“Air tenang
menghanyutkan”
Begitulah
sepintas yang nampak di kota-kota besar saat pandemi Covid 19. Jalan-jalan
lengang. Pertokoan tutup. Hanya 1-2 kendaraan melintas. Berbanding terbalik dengan
sebelum pandemi menerjang.
Tapi bak magma yang siap disemburkan, Menteri Keuangan
Sri Mulyani melaporkan proyeksi defisit atau tekor APBN pemerintah tahun 2020
menjadi 6, 27 %, setara dengan Rp 1.028,5 triliun. Dengan kata lain, masyarakat
harus bersiap menghadapi inflasi, yang bakal mempengaruhi seluruh masyarakat.
Baik kelompok penerima penghasilan utuh, terlebih mereka yang penghasilannya
terpotong sekian puluh persen.
Masalah pandemi Covid 19 ternyata emang nggak sederhana
ya? Nggak hanya kesehatan yang terganggu, juga perekonomian. Kesehatan yang
terganggu pun bukan hanya fisik, juga psikis. Ya gimana nggak stres jika risau
memikirkan apa yang terjadi esok? Manusiawi banget.
Beruntung saya baru saja mengunggah aplikasi FWD Max, sehingga saya mendapatkan konten-konten bermanfaat, dan melakukannya di rumah.
Seperti:
- Tetap sehat di bulan puasa kala pandemi. Tips seperti menjaga mental selama pandemi, dan melakukan work out from home, bikin kegiatan di rumah jadi menyenangkan.
- Tetap ternutrisi, mengaplikasikan tips makanan sehat nan sedap penting banget ya agar imunitas tubuh terjaga.
- Tetap update, karena pengguna aplikasi terhubung dengan ebooks.gramedia.com. Kerap ada diskon lho
- Serta masih banyak lagi.
Yang menarik FWD Life menggelar talk show #DiRumahAjaBarengFWD, dengan tema
mengelola keuangan bareng Komika Dono Pradana dan Financial Ekspert Aidil Akbar
Majid melalui IG Live pada Rabu, 20 Mei 2020.
Seperti diketahui Aidil adalah seorang perencana dan
penasihat keuangan independen yang sudah berkiprah selama belasan tahun di
dunia keuangan dan investasi. Aidil juga telah meluncurkan banyak buku seputar
finansial, seperti Rich Game: Cara Kaya dengan Investasi, Rahasia Kaya Raya dan
lainnya.
Komikus bertemu financial expert pastinya jadi rame.
Terlebih ada kuis berhadiah, sehingga tak terasa waktu berlalu dan waktu
berbuka puasa menjelang.
Terkait dengan bulan puasa dan Lebaran yang notabene kerap membutuhkan budget cukup besar. Sementara dampak pandemi Covid 19 perlu diwaspadai. Saya membuat rencana keuangan berdasarkan materi Aidil dan beberapa sumber. Berikut ini hasilnya:
Baca juga: 3 Kiat Bersedekah Dengan Mudah
sumber: freepik.com |
5 Kiat
Kelola Keuangan Saat Pandemi Covid 19
1. Mengelola Keuangan Berdasarkan Kepribadian.
Mengenal kepribadian merupakan langkah realistis sebelum membuat budget. Ada 4 kepribadian. yang mmm ..... bikin #makjleb.
- Tipe Player. Sesuai nama karakternya tipe kepribadian finansial demikian cenderung untuk konsumtif. Dia tidak peduli keputusan finansialnya akan berisiko keuangan tinggi atau tidak.
- Tipe Protector. Sangat berhati-hati dan sangat melindungi keuangannya. Masa depannya sudah dipersiapkan dengan matang. Namun adakalanya terlalu “lurus” membuatnya tak tertarik melakukan investasi yang sangat menguntungkan.
- Tipe Penggembira. Sangat royal membelanjakan uangnya. Mereka membelanjakan uang untuk kepuasan pribadi, mereka tidak peduli risikonya.
- Tipe Perencana yang cermat. Sangat jeli dan disiplin mengatur keuangan dan mengelolanya dalam investasi jangka panjang. Sayangnya tipe ini kurang handal untuk investasi jangka pendek.
2. Mengelola
berdasarkan jumlah dana yang dibutuhkan setiap bulan.
Berapa sebetulnya jumlah anggaran yang dibutuhkan?
Tidak semua orang sama jumlahnya. Namun ada 3 pos utama sebagai benang merah yaitu pos living, saving dan playing. Dimulai dengan
skala prioritas untuk living seperti biaya makanan, transportasi, iuran-iuran, serta
zakat. Kemudian berapa persen yang bisa disiapkan untuk saving. Serta berapa
persen untuk playing, termasuk diantaranya adalah untuk menyalurkan hobi membaca,
menonton, baking atau hang out.
Berdasarkan
jumlah ini langkah selanjutnya lebih mudah. Bandingkan dengan penghasilan yang
kini diterima, selanjutnya tetapkan langkah, apakah akan menambah penghasilan
atau sebaliknya, menghemat pengeluaran dengan
mencoret beberapa kolom pengeluaran atau mengurangi jumlahnya.
3. Mengelola Sumber Penghasilan.
Berapa jumlah penghasilan yang terdampak pandemi Covid 19? Apakah jumlahnya hanya sementara, atau akan
kembali normal seperti sebelum pandemi?
Pertimbangkan
untuk memulai mendapatkan sumber penghasilan baru dari 5 kegiatan berikut:
- Urban Farming. Jika sebelumnya hanya merupakan hobi, bisa banget memperluas dengan menyewa lahan dan memasok hasil pertanian pada supermarket, atau menjualnya secara online.
- Drawing. Juga termasuk hobi yang menghasilkan uang. Diera digital kegiatan drawing semakin dipermudah dengan beragam aplikasi. Banyak lapangan pekerjaan yang terbuka seperti komikus, storibordis, kartunis, hand lettering, kaligrafi serta masih banyak lagi.
- Menulis. Di era milenial, apapun yang dibutuhkan tersaji dalam gadget. Salah satu penyajinya adalah blogger. Jadi mengapa tidak mulai merintisnya? Terlebih blogger memiliki keunggulan dalam menyajikan data, yaitu dengan bahasa yang mudah dipahami dan sangat cair.
- Handy Craft. Aktivitas merajut yang dulu identik dengan hobi lansia, kini diminati kaum muda. Pastinya karena manfaat yang diperoleh dari merajut. Selain merajut, banyak kegiatan crafting lainnya yang bisa ditekuni, kemudian unggah di media sosial, dan ... voila, pembelipun berdatangan.
- Kuliner. Pastinya familier dengan aktivitas ini. Terlebih di era pandemi banyak sekali yang mulai praktek masakan dan mencoba memasarkannya. Jangan takut bersaing, kesuksesan bisa diraih oleh mereka yang ulet dan selalu berkreasi. Dua tantangan yang kerap tak berhasil ditaklukan pegiat kuliner.
Baca juga: Atasi Stres dengan 5 Hobi Penghasil Uang Ini, Yuk Coba!
4. Mengelola Utang.
Sah saja berutang jika untuk kebutuhan produktif.
Membeli oven listrik agar bisa memenuhi pesanan kue, misalnya. Yang diperlukan diperhatikan dalam berutang adalah:
- Jumlah cicilan tidak melampaui 30 % dari penghasilan.
- Sebisa mungkin menggunakan THR atau bonus untuk melunasi utang.
5. Mengelola Saving.
Mengapa sering gagal menabung? Ada beberapa penyebab:
- Target yang tidak realistis. Daripada menargetkan saving Rp 1.000.000 per 3 bulan, mengapa tidak menetapkan tabungan jangka pendek. Rp 100.000/minggu, misalnya.
- Gunakan fasilitas tabungan berjangka dalam layanan perbankan, agar bank secara otomatis mentransfer sekian persen penghasilan ke dalam tabungan berjangka tersebut.
Pandemi
Covid 19 menyadarkan kita, betapa pentingnya saving. Saving berjasa besar membantu
keluarga yang terkena/tidak terkena virus corona. Mereka yang terpapar membutuhkan
anggaran besar untuk biaya perawatan pasien.
Sedangkan
mereka yang tidak terkena, harus menggunakan anggaran saving selama pandemi
karena harus dikarantina (PSBB). FWD Life sebagai sahabat masyarakat memberikan
solusi dengan memberikan jenis perlindungan asuransi yang tepat.
Kolaborasi Untuk Berbagi
Saat kita
sedang mengkalkulasi penghasilan yang nampaknya selalu kurang, di pelosok
Indonesia terdapat ribuan anak yang membutuhkan uluran tangan kita.
Berbagi Bareng FWD merupakan kolaborasi
dengan kitabisa.com untuk menyejahterakan 5.500 anak asuh dari 4500 keluarga
yang berada di desa SOS dan tersebar di seluruh Indonesia. Mereka sangat rentan
terdampak pandemi dan membutuhkan uluran tangan kita.
Ribuan
anak tersebut bernaung di bawah SOS Children’s Village dan tersebar di 10
lokasi berbeda. Rata-rata satu keluarga membutuhkan Rp 1 juta/bulan untuk
memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan dan sanitasi.
Selama
pandemi Covid 19, FWD Life berkolaborasi bersama SOS Children’s Village untuk
membantu meningkatkan kesadaran akan kondisi kelompok yang kurang beruntung,
terutama anak-anak. Karena seperti telah disebut di atas, dampak pandemi tidak
hanya kesehatan, juga kesulitan memenuhi kebutuhan ekonomi akibat pembatasan
interaksi sosial.
Yuk dukung Kolaborasi FWD Life Bersama SOS Children’s Villages dengan berdonasi melalui www.kitabisa.com/berbagibarengfwd. Seluruh uang yang terkumpul dalam gerakan #berbagibarengfwd akan disumbangkan kepada anak-anak SOS Children”s Village Indonesia untuk melawan Covid 19.
#BerbagiBarengFWD
lainnya adalah
- Mendistribusikan 20.000 Care Package yang terdiri dari barang-barang kesehatan dan kebersihan seperti masker wajah dan hand sanitizer.
- Mendonasikan Care Package melalui 3 organisasi non profit resmi (Special Olympics, Humanity & Inclusion and SOS Children’s Village)
source: instagram.com/@fwd_id |
Tahun
ini nggak bisa mudik. Tahun ini juga kemungkinan banyak yang terdampak pandemi, baik
kesehatannya maupun finansialnya. Namun bukan berarti harus menyerah dengan keadaan.
Selalu ada yang bisa dilakukan untuk memperbaiki keadaan.
Dan sungguh
beruntung, ada pintu untuk berbagi kebahagian, yaitu berbagi bareng FWD agar
anak-anak yang kurang beruntung, dan
kini mendapat perlindungan dalam SOS Children’s Villages, bisa meningkatkan penghidupan dan meraih masa depan
cemerlang.
Iya bun. Aku juga khawatir makanya pandemi gini harus lebih berhemat lagi tapi bukan berarti membuat kita lupa berbagi ya. Semoga kita nggak lupa itu ya. Oh ya aku baru tahu ternyata FWD ini ada aplikasinya juga ya. Senengnya walau di rumah kita tetap belajar ilmu ya
ReplyDeleteBoleh juga nih prektekin menabung biar tidak boros dan kita bisa keluar dari krisis keuangan di masa pendemik Covid-19
ReplyDeleteTerima kasih tipsnya mba. Saya masih perlu banget ilmu tentang mengelola keuangan seperti ini. Apalagi saya masih ditaraf memenuhi kebutuhan belum bisa saving ataupun investasi. Semoga setelah Ramadhan ini bisa mulai banjir rezeki jadi bisa berbagi rezeki lebih lagi buat sesasam, aamiin
ReplyDeleteAmbu, saya baru tahu tipe kepribadian bisa disesuaikan dengan cara mengelola keuangan. Saya termasuk tipe apa, ya? Hehe ... Soal FWD ini saya baru tahu setelah baca postingan ini.
ReplyDeleteBenar banget, Ambu. Soal mengelola berdasarkan jumlah dana tiap bulannya memang harus realistis, kadang pengen nabung, tapi target ketinggian, harus disesuaikan juga, kadang saya menyisihkan harian, enggak kerasa kalau konsisten, per bulannya alhamdulillah ada aja yang bisa di saving
DeleteSayangnya masih banyak yg menyepelekan hutang. Bukannya mengutamakan bayar hutang, malah pura² lupa. Saat ditagih sekalipun, galaknya melebihi yg nagih hutang. Semoga setelah baca artikel ini, banyak yg sadar dan segera membayar hutang sebelum membelanjakan barang yg diinginkan
ReplyDeleteBener teh. Galakakan yang punya hutang daripada yang minjemin ya teh. Dunia serba kebalik sekarang ya. Padahal hutang itu di bawa ke akherat
DeleteDampak pendemi ini begitu kompleks yaa ambuu, fisik psikis kena semuaa :/ ekonomi juga sudah perlahan merangkak, gabisa bayangin kalau kondisinya lebih lama lagi seperti skrng pasti krisis moneter jelas gak bsa dihindari lagi. Sudah harus siap" dan antisipasi dari sekarang dgn kemungkinan terburuk yg terjadi di depan. Oiya bagus yaa ambu konten" di aplikasi FWD max, baru pertama kali denger juga iniii. Hehee mau cobaa ah 😁😁
ReplyDeleteTerima kasih tipsnya mbak...
ReplyDeleteSaat pandemi memang harus lebih bijak atur keuangan ya
aku selalu bagi uangku sesuai porsinya, ada utk invest jangka panjang, ada utk yg kebutuhan rutin di rekening bank, dan pastinya aku sisihin juga utk porsi proteksi. Walopun lagi musim gini, hrs lebih cermat deh ngatur keuangan
ReplyDeletePandemi memang ngaruh banget dalam sendi kehidupan seluruh manusia. Tapi sepanjang masih bisa menyisihkan uang sesedikit apapun yang dimiliki, insyaa Allah tidak bakal bikin bangkrut. Keren juga ya kegiatannya FWD di tengah pandemi masih tetap mengajak mereka yang mampu untuk berdonasi
ReplyDeleteKemarin saya juga nonton acaranya mbak, alhamdulillah nambah banyak ilmu finansial, senang banget jadinya hehe
ReplyDeleteSelalu memarik topik financial ini. Saya juga suka mengikuti financial expert Aidil Akbar. Selalu mencari formula pengelolaan yang baik buat diri sendiri. Terima kasih share financial tips nya mbak.
ReplyDeleteAku musti banyak belajar lagi nih sama Ambu. makasih sharingnya ya Ambu.
ReplyDeletemantaap tips-tipsnyaa. Uda beberapa kali baca postingan ttg program menarik FWD. Asik banget yaa program berbagi bareng FWD agar anak-anak yang kurang beruntung juga bisa merasakan bahagia yang kita rasakan ☺️ Stay happy and stay healthy terus yaa ambuu ☺️
ReplyDeleteWah berguna banget ya, Ambu kalau bisa belajar mengelola keuangan di tengah pandemi seperti sekarang, di mana banyak sekali orang kehilangan pekerjaan, sebagian juga harus berhemat karena nggak tahu pasti keadaan ekonomi ke depan bakalan seperti apa. Memang benar, pandemi nggak hanya menyerang kesehatan secara fisik dan psikis, tapi juga ekonomi...hiks
ReplyDeleteSepertinya aku termasuk tipw pwngelola keuangan yang cukup jeli dan hemat tapi ga pelit hehehe. Memang ga semudah teori ya mengatur keuangan rumah tangga. Ga boleh dijadikan satu dg uang usaha juga. Dana darurat harus punya juga. FWD keren banget berbagi pada anak2 yang sangat membutuhkan. TFS ambu :)
ReplyDeleteAku gabungan antara tipe protektor dan perencana deh :D Investasi juga pilih maina aman :)
ReplyDeletePengaturan pos pengeluaran penting banget, aku pun pakai dengan nulis di buku agenda. Sejak awal nikah, dulu maksudnya untuk kasih semacam Laporan ke suami, atas amanah penghasilan yg aku terima, hehe
ReplyDeleteAku termasuk tipe yang mana, ya? Masih bingung nih, bedanya player sama penggembira.
ReplyDeleteTipe player dan tipe penggembira sekilas sama ya karakternya. Untuk proteksi asuransi juga makin perlu dalam kondisi pandemi seperti ini ya
ReplyDeleteAku sekarang nabung per hari dong. Tiap tujuan beda tabungan. Ada yang nabung 5000/hari, ada yang 20.000/hari juga.
ReplyDeleteEntah kenapa berasa lebih enteng
Di masa pandek ini emang saya harus lebih cerdas lagi dalam mengatur keuangan apalagi gaji suami juga udah kena potongan. Nah tips hemat dari Ambu ini bermanfaat sekali.
ReplyDeleteDuh kayaknya aku type player nih mba, ga bisa kelola keuangan dengan baik, tks yah mba tipsnya. Jadi berusaha buat bijak nih
ReplyDeleteWah, ngebantu banget ini mbak. Keuangan selama pandemi memang kudu benar2 di atur ya. Agar antara pemasukan dan pengeluaran seimbang.
ReplyDeleteBener banget Bu di wabah pandemi ini duit segepok pun cepat banget ludesnya. Karena semakin tinggi kebutuhan buat keluarga karena di rumah aja ya tetap juga pengeluaran bengkak.
ReplyDelete