Light Shop, Tentang Toko Lampu tempat Persinggahan Para Arwah
“Santai aja lagi,” mungkin demikian kata masyarakat Swedia perihal pemakaman jenazah. Paling tidak itu yang dikatakan anggota Quora, sebuah platform tanya jawab yang dihuni warga lintas negara.
Dia beralasan, pemakaman membutuhkan perencanaan, seperti upacara, music yang akan diputar, himne yang dinyanyikan, diskusi tentang peti mati, bunga yang akan ditaruh di peti mati. Semua perencanaan tersebut membutuhkan waktu. dan mereka bisa melakukannya dengan leluasa asalkan tidak melewati waktu sebulan, sesuai hukum yang berlaku.
Hal yang berbeda dilakukan seorang anggota dari AS, dia keberatan menggunakan peti mati (yang tentu saja harganya mahal) sebagai tempat jenazah ayahnya. Jadi dia memilih kardus sebagai pengganti peti mati yang akan ikut dikremasi bersama jasad ayahnya.
Anggota dari AS lainnya malah meributkan bunga yang mengganggu, karena serbuk sarinya akan menempel di pakaian. Ada lagi yang membuat peti mati sendiri dengan membeli bahannya secara daring, serta menolak pembalsaman yang bakal menghabiskan banyak biaya, sehingga dia memilih agar jasad langsung dikremasi.
Lain ladang lain ilalang, dalam beberapa adegan drama Korea kita melihat jenazah di semayamkan dalam rumah duka, minimal 3 hari, konon untuk memastikan almarhum beneran meninggal, serta menggunakan bunga duka cita/flower board. Semakin banyak flower board, menandakan semakin besar penghormatan pada almarhum.
Gak usah dibandingin dengan umat Islam di Indonesia lah ya? Kita tahu, justru untuk menunjukkan penghormatan, jenazah akan cepat-cepat dikubur. Alasannya, pembusukan jasad akan menimbulkan desas-desus yang gak perlu.
Saya searching tentang pemakaman, tentang alasan harus 3 hari baru dimakamkan, dan pernak pernik tentang orang yang baru meninggal, ketika sedang menonton drama Korea Light Shop yang dibintangi Ju Ji-Hoon dan Park Bo-Young.
Merupakan adaptasi dari webcomic "Jomyeonggage” by Kang Pool (published August 1, 2011 - December 6, 2011 via Kakao), saya gak nyangka drama berdurasi 8 episode ini sangat menarik.
Seperti apa? Yuk kita bahas
Baca juga:
Moon In The Day, Kisah Cinta Arwah Penasaran
Move to Heaven, Kisah Tentang Paman Jorok dan Keponakannya Penyandang Sindrom Asperger
Ju Ji-Hoon sebagai Jung Won-Young
Pria itu sangat kasar
Tapi tetap baik
Demikian kata Kwon Young-Ji sambil tersenyum, tentang Jung Won-Young penjaga toko lampu yang ditemuinya beberapa tahun silam.
Toko lampu tersebut berada di alam baka. Setiap manusia yang mengalami koma, rohnya tersimpan di sana. Manusia bisa bangkit dari koma dengan datang dan mengambil lampu-nya sendiri.
Awal menjadi penjaga toko lampu terjadi pada beberapa puluh tahun silam. Ketika itu Jung Won-Young dan putrinya terjebak dalam reruntuhan bangunan.
Jung Won-Young pergi untuk mencari pertolongan dan masuk toko lampu. Jung Won-Young beruntung, dia diperbolehkan mengambil lampu (jiwa) putrinya.
Jung Won-Young menjadi penjaga toko lampu menanti pertemuan dengan putrinya, sesuai yang dijanjikan.
Park Bo-Young sebagai Kwon Young-Ji
Kita berada di garis perbatasan
Tugas kita adalah mengamankan garis perbatasan
Demikian kata Kwon Young-Ji pada perawat baru ICU Eugene University Hospital.
Lima tahun silam Kwon Young-Ji juga pernah mengalami koma dan dirawat di ruang ICU. Kwon Young-Ji sadar setelah kepala perawat, Suster Heo menperdengarkan music penyemangat melalui headset.
Paham rasanya mengalami koma, Kwon Young-Ji minta ditugaskan di bagian ICU pada shift malam, jadwal yang dienggani perawat lainnya.
Bae Sung-Woo sebagai Detective Sung-Sik
Toko lampu ini aneh
Malamnya tak pernah berakhir
Kopi ini juga aneh
Tak panas, dan saya tak bisa merasakan apa pun
Aku berkeliaran di sini
Dan merasakan tubuhku aneh
Demikian kata Detective Yang Sung-Sik pada Jung Won-Young, penjaga toko lampu. Dia bingung, kemana pun dia berlari, selalu berakhir di toko lampu tersebut. Bertambah bingung karena kopi panas yang disuguhkan Jung Won-Young menjadi dingin dan hambar ketika diminum.
“Tempat apa ini?” tanya Yang Sung-Sik lagi.
“Ini alam baka,” jawab Jung Won-Young.
Dalam usaha menangkap pelaku kriminal, Yang Sung-Sik mengalami kecelakaan hingga mengalami koma.
Tidak menyadari apa yang terjadi, Yang Sung-Sik tetap berlarian mengejar pelaku kejahatan dan sampai ke toko lampu yang dijaga Jung Won-Young.
Synopsis Drama Korea Light Shop
Kami sudah berusaha sebisanya
Kini tergantung tekad pasien
Demikian kata dokter pada keluarga pasien di ruang ICU atau pasien yang mengalami koma. Perkataan yang tentunya mengundang tanya: “Bukankah pasien dalam keadaan tak sadar? Bagaimana mungkin dia bertekad untuk hidup?”
Jawabannya terletak di toko lampu yang menyimpan jiwa manusia dalam bentuk lampu. Toko tersebut berada di garis perbatasan dan ditunggu oleh Jung Won-Young.
Jiwa yang bertekad untuk hidup akan datang ke toko. Dan dilayani Jung Won-Young yang akan memberikan lampu sesuai kehendak pemiliknya, tak boleh disuruh dan tak boleh diwakilkan.
Karena walau sudah berada di toko lampu, sang jiwa bisa berbelok arah. Seperti pasangan LGBT Yoon Sun-Hae dan Park Hye-Won. Keduanya merupakan korban kecelakaan lalu lintas yang merenggut nyawa Park Hye-Won, sementara pasangannya, Yoon Sun-Hae selamat dan terbaring koma di ruang ICU.
Yoon Sun-Hae sudah pergi ke toko lampu, namun dia memilih untuk hidup bahagia bersama kekasihnya di alam baka. Walaupun Park Hye-Won memaksa pasangannya untuk tetap hidup (di alam fana)
Sesuai yang dikatakan Jung Won-Young:
Orang bisa tinggal di mana saja
Jung Won-Young pernah melanggar peraturan. Dia memberikan lampu pada Jung Yoo-Hee, seorang perempuan setengah baya, untuk anaknya yang sedang koma.
Ternyata Jung Yoo-Hee adalah putrinya yang puluhan tahun silam pernah diselamatkan nyawanya dari balik reruntuhan bangunan.
Jung Yoo-Hee mengambil lampu bagi anak perempuannya, Joo Hyun-Ju, yang berarti juga cucu Jung Won-Young.
Joo Hyun-Ju tak mau menerima lampu (jiwa) dari ibunya. Dia ingin tinggal bersama ibu yang sangat dicintainya. Namun sang ibu mengingatkan ayah Joo Hyun-Ju yang sangat sedih karena telah kehilangan istri sementara anaknya masih dalam keadaan koma.
Jika Jung Won-Young berada di garis perbatasan alam baka, maka Kwon Young-Ji merupakan penjaga perbatasan alam fana.
Kwon Young-Ji dan beberapa orang lainnya menjaga pasien yang koma dan terbaring di ICU Eugene University Hospital. Sebagai perawat, suster Kwon Young-Ji juga pernah mengalami koma, 5 tahun silam.
Pasca koma, para pasien umumnya masih dalam perawatan karena mengalami delirium atau penurunan kesadaran yang membuatnya kebingungan.
Review Drama Korea Light Shop
Banyak orang hampir mati
Mengungkap kesaksian yang hampir sama
Mereka mengaku melihat terowongan gelap
Mereka mengaku melihat cahaya terang
Mereka mengaku bertemu kembali
Dengan orang-orang terkasih
Drama yang keren! Bikin saya pingin baca novelnya, webcomic "Jomyeonggage” (published August 1, 2011 - December 6, 2011 via Kakao) yang ditulis Kang Pool dan ternyata dia juga jadi penulis skenario drama Korea Light Shop.
Industry hiburan Korea banyak mengangkat kisah tentang orang-orang yang meninggal. Ada kisah tentang arwah yang bunuh diri, perias jenasah, layanan membersihkan rumah orang yang telah meninggal, dan masih banyak lagi.
Drama-drama tersebut umumnya mengambil subjek di sekitar orang yang meninggal. Sementara Kang Pool berkisah tentang orang meninggal itu sendiri dengan cara yang humanis.
Dia mengilustrasikan alam baka yang serba gelap yang dialami para arwah seperti kebanyakan penulis novel. Arwah tersebut merasa kebingungan sebelum akhirnya dia menyadari telah mati.
Kang Pool juga mengisahkan kehidupan para arwah di alam baka seperti layaknya di kehidupan manusia normal. Kemudian penonton dibuat bertanya-tanya: Kok rumah sewaan Yoon Sun-Hae selalu mati lampu, atau tentang Joo Hyun-Ju yang selalu ke toko lampu untuk membeli lampu sesuai pesanan ibunya. Lha, beli lampu kok tiap hari?
Di pertengahan barulah teka-teki terkuak secara perlahan, hingga akhirnya tersaji perpisahan yang membuat hati penonton ikut nelangsa. Antara ibu dengan anak gadisnya, antara sepasang kekasih, dan penyesalan seorang sopir bus yang keputusannya mengakibatkan banyak nyawa melayang.
Bergenres thriller, mystery, horror, dan supernatural, penulis berhasil menutup drama dengan sangat apik. Sesudah saya melihat profil sang penulis, baru paham deh, Kang Pool jugalah yang menjadi penulis scenario drama Korea “Moving” yang mendapat ganjaran 2024 (60th) BaekSang Arts Awards - May 7, 2024 untuk Best Screenplay.
Sedangkan sutradaranya ternyata Kim Hee-Won, actor yang sudah wara-wiri membintangi film dan drama Korea sejak 2007. Walau ini karya pertamanya sebagai sutradara, angkat jempol untuk casting (gak kaleng-kaleng, dia ngajak bintang besar seperti Ju Ji-Hoon, Park Bo-Young dan Jung Yoo-Hee) yang bikin drama Korea Light Shop sangat bernyawa.
Serta pastinya OST dan sinematografi yang membuat drama 8 episode ini selalu ditunggu penayangannya. Gak heran, drama Korea Light Shop mendapat hadiah rating 8,6/10 dari Mydramalist.
Sedangkan reviewers asianwiki kompak bilang:
I hope we will soon be entitled to a second season
Sama dong, andai ada season 2 nya … 😊😊
Baca juga:
If You Wish Upon Me, Tentang Kematian yang Indah
May I Help You, Menepis Stigma Pengurus Jenazah
Profile
Drama: Light Shop (English & literal title)
Revised romanization: Jomyeonggage
Hangul: 조명가게
Director: Kim Hee-Won
Writer: Kang Pool (webcomic & screenplay)
Network: Disney+
Episodes: 8
Release Date: December 4 - 18, 2024
Runtime: Wednesday
Language: Korean
Country: South Korea
Wah, artikel tentang "Light Shop" ini jujur bikin saya penasaran banget Mbu. Kalau diperhatikan dari artikel ini, ceritanya tentang toko lampu yang juga tempat singgah arwah orang koma? Konsepnya unik dan bikin merinding ya! waduuuh😱 Jadi pengen nonton dramanya! ada Park Bo-Young yang menjadi aktrik plus katanya diangkat dari webtoon dan dapat ulasan positif. Pasti ceritanya seru nih! 🤩
ReplyDeleteSemoga seperti harapan para penggemarnya, ada season 2 nya.
ReplyDeleteSaat koma dan terbaring di ICU, kita yang sehat emang nggak tahu ya gimana kondisi jiwa/arwahnya pada saat itu, jadi wajarlah kalau akhirnya ada yang riset lalu membuat drama untuk menggambarkan, apa yang terjadi
Seru juga nih Drakor . Alurnya cerita menarik dan penuh intrik. awal baca blog mpo kirain beneran ada toko offline di dunia nyata wkkk ternyata salah.
ReplyDeleteMenurut saya ini film bagus, sayanya pace-nya terlalu lambat dan kurang ada konflik. Horornya dapet tapi mudah ketebak sih
ReplyDeleteAku teringat pas kecil sering dengar cerita serupa dari nenek, terutama tentang tempat-tempat yang diyakini menjadi 'persinggahan' para arwah. Rasanya campur aduk, antara penasaran dan sedikit merinding. Aku sudah nonton drakornya, berharap ada season 2 hehe
ReplyDeleteMenarik ya ceritanya...lampu akan diberikan sesuai kehendak pemiliknya, bukan karena diminta dan tak boleh diwakilkan pula. Jadi kalau mau niat bangkit dari koma atau lanjut meninggoy adalah pilihannya sendiri.
ReplyDeleteHmmm rating tinggi dan review ini bikin saya penasaran nonton sendiri...
Wah cuma 8 episod nih..
ReplyDeleteSejujurnya ini saya baca 2 kali baru bisa sedikit paham tentang ceritanya. Rada absurd ya Ambu, tapi ya begitulah uniknya Korea kalo bikin cerita.
BTW, saya penasaran nontonnya tapi rada takut apakah ini termasuk horor?
Ada penampakan2 ngga Ambu?
Takut2 tapi penasaran nih
Dramma korea banyak mengambil tema tentang orang meninggal ya, Mbak. termasuk ada yang sudah meninggal diberi kesempatan dikabulkan satu permintaannya. Dan saya langsung tertarik untuk menonton drakor Light Shop ini, Mbak. Apalagi ganrenya Bergenres thriller, mystery, horror, dan supernatural yang bikin penasaran. Makanya pantas saja ya, ada yang selalu membeli lampu setiap hari.
ReplyDeleteSaya penggemar berat Hee-won beserta karya2nya. Perempuan yang punya tanggal lahir (tanggal dan bulan) yang sama dengan saya ini, very talented dan bertangan midas. Banyak karya sinemanya mendapatkan pujian dari rekan sineas dan tentu saja publik seperti saya. Setiap film dan drama yang dia tangani juga selalu mengusung banyak pesan moral yang dalam banget. Kita harus jernih berpikir untuk bisa menyelami apa yang tersirat dan tersurat.
ReplyDeleteKagum banget sama drakor yang satu ini.
ReplyDeleteDari awal memang penonton diajak untuk sabar. Karena pace-nya aga lamban dan cenderung gak ada kejutan apapun, kecuali di eps terakhir yang mengungkap segala misteri.
Enaknya lagi, eps-nya ga terlalu panjang.
Pas 4 eps pertama tayang tuh bikin banyak spekulasi banget.
Soal "Ada benang merah apa antara para arwah dengan penjaga toko lampu dan suster ICU?"