Baim Wong Menghina Kakek Suhud, Netizen Meledak!

    
Kakek Suhud


Baim Wong Menghina Kakek Suhud, Netizen Meledak!


Temans, punya pengalaman belajar salat untuk pertama kali? 

Bersyukurlah jika bisa belajar dari orang tua, guru atau ustaz yang mumpuni. 

Karena saya belajar sendiri dengan menggunakan buku tipis seharga Rp 1.000/buah yang saya beli di depan Pasar Kosambi Bandung. Waktu itu saya menetapkan niat. Begitu masuk Islam, saya harus salat 5 waktu. 

Jadi, begitu melihat buku tata cara salat yang dijajakan di pinggir jalan, cuzz deh saya beli. Saya pelajari dan hafalkan sepanjang perjalanan, berangkat ke kantor, dan pulang menuju kampus/tempat kuliah 

Buku yang sangat bermanfaat, yang kini saya simpan dalam rak buku berdampingan dengan buku “Sudah Benarkah Shalatku” karangan Ust Aam Amirudin, buku dengan cover mewah dan harganya berpuluh kali lipat. Sungguh kontras dibandingkan buku seribuan yang sudah kucel bin kumel 😀😀

Baca juga:
Berpikir Kritis Menurut Islam dan 5 Hikmah Berpikir Kritis 

Menyelami Fikih Perempuan Bersama Channel Aam Amirudin

Daftar Isi

  • Berkat Buku Murah, Saya Belajar Islam
  • Kronologis Kakek Suhud, Penjual Buku Agama Islam
  • Baim Wong, Gagal Paham Budaya Indonesia
  • Saya Juga Pernah Marah

Ingatan akan buku-buku murah, berisi panduan doa dan ibadah agama Islam, yang dulu rata-rata dijual dengan harga Rp 1,.000, kembali hadir paska menonton kasus Kakek Suhud. 

Berawal penasaran dengan nama Kakek Suhud  yang bersliweran di YouTube.Saya klik salah satu channel untuk memuaskan rasa ingin tahu. Duh auto ngelus dada deh saya. 

Dalam video berdurasi sekitar 2 menit ini, nampak seorang kakek (yang kemudian saya ketahui bernama Kakek Suhud) sedang ditunjuk-tunjuk dan dihina oleh selebriti Baim Wong. 

“Ngikut-ngikutin saya ampe berapa kilo tadi ngapain, jangan, enggak ada ngemis-ngemis gitu”. 

“Tuh kayak dia tuh kerja. Pak sini pak. Nih kerja bukan ngemis ya. Tuh kasi uang karena kerja nih. Tuh kasi uang kerja,” kata Baim Wong yang dilanjutkan dengan aksi demonstratif, mengeluarkan uang, untuk dibagikan pada driver ojol yang kebetulan mangkal di sekitar warung depan rumahnya. Pemilik warung pun ikut kebagian rezeki. 

Sementara Kakek Suhud hanya tertunduk malu. 

Astaghfirullahaladzim 

Dari beberapa channel yang kemudian saya lihat, Kakek Suhud ternyata pedagang buku agama Islam. Jenis bukunya sama dengan yang saya beli ketika berniat masuk Islam. Tentu, sekarang harganya bukan Rp 1.000/buku lagi. 

Andai pun Kakek Suhud pengemis, bukan pedagang buku agama Islam, sangat tidak pantas memperolok-olok sambil merekam. Baim Wong kan bisa berkata sopan, “Maaf pak, lain kali ya”. 

Saya mencoba mencari kronologisnya. Ternyata begini:

 

kakek suhud


Kronologis Kakek Suhud, Penjual Buku Agama Islam

Paska salat di masjid di Jalan Cut Mutia, Kakek Suhud (70 tahun) melihat Baim Wong dan anaknya, Kiano, melintas dengan mengendarai motor gede. Spontan dia teringat konten-konten Baim Wong di YouTube yang berisi kedermawanan, seperti pura-pura menjadi pemulung kemudian Baim Wong bagi-bagi uang. 

Yakin Baim Wong merupakan sosok yang baik hati, Kakek Suhud membututi. Pastinya tak mudah, karena Kakek Suhud hanya mengendarai motor tua. 

Hingga akhirnya sampailah mereka di depan rumah Baim Wong. Di sana telah bersiap tim videografer dari akun YouTube dengan 19,4 juta subscrbers ini. 

Baim Wong turun dari mogenya, kemudian mendatangi dan menanyakan maksud sang kakek. 

“Bantu bantulah jual ini,” jawab Kakek Suhud sambil mengeluarkan kantong plastik hitam. 

Tanpa bertanya lebih lanjut, apa yang dimaksud “Bantu bantulah jual ini,” dan apa isi kantong kresek, Baim Wong marah. Dia menunjuk-nunjuk sang kakek sambil berkata: 

“Ngikut-ngikutin saya ampe berapa kilo tadi ngapain, jangan, enggak ada ngemis-ngemis gitu”. 

Penolakan Baim Wong diikuti tindakan show off seperti yang ditulis di atas: membagi-bagikan uang kepada driver ojol yang sedang mangkal  di depan warung, di dekat rumah Baim Wong. 

“Malu-maluin aja ngejar-ngejar minta duit,” kata Baim Wong pada Kakek Suhud yang tertunduk malu. 

Semua adegan di atas diunggah Baim Wong di channel YouTubenya. Kecuali pengakuan Kakek Suhud yang melihat Baim Wong usai salat di masjid, ada di unggahan channel lain. 

Sontak netizen geram! 

Gak mau ngasih uang ya sudahlah gak papa. Tapi jangan marah-marah dan dibikin konten dong. Terlebih bapak tersebut sudah tua. 

Tak berapa lama, topik “Baim Wong canceled”  “Baim merendahkan orang tua” dan lainnya, menjadi trending di TikTok, Twitter dan Instagram. 

Merasa gerah, Baim Wong membuat klarifikasi dengan membuat konten yang isinya kurang lebih tentang Kakek Suhud yang membututinya sambil minta uang. 

Namun Baim Wong juga menegaskan, dia tak menyesali kejadian ini. Mungkin maksudnya, dia tak menyesali telah menegur Kakek Suhud agar jangan mengemis.

 

Kakek Suhud


Baim Wong, Gagal Paham Budaya Indonesia

“Baim Wong cari nafkah di Indonesia, tapi gak paham budaya Indonesia” 

Pernah naik bus antar kota? Pastinya pernah dong bertemu penjual kacang, manisan asam, buah jeruk, buku agama dan lainnya. Dia menaruh barang dagangannya ke pangkuan para penumpang. Dilakukan sambil ngoceh tentang jualannya dan berjalan dari arah depan ke belakang. 

Penjual tersebut gambling. Dia berharap penumpang akan tertarik membeli. Sehingga ketika balik lagi dari belakang ke depan, jualannya dibeli, dia menerima uang pembelian. Jika gak laku, ya ambil aja lagi barangnya. Selesai perkara. 

Di luar negeri, perilaku seperti ini bisa disemprot penumpang, lho. Mengambil barang dari pangkuan kan berpeluang “ngemek-ngemek” organ intiim? 

Bagaimana di Indonesia? Anehnya, gak ada yang marah tuh! 

Tentu saja, selalu ada penumpang yang risih dan gak berkenan. Untuk mengantisipasi kemungkinan penjual melakukan pelecehan (dengan alasan gak sengaja), mereka hanya memindahkan barang jualan ke kursi kosong. Atau mengambil dan menyerahkannya ke tangan penjual.  

Emang sih, potensi pelecehan hanya opini saya. Si penjual gak berpikiran “kotor”. Dia hanya mengambil cara praktis , agar barang dagangannya bisa cepat laku.  

Selama kedua belah pihak: pembeli maupun penjual, nyaman dan saling memahami, maka cara penjualan tersebut akan terulang, dan terulang lagi. 

Kasus  sama berlaku untuk Baim Wong. Dia boleh saja tidak menyukai cara berjualan Kakek Suhud. Tapi bukankah ada cara yang lebih pantas, elegant dan manusiawi untuk menolak?
Selama tinggal dan mencari nafkah di Indonesia, udah seharusnya memahami dan menyesuaikan diri dengan budaya Indonesia. 

Baim Wong juga harus menyadari, sebagai selebriti ada konsekuensi dikejar-kejar penggemar. Bukankah faktor penggemar yang membuat  pundi-pundinya penuh? 

Apalagi dia kerap mengunggah konten membagi-bagi uang. Konten yang menciptakan brand image sosok dermawan.Gak heran pedagang kecil berpikir Baim Wong akan memborong barang dagangannya.  

Tak terkecuali Kakek Suhud. Ketika dia melihat Baim Wong melintas dengan motor gedenya, Kakek Suhud mengejar dengan harapan bisa bertemu orang terkenal, syukur-syukur barang dagangannya diborong. 

Eh, gak taunya …..

kakek suhud


Saya Juga Pernah Marah

Gak mau “muna”, saya juga pernah marah pada pengemis, tepatnya pada pengamen. Suatu profesi yang mendapat sebutan sebagai: “singing beggar”. 

Penyebabnya selain masih muda, para pengamen ini kerap maksa. Mereka menyodorkan kantung uang  minta sedekah, sambil bilang: 

“Daripada jadi maling, daripada jadi penodong, mending jadi pengamen” 

Ngomel dong saya. Udah mah maksa, menyodokkan kantung uang hingga menyentuh anggota tubuh, eh bikin perbandingan ngawur, seolah mengamen lebih mulia dibanding menodong/maling/ perbuatan melanggar hukum. 

Mengamen kan melanggar hukum juga. Kota Bandung memiliki Peraturan Daerah tentang Ketertiban,  Kebersihan dan Keindahan (K3) nomor 03 tahun 2005 yang mendefinisikan pengamen sebagai Tuna Sosial yang aktivitasnya melanggar ketertiban.

Tuna  Sosial adalah penyandang masalah kesejahteraan  sosial  termasuk  diantaranya Gelandangan, Pengemis, Pengamen dan Wanita Tuna Susila.

Namun, saya paham. Tidak semua orang sependapat. Sewaktu saya menulis kisah pengamen tersebut di Kompasiana, muncul pro dan kontra. Sebagian sependapat, sebagian lagi menolak. 

Yang bikin gagal paham, ada kontributor Kompasiana lain yang sependapat. Dia membuat tulisan senada di Kompasiana. Tapi objeknya bukan pengamen melainkan pengemis yang kebetulan penyandang disabilitas pada organ kaki.  

Memberi Pengemis atau Membayar Lebih untuk Yang Mau Bekerja 

Isi tulisannya kurang lebih: 

Ternyata dia bisa berjalan lho”  

“Tasnya baru. Ternyata dia pakai arloji dan suka ganti-ganti tas lho” 

Melenceng banget bahasannya. Silakan klik link di atas, maka akan terlihat pengemis sepuh  dengan kelainan pada kaki yang menyebabkan tidak bisa berjalan normal, harus menggunakan semacam papan selancar. 

Sungguh konyol membandingkan pemuda pengamen dengan bapak difabel berusia lanjut  yang pastinya sulit mencari pekerjaan.  

Sebetulnya kesejahteraan mereka menjadi tugas pemerintah. Jika dia masih bisa berjalan untuk mencari nafkah, bukankah kita harus bersyukur? Termasuk andai dia mampu membeli jam tangan dan tas. Tak tertutup kemungkinan, tas dan arlojinya hasil donasi bukan? 

Penting untuk digaris bawahi, saya marah pada pengemis yang masih muda. Pada yang punya masa depan luas. Asalkan niat dan berusaha keras untuk mencapai sukses, pasti bisa. 

Beda halnya dengan kasus Kakek Suhud dan penyandang disabilitas di atas. Kesempatan kerja mereka terbatas. Walau demikian toh Kakek Suhud keukeuh ingin memperoleh income. Mungkin disebabkan terbiasa kerja. Gak enak berstatus pengangguran di rumah petak milik besannya. 

Di usianya yang ke-70, berjualan buku merupakan cara mudah mendapatkan income. Gak perlu skill khusus dan gak perlu modal besar. 

Sekaligus sulit dilakukan. Hari gini, siapa sih yang masih baca buku? Jika zaman dulu, saya harus membeli buku agar bisa belajar salat, kini cukup mengetik keyword di mesin pencari HP/komputer.Maka muncullah seabrek panduan tata cara salat. 

Jadi bisa dipahami ketika Kakek Suhud mengejar-ngejar Baim Wong. Dia berharap si selebriti mau mendermakan sebagian rezekinya. 

Sayang, Baim Wong melewatkan kesempatan berbuat amal kebaikan. Lebih disayangkan lagi, perilaku marah, menuding-nuding  dan merendahkan Kakek Suhud direkam dan diunggah di channel YouTubenya. 

Netizen yang marah akan reda.  

Tapi luka di hati Kakek Suhud tak akan mudah sembuh.

Baca juga:
Bersyukur, Proses yang Tak Mudah 

Perempuan Jangan Cengeng! Your Life is Your Choice

34 comments

  1. Memang Ambu, aku pas lihat Baim Wong menunjuk saja, sudah rasa tak enak hati karena bagiku kalau kita bicara menunjuk teman sebaya saja tidak sopan bagiku. Apalagi ini dengan orang tua. Meski aku tidak mencari tahu beritanya tapi setiap melihat gambar Baim menunjuk sudah mewakili bagaimana karakternya.

    ReplyDelete
  2. Wah, saya baru tahu kisah ini lo, ambu. Saya juga berusaha menyisihkan uang untuk membeli dagangan untuk para pekerja yang sudah tua atau disabilitas. Saya pun setuju dengan ambu, kalau masih muda ada baiknya bisa mencari skill tambahan agar bisa tetap mencari nafkah. Akh, semoga saya juga suatu saat nanti bisa berdampak dengan membuka lapangan pekerjaan, aamiin

    ReplyDelete
  3. Sedih banget kalau kejadiannya benar begitu, ya. Moga kita semua bisa mengambil pelajaran dari sini.

    ReplyDelete
  4. Baru tahu keajadian ini setelah baca postingan Ambu. Jadi kasian ama Kakek Suhudnya. Engga pantas emang menunjuk dan menghina orang yang lebih tua terus dibikin konten. Lagian Kakek Suhud juga kerja, dia jualan buku loh.

    ReplyDelete
  5. Setiap orang pernah marah, sayangnya Baim orang terkenal jadi terexpose kemarahannya . Semoga keduanya bisa berdamai.

    ReplyDelete
  6. Saya ikutan berasa geram saat liat video artis papan atas itu. Entah lebih jengkel
    Sama tingkahnya yg membagi2kan uang di ojol yg jelas lagi mangkal di depan mata si kakek kelihatan pandangannya jadi begitu pilu
    Aku juga sependapat mungkin si kakek seperti penjual/penawar jasa yg ngikutin gitu. Mungkin utk org2 kelas atas jarang mengalami hal demikian

    Oh iya aku juga pernah punya pengalaman ga menyenangkan sama pengamen di angkot yg maksa minta uang
    Huffttt

    ReplyDelete
  7. Iya nih, berita tentang Baim Wong ini viral di mana-mana, tapi belum sempat saya baca, jadi tau di tulisan Ambu ini.
    Mungkin saja memang kondisi mood si Baim lagi nggak baik kali ya, jadinya tanggapannya berlebihan.
    Semoga keduanya bisa berdamai dengan baik

    ReplyDelete
  8. Wah beneran Bandung ada larangan ngamen ya mbk, padahal daerah Braga pengamannya ngajak gelut. maksa, sih!

    btw, aku juga ngga tega pas liat baim bentak2 kakek suhud. Bayangin kalo bapakku digituin...pdhl bapakku udh alm.

    ReplyDelete
  9. Baru tau detail kejadiannya nih :( semoga banyak yang bisa ambil pelajaran dari kejadian ini ya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Daku juga gak nyimak kisah mulanya.
      Hanya tahu pas bagian Baik Wong minta maaf.
      Setuju, pasti ada hikmah dari setiap kejadian

      Delete
  10. Tadi siang mamaku sibuuuuuk membahas ini ambu. Wkwkwk. Dalam hati saya mikir, "Ada apa sih ini?" Secara saya gak ngikutin Baim Wong. Eh, muncul dia di podcastnya Deddy Corbuzier. Baru deh ngerti duduk permasalahannya.

    Namanya juga manusia ya ambu, tempatnya salah. Alhamdulillah perkara Baim dan Kakek Suhud sudah selesai secara kekeluargaan.

    ReplyDelete
  11. Wah, Ambu update masalah ini juga ya. Sebetulnya aku gak nonton videonya ataupun klarifikasi dari kedua belah pihak. Cuman memang rasanya kok ya enggak pantas kalau bagian tersebut masih dimasukkan ke dalam konten. Padahal bisa aja bagian tersebut dihilangkan sehingga gak terjadi kehebohan seperti ini :(

    ReplyDelete
  12. Suatu hal yang lumrah misalnya marah sih.
    Hanya saja karena direkam dan dipublikasikan, jadilah pada tahu bahwa dia marah² ke orang lain.

    ReplyDelete
  13. aku lihat di tv ini beritanya
    untungnya aku g subscribe channelnya, hehe
    makin g respek 🤭
    g layak menghina orang tua, apalagi di rekam dan di upload

    ReplyDelete
  14. Ambuu 😭

    Jujur aku baru baca detil kejadian yg dialami pak Suhud di blogmu ini. Dari awal aku emang ga suka sm baim wong ya jd ga pengen tau aja sm kontennya itu.

    Bener banget, walaupun ga suka dgn pak Suhud sebaiknya Baim Wong ga kasar dan ga usah dijadiin konten jugalah peristiwanya.

    ReplyDelete
  15. Wah wahhh, Baim nih ada ada aja dah.
    udah kehabisan ide buat ngonten apa pegimana?
    Btw, aku jg risiiihh bgt kalo naik bus AKAP dan auto disodorin barang2 cem gitu
    genggeus bgt

    ReplyDelete
  16. Seandainya kejadian ini bukan dilakukan oleh seorang Baim seorang Youtuber ternama, tidak direkam dan kemudian dipublikasikan, kasus atau cerita ini gak akan jadi rame. Kemarin barusan aja saya nonton podcastnya Deddy yang mengundang Baim untuk klarifikasi. Alhamdulillah sudah berdamai. Tapi jadi pelajaran ya bahwa tidak semua konten disebarkan. Efeknya bisa bergulung seperti bola panas. Semoga tidak berulang kembali

    ReplyDelete
  17. Kehidupan akan selalu menyimpan hikmah tentunya untuk sebuah pelajaran di masa mendatang, maka ambil hikmah dari setiap peristiwa

    ReplyDelete
  18. Aku lagi nonton podcastnya Defi Corbuzier sama Baim Wong nih pas baca kisah ini. Sepertinya udah clear ya. Udah saling minta maaf. Duh gak enak bangets yah jadi seleb

    ReplyDelete
  19. Duh aku pas liat videonya ramai di medsos jadi sedih mba. Kebayang ga kalau orangtua kita dimarahin depan umum trus disebar-sebarkans eperti itu di media sosial. Malu banget pastinya. Kalau tak mau ya udahlah ya tapi responnya jangan demikian :(

    ReplyDelete
  20. Aku bukan penggemar baim wong, dan gak ngikutin kontennya juga. Jadi pas kemarin kasus ini meledak cukup males juga sih jadinya sama baim wong. Padahal bicara baik-baik kan bisa, apalagi yang diajak ngomong orangtua.

    ReplyDelete
  21. Jujurly, aku jarang mengikuti konten2 artis indonesia, krn entah kenapa tidak terlalu menarik bagiku. Pernah aku lihat di youtube, konten arti indonesia kebanyakan mirip2, semisal artis A melakukan tindakan A, nanti artis B juga buat hal yang sama.

    Dan terkait kasus baim pun demikian, aku gak pernah cari tahu, baru ini aku tahu kasusnya.

    salah banget sih baim bertindak seperti itu, dalam pikirannya udah tertanam gak baik, merasa org yg ngikutin dia itu utk mengemis, cba baim denger dulu penjelasan Kakek itu.

    Dan dia merasa tidak bersalah?

    Gak habis pikir aja sih, hal seperti itu dijadikan konten, mempermalukan orang lain secara nyata.

    ReplyDelete
  22. Benar Ambu, mungkin Baim wong inisini juga bikin konten bagi2 duit gitu ke org2 jadi gak salah dong si kakek ini ngejar2 seperti fans gitu... Dan walaupun tidak suka bagaimanapun harus tetap dihargai dong jadinya akan lebih baik jga kesannya, tapi masalahnya udah clear stelah diakui sama Baim wong ini ya mba...

    ReplyDelete
  23. Saya nggak tega lihat video rekamannya. Selalu saya skip, biasanya cuma berani baca baca beritanya saja. Memang jadi artis itu banyak konsekuensinya ya ambu taoi saya rasa sesuai dengan popularitas yang mereka dapatkan. Cuma dari awal saya nggak terlalu gimana ya sama konten yang isinya bagi bagi rezeki begitu. Menurut saya terlalu dibuka, sampai akhirnya si artis jadi incaran orang orang buat minta bantuan.

    ReplyDelete
  24. Respon pertama seseorang menyikapi sebuah kejadian itu adalah akhlak, di sini aku bisa lihat Baim emang temperamental sih hehe... Semoga dia selama ini bagi2 bisa ikhlas hingga jadi amalan yang diterima Allah SWT bukan semata untuk konten youtube nya. Alhamdulillah skrg Baim udah sowan dan minta maaf ...Semoga Baim banyak belajar dari peristiwa ini. Eh aku dan kita semua juga :D

    ReplyDelete
  25. Aku tau kasus ini Ambu .. jujur aku juga heran melihat Bmsi artis menuding Buding huhu :')

    Semoga kita bisa lebih bijak ya dalam menyikaoi mereka yang kurang beruntung secara ekonomi, di bawah kita...

    ReplyDelete
  26. Walah baru tahu aku teh. Soalnya ga merhatiin yang lagi rame dibahas. Sedih juga denger ceritanya kakek ini ya. Kenapa harus dijadiin konten ya

    ReplyDelete
  27. Wah saya kurang ngikutin kisahnya karena simpang siur, Nikita Mirzani bahkan ikutan bikin konten yang menghadirkan pak suhud. Jujur saya ga nonton sampai habis, agak malas. Hehe. Mungkin salah komunikasi atau salah prasangka. Jadi saya gak terlalu concern, hehe.

    ReplyDelete
  28. Wah, saya justru tau kasus ini dari tulisan ini, Ambu. Sungguh, ga menyangka jika Baim seperti ini etikanya? Harusnya sebagai seorang public figur, doi kudu #cakapdigital, ga cuma bisa bikin konten, tapi juga mengaplikasikan etika di dalam segala aktivitasnya, terlebih di dunia maya, karena yang namanya rekam jejak digital itu ga akan bisa hilang. Anaknya kelak akan menemukan berita-berita ini, dan pasti miris melihat kelakuan buruk bapaknya. Huhu...

    Shame on you, Baim. Semoga kejadian ini membuatnya lebih berfikir sebelum posting. Think before posting, saring sebelum sharing.

    ReplyDelete
  29. ini hip banget kemarin-kemarin semua highlight berita juga nampilin ini..
    gak tau deh antara ini sbnernya musibah untuk Baim yang ternyata viral atau justru berkah dikemudian hari yaa..
    tapi semoga Kakek Suhud sehat selalu yaa

    ReplyDelete
  30. Aku gatau berita ini ambu dan semoga kake dapet rezeki nomplok dari jualan buku ya aamiin

    ReplyDelete
  31. Rame ya kisah ini semua punya sudut pandang sendiri terlepas dari benar salah dan budaya kita sebagai orang Indonesia ..Kalau menurut saya kedua belah pihak bisa mengambil pelajaran karena tidak ada segala perbuatan pasti ada plus minusnya..

    ReplyDelete
  32. Hai Ambu, aku kebetulan ngikutin juga sedikit tentang berita ini. Ada dua versi cerita, versi si kakek, dan versi BW. Terlepas dari siapa yang bisa dipercaya, aku kurang sepakat juga dengan cara BW. Terutama yang bagian dengan sengaja membagi-bagikan uang ke ojol-ojol, langsung di depan Kakek Suhud yang membutuhkan. Kabarnya juga sudah saling memaafkan, syukurlah.

    ReplyDelete
  33. Saya bukan salah satu fans dari BW ini karena memang gak pernah ngikutin perkembangannya di dunia entertainment. Sejauh saya melihat videonya di berbagai medsos langsung memang bisa lihat juga kurang tepat tindakannya BW ini. Memang sih penjual begitu banyak apalagi menjajakan buku di masjid pasti enggak asing lagi deh. Btw,saya juga sempat baca bacaan shalat melalui buku biar makin lancar dan ingat selain diberitahu orang tua dan guru.

    ReplyDelete