Gurrr....
Nah
tukang bajigur lewat tuh. Biasanya sekitar pukul 12.00 WIB. Dia mendorong
gerobak yang berisi 2 langseng/panci besar dan tinggi, berisi minuman bandrek
dan bajigur serta bermacam-macam camilan rebus. Ada pisang goreng rebus, kacang rebus, ubi
rebus (kuning dan ungu), adamame rebus, dan masih banyak lagi.
Sayang,
wabah covid-19 nampaknya membuat penjaja bajigur berusia paruh baya tersebut
harus pulang kampung untuk sementara. Sudah beberapa minggu tak nampak
berkeliling kompleks.
Seperti juga pedagang kaki lima yang khusus
berjualan makanan/minuman lainnya.
Penikmat kuliner memilih membuat sendiri, terlalu riskan jajan camilan
yang terbuka.
Padahal
ada destinasi bajigur yang recommended banget di Kota Bandung, yaitu Bajigur Supratman. Ups
sebentar, ketika ngobrolin bajigur, pasti termasuk bandrek. Hampir nggak ada
penjual yang hanya menyediakan bajigur saja, atau bandrek saja.
Sehingga sesampainya di kedai bajigur pasti akan ditanya
“ pesan bandrek atau bajigur?” Penyebabnya mungkin ngga semua orang menyukai
minuman bandrek yang pedas, khususnya anak-anak. Bajigur memiliki rasa yang
lebih universal.
Bajigur
Supratman awalnya menempati area yang kini menjadi bangunan Pusat Studi dan
Dakwah Islam (Pusdai) Bandung. Kemudian
pindah ke perempatan jalan Cisangkuy – Citarum Kota Bandung, dan seperti sebelumnya hanya
berjualan di sore - hingga malam hari.
Tidak
hanya terkenal karena rasanya yang legit. Yang ngangenin lainnya dari Bajigur Supratman adalah kudapannya yang khas, yaitu nanas goreng, nangka goreng selain pisang goreng,
tahu brontak, tape goreng. Ditambah camilan kekinian seperti pisang keju coklat,
pisang keju sarang semut dan sebagainya.
Bandrek
dan bajigurnya pun berevolusi, mengikuti trend dan permintaan konsumen,
misalnya bandrek spesial telur, bajigur durian, bajigur susu, termasuk minuman
para milenial yang lebih menyukai cappucino dan lemon tea. Bajigur dan bandrek rasa ori pastinya tetap tersedia.
![]() |
source: instagram.com/ @cimahiyummy |
3 Minuman Dari Para Hyang
Parahyangan
berarti tempat para hyang bersemayam. Provinsi Jawa Barat memiliki jajaran
pegunungan, yang dipercaya masyarakat Sunda kuno sebagai hunian para
dewa/hyang.
Sunda
Wiwitan merupakan nama keyakinan masyarakat
adat Sunda yang masih dipegang teguh hingga kini. Mereka menghuni wilayah
Banten, Cimahi, Garut, Sukabumi, Kuningan, Cirebon dan Bandung. Sebagai penganut Sunda Wiwitan, mereka berpegang
teguh pada kearifan lokal. Hanya menggunakan lahan secukupnya dan memaksimalkan
kegunaan setiap tanaman yang tumbuh diatasnya.
Mereka
membagi wilayah hutan menjadi 3, yaitu:
- Leuweung Larangan (hutan terlarang), merupakan kawasan resapan air, masyarakat dilarang menebang pepohonan di hutan tersebut.
- Leuweung Tutupan (hutan reboisasi), kawasan hutan yang digunakan untuk reboisasi. Masyarakat boleh menebang dan menggunakan pepohonan di kawasan hutan ini, dengan syarat harus menanam kembali dengan pohon yang baru.
- Leuweung Baladahan (hutan pertanian), kawasan hutan yang dapat digunakan untuk berladang. Di lahan ini petani bisa bertanam beragam makanan pokok, sayuran, buah-buahan, dan rempah yang digunakan sebagai bumbu serta herbal/pengobatan.
Lebih
lanjut mengenai kearifan lokal untuk keberlanjutan, dapat dibaca:
Beras Singkong, Simbol Kedaulatan Pangan Dari Hutan
Kearifan
lokal juga yang mengajarkan penggunaan rempah seperti jahe, gula merah dan kelapa
untuk minuman.
Minuman
teh,coklat dan kopi baru dikenal di era penjajahan Belanda. Itupun setelah
membabat hutan larangan dan mengubahnya menjadi perkebunan.
![]() |
sumber: instagram.com/@bdgmarket |
Bandrek Sang Penghalau Covid-19
Harga
jahe mendadak melambung tinggi seiring kedatangan pandemi covid-19. Penyebabnya jahe yang memiliki nama latin Zingiber officinale mengandung
antioksidan yang mampu meningkatkan autoimun.
Syukurlah
harga bandrek bergeming atau gak berubah, walau memiliki banyak rempah selain jahe, yaitu cengkeh,
pala, gula aren, dan lada hitam. Selain
serutan kelapa, variasi bandrek
bertambah seperti campuran, kopi serta susu. Membuat pemburu kuliner bisa
menikmati minuman kesayangan sambil mendapat manfaatnya.
Dikutip
dari HonestDocs, jahe mengandung gingerol
yang digunakan masyarakat India dan China sejak 4700 silam untuk mengobati
beragam penyakit, yaitu:
- Menjauhkan penyakit jantung dan stroke, khususnya bila dikonsumsi dengan bahan makanan lainnya seperti bawang putih dan merah
- Meredakan rasa tidak nyaman yang dirasakan oleh penderita gangguan pencernaan jenis dispepsia atau maag.
- Membantu otot-otot saluran pencernaan menjadi rileks sekaligus membantu proses pencernaan makanan.
- Membantu penyerapan nutrisi
- Menghangatkan tubuh dan mengikis timbunan toksin yang bersarang dalam organ-organ tubuh.
- Meningkatkan sistem kekebalan tubuh
- Terhindar dari infeksi karena jamur
- Menyembuhkan tukak lambung dan GERD
- Mengurangi
rasa sakit karena
gingerol berperan sebagai reseptor yang terletak di ujung saraf
- Mencegah kanker
- Mencegah komplikasi pada penderita diabetes

Bajigur, Pengantar Petani Memulai Hari
Konon
bajigur merupakan minuman petani. Bisa dipahami karena mereka berangkat ke
ladang saat matahari belum terbit. Mereka membutuhkan minuman penghangat tubuh.
Sebagai
menu sarapan pagi, mereka menyantap bajigur bersama pisang rebus, kacang rebus,
dan ubi rebus.
Walau
kini bandrek dan bajigur bisa dibeli dalam kemasan. Namun harus diakui rasa
asli bajigur yang berasal dari campuran santan dan gula aren, tak tertandingi.
Terlebih
keunggulan bajigur justru terletak pada gula merah yang tidak diubah secara
kimia dan tidak mengandung bahan buatan atau zat sintetis.
Dilansir
dari Boldsky, berikut ini manfaat gula merah.
- Menurunkan berat badan karena gula merah mengandung kadar potasium tinggi yang dapat meningkatkan metabolisme, mempertahankan keseimbangan elektrolit dalam tubuh, dan membantu mengeluarkan racun dari tubuh. Sehingga tubuh mampu membakar lebih banyak kalori.
- Membersihkan darah dan meningkatkan jumlah hemoglobin dalam darah serta memperkuat sistem kekebalan tubuh.
- Mengatasi masalah menstruasi dengan meringankan efek kram menstruasi dan sakit perut.
- Mencegah anemia karena gula merah kaya zat besi dan folat yang membantu mencegah anemia dengan mempertahankan kadar normal sel darah merah.
- Mencegah gangguan sistem saraf
- Mencegah masalah pernapasan
- Kaya antioksida, terutama selenium yang membantu mencegah berbagai efek radikal bebas.
- Meredakan nyeri sendi
- Membantu buang air kecil karena gula merah merupakan diuretik alami yang membantu dalam merangsang buang air kecil.
- Meningkatkan kualitas sperma
Pantesan
para petani di Indonesia selalu tampak bugar ya? Tidak saja disebabkan olah
otot yang dilakukan setiap hari, juga makanan dan minuman yang dikonsumsi
mengandung banyak khasiat.
![]() |
source: instagram.com/@sekotengbangkokbandung |
Sekoteng, Minuman Impor dari Tiongkok
Ah
sekoteng nggak hanya di Jawa Barat, di Jawa Tengahpun ada. Tentu saja. Sekoteng bukan asli minuman Indonesia namun dibawa perantauan
Tiongkok.
Berasal
dari bahasa Hokkian yaitu sukothung yang berarti sup 4 buah-buahan, minuman ini
mendapat campuran 4 buah kering, yakni: kacang amandel, biji jali, biji teratai, dan
lengkeng.
Pendapat
lain mengatakan nama minuman sekoteng berasal dari bahasa Tiongkok: shiguoteng,
yang berarti mempunyai campuran 10 (shi), buah (guo) dan teng artinya sup atau
kuah.
Nah
perbedaan pendapat mirip dengan capcay yang konon harus 10 macam sayuran. Namun
ada yang menepis dengan mengatakan bahwa maksudnya adalah banyak sayuran.
Demikian juga shiguoteng artinya banyak buah, bukan 10 macam buah.
Yang
menarik, tak satupun sekoteng di Indonesia yang menggunakan 4 buah atau 10 buah
kering. Pedagang menyajikan sesuai bahan baku yang ada seperti kacang tanah panggang, kacang hijau,
pacar cina, kolang kaling dan potongan roti tawar. Kemudian disiram susu kental
manis dan air gula yang telah mendapat campuran jahe, daun pandan, adas serta
kayu manis. Susu kental manis optional ya? Bisa menolak jika tidak suka.
Penjual
sekoteng Bandung berkreasi dengan menambah biskuit berbagai bentuk. Menarik ya?
Nggak
cukup sampai disitu, mereka yang suka minuman dingin bisa memuaskan lidah
dengan es sekoteng. Isinya tentu saja berbeda. Terdiri dari kelapa muda,
alpukat, kolang kaling, biji delima, kemudian disiram air gula dan susu kental
manis.
“Apa
bedanya dengan es campur dong?”
Si
penjual nggak menjawab. Hanya tertawa.
Kumaha
emang waelah, suka-suka 😀😀
Baca juga: Nasi Tutug Oncom, Makanan Wong Cilik Anu Kacida Raosna
sumber gambar cover: instagram.com/@bdgmarket @cimahiyummy @sekotengbangkok.cabangbandung; @belanga.id
Ooh ... bandrek itu selain jahe, kandungannya ada cengkeh, pala, gula aren, dan lada hitam, ya ... penasaran. Saya belum pernah nyicip bandrek. Kebayang kalau kandungannya seperti itu, badan langsung segar dan mata langsung melek.
ReplyDeleteTukang sekoteng tiap malam lewat depan rumahku. Pas banget buat menghangatkan tubuh. 1 gelas mug nya 8K aja hehehe. Kalau bajogir aku juga doyan. Tapi udah jangan lewat. Lucunya, plastik bajogur suka dibentuk binatang ya 😁 Minuman2 ini berkhasiat buat kesehatan kita.
ReplyDeleteAku masih minum sekoteng, masih suka lewat depan rumah. Segar dan menghangatkan badan. Enaaak
ReplyDeletePas nih musim hujan begini minum yang hangat-hangat. Sudah pernah merasakan semua minuman ini dan enak semuanya. Di Surabaya juga ada minuman mirip bandrek dan sekoteng, tetapi namanya beda. Kalau yang mirip bandrek namanya ronde tapi nggak pakai pala hitam. Kalau yang sama persis dengan sekoteng namanya angsle. Masyaa Allah kayanya kuliner Indonesia.
ReplyDeleteSaya baru tahu nih minuman bandrek dan bajigur , kalau terbuat dari bahan jahe mungkin kurang lebih rasanya seperti minuman khas di tempat saya sini yang dinamakan sarabba'.
ReplyDeleteOh ya saya penasaran juga deh dengan es sekotengnya :D
Pertengahan Februari yg lalu saya mengunjungi adik yg tinggal di Garut. Pas sore2 keponakan saya beli minuman bajigur yg dijajakan berkeliling pakai gerobak komplek oleh tukang bajigur. Pas saya ikutan nyicip enak banget bajigurnya. Sampai akhirnya saya nambah beli lagi 1 gelas, haha..
ReplyDeleteDari ketiga nya itu adalah favorit saya
ReplyDeleteTerutama yang Bandrek, sekali mencoba langsung jatuh cinta ^^
Aku sukaaakk minuman yg hangat2 gini.
ReplyDeleteBikin kerongkongan jadi rileks, apa yaaa... semacam detoksifikasi juga wkwkwk
Soalnya selama ini kan sering makan gorengan, jadi begitu kasih Bandrek, Bajigur, Sekoteng, jadinya maknyusss
Aaaq aku suka ketiganya!
ReplyDeletetapi kalau di tangerang boleh pilih mau sekoteng biasa apa mau wedang ronde, jadi dicemplungin bulet bulet isi kacang itu Ambu. Enak dan segeeer!
Ternyata Sekoteng itu minuman dari Tiongkok yang kemudian berkembang di Indonesia ya.
ReplyDeleteBtw sudah lama saya nggak menikmati Bajigur dengan Ubi Rebusnya. Susah ketemunya di sekitar Bogor. Dulu ada mamang yang tiap sore lewat di komplek rumah mama saya di Ciomas. Sejak pindah ke Cibinong,boro boro saya dengar suara khas abang Bajigur, infonya saja entah.
Minuman dari rempah-rempah gini selain hangat tentunya juga menyehatkan ya mbak. Enak banget dikonsumsi saat tubuh pun lelah sudah berjalan-jalan yah. Di antara semua minumannya cuma pernah nikmati bandrek yang bisa dibuat juga di rumah,hehhee. Bajigur cuma sering dengar tapi belum coba.
ReplyDeleteAku paling suka sekoteng. Ternyata penampakan di tanah sunda agak beda ya, dari yang biasa saya kenal.
ReplyDeleteBajigur, bandrek, dan sekoteng ya Ambu, noted. Ketiganya berfungsi menyehatkan tubuh ya bahkan bandrek bisa menghalau si Covid-19. Minuman yang mudah ditemui di kota saya itu bandrek, Ambu... dua lainnya mungkin ada cuma kurang umum.
ReplyDeleteKalau pergi ke Bandung, minuman yang disebutkan itu selalu kucari. Walaupun aku merasa aneh sekali masih belum bisa membedakan bajigur dan bandrek haha.
ReplyDeleteBtw, Nanas Goreng itu rasanya seperti apa ya? Aku penasaran. Kok kebayang dia leleh seperti selai :D
Banyak banget macam-macam minumannya. Bajigur sama bandrek aja udah bikin ngiler, belum lagi sekoteng.
ReplyDeleteEh, ternyata gula merah banyak juga ya manfaatnya. Baru tahu akutuh 🙈