Film Erin Brockovich, Karena Keadilan Milik Semua Mahluk

  
maria-g-soemitro.com


Film Erin Brockovich, Karena Keadilan Milik Semua Mahluk


Apa yang paling Anda benci? 

Saya paling benci ketidak adilan. Salah satunya ketidak adilan lingkungan. 

Contoh termudah bisa dilihat di kota batik Pekalongan. Alih-alih mengolah air limbahnya, bersama home industry, perusahaan batik  membuang air limbahnya ke sungai. Padahal seharusnya perusahaan besar membangun instalasi pengolahan air limbah (IPAL) sendiri, sedangkan home industry  difasilitasi IPAL komunal dari pemerintah. 

Akibat pencemaran air sungai penduduk Pekalongan kesulitan air bersih, berbagai macam penyakit juga mengancam kesehatan mereka. Agar industri tidak sewenang-wenang membuang air limbahnya, pemerintah RI menerbitkan undang-undang nomor 32 tahun 2009 tentang lingkungan hidup. Sangsinya berat. Perusahaan yang melanggar terancam dicabut SIUPnya. 

Tapi, ….peraturan dibuat untuk dilanggar bukan? 

Hollywood punya film terkait lingkungan yang diracik bernas. Dibuat berdasarkan kisah nyata dari Erin Brockovich yang memperjuangkan keadilan bagi warga yang terkena bahan kimia beracun kromium heksavalen, atau kromium 6 yang telah mencemari Hinkley, tempat beroperasi perusahaan energi California, Pacific Gas & Electric (PG &E). 

Penduduk yang tinggal disekitar pabrik mengalami gangguan kesehatan. Awalnya mereka enggak paham. Mereka mengira keluarganya yang terkena tumor, kerusakan tulang belakang, keguguran berulang, kanker dan lainnya, disebabkan perubahan gaya hidup. Terlebih perusahaan PG&E meyakinkah bahwa kromium yang digunakan termasuk jenis yang aman. 

Berkat keuletan Erin Brockovich, penduduk Hinkley bisa mendapat  ganti rugi yang layak, untuk berobat dan membeli tempat tinggal baru. Walau pastinya sulit sekali mengembalikan sesuatu yang rusak. Diperkirakan kawasan Hinkley bisa pulih setelah 40 tahun (sumber

Diperankan oleh Julia Roberts dan disutradarai Steven Soderbergh, film Erin Brockovich sukses mendulang pujian dan satu piala Oscar untuk akting Julia Roberts yang menawan. Film ini memuat banyak pesan. Mengingat kerusakan lingkungan merupakan bencana bagi kehidupan manusia. Sehingga harusnya film serupa semakin banyak diproduksi.  

Banyak orang bilang, jangan menunggu kaya untuk berbagi dengan sesama. Tapi maukah kita berkorban seperti Erin Brockovich yang meninggalkan kehangatan rumah demi keadilan korban pencemaran lingkungan? Nampaknya sulit ya? 

Baca juga:
Silenced, di Balik Tembok Pelecehan Seksual    
Pawn, Karena (Mungkin) Surga di Bawah Telapak Kaki Seorang Rentenir
  

maria-g-soemitro.com


Julia Roberts sebagai Erin Brockovich

Erin, single parent dengan 3 anak dari 2 mantan suami. Saat sedang melamar kerja, mobil bututnya ditabrak. Merasa diperlakukan tidak adil, Erin meminta bantuan pengacara Edward L. Masry untuk menuntut si penabrak mobil. Nasibnya apes. Jaksa mampu meyakinkan juri bahwa sangat kecil kemungkinan kesalahan terletak pada penabrak, seorang dokter, yang tugasnya menyelamatkan banyak pasien. 

Marah karena jobless dan dijanjikan kemenangan perkara, Erin memaksa agar diterima sebagai karyawan pada firma hukum milik Edward L. Masry.

 

maria-g-soemitro.com


Albert Finney sebagai Edward L. Masry

Edward L. Masry pemilik firma hukum kecil. Semula dia terpaksa menerima Erin Brockovich sebagai karyawannya, namun kemudian dia melihat celah kasus pro bono yang ditangani Erin berpotensi menghasilkan banyak keuntungan. 

Untunglah, walau buta hukum, Erin ulet dan gigih dalam menangani kasus.

 

maria-g-soemitro.com


Aaron Eckhart sebagai George

George, penggemar Harley-Davidson yang meninggalkan dunianya demi cintanya pada Erin Brockovich. Dia minta Erin meninggalkan kerja yang menyita waktu, hingga kerap harus melewatkan saat bahagia bersama anak-anaknya. Erin menolak dan berkata:

Untuk pertama kali dalam hidupku, aku dihargai orang
Saat aku masuk ruangan, semua orang diam
Mereka mendengar apa yang aku katakan
Tolong, jangan minta aku untuk menyerah
Semua yang aku lakukan hanya untuk mempertahankan hidup.
      
maria-g-soemitro.com


Sinopsis Film Erin Brockovich

Ketika sedang memeriksa berkas kasus perumahan yang statusnya pro bono milik Donna Jensen, seorang penduduk di Hinkley, California, Erin terkejut melihat catatan medis didalamnya. Saat didatangi, Donna berkisah dia mempunyai tumor sedangkan suaminya terkena limfoma Hodgkin. Selama ini mereka ditangani dokter perusahaan PG&E. 

Erin menduga kasusnya tidak sederhana. Bahan kimia beracun kromium heksavalen, atau kromium 6 telah mencemari Hinkley, tempat beroperasi perusahaan energi California, Pacific Gas & Electric (PG &E). Untuk membuktikan dugaannya, Erin mengumpulkan berkas, mendatangi tetangga Donna dan peternakan di kawasan Hinkley. 

Ternyata benar, banyak warga yang sakit bahkan meninggal karena kanker, kelainan tulang belakang, keguguran, asma dan mimisan terus menerus. Semula warga mengira penyebabnya adalah gaya hidup, terlebih dokter menyatakan kromium yang digunakan P.G& E merupakan jenis yang aman. Tentunya dokter yang telah dibayar pihak P.G &E. 

Erin berhasil meyakinkan bahwa mereka berhak mendapat ganti rugi yang layak. Tidak hanya untuk perumahan, tapi juga biaya kesehatan. 

Erin beruntung Edward L. Masry, pimpinan firma hukum tempat Erin bekerja, akhirnya mau mengambil kasus ini. Walau harus merger dengan pengacara lain agar bisa mendapatkan suntikan modal. 

Tanpa kenal lelah, Erin mengetuk pintu satu persatu, dan berhasil mengumpulkan 411 penggugat, 162 laporan dan menyusun 84 gugatan. Sampai Erin hafal luar kepala isi tiap lembar berkasnya. 

Selain keuletan Erin mendatangi warga dan keberanian mengambil sampel air dari IPAL perusahaan PG&E, mereka diuntungkan putusan hakim yang  tinggal bersebelahan dengan kawasan Hinkley.  

Namun keuntungan terbesar,  seolah jatuh dari langit,  sewaktu tiba-tiba Erin didekati seorang pria. Charles Embry, nama sang pria, adalah mantan pegawai PG&E bersama saudara sepupunya. Naas, sepupu Charles meninggal sesudah membersihkan menara pendingin dan mimisan terus menerus. 

Sebelum mengundurkan diri Charles Embr pernah mendapat tugas memusnahkan dokumen PG&E, diantaranya berisi hasil uji sumur IPAL milik PG&E. Dokumen tersebut membuktikan bahwa PG&E pusat mengetahui dan membiarkan PG&E Hinkley mencemari tanah dengan kromium heksavalen. Sehingga hakim memerintahkan PG&E membayar $333 juta kepada para penggugat. Salah satu gugatan terbesar yang berhasil dimenangkan penggugat dalam sejarah hukum Amerika Serikat.
 

maria-g-soemitro.com


Review Film Erin Brockovich

Selama pinggulku hanya satu, bukan dua.
Aku akan memakai pakaian yang aku suka
Demikian jawab Erin Brockovich, saat pimpinan kantornya menyuruh untuk “berbusana sopan”. Gaya pakaian Erin memang sangat seronok. Tidak sekadar memperlihatkan bra hitam, juga bulatan penuh payudara dan rok super ketat. 

Lumayan heran juga saya, ternyata orang Amrik ngeributin cara berpakaian ya? Atau karena kebetulan dunia hukum/pengacara? 

Eniwei baswey, gak heran Julia Roberts berhasil menggondol Oscar untuk aktingnya sebagai Erin Brockovich. Bagus banget. Aktingnya selalu bagus sih, namun peran sebagai ibu 3 anak,  yang merawat mereka sekaligus sebagai pencari nafkah tunggal, mengalir natural. 

Banyak adegan menyentuh, seperti ketika terpaksa harus keluar rumah untuk makan siang, Erin membebaskan anaknya memilih menu, tapi demi penghematan, maklum sedang jobless, 

Erin tidak makan apapun dan menghibur anaknya dengan:
“Pengacara itu mengajak mommy makan di rumah makan mewah,dan mommy merasa kenyang.” 

Padahal bohong. Ini khas banget. Banyak ibu sudah merasa kenyang saat melihat anak-anaknya makan dengan lahap. 

Adegan sedih lainnya ketika George bercerita tentang Beth, anak bungsunya mengucapkan kata pertama. Erin menangis. Dia tak ada di tempat untuk melihat bayi mungilnya melihat bola dan berkata: “ball!” 

Ada adegan epik yang paling saya suka sewaktu team perusahaan PG&E datang ke kantor Edward L. Masry yang sempit. Mereka memberi penawaran rendah, hanya 20 juta dolar. Karuan Erin Brockovich marah dan menyemprot dengan pidato panjang lebar. Pada pengacara perempuan, Erin bertanya: “Berapa harga rahimmu?” Pengacara pria mendapat pertanyaan: “Berapa tulang belakangmu?” 

Ketika pengacara perempuan PG&E kesal, dan mau minum, dengan tangkas Erin berkata: “Air itu diambil khusus dari Hinkley”. Si pengacara perempuan gak jadi minum dong, hahaha …. 

Cadas! 

Namun yang paling bikin trenyuh saat Mattew, anak laki-laki Erin melihat berkas ibunya. Otomatis Erin menyuruh Mattew mengembalikan dokumen yang dipegangnya. (Khas emak-emak. 😀😀) . Mattew tetap membaca berkas dan berkata:
“Mom, anak ini seusia dengan saya”. 

Huhuhu auto ingin nangis bareng dengan Erin dong saya. Kebayang enggak anak seusia anak kita, tapi perkembangan tubuh dan kesehatannya terganggu akibat setiap hari mengonsumsi air yang tercemar? Nasib merekalah yang membuat Erin begitu gigih berjuang. 

Suer, film yang bagus banget. Walau produksi tahun 2000, film Erin Brockovich  masih relevan dengan masa kini, karena hingga kini penegakan hukum bagi para pencemar lingkungan masih mandul. Masih dicuekin. 

Baca juga:
Ondine, Perempuan Cantik Itu (Bukan) Selkie 

5 Cara Menghadapi Bu Tejo, Pribadi Toksik Yang Bikin Gak Nyaman

  

maria-g-soemitro.com




Profil Film Erin Brockovich
Sutradara    Steven Soderbergh
Produser    Danny DeVito
Penulis skenario    Susannah Grant
Penata musik    Thomas Newman
Sinematografer    Edward Lachman
Penyunting    Anne V. Coates
Perusahaan produksi: Jersey Films

    

12 comments

  1. Ketidakadilan seperti kehidupan yang saling mengisi ruang perjalanan, terkadang fenomena tersebut dijumpai. Tulisannya dan review film menceritakan hal tersebut bisa terjadi, namun effort manusia perlu diapresiasi.

    ReplyDelete
  2. Sepertinya filmnya bagus. Aku suka sekali film-film seperti ini. Bukan hanya romantisme saja yang ditampilkan. Tapi ada konflik lain yang nggak kalah seru. Apalagi tentang pencemaran lingkungan dan dampaknya.

    ReplyDelete
  3. Film Erin jadi salah satu film cemerlang Julia Robert. Aktris yang satu ini, bahkan film lawas, 10 tahun lalu pun, tetap memukau.

    Dan pesan keprihatinan tentang kondisi lingkungan di Pekalongan tersampaikan dengan baik Mbak. memang ya, entah gimana meski ada IPAL kenapa pencemaran sungai yang satu ini tak pernah habis.

    ReplyDelete
  4. Ditayangkan ulang di Tivi, atau kitanya menonton sendiri pun saat ini memang pantas ya Ambu, karena persoalan lingkungan memang jadi hal yang perlu untuk diangkat agar diingat

    ReplyDelete
  5. ah iya Ambu, ketidakadilan adalah hal yg aku benci
    sedih lihat makin banyak ketidakadilan saat ini
    bicara tentang kerusakan lingkungan emang butuh orang orang yang memperjuangkannya seperti Erin ini

    ReplyDelete
  6. Belum nonton filmnya, tapi dari penuturan dalam post blog ini ada sisi keunikan dalam ceritanya. Apalagi mengangkat isu soal lingkungan yg tampaknya masih cukup jarang utk diangkat menjadi sebuah karya sineas
    Julia Robert memang selalu paripurna dlm setiap akting yg dilakoninya

    ReplyDelete
  7. Salah satu film favorit saya nih Mbak. Seorang pejuang lingkungan dan penuntut keadilan yang menampilkan kekuatan tersembunyi dari seorang perempuan. Dari tak mendapatkan dukungan, mengais-ngais bantuan, hingga akhirnya malah bisa mengalahkan perusahaan raksasa yang sudah dzolim. Acting Julia memang keren banget. Salah satu peran yang pas dibawakan oleh Julia selain di film Nothing Hill.

    ReplyDelete
  8. Setiap film pasti ada pesan moral yang ingin disampaikan ya Ambu. Salah satunya film yang diperankan oleh Julia Robert ini. Bagus juga kalau saya baca sinopsis yang Ambu tulis. semoga ada waktu untuk menonton nih

    ReplyDelete
  9. wow ini di ambil dari kisah nyata?
    Keren banget sosok Erin Brockovich, ibu yang kuat, wanita pekerja keras yang peduli pada lingkungan sekitarnya. Layak jadi teladan

    ReplyDelete
  10. Ya Allah, aku sedih dan prihatin baca info tentang perusahaan batik yang membuang air limbahnya ke sungai di Pekalongan itu. Gimana kondisinya sekarang? Apa masih dan makin membahayakan lingkungan? Aku jadi penasaran.

    Aku pernah tahu film ini tapi belum pernah nonton. Baca ulasan ambu sampai akhir, gak heran Julia dapat oscar, dari cerita dan adegan yang ambu tuliskan, aku bisa bayangkan kayak apa dia dalam film itu.

    Ohya soal adegan epik saat Erin bertanya: “Berapa harga rahimmu?” Pengacara pria mendapat pertanyaan: “Berapa tulang belakangmu?” dan Ketika pengacara perempuan PG&E kesal, dan mau minum, dengan tangkas Erin berkata: “Air itu diambil khusus dari Hinkley”.... itu semua langsung mengingatkanku pada adegan di drama The Devil Judge. Persis! haha karena memang ada episode di mana hakim Kang Yo-han melawan perusahaan pencemar lingkungan. Kurasa adegan dan cerita pada episode tsb terinspirasi dari Film Erin Brokovich ini.

    ReplyDelete
  11. Aku pernah nonton film Erin Brockovich nih. Karena aku memang suka sama si Pretty Woman ini hehehe. Lah ituuu, gaya berpakaian aja ternyata diperhatikan ya. Erin kalau pakai baju seronok, bra hitam dll mana rambut kadang berantakan. Film ini bagus, tentang perjuangan menghadapi oknum dan siapapun yang membuat pencemaran air. Ga terbayang kalau manusia terutama bayi dan balita juga anak2 mengonsumsi air yang tercemar hiyyy :(

    ReplyDelete
  12. Saya 2 atau 3 kali nonton film Erin Brockovich ini. Pertama sebagai fans Julia Roberts memang ga kaleng-kaleng aktingnya. Pas kalau diganjar Piala Oscar. Juga, film yang based on true story berhasil mengaduk-aduk emosi. Keren bener film ini!

    ReplyDelete