Bolu Nusa Rasa, Karena Oleh Oleh Gak Hanya Martabak!

    

  
maria-g-soemitro.com


Bolu Nusa Rasa, Karena Oleh Oleh Gak Hanya Martabak!

Pilih black forest atau brownies?

Galau memilih? Keduanya termasuk bolu atau cake/keik. Keduanya juga berbahan baku tepung, telur, gula dan mentega. Bahan baku bisa diganti sesuai fungsi, misalnya mentega yang berfungsi melembutkan bisa diganti dengan margarin atau minyak goreng, 

Sedangkan tepung terigu yang bertugas membentuk kerangka kue bisa disubstitusi dengan tepung mocaf, tepung almond, tepung oat dan lainnya. Setiap penggantian bahan tentu saja akan mengubah tekstur dan rasa, tapi tetap lezaattt….endolita.

Hihihi mau nulis tentang perbedaan brownies dan black forest aja, kok muter-muter. Sebetulnya sih cuma mau bilang bahwa keduanya sama-sama bolu, rasanya sama-sama coklat yang legit. Perbedaan hanya terletak pada komposisi bahan yang membuat black forest lebih tebal dan lebih light rasanya dibanding brownies, yang terlihat lebih bantat.

Nah, baik black forest maupun brownies melambai-lambai pada saya di store ‘Bolu Nusa Rasa’, mengundang saya untuk mencicipi rasanya yang legit.  Daripada bingung memilih, saya beli aja keduanya. Karena pasti habis, keluarga saya suka banget kudapan rasa coklat.

Baca juga:

Brownies vs Bolu Coklat dan Resep Bolu Kukus Ketan Hitam Pandan

Yuk Bikin Banana Muffin, Camilan Lezat yang Mudah dan Praktis

Daftar Isi:

  • Bolu Nusa Rasa, Legit Rasanya Bingung Milihnya
  • Oleh Oleh Ternyata Punya Tradisi yang Panjang
  • Bolu Nusa, Rekomendasi Oleh Oleh Terkini

Sebetulnya saya hanya perlu 1-2 box ‘Bolu Nusa Rasa’ untuk oleh-oleh. Ternyata saya kesengsem bolu lainnya. Ada 5 varian ‘Bolu Nusa Rasa’, yaitu original. vanilla, talas, brownies dan black forest Semua ingin saya cicipi. Akhirnya beli semua deh 😀😀

   

maria-g-soemitro.com


Oleh Oleh Ternyata Punya Tradisi yang Panjang

“Mau ke calon mertua? Jangan lupa bawa martabak

Hihihi pernah dengar anjuran tersebut? Jika saya yang menjadi calon mertua, saya akan menolak. Karena martabak terlalu berminyak dan hanya enak rasanya jika segera disantap. Esok harinya warna, tekstur dan rasa martabak akan berubah.

Saya pernah mencoba mengolah lagi martabak yang gak habis, mulai digoreng lagi, dipanggang dalam oven hingga cara praktis, dipanggang dengan sandwich toster seperti yang dilakukan YouTuber, William Gozali. Ternyata ….semua hasilnya, gak enak!   😀😀

Bagaimana dengan buah-buahan?

Em…tidak semua buah disukai. Salak misalnya, saya gak suka buah salak yang ribet ngupasnya. Saya juga gak suka apel yang hanya penampakannya yang cantik, namun rasanya hambar.

Jadi apa dong?

Saran saya, pilih oleh-oleh yang khas. Karena seperti dikatakan sejarawan dan founder komunitas Historia Indonesia, Asep Kambali, kehadiran oleh-oleh tidak terlepas dari proses migrasinya orang-orang atau kaum urban di masa lampau. (sumber)

Dulu, ketika seseorang bepergian ke suatu tempat, maka dia harus membawa sesuatu yang menjadi ciri khas atau ikon daerah tersebut.

Tradisi yang dilakukan sampai sekarang ya? Saya ingat ketika anak saya pulang KKN di Papua, dia membawa kopi Papua, sisir kayu khas Papua, gelang berbahan baku kerang, dan tas noken.

Anak milenial masih membawa oleh-oleh? Saya juga heran, termasuk saat dia pulang dari Jepang dengan oleh-oleh ramen, green tea, serta printilan-printilan khas Jepang lainnya.

Pastinya gak ada yang nolak oleh-oleh seperti ini ya? Tas noken, walau tidak bisa dipakai dalam aktivitas sehari-hari, namun akan nampak cantik kala dipajang di lemari kaca. Demikian pula dengan greentea, meski ternyata rasanya gak enak, saya minum sampai habis sebab teringat khasiat dan perjuangan ananda tersayang. 

Dosen Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung, Iman Soleh menjelaskan bahwa tradisi oleh-oleh sangat terkait dengan kebiasaan masa lampau, seperti budaya berburu, tradisi nelayan, dan perang.

Penggemar kisah kerajaan Romawi tentunya tak asing dengan adegan kemenangan prajurit sambil membawa pampasan perang. Ups, adegan ini juga kerap muncul di drama Cina yang bertema kerajaan/kolosal.

Pampasan perang yang dibawa prajurit merupakan kekayaan dan ciri khas daerah yang dikalahkan, mulai dari barang berharga, hasil bumi, binatang hingga para gadisnya. Di masa kini bergeser makna menjadi produk/ identitas dari sebuah kota.

Oleh-oleh menjadi penanda kota, ketika seluruh sistem kemanusiaan, sistem kultur saling bertautan atau bertalian. (Iman Soleh)

Tak hanya saat perang. Pertukaran barang berharga juga terjadi saat damai, dalam bentuk upeti. Bisa dilakukan antar kerajaan, maupun penguasa daerah jajahan pada raja/kaisarnya.

“Di Indonesia sejak abad ke-7 pertukaran upeti antar-kerajaan sudah berlangsung. Salah satunya pada abad ke 14, ketika Kerajaan Pajajaran mengirimkan upeti ke Kerajaan Majapahit. Upeti tersebut bisa dibilang sebagai salah satu bentuk oleh-oleh pada masa itu. Itu sangat mungkin menjadi bagian awal dari oleh-oleh,” ujar Iman.

Akhirnya oleh-oleh menjadi identitas dan citra sebuah daerah. Contohnya dodol Garut, meskipun banyak daerah lain di Indonesia memproduksi dodol, tapi kudapan manis legit ini sudah kadung terpateri nama Garut dalam benak setiap orang yang mendengarnya.

Demikian pula dengan batik. Saat saya membeli batik dari Sukabumi, banyak yang bertanya: “Oh di Sukabumi ada batik ya? Kirain cuma di Jawa Tengah seperti Pekalongan dan Yogya.”

Padahal sudah lama banget promosi tentang batik dari seluruh Indonesia. Bahkan setiap tahunnya Pekalongan menyelenggarakan festival batik yang diisi oleh pembatik dari seluruh kawasan Indonesia.

Gak heran betapa marahnya netizen Indonesia ketika Malaysia juga meng-klaim punya batik. Malaysia bilang batiknya berbeda dengan batik Indonesia, Namanya juga beda: “Batik Malaysia”. Beruntung netizen Indonesia punya senjata pamungkas yaitu penetapan UNESCO pada 2 Oktober 2009 bahwa batik ditetapkan sebagai warisan kemanusiaan untuk lisan dan non-bendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) 

Ups UNESCO kan cuma menetapkan batik, apakah yang dimaksud juga batik Malaysia?

Nah lho. 😀😀

Jadi, apakah kamu belanja asinan saat ke Cianjur, sementara di Bogor juga banyak?

Atau belanja gula aren di Rangkasbitung, padahal gula aren dengan mudah bisa dibeli di warung dekat rumah?

Jawabnya tidak untuk semua pilihan di atas, saya memilih beli oleh-oleh Bolu Nusa Rasa. Mengapa? Yuk, kita review.

   


Bolu Nusa Rasa, Rekomendasi Oleh Oleh Terkini

Mengapa pilih bolu?

Karena gak ada orang yang menolak bolu. Tua muda, kaya raya, semua suka bolu. Bolu bisa disantap setiap waktu, pagi, siang, sore, sampai malam hari. Bolu juga dapat disajikan dalam berbagai bentuk, seperti dalam bentuk loyangnya yang harus diiris-iris dulu, maupun bentuk mungil, canape, yang habis dalam 1-2 gigitan.

Jadi, sewaktu banyak yang merekomendasikan Bolu Nusa Rasa sebagai standar emas nya bolu di Indonesia, cuzz deh beli.

Seperti telah saya ceritakan di atas, semula saya berencana hanya membeli 1-2 box, tapi urung melihat tampilannya yang menggoda. Akhirnya beli semua varian deh, yaitu: original, vanilla, talas, black forest dan brownies. Apalagi harganya sangat terjangkau, hanya Rp 35.000/pcs.

Dannn……5 kotak bolu kukus berwarna orange segera saya terima. Rasanya excited banget, ingin segera buka dan nyicip bolu kukus yang legit dan empuk.

Saat unboxing, nampak bolu yang terbungkus rapi dalam kemasan. Pertanda sangat mempedulikan kebutuhan konsumen, karena saya pernah membeli kue artis yang dikemas ‘asal-asalan’.

    

maria-g-soemitro.com

Tanda sertifikasi BPOM dan MUI tercantum di kemasan, sehingga konsumen bisa menyantap Bolu Nusa Rasa dengan tenang. Termasuk Safety Seal sebagai jaminan keamanan

Sesudah lembaran pembungkus Bolu Nusa Rasa dibuka, bolu kukus dengan topping keju menyeruak, melimpah, duh saya dan Olin rebutan keju parut yang berserabut, enak laziz banget.

Sesudah puas mengunyah topping, kami menyicip kelezatan Bolu Nusa Rasa. Ternyata empuk banget! Manisnya pas, gak terlalu manis. Gak heran Olin bolak balik mengambil Bolu Nusa Rasa sampai box-nya jatuh dan terpaksa saya memindah bolu ke wadah yang lebih kecil.

  

maria-g-soemitro.com


Walau bolu segera ludes, saya mengintip daya tahan Bolu Nusa Rasa, ternyata cukup lama, yaitu 4 hari di suhu ruangan (25 derajat celcius) dan 7 hari jika dimasukan ke chiller suhu 5 derajat celcius.

Penasaran ingin coba juga? 

Silakan intip media sosial Bolu Nusa Rasa yaaa .....😋😋


Baca juga

Banana Oatmeal Muffin (Resep Farah Quinn) Kudapan Sehat di Hari Lebaran

Silky Pudding, Dessert Lezat Penuh Gizi bagi Keluarga Tercinta


maria-g-soemitro.com


29 comments

  1. Si adek cantik makan bolunya lahap banar, terlihat memang begitu lezaaaaat ini sepertinya ya ambu. Ngiler euy ngileeeeer akuuuh😭

    ReplyDelete
  2. Akupun dah coba semua varian rasa bolunya, semua rasanya itu loh yang bikin ketagihan dari setiap lapisan gigitannya, pantes saja ya bolu ini jadi standar emasnya bolu di Indonesia

    ReplyDelete
  3. Aku suka banget sm bolu-boluan ambu. Dan favoritku nusa rasa yg original dan brownis. Manisnya pas nyoklat bgt.

    ReplyDelete
  4. Jadi mupeng cuss ke Bandung gegara foto bolu Nusa Rara ini seliweran di timelinee
    beneran empuk menul menuull gini ya Ambu.
    aku mupeng yg varian talas dan vanila.
    pan kapan mauukkk makan langsung di BDG ahhh

    ReplyDelete
  5. Duh, enak banget itu pasti bolu nusa rara-nya. Kalau nanti jalan-jalan ke lembang, mau akh, mampir ke sini. Semoga enggak kalap, hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nusa Rasa, kak.
      Kalau Nusa Rara mah serial animasi hihi.
      Enak bolunya apalagi yg vanila

      Delete
  6. Duh besok puasa 😂 bentuknya enak banget dilihat, jadi pengen makan boluuu 😭

    ReplyDelete
  7. Di Medan ada Bika Ambon padahal di Ambon ngga ada Bika Medan. Nah, loh? hahahaa
    Boluu boluuu siapa sih yang ngga suka bolu, ya. tapi yang namanya oleh2 meski dicari yg khas. tapi sekarang rada susah nyari yang khas. sebab semua daerah udah saling jiplak. Kmrn dari Bandung yang dibawa ya bolen juga padahal di Medan udh banyak bolen. namanya juga oleh2 yaa... hehe

    ReplyDelete
  8. Penasaran sama rasa bolu nusa rasa ini. Apalagi memiliki banyak varian, setidaknya bisa menjadi pilihan camilan untuk menu buka puasa, nih. Sebagai awalan mau nyoba yang rasa black forest.

    ReplyDelete
  9. Akhirnyaaa ada pilihan lain selain martabak kalo pas mau ke rumah pacar hihi. Anyway bolunya keliatan enak banget, apalagi taburan kejunya bikin ngileeer. Harganya pun lumayan terjangkauuu

    ReplyDelete
  10. Asli enak banget kayaknya itu bolu mbak, apalagi saya termasuk penyuka kue bolu .. Heheehe

    ReplyDelete
  11. Launching-nya Bolu Nusa Rasa ini pas di milad daku hehe, jadilah ulang tahun menikmati black forest yang nikmat

    ReplyDelete
  12. Kan pengen juga ❤️ kalau disuruh milih black forest atau brownies, saya juga bingung, soalnya suka keduanya mah. Bolu memang favorit banget sih, pas banget buat oleh-oleh kasih ke keluarga/tetangga. Bolu Nusa rasa ini tampilannya menarik banget pula, bikin ngiler..

    ReplyDelete
  13. Bolu nusa rasa ini pas banget ya buat takjil berbuka puasa, ditemani dengan secangkir teh hangat tentunya.

    Ternyata sejarah oleh-oleh tuh panjang ya, sudah ada sejak jaman dahulu

    ReplyDelete
  14. lembut banget itu bolunya mba, kliatan bgt dari pict. banyak kejunya pula, knapa jadi pengen bolu siang ini haha, mana pas puasa lg

    ReplyDelete
  15. saya juga suka bolu-boluan 😍 praktis dan sekalian jd oleh-oleh khas buat tamu.. borong buat tamu lebaran kayaknya good idea nih 🥰

    ReplyDelete
  16. Wuih memang bolu jauh enak dari yang lainnya apalagi bolu yang lembut. Nach bolu Nusa Rasa ini tempatnya ngga jauh dari rumah, perlu dicoba. Thanks atas referensinya.

    ReplyDelete
  17. Kalau lihat dari fotonya, bolu ini terlihat rapih banget pembuatannya. Tumpukan bolunya presisi dengan warna yang menarik dan menggoda selera. Yang ini nih saya suka banget. Apalagi bolunya tidak terlalu manis. Jadi makannya gak neg. Pas juga buat camilan selama sahur dan berbuka.

    ReplyDelete
  18. Semoga nantinya owner/CEO dari Bolu Nusa ini buka cabang di Lampung ya, mudah2an bisa ikut merasakan sensasi nikmatnya.

    Ngeliat tekstur bolunya aja udah bikin pengen kak, duh cocok tuh tuk cemilan pasca solat teraweh.

    ReplyDelete
  19. Wow... baca dari atas sampe bawah serasa lagi virtual kulineran. Enaknya sampe ke bayangan di kepala.

    Bener banget sih Ambu, gak ada orang yang bisa menolak bolu. Buat dijadiin gift pun bolu sekarang udah kece dan praktis packagingnya. No ribet-ribet club pokonya.

    ReplyDelete
  20. Bisa buat menu berbuka juga ya Bu
    Kami yg lagi kena sakit tenggorokan memilih bolu kukus untuk berbuka daripada gorengan hahaha

    ReplyDelete
  21. Saya juga sudah nyobain bolu Nusa Rasa ini, topingnya ga play² ya banyak banget alias berlimpah jadi kudapan favorit keluarga juga nih

    ReplyDelete
  22. Harganya terjangkau bolu Nusa Rara Rp. 35 ribu, pas buat buah tangan keluarga di rumah.

    ReplyDelete
  23. Harganya terjangkau sekali, Kak. 35ribu, kalau lihat gambarnya, tekstur bolunya lembut banget nih. jadi pengen nyomot satu

    ReplyDelete
  24. Pas buka puasa biasanya keluargaq suka yang manis2 seperti bolu gini ambu, jadi pengen beli juga soalnya liat gambar dan reviewnya bagus jadi pasti enak

    ReplyDelete
  25. Penasaran sama bolu ini, sepertinya rasanya enak dan teksturnya lembut. semoga bisa berkesempatan mencoba nanti

    ReplyDelete
  26. Enak banget kayanya De makan bolunya. Jadi pengen icip-icip kelima Varian rasanya. Paling penasaran ama Blackforest sih.

    ReplyDelete
  27. Coba ah nanti keluarga yang di Bandung mau saya titipkan bawa ini
    Lumayan bisa jadi santapan hari raya juga kelak

    ReplyDelete
  28. uda pernah rasa dan emg seenak itu sih wkwk lembut bangettt

    ReplyDelete