Twinkling Watermelon, Ribetnya Bikin Grup Band
Ariel Noah gusar! Gara-gara Andika, mantan anggota grup band “Peterpan” bikin kontroversi di channel YouTube milik Ferdy Element, dengan mengucap kalimat : “Saya dikeluarkan dari Peterpan”.
Tidak hanya itu, Andika juga membuat blunder dengan mengatakan bahwa dia adalah leader Peterpan, tapi dikeluarkan dari grup tanpa tahu kesalahannya.
Sebagai pengingat, Peter Pan merupakan grup band asal Bandung yang dibentuk tahun 1997 dan beranggotakan Ariel, Uki, Lukman, Reza, Andika dan Indra. Dengan alasan perbedaan visi, Andika dan Indra keluar dari Peterpan kemudian membentuk “The Titans”
Sedangkan Ariel, Uki, Lukman, Reza membentuk “Noah” dengan menggandeng David sebagai anggota baru.
Ucapan Andika rupanya membuat gerah ke-4 anggota Noah yang mantan Peterpan ini, sehingga dalam kesempatan berikutnya, dalam channel yang sama, Ariel, sang vokalis membongkar kebenaran yang sebetulnya ingin mereka tutupi, yaitu ketidak kompetenan Andika dalam mengaransemen lagu.
Anggota Peterpan lain harus memback-up tugas Andika. Sehingga, pastinya mereka kesel dong. Bayaran sama, tapi kerjaan lebih banyak.
Kok enggak ditegur baik-baik? Nah itu dia, mereka enggak enakan! Maklum ya, budaya kita kan suka ewuh pakewuh. Dalam hati ngomel panjang pendek, tapi di depan orangnya malah bilang: “Gapapa kok”.
Sekali dua kali sih emang gapapa, tapi jika berulang terus selama bertahun-tahun, akhirnya meledak. Malah kalau gak salah dulu Ariel sempat mengucap kata: “Saya yang keluar atau Andika yang keluar”.
Menyatukan beberapa kepala, emang gak mudah ya? Sewaktu membentuk grup band, gak cukup hanya punya kemampuan bermain alat musik. Juga harus bisa mengurangi kadar ego dan menyamakan persepsi.
Drama Korea “Twinkling Watermelon” juga berkisah tentang jatuh bangunnya membentuk grup band. Mirip kasus Peterpan di atas, para personilnya harus meningkatkan kemampuan (memainkan alat musik, mengaransemen lagu, dan lainnya), jika ingin grup band-nya berkelanjutan.
Agar seru, penulis naskah memasukkan kisah cinta dalam drama Korea “Twinkling Watermelon”. Seolah belum cukup, dimasukkan kisah time traveler yang mengharu biru.
Berhasilkah? Yuk atuh kita kupas.
Baca juga:
Behind Your Touch, Psikometri Pembongkar Kasus Pembunuhan Berantai
W: Two Worlds Apart, Sosok Tampan dari Webtoon
Ryeo Un sebagai Ha Eun-Gyeol
Terlahir sebagai CODA (Children of Deaf Adult), Ha Eun-Gyeol menjadi satu-satunya anggota keluarga yang tidak tuna rungu. Sehingga dia menjadi penghubung, antara dunia keluarganya (ayah, ibu dan kakaknya) dengan dunia luar,
Namun Ha Eun-Gyeol tak pernah menyesali. Walau keluarga mereka hidup sederhana, mereka saling mencinta dan selalu riang gembira.
Hingga suatu hari Ha Eun-Gyeol mengetahui fakta tak terduga: Di usia remaja, ayahnya bisa mendengar. Suatu kecelakaan mengubah sang ayah menjadi penyandang disabilitas.
Fakta lainnya, ibu Ha Eun-Gyeol ternyata anak konglomerat. Hidupnya menderita setelah ayahnya, pemilik grup Jinsung, menikah dengan ibu tiri yang jahat.
Choi Hyun-Wook sebagai Ha Yi-Chan
Saat kamu sibuk bermain, aku sibuk membangun jaringan
Saat kamu membangun istana pasir, aku membangun koneksi
Demikian kata Choi Se-Kyung, perempuan yang ditaksir setengah mati oleh Ha Yi-Chan.
Ha Yi-Chan memang terkesan sebagai anak yang tidak bertanggung jawab. Sejak ayah ibunya meninggal, Ha Yi-Chan tinggal dengan neneknya, pemilik penginapan Snail.
Hal ini membuat Ha Yi-Chan mendua, Antara ingin bekerja paruh waktu agar bisa meringankan beban hidup neneknya, atau tekun belajar supaya bisa masuk perguruan tinggi.
Ucapan Choi Se-Kyung tak membuat Ha Yi-Chan tergerak. Dia malah bertekad membentuk grup band agar Choi Se-Kyung mau jadi pacarnya.
Seol In-A sebagai On Eun Yu
Sebagai anak Choi Se-Kyung, hidup On Eun Yu sangat tertekan. Ibunya berambisi menjadikan On Eun Yu sebagai pemain cello terkenal. Akibatnya On Eun Yu sangat membenci aktivitas belajar cello. Dia trauma dan ingin bunuh diri.
Saat perjalanan pulang ke Korea untuk bunuh diri, On Eun Yu terlempar dari tahun 2023 ke tahun 1995, atau masa remaja ibunya saat masih bersekolah di Seowon Arts High School.
On Eun Yu teringat, ibunya kerap bercerita tentang seorang remaja pria yang mempersembahkan cinta pertama dengan membentuk grup band. On Eun Yu jadi penasaran. Terlebih ada clue lain yang diingatnya, yaitu lelaki tersebut sangat suka makanan pedas.
Shin Eun-Soo sebagai Yoon Chung-A
Walaupun anak konglomerat, sebagai tuna netra, nasib Yoon Chung-A sangatlah malang.
Di sekolah dia dikucilkan, karena teman-temannya kesulitan berkomunikasi dengannya. Sedangkan di rumah, dia kerap disiksa dan dikunci di gudang oleh ibu tirinya.
Ibu tirinya juga melarang Yoon Chung-A belajar bahasa isyarat, alasannya hal tersebut memalukan keluarga. Namun akibatnya, Yoon Chung-A kesulitan bergaul dengan orang lain.
Sinopsis Drama Korea “Twinkling Watermelon”
Berbicaralah dengan jari-jarimu, dengan bahasa musik
Untuk menyampaikan perasaanmu
Maka gitar akan menjawab
Demikian kata Choi Hyun, pemilik “Viva Music” pada seorang anak yang tengah menangis di depan tokonya.
Ha Eun-Gyeol, nama sang anak, mengalami perundungan, namun dia tak bisa mengadu pada orangtuanya yang tuna rungu. Masyarakat kadung memberi stigma bahwa penyandang disabilitas tidak becus mendidik anak.
Karena itu Choi Hyun memberinya jalan keluar: Curhat melalui gitar!
Namun seperti kata pepatah: “Hanya musik, narkoba yang tidak dilarang pemerintah”, Ha Eun-Gyeol kecanduan bermain musik. Sehingga dia tidak fokus belajar agar bisa masuk fakultas kedokteran seperti keinginan ayahnya. Bahkan diam-diam Ha Eun-Gyeol bergabung dengan grup band SPINE9.
Malang, ayahnya memergoki Ha Eun-Gyeol ketika sedang pentas di atas panggung. Pertengkaran pun tak terelakkan. Ayah Ha Eun-Gyeol mengecam anaknya bermain musik.
Dalam kesedihan dan kemarahan pasca bertengkar dengan ayahnya, secara tak terduga, dari tahun 2023 Ha Eun-Gyeol masuk ke tahun 1995, atau saat ayahnya seumur dengan dia.
Banyak fakta mengagetkan Ha Eun-Gyeol. Tidak saja ayahnya ternyata di masa remaja bukan tuna rungu, sang ayah juga membentuk sebuah grup band agar bisa menggaet hati seorang perempuan.
Dan perempuan itu bukan ibunya.
Review Drama Korea “Twinkling Watermelon”
Ada 2 alasan saya menonton drama Korea “Twinkling Watermelon”. Yang pertama, diperankan aktor/aktris favorit. Saya jatuh cinta pada Seol In-A setelah lihat aktingnya sebagai anak sekolahan yang menggemaskan di drama Korea “Oasis”.
Seol In-A kembali berperan sebagai anak sekolah (On Eun Yu dan Choi Se-Kyung) di drama Korea “Twinkling Watermelon”. Walau porsinya gak sebanyak pemeran utama pria, tapi kemunculannya bak susu kental manis yang memberi rasa lezat pada segelas es campur.
Demikian pula Choi Hyun-Wook. Sebagai anak sekolahan yang slengean di drama Korea “Weak Hero Class I” pesonanya sebagai Ha Yi-Chan yang bad boy mendominasi drama ini.
Termasuk ketika satu scene dengan Ryeo Un si good boy, kerasa banget dominasi akting Choi Hyun-Wook yang menghidupkan setiap episode drama Korea “Twinkling Watermelon”.
Sayangnya kecanggungan Ryeo Un merambat ke adegan bareng Seol In-A. Chemistry nya cemplang banget. Beruntung Seol In-A yang juga berperan sebagai On Eun Yu, berhasil menghidupkan setiap adegan.
Ide kisah yang unik, menjadi alasan kedua saya menonton drama Korea “Twinkling Watermelon” Lha sebagai time traveler Ha Eun-Gyeol masuk ke masa remaja ayahnya. Teman seumuran, padahal ayah dan anak!
Mengusung banyak ide, diantaranya tentang CODA (Children of Deaf Adult), hubungan anak dan bapak, hubungan antar anggota grup band, serta tentang time traveler, pastinya gak mudah.
Untunglah sutradara berhasil meracik dan menyuguhkan adegan demi adegan dengan ciamik. Penonton mendapat sajian kisah tahun 2023 dan 1995 secara bergantian, kemudian Ha Eun-Gyeol (bergantian dengan On Eun Yu) masuk ke tahun 1995 dengan mulus.
Nah di sini mulai serem. Penonton dibuat takut jika Ha Eun-Gyeol dan On Eun Yu terpenjara di tahun 1995. Gak bisa balik ke tahun 2023. Lha bakal hidup bareng ortunya dong? Atuh kapan mereka lahir?
Untunglah hanya drama ya?
Dalam dunia nyata mah jadi traveler aja deh seperti Suci, Travel Blogger Medan yang tulisan-tulisannya bikin saya ngeces, pengen traveling juga.
Andai pun tak bisa pergi, setiap membaca tulisan Mbak Suci, salah satunya tentang burung Rangkong Julang Emas, membuat saya larut, serasa ikut menjelajah TWA Sibolangit.
Kembali ke drama Korea “Twinkling Watermelon”, apakah recommended?
Recommended dong. Drama ini walau menurut AC Nielsen hanya mendapat rating 3.593% (nationwide) pada episode 14, dan tidak masuk 20 besar pada episode 16 (end), namun berhasil mengumpulkan rating 9,2 di mydramalist. Wow pisan ya?
Baca juga:
See You in My 19th Life, Tentang 19 Reinkarnasi yang Melelahkan
Oasis, Tentang Air Susu dibalas Air Tuba
Profile
Drama: Twinkling Watermelon (English title) / Sparkling Watermelon (literal title)
Revised romanization: Banjjakyineun Watermelon
Hangul: 반짝이는 워터멜론
Director: Son Jung-Hyun
Writer: Jin Soo-Wan
Network: tvN
Episodes: 16
Release Date: September 25 - November 14, 2023
Runtime: Monday & Tuesday 20:50
Language: Korean
Country: South Korea
Drakor yang punya pesan mendalam tentang CODA dan khususnya hubungan orangtua dengan anak ya. Hanya aja kalau pindah waktu gitu, jadi agak aneh sih jadinya ya?
ReplyDeleteWow, ratingnya tinggi yaaa...Memang unik ini idenya, ga cuma relasi bapak anak, tapi ada juga jatuh bangunnya grup band dan kisah time traveler juga. Pantesan banyak yang nonton dan suka
ReplyDeleteAah, aku baru tau kalau dulu Ibuknya Eun-Gyeol dulu kaya raya banget.
ReplyDeleteHihih, kayanya aku baru sampe ep 2 dan terhenti karena masih belum keraba maunya kemana ini drama?
Banyak yang memuji bagus, apalagi ada Seolina... Nuhun gambarannya Ambu.
Jadi kebayang sekarang drama Twinkling Watermelon.
Rating 9.2 itu gak main-main loh menurut saya. Menjanjikan banget buat ditonton. Setidaknya ada banyak aspek dari drama ini yang patut mendapatkan nilai tinggi. Kalo menurut saya, mungkin, premis ceritanya yang bikin asik. Berbeda dari tema biasa. Ada sisi persahabatan, pergolakan membangun sebuah bisnis hiburan dan kebersamaan diantara mereka yang memiliki kelebihan dan kekurangan. Pengen tak cari ah. Baru kali ini nih saya dengar dan baca judul kdrama ini.
ReplyDeleteMenyatukan banyak karakter untuk membentuk tim yang solid dan saling melengkapi memang nggak mudah ya. Nggak cuma dalam konteks grup band, dalam pekerjaan pun sama. Aku rasakan juga seperti.
ReplyDeleteDrama Twinkling Watermelon ini kayaknya cukup menguras emosi ya mba. Tak hanya konflik keluarga tapi juga perundungan :(
ReplyDeleteSeru kayanya memang cerita tentang tim itu, ya. Apa lagi ada time traveler ke zaman ortu
ReplyDeleteDrama ini banyak yang nonton Ambu, bagus emang ceritanya
ReplyDeleteEndingnya pun bikin penonton puas
Aku baru menyelesaikan nonton drama ini. Asli. Keren banget. Rasanya, aku nggak keberatan buat nonton ulang. Aku suka adegan saat Ha Eun-Gyeol tahu kalau Choi Se Kyung yang dia temui di tahun 1995 bukan ahjumma yang dia kenal di tahun 2023. Hehehe...
ReplyDeleteDaku belum nonton ini kak..
DeleteSepertinya boleh nih masuk daftar list buat ditonton. Apalagi sebentar lagi libur Nataru, biar tetep ada kesibukan, eh 😁
Ini yang lagi rame itu ya walau udah tamat. Kocak abis sih ceritanya, bikin ingat 18 again🤭
ReplyDelete"Saat kamu sibuk bermain, aku sibuk membangun jaringan
ReplyDeleteSaat kamu membangun istana pasir, aku membangun koneksi"
Bacanya jadi inget MLM kalo lagi prospek ya, Ambu, hehee
Saya bukan penggemar drakor, tapi kalo pingin nonton yg jadi patokan ya ratingnya.
Baca sinopsisnya juga kelihatannya menarik, jalan ceritanya unik.
Siapkan slot waktu deh :)
Btw, terimakasih BLnya, Ambu :)
Wkkw... iya juga ya..
DeleteKenapa gak kepikiran kalo ada modus ke sinih?
Tapi memang bisnis ini berjejaring yang sukses yaa..
Dan aku sampai saat ini belum maju-maju nonton drama Twinkling Watermelon.
Salah satu drakor yg menggaet aktor/aktris muda, sempet denger juga lewat drama Twinkling Watermelon, jadi banyak orang mulai tertarik untuk mempelajari bahasa isyarat
ReplyDeletedrakor yang mengingatkn sy pada suatu hal. Dan tidak bisa dipungkiri, yang sejenis dengan nasib Yoon Chung-A itu ada di dunia nyata. Banyakin doa kalau saya. Bisa ambil hikmah dari drakor ini . Speechless kalau ngomongin sosok dengan disabilitas tuna rungu
ReplyDeleteDari ulasannnya drakor ini menarik ya, Mbak. Karena ada unsur misterinya juga dari kisah lalu orang tuanya. Misalnya ternyata orang tua ibunya konglomeret dan kalau ditelususri secara hak waris pasti dapat, namun karena ibu tiri, jadi harus hidup sederhana. Berikut juga dengan kisah ayahnya yang dulu pas remaja tidak tuna rungu.
ReplyDeleteUnik nih drakor satu ini. Jujur belum bisa punya ekspektasi bagus karena beberapa waktu ini fokus drakor thriller yang sangar kayak A bloody Luck Day. Moga bagus nih ya mau nonton juga.
ReplyDeleteMenyatukan visi misi tim dalam group band itu gk gampang lho, apalagi tiap org beda karakter. Namun bukan berarti gk bisa satuin visi-misinya, seperti di film ini yg lagi happening banget :)
ReplyDeleteJudulnya unik banget ya Mbak. Twinkling Watermelon. Tak kira ini drama yang membahas tentang kehidupan remaja yang asik dengan kehidupan sosial ternyata malah lebih complicated lagi. Jadi penasaran pengen nonton gimana lika likunya membentuk sebuah band dari beragam karakter itu.
ReplyDeleteBelum nonton dramanya. Tapi greget banget kalo melihat profesionalisme "dirusak" oleh rasa tidak enak untuk memberikan feedback kepada sesama rekan kerja. Yang penting no.1 kan feedback sampai. No.2 yang penting adalah menyampaikan dengan bahasa yang enak.
ReplyDeleteRatingnya tinggi yaa Mba, makin penasaran aja sama drama ini. Kemarin lihat dan jadi tertarik karena muda-mudi gitu tokohnya, ternyata alur ceritanya juga menarik. Capcusss nonton lah ini ^^
ReplyDeleteAbis baca sinopsisnya ini aku jadi penasaran apa sebab ayahnya ternyata tidak tuna rungu dan padahal dulu juga pernah membentuk band kok malah ngelarang anaknya main musik? Ada latar belakang yang perlu diketahui nih
ReplyDeleteAku juga nonton drama ini tapi belum tuntas, mba. Rencana menuntaskan Twinkling Watermelon Minggu ini. Lumayan agak banyak konfliknya ya drama ini.
ReplyDeleteDrakor ini blom slese aku tonton huhu, suka sama filmnya, banyak insight yg bagus. Walo ceritanya buat band yg jauh dr bayangan, dpt bayangan klo yg kita anggap gampang gak semudah yg dipikirkan
ReplyDeleteBaca review twinkling watermelon ini, kok saya jadi kepikiran gimana kalau saya bisa tiba-tiba ada di masa lalu ya, masa di mana ibu dan bapak saya masih muda. Kayak kisah di drama ini yang pemerannya terlempar dari 2023 ke 1995
ReplyDeleteSelalu tertarik dengan cerita tentang remaja seperti ini, ambu. Apalagi masing-masing karakter punya latar belakang dan masalahnya masing-masing, kebayang momen mengharu-birunya.
ReplyDeleteKarakter pertama sekilas mirip Rowoon
Menyamakan satu visi misi dalam 1 kepala emang nggak mudah. Harus banyak timbang-timbang rasa. Apalagi semacam membangun sebuah band atau apalah itu. Mesti kompeten di bidangnya masing-masing. Males banget rasanya ngerjain pekerjaan yang bukan tugas kita. Kecuali ada fee tambahannya ye kan. Hehee.. Jadi penasaran juga nih dengan kisah Twinkling Watermelon.Pasti seru ya kak..
ReplyDelete