sumber: https://www.instagram.com/paula_verhoeven/
Law of Attraction, Tragedi Perceraian Baim dan Paula
Secara konyol saya terlibat dalam debat kusir kasus Baim dan Paula. Pasangan selebriti yang tengah terlibat kasus perceraian. Seharusnya biasa aja sih ya? Orang awam juga banyak yang kawin cerai.
Termasuk menuduh istrinya selingkuh, seperti yang dilakukan Baim terhadap Paula. Banyak suami yang melakukannya. Salah satunya Ahok (Basuki Tjahaya Purnama) yang menuduh Veronika Tan berselingkuh, dan akhirnya malah dia yang menikah duluan dengan mantan ajudannya Veronika.
Terkesan nyinyir? Dari debat kusir dan perbincangan banyak youtuber, saya mendapat kesan banyak orang yang percaya dengan Baim maupun Ahok, dengan alasan: “Gak mungkin dia menuduh kalo gak punya bukti.”
Mmm…, gini. Kebetulan saya ngalamin sendiri. Saya dituduh berselingkuh oleh mantan suami. Bahkan saya dituduh berselingkuh untuk memenangkan beberapa lomba blog, termasuk penghargaan Kompasianer of the Year yang dituding sebagai hasil perselingkuhan.
Mantan suami saya sangat posesif. Hanya ngelihat ponsel berpindah tempat, dia menuduh saya habis chatting dengan selingkuhan. Ketika saya minta buktinya, dia menjawab: “Nanti pasti saya akan menangkap basah perselingkuhan kamu.”
Penantian yang sia-sia, karena saya gak pernah berselingkuh. Bahkan terbersit untuk berselingkuh pun tidak. Saya meyakini pernikahan sebagai suatu ikatan sakral, yang gak boleh dinodai dengan sekadar naksir pada pria lain.
Jangankan berselingkuh, mengidolakan selebriti pria pun tak berani saya lakukan. Karena itu saya angkat topi pada suami-suami yang mengikhlaskan istrinya mengidolakan selebriti seperti Ariel Noah, Chef Juna, serta selebriti ganteng lainnya.
Baca juga:
Menulis, Terapi untuk Kesehatan Mental
Self Esteem dan Sukses Langsing dengan 3 Langkah
Daftar Isi:
- Baim dan LoA Negatif
- LoA dan Cara Penerapannya
- Sedona, Metode Melepaskan Luka
Kembali ke kisah Baim dan Paula. Saya mengkritik Baim karena mengungkap perselingkuhan Paula, baik benar maupun tidak. Andai benar, apa manfaatnya? Bukankah dia sedang merusak nama baik ibu kandung dari anak-anaknya?
Apalagi jika tuduhannya tidak terbukti. Dalam Islam, fitnah merupakan dosa besar, dan tercantum dalam Allah SWT berfirman dalam surah Al Baqarah ayat 191 bahwa “fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan”.
Jadi, jika Baim beragama Islam, mengapa dia melakukan fitnah terhadap istrinya?
Ada kemungkinan dia mengalami law of attraction (LoA) negative, atau
Hukum tarik-menarik negatif yang terjadi ketika seseorang memiliki pola pikir negatif yang berulang-ulang.
sumber: pexels (dijkstra) |
LoA dan Cara Penerapannya
Sebelum membahas LoA negative, yuk kita pahami dulu tentang konsep Law of Attraction:
LoA adalah konsep yang percaya bahwa pikiran, keyakinan, dan emosi seseorang dapat menarik keadaan, orang, dan pengalaman yang sejalan dengan energi yang dipancarkannya
Konsep LoA menjelaskan tentang banyaknya motivator yang gemar mengutip perkataan pendiri The Walt Disney Company, Walt Disney, “If you can dream it, you can do it.” . Kemudian sang motivator menganjurkan peserta seminarnya untuk memasang gambar/tulisan di samping tempat tidur/di area yang mudah terlihat.
Misalnya, seseorang yang berharap bisa membeli rumah, dianjurkan memasang gambar rumah idaman di samping tempat tidur/di area yang mudah terlihat, sehingga muncul energi di setiap aktivitasnya agar fokus mengumpulkan uang untuk membeli rumah idaman tersebut.
Hal tersebut bukan nonsense lho. Terbukti banyak yang berhasil menggapai Impian (baik materi maupun non materi) dengan cara itu. Andai dia ingin membeli rumah, dia akan hidup seirit mungkin sekaligus mencari penghasilan tambahan agar bisa mewujudkannya.
Andai dia memimpikan kuliah di luar negeri, sejak sekolah lanjutan dia sudah belajar bahasa asing, dan mencari pintu-pintu (yang ternyata banyak banget), agar dapat beasiswa tingkat sarjana di luar negeri.
Bagaimana dengan LoA negative yang mungkin diidap Baim? Yuk kita urai tentang LoA negative:
- Pikiran negatif dapat menarik pengalaman negatif
- Pikiran negatif dapat menciptakan kebiasaan berpikir negatif
- Pikiran negatif dapat mengakibatkan munculnya situasi-situasi yang tidak diinginkan
Ada kemungkinan Baim mempunyai pengalaman negative tentang kekasihnya yang berselingkuh, atau orang disekitarnya berselingkuh, sehingga ketika dia melihat Paula sedang makan siang dengan seorang pria, Baim membayangkan Paula check in hotel/ atau bahkan bercumbu dengan pria tersebut.
Kasus Baim-Paula hanya contoh, agar mudah mengupas tentang LoA negative. Karena siapa pun pemilik pengalaman negative seharusnya menyikapi dengan pikiran positif. Sehingga alih-alih paranoid dan membayangkan yang tidak-tidak, dia bisa bertindak positif sesuai energi positif yang dihasilkan.
Ada beberapa cara untuk menghindari law of attraction negative, yaitu:
- Fokus pada hal-hal positif, dengan mengganti pikiran-pikiran negatif menjadi pikiran-pikiran positif,
- Melakukan afirmasi positif. Untuk memutus siklus pikiran negative, singkirkan sumber-sumber negative yang mendasarinya. Afirmasi positif tidak bisa dilakukan jika belum menyingkirkan pikiran-pikiran negative.
- Visualisasikan tujuan. Bisa dicoba dengan menggunakan teknik-teknik pembingkaian ulang kognitif, afirmasi, dan visualisasi kreatif.
- Bersyukur atas apa yang dimiliki
- Bergaul dengan orang-orang yang selalu bisa memberikan keyakinan untuk meraih keberhasilan
- Membaca dan mengonsumsi pengetahuan yang inspiratif
Tidak mudah mengubah kebiasaan berpikir negative dengan pikiran positif. Polanya mungkin sudah terbentuk selama puluhan tahun. Agar efektif, rasakan perubahan yang terjadi, karena manfaatnya terasa sebagai kesehatan psikis, bahkan finansial.
sumber: pexels (art house studio) |
Sedona, Metode Melepaskan Luka
Maaf jika kembali menggunakan kasus Baim-Paula sebagai contoh untuk memudahkan. Karena sebagai orang luar, kita tidak tahu kebenaran yang terjadi.
Setelah mengupas Baim dari sudut LoA, berikutnya adalah Paula, sang korban.
Yups dia adalah korban. Apakah Paula sungguh-sungguh selingkuh atau sekadar tuduhan, jari telunjuk sudah mengarah pada Paula sebagai peselingkuh. Terlebih orang-orang yang percaya bahwa “Baim tak mungkin menuduh tanpa bukti”.
Mengapa demikian?
Veronika Tan, mantan istri Ahok salah satu contohnya. Ketika perempuan cantik berusia 46 tahun ini terpilih sebagai Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Indonesia dalam kabinet Merah Putih Presiden Prabowo, banyak orang kembali bergunjing tentang tuduhan perselingkuhan Veronika.
Walaupun seperti kita ketahui, tidak ada bukti Veronika berselingkuh. Selain itu, justru Ahok lah yang telah menikah, sehingga muncul dugaan dia memfitnah dan menceraikan Veronika agar bisa menikah dengan gadis muda nan kinyis-kinyis.
Apa yang harus dilakukan korban seperti Paula dan Veronika?
Ternyata pura-pura tegar dan memendam emosi bukanlah cara yang sehat untuk mengatasinya. Korban harus membebaskan diri, salah satunya dengan Metode Sedona, suatu bentuk psikoterapi New Age yang dapat dilakukan sendiri.
Diciptakan Lester Levenson, seorang Amerika yang mengalami sakit jantung. Pada tahun 1952, di usia ke-46, sakit jantungnya sudah demikian parah, sehingga dokter sudah angkat tangan dan mengirim Levenson kembali ke rumah untuk meninggal di sana.
Sekarat dan hanya bisa berbaring di tempat tidur, Levenson melihat keluar jendela dam mulai memikirkan berbagai filosofi dan terapi yang dia ketahui, baik dari pengalaman, bacaan maupun perbincangan.
Levenson menyimpulkan bahwa hanya dia yang bisa membantu dirinya, serta kebahagiaan datang ketika dia fokus membahagiakan orang lain.
Levenson mencoba melepaskan semua perasaan negative dan menyelami keadaan tanpa pamrih. Hasilnya, Levenson mengaku tidak pernah ke dokter lagi, dan meninggal pada 1994 karena sakit kanker.
Beberapa tahap berikut dilakukan mereka yang mempraktikan metode Sedona:
Bertahan
Secara alami, setiap orang ingin bahagia. Sayang kenyataan tak seindah harapan. Perasaan sedih dan terluka kerap hinggap. Agar bisa bertahan, kenangan buruk ternyata bermanfaat untuk menghindari hal buruk yang sama, terjadi lagi di masa depan.
Seleksi alam yang terjadi dari waktu ke waktu menjelaskan hal ini. Hanya mereka yang berpegang teguh pada trauma, yang membantu mereka terhindar dari peristiwa buruk seperti serangan binatang buas.
Melepaskan
Inti dari Metode Sedona adalah “melepaskan”. Dengan melepaskan tumpukan rasa sakit dan pikiran negative, akan menyelamatkan dari sakit hati yang lebih parah.
Mirip detoksifikasi atau detoks sebagai proses pembuangan luka, dan hal-hal buruk yang terpendam serta menumpuk selama bertahun-tahun.
Dengan menghapuskan seluruh kotoran yang meracuni jiwa, kita akan menemukan potensi diri kita yang sebenarnya.
Wajib diingat, pelepasan berbeda dengan penyangkalan. Menyangkal dengan berpura-pura merasa bahagia dan menahan kepanikan akan berakhir sia-sia, bahkan bisa memperburuk keadaan.
Yang harus dilakukan adalah menerimanya. Selami perasaan buruk dengan kesadaran untuk disingkirkan pada akhirnya. Dengan cara ini, pikiran dan hati akan terbuka untuk menyembuhkan luka.
Sekali lagi, kasus Baim-Paula hanya contoh kasus untuk memudahkan kita memahami tentang LoA negative dan Metode Sedona. Karena hanya mereka berdua yang paham fakta sebenarnya.
Baca juga:
Healthy Boundaries, Agar Kamu Gak Meledak!
Get Spirit! Karena Bahagia adalah Pilihan
Iya kasus perceraian Baim dan Paula heboh banget ya, saya pun lihat dari potongan-potongan video yang dishare orang di medsos. Tapi saya pun menyayangkan kenapa harus bilang istrinya berselingkuh dan diumumin ke media, kasihan anak-anaknya karena itu akan jadi jejak digital, terlepas benar atau tidaknya Paula selingkuh.
ReplyDeleteIsu yang lagi moncer dan pembicaraan hangat banget ini ya Mbak. Hingga kini, setelah konfrensi pers yang diadakan Baim, dia malah mendapatkan hujatan oleh banyak publik. Dia justru menerima akibat yang justru memperburuk imagenya sebagai lelaki sejati dan suami yang baik. Apalagi Baim kan dikenal sebagai youtuber yang sering nge-prank dan jail dengan orang lain. Banyak orang yang menyayangkan kenapa Baim harus melakukan itu sementara jejak digital akan membahayakan pertumbuhan kejiwaan anak-anaknya kelak.
ReplyDeleteSeperti yang Mbak Maria tulis di atas, saya juga merana melihat Paula. Di hadapan media dia memang terlihat tegar. Apalagi dia kembali ke dunia modeling profesional yang dulu menjadi sumber pendapatan dia secara pribadi. Tapi semoga dengan terus berkegiatan positif dan berada di lingkungan teman-teman muslimah dan berhijab, ketenangan hati dan jiwa bisa meliputi Paula.
Saya masih rancu dengan metode sedona ini, Ambu. Menyangkal atau pura2 melepaskan itu yang seperti apa? Apa bedanya dengan melepaskan, real melepaskan. Terus terang saya punya pengalaman buruk beberapa tahun yang lalu. Yg saya lakukan buang jauh-jauh perasaan luka itu. Lalu memulai denga hal baru. Tapi tidak menutup kemungkinan saya mengingat kembali pengalaman buruk itu. Apalagi kalau ada peristiwa yg sama persis denga pengalaman itu. Apakah ini masih kategori berpura2 melepaskan?
ReplyDeleteKalo sakitnya bagian fisik, tinggal perban atau pake plester.
ReplyDeleteTapi kalau sakit bagian hati, memang perlu dilepaskan... Hempaskan jauh-jauh ya. Biar gak ada hal² negatif dalam tubuh.
Wah, ternyata loa sedahsyat itu ya. Saya perca adanya energi positif negatif. Selama ini fokus ke yg positif, ternyata dmapk dar yg negatif jg bikin wow ya.
ReplyDeleteTadinya emang saya kaget baca beritanya. Loh?...mosok?...gitu deh berbagai pertanyaan mencuat. Tapi ternyata terkuak yah satu demi satu, ternyata hanya fitnah belaka. Seperti kata pepatah, satu jari menunjuk orang lain, ada tiga jari yang mengarah ke diri sendiri...Kalau udah gitu, anak-anak lagi yang jadi korban.
ReplyDeletewah makasih ambu untuk tips menghindari law of attraction negative. sy jadi tersadar, sudah lama sepertinya tidak memberi afirmasi positif untuk diri ini
ReplyDeleteAku gak ngikutin, dan nggak mau ngikutin kasusnya baim paula. Nganu, emang ga demen aja sama baim nya dari awal, hahaha
ReplyDeleteTapi aku pernah denger sih seputar LOA. Intinya, kita emang harus menjaga pola pikir kita. Sebab pikiran yang berulang akan menghasilkan perbuatan, perbuatan berulang akan menghasilkan kebiasaan, dan kebiasaan berulang akan bermuara pada nasib.