmnya bagus, gua kasih 7,5/10  ” kata Rasyid Harry, host Cine Crib di channel YouTube. Channel ini kerap menjadi rujukan (termasuk saya 😊😊) karena kontennya berisi review yang jujur dan kredibel.

Dalam salah satu kontennya, mereka berkisah, sebelum akhirnya memutuskan membuat channel, Cine Crib merupakan sekelompok penggemar film yang sering ngobrolin film yang mereka tonton. Sehingga ketika film A Business Proposal versi Indonesia mendapat 7,5/10, saya percaya nilai tersebut berdasarkan pertimbangan yang matang.

Walau tentu saja, mau nonton atau enggak, itu sih terserah aja. Karena seperti yang sering saya tulis, film/drama itu mirip produk yang mau kita beli. Keputusan akhir sangat bergantung pada selera pembeli.

Termasuk film A Business Proposal versi Indonesia yang sedang terkena cancel culture. Bermula dari Abidzar Al-Ghifari (putra almarhum Ustadz Jefri Al Buchori) pemeran utama film ini, yang bilang bahwa dia baru menonton episode 1 drama Korea “Business Proposal”.

Alasan Abidzar, dia takut terpengaruh akting Ahn Hyo-Seop, pemeran utama drama Korea “Business Proposal”.

Jawaban yang masuk akal ya? Kedua karya, baik versi Korea maupun Indonesia, merupakan adaptasi dari web novel "The Office Blind Date" (사내 맞선) by Hae Hwa (해화).

Sayangnya jawaban Abidzar jadi blunder ketika muncul pertanyaan sekaligus pernyataan bahwa dia kurang riset, yang dijawab Abidzar bahwa penonton K-drama rasis, fanatik dan “Gak usah nonton, banyak orang lain selain kamu”.

Bahkan kemudian, pemeran utama perempuan, Ariel Tatum juga membuat pernyataan yang sama: “Gak usah nonton!”

Semakin blunder sewaktu wawancara di channel YouTube IDN Times, Abidzar mengeluarkan statement bahwa dia gak peduli pada komentar kontra mengenai perannya, toh para netizen tersebut tak akan diundang pada premiere film A Business Proposal versi Indonesia.

Huhuhu …sombong banget ya?

Baca juga:

Distraksi Berjudul Gus Miftah

Distraksi (2) Tentang Lolly, Penganiayaan Dokter Koas dan Anak Bos Toko Roti

Daftar Isi:

  • Tentang A Business Proposal versi Indonesia yang Terkena Cancel Culture
  • Kebohongan untuk Kerja Sama
  • Apakah Anda Mau Menonton A Business Proposal versi Indonesia?

Akibatnya film A Business Proposal versi Indonesia terkena cancel culture. Secara harfiah, cancel culture dapat diartikan sebagai ”budaya membatalkan”, namun menurut Cambridge Dictionary, cancel culture adalah:

Cancel culture didefinisikan sebagai cara berperilaku di masyarakat atau suatu kelompok, terutama di ranah media sosial. Mereka menolak atau berhenti mendukung seseorang karena sebuah alasan.

Akibat cancel culture, IMDb mencatat rating 1, 0 saja pada film A Business Proposal versi Indonesia. Sedangkan jumlah penonton menurut Cinepoint per tanggal 6 Februari atau tanggal film ini rilis, hanya ditonton oleh 6.900 orang pada  1.270 layar yang disediakan (dari sejumlah layar yang direncanakan, gak semua dibuka) atau berarti rata-rata hanya ditonton oleh 5 orang.

Sedih ya? Walau kemudian Abidzar memohon maaf,  kata yang sudah terlanjur keluar tidak bisa ditelan kembali. Jejak digital tak bisa dihapus, dan akan terpateri untuk selamanya. 

maria-g-soemitro.com

Kebohongan untuk Kerja Sama

“Kita membutuhkan kebohongan untuk dapat bekerja sama, “ kata Ryu Hasan, seorang  dokter spesialis bedah saraf yang juga ahli neurosains, dalam obrolan bersama Wisnu Nugroho , CEO Kompas.com dalam channel YouTube “Jadi Beginu Kompas.com”

Dalam obrolan tersebut dokter Ryu menegaskan bahwa  “Berbohong beda dengan menipu”. Contohnya begini:

Dulu, sebelum belanja online mempermudah hidup, pasti pernah/sering belanja offline dan mau gak mau harus berinteraksi dengan pelayan toko yang bertugas melayani pembeli.

Sebelnya, selalu ada aja oknum pelayan toko yang jutek. Mereka cuek saja ketika pembeli minta tolong  untuk mengeluarkan suatu produk yang tersimpan di etalase. 

Andai tokonya menjual perhiasan emas, mungkin pikiran jujur pelayan toko tersebut:

“Ah ini calon pembeli miskin, bajunya gembel gitu. Mana mampu dia  Beli Perhiasan Emas?”

Atau dengan kata lain, sang pelayan toko gak mau berbohong untuk bekerja sama. Padahal sebagai perwakilan pemilik toko, dia harus menekan pikiran jujur dengan memberi pelayanan sebaik mungkin. Termasuk pada calon pembeli berbaju gembel. 

Karena siapa tahu calon pembeli gak suka berbaju mewah. Dia lebih suka membelanjakan uangnya untuk investasi emas, tanah, surat berharga, bahkan crypto. Bisa banget kan?

Dalam kasus Abidzar, dia mungkin jengkel pada wartawan yang terus bertanya dan seolah-olah menyudutkan, mengorek-orek dan mencari-cari kesalahan. 

Abidzar harus tau bahwa “Bad News is Good News” bagi pemburu berita. Mereka gak mau menulis artikel yang gak punya nilai bombastis. Mereka berharap bisa menulis kisah yang mendongkrak views/keterbacaan tulisan mereka.

Abidzar harus bijak, daripada jujur dan bilang: “Gak usah nonton”, lebih baik berkata:

“Saya sudah berusaha semaksimal mungkin, tolong tonton ya?”

“Saya berusaha mengikuti karakter web novel-nya. Tolong tonton dan kasih penilaian ya?”

Dan semacamnya.

Pertimbangan sutradara dan produser memilih Abidzar, mungkin karena yang bersangkutan punya warisan nama besar ayahnya. Menjadi kewajiban Abidzar untuk memenuhi ekspektasi tersebut. Abidzar harus membuktikan bahwa dirinya sangat pantas mengemban nama besar sang ayah. Dia harus  mampu menjual produk seoptimal mungkin.

Serta jangan lupa bahwa dia bekerja di dunia entertain, atau dunia jasa. Abidzar harus mampu berdiplomasi, agar terjalin kerja sama yang saling menguntungkan, antara penjual (Abidzar dkk) dengan pembeli (calon penonton). 

Jangan arogan, karena kedua pihak saling membutuhkan.

  

maria-g-soemitro.com

Apakah Anda Mau Menonton A Business Proposal versi Indonesia?

Saya sih enggak! Karena saya kurang suka aktris/aktor-nya. Hal ini berlaku untuk  film/drama lain yang kebetulan tidak diperankan aktor/aktris favorit.

Contoh kasus drama Korea My Dearest. Saya gak menonton (udah berusaha sih, tapi selalu berhenti di tengah jalan) walau drama  yang diperankan Namkoong Min dan  Ahn Eun-Jin ini berhasil menggaet rating 2 digit dan menggondol  BaekSang Arts Awards.

Apa alasannya? Saya gak suka Namkoong Min maupun  Ahn Eun-Jin. Andai satu aja (Namkoong Min saja, atau Ahn Eun-Jin saja) saya suka, pasti sudah sejak lama saya rampungkan dan tulis review-nya.

Padahal apa salah Namkoong Min? Juga Ahn Eun-Jin? Ya, gak ada! 😀😀 Saya gak suka aja pada mereka. Soal selera yang sulit diperdebatkan.

Walau selera juga bisa berubah. Seperti dulu, saya pernah gak suka Shin Hye-sun, sementara sekarang, hampir semua drama-nya saya lahap habis.

Termasuk drama Korea Dear Hyeri yang hanya mendapat 6,2/10 dari IMDb, tetap saya pantengin sampai akhir karena saya suka banget akting aktris Shin Hye-sun.

Atau dengan kata lain, penting banget buat seorang aktris/aktor yang sedang meniti karir untuk memupuk penggemarnya. Caranya tentu saja dengan selalu berprestasi, jangan mengecewakan penggemar/calon penggemar, selalu “down to earth”, dan jangan mengucapkan kata-kata yang melukai hati mereka.

maria-g-soemitro.com

Bahkan aktor sekelas Song Joong Ki menangis karena film terbarunya, Bogota: City of the Lost, sepi penonton. Ada yang bilang penyebabnya industri film Korea sedang mengalami masa sulit. Namun ada juga yang bilang bahwa penyebabnya adalah sesumbar Song Joong Ki, yang tak khawatir namanya redup di dunia hiburan karena telah punya istri serta anak.

Ribet banget ya? Emang konsekuensi berkarir di dunia hiburan sih. Para aktor dan aktris ini harus menyadari bahwa penonton mengeluarkan effort untuk menonton karya mereka.

Apalagi jika harus menonton film di bioskop seperti filmnya Abidzar dan Song Joong Ki, penonton harus mengorbankan waktu, tenaga serta uang. Jadi, jangan sepelekan pengorbanan tersebut dengan asal ngomong.

Serta selalu ingat quote ini:

Di dunia entertain, artis hanyalah “puppet”, sejago apa pun kamu berakting

Baca juga:

Business Proposal, Jodoh tak Mungkin Tertukar?

Recap 2024, Mulai dari Mantu Hingga Kepergian Adik Tercinta


maria-g-soemitro.com



13 comments

  1. Aku tipikal yang kalau udh nonton film aslinya suka males nonton remake-nya. Kaya udh gak dapet gregetnya 😅

    ReplyDelete
  2. Cancel culture itu seperti pisau bermata dua, ada baiknya tapi juga ada resikonya. Saya sih cuma berharap para artis lebih fokus memberi sajian yang berkualitas tanpa harus memanjat sosial melalui sensasi yang tidak perlu.

    ReplyDelete
  3. Suka banget sama ulasannya Ambu apalagi bahas mengenai film yang lagi dibicarakan oleh netizen Indonesia. Kalau saya sih tetap ingin nonton A Business Proposal versi Indonesia tapi kalau udah tayang di OTT aja, hehehe. Memang seharusnya aktor yang bersangkutan itu jangan terlalu arogan ya. Mungkin akhirnya dia menyesal tapi nasi sudah jadi bubur.(Maria Tanjung sari)

    ReplyDelete
  4. Abidzar harus lebih belajar lebih jauh mengenai public communication apalagi sekarang dia udh termasuk publik figure. Utk film versi Indonya klo menurutku not bad tp utk aku yg udh nonton drakornya masih berasa kurang sih. Namun bagi penonton yg emang blom nonton drakornya mereka bilang itu cukup menghibur

    ReplyDelete
  5. Saya sih emang agak laen, yaa...
    semakin viral karna kontroversi semakin males nontonnya. Ga kontroversi aja emang ngga ada niat nonton, sih. Karena emang ngga penasaran sama ekting Abidzar.
    Ganteng, sih dia. Cool juga tapi ya emang ngga ngga ngefans aja..
    Salah satu faktor naik turunnya artis, salah satunya attitude yaa...
    Sangat disayangkan sekali

    ReplyDelete
  6. Yes, namanya kerja menjual jasa/pelayanan emang mesti pintar meramu kata, bukan menipu, tapi upaya menggaet konsumen, menghargai mereka

    ReplyDelete
  7. Saya belum nonton baik yang versi drakor, webtoon maupun yang sudah diremake. Alasannya karena belum pas waktunya buat nonton hehe, dan bukan tipe yang fomo dengan viral. Tapi engeh dengan berita yang beredar. Semoga jadi pembelajaran sih ya buat si masnya

    ReplyDelete
  8. Aku setuju untuk orang bisa "Suka" atau "Gak suka" sama aktor, aktris atau idol itu memang panggilan hati. Gak ada alasannya. Ya, memang gasuka aja. Kaya aku, aga aga gimanaa gitu sama Go Ara. Tapi, buktinya... The Childe juga aku tonton.
    Aku juga kurang suka sama Shin Se Kyung.
    Alasannya?
    Ga ada. Ya memang gak mau aja.

    Ada yang dari gasuka, tus lama-lama suka, kaya Yoona.
    Akutu SM Stan, tapi buat suka sama Yoona, jaman dulu tuh susyaaa bangeett..
    Kek anaknya kecentilan. Tapiii ternyataa... skarang jadi suka Yoona.
    Dia centil karena posisi di di SNSD adalah center of the group.

    Jadii.. memang kalo uda niat kerja di industri entertainment, kudunya yaa.. nyebur sekaliaan sii.. jangan setengah-setengah.
    Kalo mau di "manusia"kan, yang apa-apa maunya sendiri aja.. GAK COCOK MASUK ENTERTAINMENT.

    Karena fans itu beneran beragam banget.
    Apalagi fans genji dan gen alpha. Aktor idol atau apapun beneran kek budak.
    Dengan catatan, kalo sang aktor mau sukses yaa.. dan bertahan lama di industri ini.

    ReplyDelete
  9. "Bad News is A Good News" di kita ini memang kerap terbukti. Semakin membuat sensasi, justru semakin menguntungkan bagi si pembuat sensasi terlepas dari apakah si A ini beneran arogan atau disetting demikian. Makanya, saya dukung sih cancel culture supaya jadi pelajaran berharga.

    Sama halnya seperti berbelanja. Saya udah gak bisa mentolerir penjual yang melihat pembeli hanya dari penampilan. Pernah saya dipandang sebelah mata ketika mau membeli sun glasses bermerk. Mungkin karena saya terlihat berpenampilan polos tanpa make up. Penjualnya langsung bilang mahal tanpa mau membuka kunci di etalase. Ya udah, saya langsung pindah ke optik sebelahnya. Membeli kacamata bermerk di optik sebelah karena dilayani dengan sangat baik heheheh

    ReplyDelete
  10. Barusan tadi liat potongan rilis Youtube-nya Abidzar berdua Ariel. Emang aneh, entah maksudnya sarkas "engga usah nonton" biar nonton. Ya engga gitu juga...Aku jarang nonton film Indonesia, ya pastinya A Business Proposal engga aku tonton juga deh...hehe

    ReplyDelete
  11. Filmnya bisa jadi bagus, saya lihat cuplikan-cuplikannya rasanya fine-fine saja. Hanya masalah di sikap Abidzar yang bikin filmnya kurang ramai, jadi pelajaran.

    ReplyDelete
  12. Sebenarnya, tanpa abidzar mengeluarkan banyak statemen kontroversi, aku uda g minat nonton yang versi Indonesia
    Nggak cocok semua cast nya, menurutku sih

    ReplyDelete
  13. Baru kali ini cancel culture di Indonesia bener-bener terjadi, kasihan sama cast yang lain filmnya jadi flop. Pembelajaran banget nih buat artis pendatang baru buat jangan jumawa, membakar jembatan menuju kesuksesan demi memenuhi ego sesaat. Abidzar harus banyak belajar supaya bisa menjadi aktor yang baik lagi.

    ReplyDelete

Terimakasih sudah berkunjung dan memberi komentar
Mohon menggunakan akun Google ya, agar tidak berpotensi broken link
Salam hangat