
sumber: freepik.com
Bicara Perempuan Berdaya di International Women’s Day 2022
Ibu kandung Kalina Oktarani membongkar aib anak perempuannya. Dia mengeluh sang anak kurang perhatian dan tidak membantu biaya pengobatannya.
Siapa Kalina Oktarani? Sebetulnya bukan siapa-siapa, dia hanya kebetulan pernah menikah dengan selebriti Deddy Corbuzier sehingga kasusnya ramai diberitakan. Bad news is good news bukan?
Kasus Kalina menarik untuk diungkap, bukan karena kisahnya sedang memenuhi timeline infotainment, tapi berkaitan dengan keberdayaan perempuan. Akibat tidak berdaya, ibu kandung Kalina kesulitan finansial dan mengeluh pemberian anaknya tidak cukup. Hal memalukan yang seharusnya tidak diungkap ke publik.
Perempuan berdaya menjadi fokus ditetapkannya International Women’s Day. Juga merupakan salah satu komitmen Indonesia pada Sustainable Development Goals/SDGs.
Tidak sekadar berdaya, perempuan harus tahu bahwa masa muda tidak berlangsung selamanya. Sakit, kematian dan kecelakaan tidak bisa dihindari. Karena itu, sejak muda, seorang perempuan harus menyiapkan payung finansial yang siap menaungi di hari tua.
Baca juga:
Novi Amelia dan Kecerdasan Bertahan Hidup
Sedekah Pada Pengemis. Yay or Nay?
Daftar Isi:
- Bincang Perempuan Berdaya di International Women’s Day
- HERoic dari FWD Insurance untuk Perempuan Indonesia yang Berdaya
- Apa Kata Ronal Surapradja dan Ligwina Hartanto Tentang Kesetaraan Gender?
- Perempuan Berdaya dan Payung Finansial
Beruntung di International Women’s Day pada 8 Maret 2022, saya mengikuti talkshow berjudul “Break the Habit, Break the Bias” yang diselenggarakan FWD Insurance dengan menghadirkan sejumlah narasumber sebagai berikut:
- Ronal Surapradja, Radio Announcer, TV Host, Entrepreneur
- Ligwina Hartanto, Lead Financial Trainer, QM Financial
- Desy Natalia Widjaya, Chief Financial Officer FWD
Obrolan yang dimeriahkan Arina, Mocca dan dipandu Talitha Andini Prameswari ini sangat menginspirasi. Khususnya karena adanya sesi kisah keberhasilan program HERoic dari FWD Insurance.
HERoic dari FWD Insurance untuk Perempuan Indonesia yang Berdaya
Bertepatan dengan International Women’s Day, 8 Maret 2021 atau setahun yang lalu, FWD Insurance meluncurkan program HERoic, suatu program pemberdayaan perempuan sebagai bagian dari strategi Diversity & Inclusion.
Program yang diikuti karyawan perempuan FWD Insurance, dari berbagai level ini, mulai dari tingkat awal karier hingga tingkat manajerial, bertujuan membangun self-awareness di antara karyawan serta memupuk kepercayaan diri dalam mengembangkan potensi yang mereka miliki, sehingga dapat berkontribusi secara optimal kepada perusahaan, keluarga dan masyarakat
Dukungan FWD Insurance pada kesetaraan gender terlihat dari komposisi karyawan yang cukup seimbang antara perempuan (49%) dan laki-laki (51%). Namun tentu saja tidak cukup. Perempuan mengemban multiperan, perempuan harus mengatur waktu antara bekerja di kantor dan di rumah, mengelola keuangan rumah tangga, serta mengurus suami dan anak.
Karena itu melalui program HERoic, FWD Insurance membuka kesempatan selebar-lebarnya bagi karyawan perempuan untuk memberikan dampak positif bagi kesuksesan diri dan perusahaan, tanpa meninggalkan kodratnya sebagai perempuan.
Berlangsung hingga akhir tahun, program HERoic menggelar berbagai program pelatihan dan pengembangan, e-learning, mentoring, serta social learning melalui sharing session dan diskusi bersama para pakar pemberdayaan perempuan ternama.
Tujuan akhir program adalah terbentuknya pribadi perempuan Indonesia yang berani menjadi seorang career woman, working mother, dan leader yang menginspirasi di mana pun mereka berada.
Apa Kata Ronal Surapradja dan Ligwina Hartanto Tentang Kesetaraan Gender?
Wanita dijajah pria sejak dulu
Dijadikan perhiasan sangkar madu
Namun ada kala pria tak berdaya
Tekuk lutut di kerling Wanita
Familier dengan syair lagu di atas?
Berjudul “Sabda Alam”, lagu ciptaan Ismail Marzuki tersebut didendangkan Arina Mocca memeriahkan acara peringatan International Women’s Day pada 8 Maret 2022 silam. Sehingga suasana terasa hangat dan meriah.
Padahal syairnya terkesan meremehkan perempuan ya?
Masa perempuan cuma berdaya dengan kerling mata? Tapi, karena ini lagu tempo doeloe, bisa jadi Ismail Marzuki menggunakan simbol dalam lirik lagu.
Apalagi jika dikomparasi dengan kisah Ronal Surapradja, sosok yang mulai dikenal publik sejak membintangi acara TV komedi Extravaganza. Ronal bercerita bahwa di keluarganya sang ibu sangat pandai dalam hal pertukangan. Ketika melihat lampu/peralatan listrik bermasalah, sang ibu akan segera turun tangan untuk memperbaiki.
Unik ya? Lebih unik lagi ayah kandung Ronal, alih-alih pakar di petukangan, sang ayah malah luwes mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti menyuci dan menyetrika. Hasil setrika nya rapi , kalah deh sang ibu.
Wah ini mengingatkan saya pada seorang teman yang berbagi peran dengan suaminya. Teman perempuan saya ini penghasilannya jauh lebih besar dibanding sang suami. Nah, demi menunjang karir sang istri yang super duper sibuk, malah sering harus keluar kota, sang suami rela mengundurkan diri dan menjadi “bapak rumah tangga”.
Tentu saja keputusan tersebut merupakan kesepakatan bersama. Saat sang istri bingung antara mengejar karir atau mengurus rumah tangga saja, terlebih satu dari 3 anak mereka mengidap ADHD, keputusan sang suami menjadi “bapak rumah tangga” menjadi sangat realistis. Pintu masuk penghasilan keluarga bisa berasal dari mana saja, yang terpenting saling menghargai peran, saling mendukung dan saling melengkapi.
Jika Ronal berkisah tentang ibu bapaknya, Ligwina Hartanto bercerita tentang anaknya. Ligwina yang mempunyai akun Instagram @mrshananto menjelaskan perbedaan minat, bakat dan prestasi anak yang harus didukung tanpa memperhatikan gendernya.
Kasus ini mirip banget dengan apa yang terjadi pada anak-anak saya. Anak laki-laki saya nomor 3 kuliah di jurusan Sastra Inggris, pilihan yang “tidak macho”. Mungkin karena jurusan bahasa identik dengan perempuan sehingga fakultas ini lebih banyak dihuni mahasiswi dibanding mahasiswa.
Apa yang dilakoni anak laki-laki saya nomor 3, berbanding terbalik dengan adik perempuannya. Setelah lulus di Teknik Fisika ITB (jurusan yang “sangat macho”), anak bungsu saya meneruskan S2 di Teknik Kimia ITB.
Mungkin banyak yang akan berkilah, ah sekarang banyak kok perempuan yang lulus fakultas teknik, malah kini Direktur Utama Pertamina adalah Nicke Widyawati, seorang perempuan yang hebat. Nicke pernah meraih penghargaan Women's Work of Female Grace dari Indonesia Asia Institute pada tahun 2013 dan termasuk ke dalam Most Powerful Women International 2021 versi Fortune.
Ini menjadi bukti bahwa perempuan sebetulnya sanggup meraih prestasi yang sama dengan kaum pria. Keputusan berprestasi sangat tergantung pada sosok perempuan itu sendiri.
Seperti yang digaris bawahi FWD Insurance bahwa semua perempuan Indonesia sanggup menghadapi tantangan. Alih-alih tunduk pada budaya patriarki, setiap perempuan harus dapat menikmati dan merayakan hidup, mengejar passion mereka, dan meraih semua peluang yang ada.
Perempuan Berdaya dan Payung Finansial
Ada benang merah antara prolog tentang Ibu Kalina, program HERoic dan kisah keluarga kebanyakan yang diulas Ronal Surapradja dan Ligwina Hartanto. Yaitu peran perempuan yang biasanya menjadi “Menteri Keuangan” bagi keluarga mereka. Perempuan yang cerdas dalam mengelola keuangan agar finansial keluarga tercukupi dari bulan ke bulan, tahun ke tahun, hingga ajal menjemput.
Untuk itu perempuan sebagai “Menteri Keuangan” harus menyiapkan payung finansial berupa asuransi. Stigma lama bahwa “anak adalah ATM” bagi ayah ibunya yang lansia, harus di dobrak. Setiap anak memiliki masalahnya masing-masing. Di lain pihak andai sang “Menteri Keuangan” menjalankan perannya dengan amanah, bisa kok menggunakan asuransi sebagai sumber kekuatan.
Sebagai contoh Asuransi Kesehatan yang seharusnya dimiliki setiap anggota keluarga. Ketika saya mencoba mencari datanya di fwd.co.id, kontribusi Asuransi Kesehatan Bebas Handal ternyata mulai dari Rp 75.000/bulan atau berarti hanya Rp 2.500/hari! Lebih kecil dibanding uang jajan anak SD!
Kecil jumlahnya, namun manfaat Asuransi Kesehatan banyak sekali, diantaranya:
- Manfaat perawatan rumah sakit secara lengkap yaitu: biaya kamar, perawatan setelah rawat inap, biaya dokter serta cek lab.
- Manfaat tunai harian jika menggunakan BPJS, pemegang polis akan memperoleh manfaat tunai harian untuk rawat inap di rumah sakit sebesar 50% (lima puluh persen) dari biaya kamar sesuai dengan jumlah hari di rawat inap, dengan maksimal 30 (tiga puluh) hari kalender per Tahun Polis.
- Layanan bantuan medis darurat
Tentu saja, semakin besar kontribusi yang diambil, manfaat yang diperoleh akan semakin banyak pula. Nasabah juga bisa memilih produk Asuransi Kesehatan FWD Insurance lain, yang sesuai dengan kebutuhannya.
Demikian pula dengan Asuransi Jiwa, FWD Insurance sangat paham bahwa sakit, kecelakaan dan kematian tidak bisa dihindari. Bagaimana kondisi finansial keluarga apabila mendadak pencari nafkah tunggal dipanggil Sang Khalik?
Pastinya dibutuhkan payung finansial agar anak-anak bisa meneruskan sekolah dan meraih cita-cita. Disini dibutuhkan peran perempuan sebagai “Menteri Keuangan”, baik sebagai pencari nafkah atau bukan, dia harus menyiapkan Asuransi Jiwa agar aktivitas harian berjalan normal, masa depan keluarga terjamin.
Baca juga:
Menurutku akan lebih menarik lagi kalau di momen IWD, perusahaan-perusahaan angkat bicara gimana mereka "break the bias" di lingkungan kerja sehari-hari, apalagi kalau mau terbuka, apakah mereka sudah menerapkan kesetaraan dalam menggaji karyawan tanpa melihat gender. This is a good start tho
ReplyDeletememang sudah saatnya perempuan berdaya dan mandiri dikaki sendiri.FWD Insurance keren sekali mampu untuk mengangkat isue ini. Mantap!
ReplyDeleteWah, menarik banget Mbak bahasannya, lengkap dan berkesinambungan.
ReplyDeleteSetuju banget nih, memang perempuan harus berdaya, mempersiapkan segala kemungkinan yang akan terjadi di masa depan.
Memperdayakan perempuan bukan hanya dari fisik saja, tapi dari semua segi sehingga perempuan bisa mandiri baik secara finansial , pekerjaan (rumah tangga maupun kantor). Ditambah dengan adanya jaminan kesehatan.
ReplyDeleteDi zaman now, jadi perempuan memang gak boleh yang B saja, harus tangguh, harus berpikir futuristik. MAsalah finanxial harus dirancang selagi masih muda. Jadi payung finansial itu sewaktu-waktu bisa bermanfaat... sehingga wanita selalu berdaya hingga tua nanti...
ReplyDeletePerempuan berdaya yang aku amati semenjak presiden Megawati naik ke depannya pemerintah mempercayakan wanita menjadi pemimpin baik menteri, gubernur,bupati maupun Kapolsek juga diduduki perempuan.Ini menandakan mereka mampu sejajar dengan pria tanpa melepaskan kodratnya sebagai ibu juga
ReplyDeleteMomen tersebut puncaknya di Kota Batu dihadiri berbagai negara, informasi dari tulisan ini menjadi penting satu berdaya, kreatif, berkualitas buat wanita. Termasuk perhitungan fwd insurance penting
DeleteSaat ini hampir sebagian perusahaan yang sudah ramah gender ya, banyak posisi penting yang diisi oleh perempuan. Asuransi kesehatan juga penting ya, untuk berjaga-jaga.
ReplyDeletePerempuan berdaya dan pasung finansial, pas sekali jadi tema di IWD. Inisiasi FWD Insurance lewat HERoic yang inspiratif, sebuah program pemberdayaan perempuan sebagai bagian dari strategi Diversity & Inclusion yang bisa diteladani berbagai pihak ini.
ReplyDeleteSebagai menteri keuangan kita dituntut untuk bisa memenuhi semua pengeluaran meski pemasukan segitu segitu saja. Adanya payung financial tentu saja nambah insight untuk mengambil langkah selanjutnya. Yang penting peran perempuan juga harus dihargai
ReplyDeleteSejak muda, perempuan harus memiliki payung finansial.
ReplyDeleteAku setuju banget sama kalimat ini.
Minimal, jika memang nanti ke depannya ada kejadian yang mengguncang finansial, perempuab harus siap berdiri dan bangkit lagi melalui pundi2 finansial yg dia tabung semenjak muda
Sebetulnya perempuan berdaya memang sudah dicontohkan ya Ambu di zaman Rasulullah SAW banyak banget,Jadi memang kudu nih. Ada yang di bidang kesehatan, seperti Laila Al Gifari, sahabat perempuan nabi yang terpandang ini sering mengikuti Rasulullah ke medan perang untuk mengobati pejuang yang sakit& terluka. Di bidang pendidikan ada Aisyah, Khuwailid (isteri Nabi) yang dikenal sebagai komisaris perusahaan, Zainab binti Jahsy, profesinya sebagai penyamak kulit binatang, Ummu Salim binti Malhan yang berprofessi sebagai tukang rias pengantin, isteri Abdullah ibn Mas’ud dan Qilat Ummi Bani Anmar dikenal sebagai wiraswastawan yang sukses, Al-Syifa’ yang berprofesi sebagai sekretaris dan pernah ditugasi oleh Khalifah Umar sebagai petugas yang menangani pasar kota Madinah.
ReplyDeleteBaca artikel CNN Indonesia "10 Sahabat Perempuan Nabi Muhammad SAW yang Jarang Diketahui" selengkapnya di sini: https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20210409180202-284-628037/10-sahabat-perempuan-nabi-muhammad-saw-yang-jarang-diketahui.
Download Apps CNN Indonesia sekarang https://app.cnnindonesia.com/ pendidikan,
Orangtuanya Ronald unik juga berarti ya mbak. Seperti tukar peran gitu. Hehehe.
ReplyDeleteProgram HERoic ini banyak sekali ya mbak. Dan tentunya bermanfaat bagi kaum hawa.
Yang buat aku tercengang adalah biaya asuransi kesehatan yang ditawarkan FWD mulai dari 75.000 saja. Bahkan kalau dipikir, seorang ibu rumah tangga pun bisa menyisihkan uang belanja hariannya demi memayungi kesehatan keluarga tercinta.
Proteksi memang diperlukan, terlebih lagi untuk perempuan ya?
ReplyDeleteAgar bisa berdaya dan berkreasi sehingga mampu juga bersaing untuk maju
Keren program HERoic ini. Membuat perempuan berdaya dengan kemampuannya. Ini akan menciptakan banyak perempuan yang bangga menjadi career woman, working mother, dan leader.
ReplyDeletebagus ya program HERoic bagi karyawan perempuan di FWD ini. Bagus nih diikuti perusahaan-perusahaan lain.
ReplyDeleteHihi... orang tua Ronald kok mirip saya dan suami. Kalau ada urusan dengan instalasi listrik, maka saya yang menangani. Cuci dan urusan beres-beres rumah, suami lebih sering melakukan
Salut denga kisah di atas, saat si istri mengejar karir, suami yang memilih resign dan menguatkan anak-anak di rumah. Fathering skill nih. Perempuan berdaya dengan finansial, suka salut juga akrena memang perempuan itu melihatnya jangka panjang,
ReplyDeleteZaman sekarang udah ada banyak perempuan kuat sih, karena emang zaman udah ganti banyak perempuan juga sudah dibiasakan mandiri sejak kecil.
ReplyDeleteKadang persepsi macho dan tidak macho itu memang lahir dari masyarakat ya, Bu. Waktu saya kuliah Bahasa Inggris saja serasa tidak pede, untungnya saya double degree dengan Informatika, yang katanya lebih 'macho'.
ReplyDeleteSaya senang sekali Ambu, kemarin juga bisa ikutan acara launching Event HERoic ini
ReplyDeleteBanyak insight menarik, tentang bagaimana mendobrak bias untuk mendukung perempuan
jaman now sudah banyak akses dan jalan bagi perempuan untuk berdaya dan berkarya ya ambu, sekarang seneng liat banyak ibu rumah tangga bisa produktif sambil tetap fokus mengurus rumah tangga
ReplyDeleteGak cuma laki2, perempuan memang harus berdaya dan mandiri secara finansial. Mengenal FWD juga perlu agar melek literasi keuangan.
ReplyDeleteBersyukur sekali sekarang sudah banyak yg memahami bahwa perempuan bukanlah makhluk yg tidak bisa apa2. Perempuan bisa berdaya dalam bidang apa saja.
ReplyDeleteAmbu, aku paling suka sama kalimat ini.
ReplyDelete"Setiap perempuan harus dapat menikmati dan merayakan hidup, mengejar passion mereka, dan meraih semua peluang yang ada."
Karena kan kita sama sama manusia ya. Nggak ada bedanya perempuan dan laki-laki. Kecuali bentukan fisik.
Noted banget, memang benar perempuan sang menteri keuangan harus bisa memayungi diri sendiri.
ReplyDeleteApalagi jaman now banyak banget perempuan yg kuat dan mulai paham dengan pentingnya asuransi dengan diri sendiri
menurut saya tidak mudah bagi seorang wanita menjalani banyak peran, sebagai career woman sekaligus IRT terus masih harus mikirin "payung finansial" juga. tapi mau gak mau ya harus ya. apalagi terkait finansial karena ini hal yang cukup penting. tapi gak akan terasa sulit sih kalau punya supporting system yang mendukung juga, yaitu suami.
ReplyDeleteKisahnya Ronal tu kok ngingetin saya sama suami. Untuk urusan ngatur rumah terutama pekerjaan domestik, dia lebih jago. Untuk urusan lincah cari uang, saya yang ikutan ambil peran. Tapi emang seharusnya dalam rumah tangga, nggak perlu ada hitung-hitungan peran sih ya.
ReplyDeleteBener banget, persepsi wanita harus setara memang harus digaungkan agar posisi wanita setara dengan pria
ReplyDeleteSetuju perempuan harus berdaya dalam banyak hal. Sepertinya ini sudah jadi kebutuhan hidup zaman now
ReplyDeleteperempuan memang harus berdaya. sedih banget bila melihat banyak banyak ibu yang masih "meminta" kepada anaknya karena tidak memiliki penghasilan untuk menanggung hidupnya, hiks
ReplyDeletePerempuan berdaya itu penting, agar mandiri dan nggak tergantung dengan siapa pun. Jadi ketika ada badai menerpa perempuan lebih kuat menghadapinya. Keren nih programnya FWD Insurance, mengangkat isu yang jarang dibicarakan.
ReplyDeleteProgram-program, dan press release dari FWD ini selalu mencerahkan deh. Sekaligus reminder buat aku. Kalo aku ini menteri keuangan di rumah tangga. Yang harus bisa ngatur uang, sedikit atau pun banyak. Dan tak lupa, memberdayakan diri ya. Biar bisa tetap hidup bahagia. Diri yang bahagia akan membahagiakan orang-orang di sekitar ya. Hayuk jadi perempuan berdaya.
ReplyDeleteWow perempuan sekarang bisa luas ya kiprahnya, bahkan sekarang umum kok bos seorang perempuan. Aku setuju banget bahwa perempuan juga butuh payung financial. Kita nggak boleh ngerepoti anak saat anak sudah dewasa. FWD bagus banget angkat tema perempuan berdaya ini. Yuk jadi perempuan berdaya, bisa urus rumah juga bisa cari cuan hehe meski di rumah :)
ReplyDeletejadi perempuan itu banyak kerjaannya ya mbak. karena itu perempuan bisa berdaya. seneng sama fwd yang sering mengangkat isu perempuan terutama tentang finansial
ReplyDelete