"Kue kampung, bu”
Kata Ibu Komala sewaktu menawari saya untuk
mencoba kue buatannya. Kue kacang berwarna kuning keemasan, beraroma harum dan tersusun rapi dalam stoples. Nampaknya baru dibuka.
Kue kampung?
Maksudnya
kue tradisional? Jika merunut tulisan saya: Yuk Bikin Ramadan Seru dengan Kurma
Cookies nan Chewy, mungkin paham, yang dimaksud kue tradisional seharusnya
tidak menggunakan tepung terigu. Iklim negara kita nggak bersahabat dengan
tanaman gandum, bahyan baku tepung terigu.
Kue
tradisional Indonesia bisa dipastikan berbahan baku tanaman yang dihasilkan
petani Indonesia, misalnya sagu, beras, beras ketan, singkong dan masih banyak
lagi.
Sewaktu
menelisik asal usul kue kacang, saya menemukan bahwa Fatmah Bahalwan
mengeluarkan resep kue kacang pada situs ncc-indonesia.com. Bedanya Ibu Fatmah
menulis sebagai bangket kacang.
Ah, sungguh menarik. Kue bangket/kue bangkit memang kue tradisional Indonesia, karena terbuat dari tepung sagu. Ada yang berasal dari Pekanbaru - Riau, ada pula yang berasal dari Serang- Banten.
Nggak
masalah sih. Mirip mie glosor yang awalnya adalah mie tradisional Sukabumi,
tapi booming di Bogor. Penyebabnya salah satu pembuat pindah dan membuat mie
glosor di kota hujan tersebut.
Baca juga: Mie Glosor, Kuliner yang Lahir di Sukabumi
Beken di Bogor
Kue bangkit
ternyata memiliki kisah unik. Masyarakat menamakannya kue bangkit karena ketika
dikeluarkan dari oven, bentuknya berubah menjadi 2 kali lipat lebih besar dari
ukuran sebelumnya.
Kue bangkit
terbuat dari tepung sagu dan santan. Teksturnya halus dan cenderung rapuh,
sehingga mudah hancur. Mirip kue kacang. Mungkin tekstur kue kacang yang lumer
di mulut, mirip kue bangkit, membuatnya mendapat nama kue bangkit juga.
Source: instagram.com/@LysaTangkulung |
Traditional Chinese Peanut Cookies
Ternyata
kue kacang bukan milik Indonesia seorang, sewaktu searching kue kacang di
YouTube, saya menemukannya sebagai tradisitional chinese peanut cookies. Nah
lho.
Dikutip
dari mykitchen101.en.com, traditional chinese peanut cookies adalah camilan
populer yang disajikan untuk teman dan kerabat selama Tahun Baru Imlek. Kue
kacang dengan ingredients yang mirip banget dengan yang saya cantumkan di
paragraf akhir (racikan Fatmah Bahalwan) menunjukkan adanya akulturasi budaya
Tionghoa dan Indonesia. Sedangkan kue kacang di Malaysia lebih banyak
variasinya.
Berikut
ingredients kue kacang Cina tradisional yang punya sensasi rasa sama dengan
bangket kacang di Indonesia: lumer di
mulut!
- 350 gram raw blanched peanuts
- 300 gram plain flour
- 140 gram icing sugar
- ¼ tsp salt
- 150 gram peanut oil
Bedanya
mereka menggunakan minyak kacang yang kurang familier di Indonesia, variasi
bentuknyapun lebih cantik. Namun selebihnya/cara membuat, sama dengan kue
kacang di Indonesia.
Baca
juga: Tahu
Cabai Garam, Camilan Praktis si Penyelamat Gizi Rakyat Indonesia
Hasil karya ibu Ibu Komunitas Resik Jeliger |
One Product One Village (OVOP)
Setiap kali
mendampingi komunitas, saya selalu berusaha mencari tahu keunggulan hasil
pertanian/craft/peternakan. Tujuannya agar berkelanjutan, kegiatan yang saya
laksanakan sebisa mungkin nyambung dengan program pemerintah.
Program
yang dimaksud adalah One Product One Village (OVOP) yang ditetapkan Kementerian Perindustrian RI) untuk
mempermudah meningkatkan perekonomian suatu daerah. Salah satu pejabat daerah
yang gencar melaksanakan program ini adalah Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Barat.
Di dunia, pertama
kali OVOP diperkenalkan oleh Prof. Morihiko Hiramatsu yang pada 1980 menjabat
sebagai Gubernur Oita, Jepang. Konsep kemudian berkembang dan diduplikasi
negara-negara ASEAN, yakni: Indonesia, Malaysia, Philipina, Kamboja, Vietnam
dan Thailand. Serta negara-negara di Asia Selatan, Afrika, Eropa Timur dan
Amerika Selatan.
Produk yang
menjadi keunikan suatu daerah akan menjadi fokus bersama untuk diunggulkan/dikembangkan
bersama pihak-pihak terkait (pemerintah daerah setempat, perusahaan swasta,
akademisi, dan media). Agar produk tersebut bisa memberikan kontribusi
pendapatan bagi daerah, dan goalnya dapat masuk pasar internasional.
Terdapat
74.000 desa di Indonesia yang memiliki ciri khas produk. Sekitar 65 % penduduk
desa-desa tersebut masih tergolong miskin, berpendapatan rendah dan berusaha di
sektor pertanian.
Sewaktu
mendampingi Desa Margasari, Kecamatan Puloampel, Kabupaten Serang, saya
menemukan bahwa hasil pertanian utama mereka adalah kacang tanah. Cara
penjualannya masih sangat standar yaitu menjual kacang tanah hasil panen ke
pasar.
Padahal kacang
tanah bisa dikembangkan menjadi berbagai produk seperti peanut
butter/pindekaas/selai kacang untuk olesan roti dan membuat kue. Serta membuat
kue kacang, seperti hasil karya komunitas Resik Jelinger di atas.
Bermula
dari komunitas pengelola sampah, khususnya bank sampah, para anggota Resik
Jelinger sangat berharap bisa
meningkatkan taraf hidup. Mayoritas mereka adalah istri para buruh pabrik dan
petani setempat. Sayang, usul saya tidak diminati pejabat lurah setempat.
#nangisdeh :D
Baca juga: 3
Resep Hidangan Lebaran Khas Sunda dan Resep Rendang Rice Cooker yang Praktis
Source : freepik.com |
Kacang Tanah yang Banyak Manfaatnya
Salah banget jika menganggap kacang tanah sebagai trouble maker gagalnya diet. Kacang
tanah memiliki banyak manfaat. Yang bikin badan semok adalah gula yang dicampur
ke dalam olahan kacang, baik sebagai mentega kacang maupun kue kacang.
Jadi jika sedang diet, komposisi gula pada kue kacang
bisa dikurangi, atau mengurangi melahap kue yang nagih ini. Walau tentu saja,
dibanding nastar, kue kacang lebih “aman”.
Dikutip dari healthywomen.org, berikut khasiat kacang
tanah:
- Protein dan serat. Mengonsumsi kacang membuat perut kenyang dan membantu program penurunan berat badan. Beberapa penelitian menemukan bahwa makan kacang dalam jumlah sedikit membantu peserta diet dalam menurunkan berat badan.
- Nutrisi. Kacang tanah mengandung vitamin niacin, folat, asam pantotenat, tiamin, riboflavin, kolin, Vitamin B6 dan Vitamin E, serta kaya akan mineral seperti magnesium, fosfor, kalium, seng, besi, tembaga, mangan dan selenium.
- Mengendalikan penyakit. Study telah menemukan bahwa mengonsumsi kacang tanah 5 x seminggu akan mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, penyakit kandung empedu dan kanker kolorektal. Kacang tanah dan selai kacang membantu menurunkan tekanan darah.
- Anti aging. Kacang tanah mengandung resveratrol, molekul anti penuaan yang kuat. Fitokimia yang sama ditemukan dalam anggur merah dan anggur. Penelitian menunjukkan bahwa resveratrol dapat melawan proliferasi sel-sel lemak dan emningkatkan penyerapan gula dari darah. Resveratrol terdapat dalam biji dan kulit kacang tanah.
- Kolesterol. Fitosterol yang terkandung dalam kacang tanah telah terbukti mengurangi kolesterol.
Baca juga:
Langsing dan sehat dengan Sayur Asem Kacang Merah
Resep Kue Kacang
Seperti biasa, saya mengutip resep Fatmah Bahalwan. Fatmah
Bahalwan tidak sekedar membuat resep, juga mengujinya. Seperti diketahui Fatmah
Bahalwan membuka kursus kue, sehingga
resepnya kerap dieksekusi, baik oleh Ibu Fatmah maupun murid-muridnya.
Resep yang disusun Fatmah Bahalwan juga ditujukan untuk membantu kaum perempuan agar
menjadi womenpreneur, karena itu bahan bakunya mudah didapat, eksekusinya pun
relatif gampang. Khusus kue kacang, Ibu Fatmah hanya menggunakan 4 bahan kue
(tidak termasuk garam). Nampak sederhana, namun rasanya boleh diadu. Sensasi
lumer dimulut bikin pingin nambah lagi dan lagi.
Kacang
tanah bisa disanggrai dulu atau dipanggang dalam oven. Paska menyanggrai, saya
menghancurkan dulu dengan menggunakan ulekan yang dibungkus kantong plastik.
Agar proses melumatkan kacang lebih mudah,
blender/food processor tidak panas/rusak.
Kue kacang
juga bisa dibuat tanpa menggunakan mixer, tapi pastikan adonan tercampur rata.
Bahan Kue Kacang/Bangket Kacang
- 300 gram kacang tanah dengan kulit
- 375 gram tepung terigu
- 175 gram gula halus
- 250 ml minyak sayur
- ½ teh garam
- Bahan olesan dan topping
- 1 buah kuning telur
- Irisan kacang almond secukupnya
Cara Membuat:
- Sanggrai kacang atau panggang kacang, kemudian buang kulitnya yang terkelupas.
- Hancurkan kacang tanah hingga setengah kasar, dilanjutkan dengan menggunakan blender sampai berbutir halus namun tidak menjadi pasta.
- Ambil wadah, campur kacang tanah halus dengan minyak sayur hingga rata. Kemudian masukkan gula halus dan garam yang telah disaring.
- Saring tepung terigu, masukkan dalam adonan kacang, aduk rata. Istirahatkan adonan kurang lebih 15 – 30 menit.
- Cetak
adonan bulat-bulat, pipihkan dan beri hiasan kepingan kacang almond, panggang
20 menit dengan panas 140
- Tekstur kue kacang yang baru keluar dari oven akan mudah hancur, jadi tunggu agak dingin sebelum dipindahkan.
Baca juga: Kemriyiknya
Rempeyek, si Peanut Crackers yang Dipuji di Australia
Membahas kacang tanah jadi teringat ayah saya yang doyan banget sama kacang tanah. Dari kecil hingga sekarang, selalu ada setoples besar kacang tanah buat cemilan ayah. Kalau saya suka aja sih sama kacang, tapi katanya kacang tanah bikin jerawata, jadi enggak berani makan terlalu banyak, hehe. Benarkah itu Ambu?
ReplyDeleteAh, berasa banget masih lebaran nih, Ambu. Mohon maaf lahir dan batin, ya :)
ReplyDeleteBTW, kue kacang ini selalu ada pas lebaran di rumah ibu zaman saya masih kecil. kita bikin sendiri, nah kue bangkit juga. Udah bertahun-tahun nggak bikin kue bangkit. Baca postingan ini jadi ingat dulu ibu juga suka banget bikin kue bangkit. Lebaran di jakarta nggak punya kue bangkit, adanya kue kacang aja..hihi. Alhamdulillah...
Gara-gara kacang bikin gagal diet? Jelas enggak. Malah bagus loh buat ngemil yang rendah lemak dan karbo. Kalau dibuat kue kering, bisa dikurangi takaran gulanya atau diganti gula 0 kalori.
ReplyDeleteKalau ketemu kue kacang yang lumer di mulut itu, nyicipnya bisa lupa berhentinya. Sama kayak nyamil kacang, tau-tau habis.
ReplyDeleteWah, ini sih salah satu kue favoritku. Tapinya aku belom pernah nyoba bikin. Ada rencana bikin pas ramadhan kemaren. Tapinya gak keburu. Kudu nyoba nih, ada resepnya dari Ambu. 😍
ReplyDeleteKue kacang itu legit rasanya, pas pertama kali nyobain agak bingung, lama2 doyan hihi
ReplyDeletePaling love emang kue kacang ini. Dibanding kastengel atau putri salju, juaranya tetep kue kacang. Bahkan saking senengnya sampai aku buat sendiri ala-ala gitu. Sudah sejak awal curiga kalau kue kacang ini bukan asli Indonesia melainkan naturalisasi dan ternyata benar. Ehe.
ReplyDeletePinter ya orang Indonesia memodifikasi sedemikian jadi sesuatu yang unik
Kalo lagi lebaran, sering nemu kue kacang di rumah nenek. Bersanding dengan kastengel. Jujur aja, saya lebih suka kue kacang daripada nastar atau kastengel.
ReplyDeleteakhirnya misteri terpecahkan! ternyata disebut kue bangkit karena ukurannya jd 2x lebih besar dr sebelumnya. asli, puluhan tahun aku mikirin itu tiap ketemu kue bangkit.
ReplyDeleteWah kue kacang...
ReplyDeleteIni kue wajib yg selalu ada saat hari raya..
Mertua ku jago buat ini
Wah, saya juga penyuka kue kacang mbak. Besok ah cobain resepnya, untung bebas jerawat jadi bebas konsumsi kacang 😀
ReplyDeleteAmbuuu...melihat kue kacang, aku jadi ingat Papah mertua.
ReplyDeleteBeliau suka sekali kue ini walau tahu gak boleh terlalu banyak konsumsi kacang, tapi rutin setiap hari makan sepotong kue kacang.