Oki Setiana Dewi dan Dakwah yang Bakal Menelan Korban

    
instagram.com/@okisetianadewi ; freepik.com

Oki Setiana Dewi dan Dakwah yang Bakal Menelan Korban


Ada ceramah yang dulu sangat popular. Ceramah tersebut beredar dalam bentuk rekaman cassette tape, yang diperbanyak dan diputar oleh begitu banyak orang. Isinya begini:

Seorang suami yang akan bepergian berpesan pada istrinya. Selama dia tak ada di rumah, sang istri dilarang ke luar rumah. Si istri pun patuh. Saking patuhnya dia bergeming saat ada kabar ibunya sakit, bahkan hingga ibunya meninggal.

Ustaz Zainuddin MZ, pemilik ceramah menutup kisahnya dengan berkata bahwa doa si istri yang paling diterima Allah SWT karena dia telah patuh pada suami.

Penasaran dengan ceramah almarhum Ustaz Zainuddin MZ, saya bertanya pada Ustaz Aam Amirudin. Beliau menjawab:

“Itu kisah zaman dulu. Sekarang kan udah modern, bisa telepon langsung, kirim pesan via aplikasi atau email, lengkap banget. Jadi cerita itu udah gak relevan lagi.”

Ah, andaikan semua suami di dunia ini sebijak ustaz Aam Amirudin!

Baca juga;

Daftar Isi:
  • Dakwah yang Menelan Korban
  • Oki Setiana Dewi, Dakwah yang Melegalkan KDRT
  • Apa Kata Komnas Perempuan?
  • Keseluruhan Dakwah? 
Karena saya sial. Gara-gara mendengar ceramah Ustaz Zainuddin MZ, mantan suami (dulu masih suami) menganggap istri harus patuh secara membabi buta. Suami boleh melarang hanya dengan alasan gak suka, seperti gak suka saya berkunjung ke rumah ibunda di Sukabumi. Gak suka melihat saya menonton televisi, serta gak suka lainnya dengan alasan yang mengada-ada.

Termasuk menulis di Kompasiana. Semula saya sudah diizinkan menulis di platform blog keroyokan tersebut. Tiba-tiba dia melarang ketika melihat banyak komen yang memuji tulisan saya, misalnya: “Tulisan ibu selalu oke.” “Wah, topik lingkungan sih Mbak Maria ahlinya.”

Dia tidak suka saya dipuji, padahal mungkin saja pemberi komentar hanya basa basi. Teman-teman blogger pastinya udah kenyang dengan pujian: “Bagus tulisannya.” “Inspiratif banget tulisannya.” Serta komen klise lainnya.

Tapi dia gak mau tahu alasan saya. Puncaknya saat saya harus ke Jakarta untuk menerima penghargaan ‘Kompasianer of The Year’. Saya tahu bakalan dilarang. Dua tahun sebelumnya saya dilarang menghadiri penerimaan penghargaan 15 finalis lomba Kompasiana.

Saya memutuskan untuk berangkat ke Jakarta tanpa izin. Larangannya kan gak boleh menginap di rumah adik? Jjadi paska event saya langsung pulang ke Bandung,  walau waktu sudah menunjukkan pukul 23.00 malam. 

Akhirnya ketahuan. Saya dimarahi dan tulisan-tulisan saya di Kompasiana dibombardir komentar pelecehan. Dulu, saya hanya bisa menelan kemarahan. Sekarang, saya bersyukur karena berani melawan penindasan.

Penghargaan tersebut sangat berarti bagi korban KDRT seperti saya. Penghargaan memberi kesadaran bahwa saya manusia yang mempunyai nilai.  Bahwa saya manusia yang memiliki harga diri. Bahwa saya manusia yang mempunyai kemampuan. Bahwa saya manusia merdeka yang berhak menentukan nasib saya sendiri.

Tapi bagaimana nasib perempuan lain? Suami mereka juga menelan bulat-bulat ceramah Ustaz Zainudin MZ. Suami mereka tak mau menelaah isi ceramah. Suami mereka tidak mau membuka Alquran untuk mempelajari kriteria suami yang layak dipatuhi istrinya. Suami mereka hanya berpedoman; “Kata Ustaz Zainuddin MZ, istri harus patuh, titik.”

Jangan lupa, data UNESCO menyebutkan minat baca orang Indonesia hanya 0,001%. Artinya, dari 1,000 orang Indonesia, cuma 1 orang yang rajin membaca!

Itu data bacaan berbahasa Indonesia lho. Apalagi baca Alquran yang menggunakan Bahasa Arab dan pemahamannya, pastinya lebih rendah lagi. Gak heran ustazah abal-abal seperti Irene Handono dipercaya.

Karena itulah saya merasa kesal sewaktu Oki Setiana Dewi, memberi tauziah yang isinya melegalkan KDRT.

Di bawah ini isi ceramahnya:
  
maria-g-soemitro.com

Oki Setiana Dewi, Dakwah yang Melegalkan KDRT

Di Jedah, ada suami istri sedang bertengkar hebat. Suami marah luarbiasa, dipukullah wajah sang istri, hingga istri menangis. Tiba-tiba pintu diketuk dan ternyata orangtua si istri yang datang bertamu.

Melihat orangtuanya datang, alih-alih melapor, si istri malah bilang bahwa dia menangis karena rindu pada orangtuanya

Sebagai pamungkas, Oki mengatakan bahwa suami memuji tindakan si istri yang sangat mulia, yang telah menutup aib suami. 

“Perempuan kan suka lebay ya ketika mengadu KDRT, suka dilebih-lebihkan,” kata Oki. “Jadi gak perlulah kita menjelek-jelekkan pasangan kita sendiri.”

Astagfirullahaladzim, keblenger nih Oki. Merasa lebih tahu dibanding korban KDRT. Dia gak tahu bahwa korban KDRT mengalami sakit fisik dan psikis, jadi BUKAN LEBAY!

Jika mau ceramah tentang KDRT, silakan pelajari lebih dulu. Jangan mentang-mentang mendalami ilmu agama, trus menganggap tahu semua. Sungguh keterlaluan!

Saya marah karena dia perempuan dan juga seorang istri. Saya juga sangat marah karena keadilan tidak pernah berpihak pada korban KDRT. Sewaktu saya melapor polisi, si polisi malah bilang:

“Ibu gak kasihan pada ayahnya anak-anak?’

Astagfirullahaladzim saya ini korban. Kok polisi malah membela pelaku KDRT?

Dan sekarang ada perempuan yang dianggap ustazah menyepelekan KDRT dan menganggap sebagai aib yang harus ditutupi.

Prof. H. Nadirsyah Hosen, Ph.D. (Rais Syuriah PCI (Pengurus Cabang Istimewa) Nahdlatul Ulama (NU) di Australia dan New Zealand, yang akrab dipanggil Gus Nadir, menjelaskan tentang aib melalui akun twitter @na_dirs:
Aib suami yg mesti ditutupi istri itu spt suka ngorok dg irama ketukan 3/4; suka ngupil taruh dibawah meja, baru semenit udah “loyo”; plus jadi fens MU. Itu semua aib. 
Tapi kalau nabokin bini, itu bukan aib yg harus ditutup. Itu KDRT yg harus diselesaikan, bukan disuruh ikhlas.
Selanjutnya Gus Nadir mentweet:
Kasih tahu sama sang ustadzah, kalau suami mukul istri itu sebenarnya bukan aib yg harus ditutupi oleh istri. Itu KDRT. Harus lapor polisi. Cerita2 begini justru membuat istri dipaksa menerima kelakuan suaminya yg brengsek atas nama jaga aib suami. Istrimu bukan sasak tinju woy!
Jadi ketakutan saya gak salah ya?

Gara-gara ceramah istri harus patuh, saya gak boleh menulis di blog. Saya juga harus patuh antar jemput anak dengan naik angkot, padahal di rumah ada mobil parkir dengan antengnya.

Dan sekarang, gara-gara Oki menganjurkan agar istri menutupi KDRT, maka para istri harus bersiap dipukul dan diam! Jangan melapor ke orang tua, apalagi polisi, apabila tak mau dianggap lebay.
   
maria-g-soemitro.com

Apa Kata Komnas Perempuan?

Apa sih yang dimaksud KDRT?
Setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga. (UU 23 tahun 2004 Pasal 1 ayat 1)
Dengan kata lain KDRT dikategorikan sebagai perbuatan pidana dengan ancaman pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau denda paling banyak Rp. 15.000.000,00 (lima belas

Komnas Perempuan mencatat 544.452 kasus KDRT sepanjang 2014 – 2021. Tren meningkat 75 % selama pandemi (sumber), namun angka tersebut tidak menggambarkan keseluruhan kasus di lapangan. Lantaran banyak yang tidak dilaporkan, atau justru sudah melapor tapi dicabut kembali.

Selain itu ada fakta mengejutkan seperti yang diungkap Komisioner Komnas Perempuan, Prof. Alimatul Qibtiyah, S.Ag., M.Si., Ph.D.

“Mereka yang melapor biasanya bukan pertama kali mengalami KDRT, tapi sudah berkali-kali. Sesudah gak kuat baru melapor.”

Tanpa ragu saya mengaminkan perkataan Alimatul Qibtiyah, sesudah bertahun-tahun mengalami KDRT dan depresi parah, saya baru melapor ke kepolisian. 
Tapi apes, saya dicuekin polisi!

Khusus ceramah Oki, Komisioner Komnas Perempuan Siti Aminah Tardi memberi penjelasan sebagai berikut ( sumber):

"Dari ceramah itu ada tiga poin, yaitu pertama, tidak masalah suami memukul istri. Kedua, istri tidak boleh menceritakan kekerasan yang dialaminya karena merupakan aib rumah tangga, dan ketiga, tidak mempercayai korban dan menilai dilebih-lebihkan," 

"Mengingat perannya sebagai penceramah, maka terdapat kewajiban untuk mendorong jamaah taat pada aturan hukum juga menyampaikan tafsir keagamaan yang berpihak terhadap perempuan. Kekerasan dalam bentuk apapun tidak dibenarkan dalam Islam, termasuk suami menampar istri," tegas Siti Aminah.

Lebih lanjut Siti Aminah menjelaskan bahwa melapor pada orang tua bukanlah aib. Orang tua harus memastikan anak perempuannya diperlukan dengan baik.

Demikian juga bukan aib ketika perempuan mengakses lembaga layanan atau mengklaim keadilannya kepada sistem peradilan pidana

    
maria-g-soemitro.com

Keseluruhan Dakwah? 

Namun ternyata banyak yang membela Oki Setiana Dewi. Bisa dipahami sih, Oki punya banyak penggemar. Diantara mereka juga gak ngerasain pedihnya menjadi korban KDRT sehingga dengan lantang membela Oki. Mereka menganjurkan untuk mendengar ceramah secara lengkap.

Oke saya dengar secara lengkap. Isinya kurang lebih menganjurkan untuk tidak membuka permasalahan keluarga ke muka umum, terlebih ke media sosial.

Rumah tanggaku ya Allah, sedih.' Namun di depan orang banyak: “Alhamdulillah baik. Doain ya sakinnah, mawaddah, wa rahmah. Suamiku tuh baik luar biasa.”

Tapi di sepertiga malam, “Ya Allah sedih rumah tanggaku ya Allah.” Gitu Bu harusnya.
Ini kalau terjadi permasalahan rumah tangga curhat ke orang lain atau curhat di social media, dikit-dikit posting. Tapi yang udah sepuh-sepuh sih alhamdulillah nggak ada social media, bagus juga nggak gaul di social media.

Karena kalau zaman sekarang punya sosmed dikit, kasih cerita di sosmed, bikin status-status di sosmed, dibaca sama seluruh orang di dunia ini. Ya Allah ternyata rumah tangganya lagi berantakan.

Akhirnya ada laki-laki yang baca, “Oh rumah tangganya lagi berantakan, aku pepetin ah.” Kesempatan “Aku ini laki-laki ku tunggu jandamu. Dari dia gadis ku tunggu jandamu. Dia lagi ada problem aku pepetin ah.”Membuka pintu setan, buka-buka rahasia rumah tangga, membuka aib orang lain, atau aib suami sendiri. Buat apa?

Saya setuju ceramah Oki yang ini. Sebagai istri janganlah mengeluh tentang suami nganggur, gaji suami kecil, suami cuek dan semacamnya.

Terlebih curhat ke media sosial, buat apa? Emangnya dengan mengeluh tiba-tiba suami dapat kerja dengan gaji selangit?  Enggak kan ya?

Nah ngomongin gaji suami ke public termasuk bongkar aib tuh.

Beda halnya dengan memukul. Seperti kata Gus Nadir, menabok istri termasuk  KDRT bukan aib. Sebagai perempuan berpendidikan, harusnya Oki tahu dan paham.

Apabila saya punya kesempatan bertemu Oki Setiana Dewi, saya akan bilang;

Oki, bersyukurlah kamu disayang suami dan suami mengizinkan kamu sekolah setinggi mungkin, beraktivitas sebanyak mungkin.

Tapi, Oki harus paham, tidak setiap perempuan beruntung itu. Tidak setiap istri dihargai suaminya. Banyak suami menjadikan istrinya samsak tinju. Banyak suami yang menganggap pernikahan hanya sebagai kesempatan having seks sepuasnya.

Jadi sebelum menghakimi, keluarlah dari tempurung ya?

Baca juga:


18 comments

  1. Denger berita ini ikutan kesel juga sih mba. Jujur emang kasian banget sama para istri yang jadi korban KDRT dan haru menutupi dengan dalih menutupi aib suami. Thanks for sharing yah mba, semoga perempuan dan para istri tidak ada lagi yg bersembunyi jika mengalami KDRT.

    ReplyDelete
  2. Saya penasaran bagaimana tanggapan ustazah itu bila yang kena bogem itu anak atau keluarga terdekatnya. Masihkah dia akan bilang untuk menutupinya? Jujur kesal banget dengar ceramahnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah itu sih..
      Contoh KDRT yang diberikan ustadzah dalam menutup aib, menurut daku gak tepat.

      Delete
  3. Meski KDRT bukan sesuatu di mata dan telinga saya, tapi tetap saja, isu ini menjadi bahasan penting. I say no for KDRT. Anak-anak saya pun sedari kecil saya tanamkan bahwa laki-laki harus bisa menghormati dan menghargai perempuan, dan perempuan harus berani memperjuangankan kebahagiannya lahir dan batin.

    Semoga Indonesia lebih tegas lagi menindak para pelaku KDRT ini. Non sense lah kalau dikatakan, "Kasihan anak-anak, nggak ketemu bapaknya kalau sampai dipenjara."

    Lebih kasihan lagi kalau setiap hari mereka menyantap adegan KDRT tersebut dan hidup di bawah asuhan Ibu yang lama-lama mentalnya juga rusak karena tidak ada yang membela.

    ReplyDelete
  4. Menjauhi KDRT perlu diperhatikan karena tindakan preventif menjadi bagian penting, kasih sayang, membangun komunikasi, saling mengingatkan.

    ReplyDelete
  5. Betul sekali Mbak ... saya pun setuju sama pendapat Mbak. Walau maksud si Oki itu bahwa 'istri yang sabar, akan membawa perubahan bagi suaminya', tapi juga jangan KDRT yang dijadikan contoh. Kalau saya nggak ada cerita, kena pukul meski hanya tamparan, itu sudah menyakiti harga diri saya. Itu artinya suami tidak menghargai istrinya, minim orang tua istri harus tahu. Jangan tunggu sekarat baru lapor polisi. Padahal Allah juga tidak menyukai umatNya yang menyakiti diri. Lalu mengapa perempuan disuruh sabar ketika dipukul oleh suami oleh seorang ustadzah? 😭

    ReplyDelete
  6. OSD menurut saya nggak salah.
    Yang salah itu adalah orang yang percaya sama Oki Setiana Dewi.

    Orang nggak kompeten urusan KDRT kayak gini mestinya jangan dibiarkan ceramah di tempat umum. Jangan didengerin. Ceramahnya jangan disebarin.

    Tapi OSD-fans malah memberinya panggung dan menyebarkan pemahaman sesat tentang KDRT.

    ReplyDelete
  7. Jadi pembelajaran juga buat kita, bahwa apa-apa sebelum memberikan pencerahan agar memikirkan dulu setiap sisinya, dampak dan manfaatnya.

    ReplyDelete
  8. Suka artikel ini - dan ini bukan basa-basi:)
    Batasan aib dan KDRT itu jelas kok, kalau enggak dilaporkan bakalan terus terjadi bahkan bisa hilang nyawa istri oleh suami. Duh!
    Salut pada Ambu, yang berjuang, karena banyak sekali di luar sana perempuan yang diam, ikhlas, diperlukan semena-mena oleh suaminya.
    Saya tahu betul karena kakak kandung saya ngalamin sendiri, baik kdrt fisik maupun non fisik, bisa jadi kalau enggak cerita ke orangtua dan keluarga besar dan 'diselamatkan' hilanglah nyawanya.

    ReplyDelete
  9. Berita yang viral ini menggemaskan sekali ambu. Saya punya sepupu yang sering mengalami KDRT dipukul dan ditendang oleh suaminya. Bahkan saat hamil pun dilakukan. Karena gak kuat dia laporan ke polisi. Sampai akhirnya suaminya dipenjara. Sebagian orang bilang saudaraku itu tega. Aduh tuh yang bersuara gak pake tak, andaikan dia disiksa seperti itu ikhlas gak?

    ReplyDelete
  10. Ya Allah mbak aku emosi bacanya lho, alhamdulillah mbak kuat yaa, inspiratif sekali hehe!

    ReplyDelete
  11. Ikut prihatin ya Ambu dengan masa lalu Ambu . Alhamdulillah sekarang sudah terlewati. Kalau menurut pemikiran saya pribadi banyaknya pembenaran atas KDRT salah satu penyebab karena pemahaman tafsir kitab suci yang ditelan mentah2 oleh siapapun yang merasa menjadi pemuka Agama. Tanpa pernah mondok, tanpa pernah mendalami hakikat dari ayat di kitab suci langsung baca tafsir dan menyimpulkan dengan pemikiran sendiri. Jadinya ya seperti saat ini umumnya pemuka agama sosialita atau yang pasang tarif banyak kasih tausiah nyleneh tanpa pernah berpikir dampak panjangnya pada jamaahnya.

    ReplyDelete
  12. Video ceramahnya viral banget beberapa waktu lalu ya,Mba. Saya yang belum menikah aja sedikit kesal mendengarkan kalimat demi kalimat yang dilontarkan Mba Oki apalagi yang memang sudah menikah dan tahu kondisi rumah tangga. Tentunya hal-hal yang untuk melindungi diri harus berani diutarakan ke orang lain sih.

    ReplyDelete
  13. Sejak awal videonya viral, mungkin saya bisa berpositif thinking kalau maksudnya OSD itu ada pada 'istri harus menutupi aib suami', tapi contoh yang dibawanya adalah KDRT. Dan kekerasan bukanlah aib.

    Sejauh yang saya tahu, yang termasuka 'aib' suami itu misalnya suami jarang mandi, atau suami lagi nganggur, maka istri harus menutupinya atau tidak menceritakan ke orang lain agar marwahnya tetap terjaga.

    ReplyDelete
  14. Saat viral berita itu teryata potongan video beberapa tahun lalu. Semoga tak terjadi atau terulang lagi karena manusia kerap melakukan kealpaan. Ini jadi pembelajaran juga pastinya

    ReplyDelete
  15. Benar bangett mba… Lebih baik mengutarakan apa yang terjadi apalagi sampai KDRT, ini bukan masalah aib lagi tapi udah masalah harga diri dan tidak baik jatuhnya… Aku sendiri yg belum menikah jadi bahan pelajaran sih hal2 seperti itu, bahkan dakwah ttg rumah tangga. Tapi benar2 memfilter dakwah tsb sblm memahaminya, semoga mba Maria selalu bahagia ya…

    ReplyDelete
  16. Aku baca sampai habis, benar-benar ulasan dari mantan korban kdrt, sya yang denger dari cuplikan yang viral di TV aja langsung melengos saat lagi sibuk domestik. Indonesia selain literasinya rendah juga fatherless jadi ya kita ibu dari anak perempuan harus seleksi ketat kalo ada yang meminang

    ReplyDelete
  17. jleb jleb banget setiap kalimat Ambu :( saya sangat setuju bahwa nggak semua istri seberuntung Oki. Apalagi Ibu-Ibu yang bacaannya hanya hasil share grup WA, jika itu kalimat agamis pastilah ditelan mentah-mentah. Nggak bayangin kalo yang ditelan mentah2 adalah hasil cuplikan ustad atau ustazah ala-ala, hiks. Btw, tapi terakhir mbak OSD meminta maaf di akun instagramnya. Entah itu potongan atau bukan, tapi melegalkan KDRT adalah jahat, hiks. Semoga Ambu selalu berbahagia bersama anak-anak dan terus menulis :)

    ReplyDelete