Harga
jahe melonjak naik!
Tentu
saja bikin sedih. Setiap hari, saya selalu menyeduh jahe, sereh dan cengkeh.
Bisa langsung diminum sesudah ditambah gula merah. Atau untuk menyeduh kopi,
teh, coklat.
Wedang
coklat dengan sensasi pedas itu enak banget. Lezat di lidah, terasa
hangat di tenggokan dan bikin perut nyaman.
Alhamdullilah,
saya jarang sakit sesudah disiplin minum ramuan ini. Ramuan yang saya pelajari
dari eyang dan bude saya ini pernah absen dari keseharian. Gara-gara malas ngeracik.
Akibatnya
tubuh sering drop. Jika ketemu teman
yang sakit flu/batuk, atau kehujanan, atau kebanyakan makan ice cream, pasti
deh batuk pilek menyerang.
Sedihnya,
sekarang jahe langka di pasaran. Jika ada, harganya 2 kali lipat. Biasanya jika
membeli jahe merah, saya cukup membayar IDR 40K, sekarang IDR 90K. Kemarin tukang
sayur membawa jahe biasa dengan harga miring. Sesudah saya cuci bersih,
ternyata jahe muda. Hiks, kurang pedes dong rasanya.😢😢
Konon,
virus corona yang jadi biang kerok. Rektor Universitas Airlangga (Unair) Mochamad
Nasih, menganjurkan agar masyarakat mengonsumsi empon-empon untuk menangkal
virus corona. Imbauan tersebut menyebar di WhatsApp Group. Dan tahu sendirilah,
WAG merupakan cara ampuh menyebarkan berita, baik berita akurat maupun hoax.
Baca
juga: Virus
Corona, Tak Kenal Maka “Panic Buying”
![]() |
source: eastsidefm.org |
Empon-Empon,
Si Penolak Virus Corona
Yang
dimaksud empon-empon adalah jenis tanaman umbi yang besarnya sama dengan jari.
Umumnya digunakan sebagai rempah/bumbu masakan dan jamu (Djampi Oesodo) yang
berperan merawat kesehatan.
Termasuk
dalam empon-empon selain jahe, adalah kunyit, kencur/cikur, temulawak, temukunci,
lengkuas/laja/laos, serta rimpang lain yang memiliki khasiat menambah imunitas
tubuh karena mengandung detoksifikasi, antioksidan, anti peradangan, menambah
nafsu makan, mengatasi diare dan masih banyak lagi.
Apabila
empon-empon dianggap sebagai penolak (bukan untuk mengobati) virus corona,
masuk akal juga sih. Karena para pakar menganjurkan agar mencegah virus corona. Caranya, selain menjaga kebersihan tubuh
juga meningkatkan daya tahan tubuh dengan mengonsumsi makanan bergizi.
Terlebih
jika membaca berita terakhir mengenai virus corona. Satu dari 34 orang pasien
di Indonesia meninggal karena komplikasi penyakit lain. Yang lain berangsur
sembuh, termasuk pasien 1 dan 2 yang pertama kali diketahui terpapar virus
corona. Padahal pasien nomor 2 sudah berusia 61 tahun lho. Usia dengan imunitas
berkurang dan rentan terpapar virus.
Namun,
jika menghubungkan harga empon-empon melambung tinggi akibat virus corona,
nampaknya berlebihan. Di era milenial ini, berapa banyak sih yang masih mau
minum seduhan empon-empon? Walau sudah dibubuhi gula merah, rasanya tetap
pahit.
Orang
cenderung membeli produk jadi yang rasanya enak, seperti jamu tolak angin, jamu
tolak linu, dan herbadrink dengan berbagai rasa: rasa temulawak, sari jahe, kunyit
asam. Cara mengonsumsinyapun nggak ribet,
cukup sobek sachetnya, langsung minum. Atau seduh dengan air panas dan sruupp
... nikmat!
Saya
memilih pendapat mengenai supply dan demand yang tak seimbang di pasar, yang
mengakibatkan harga empon-empon melonjak. Permintaan mungkin naik, namun tidak
signifikan hingga bisa menimbulkan gejolak harga.
Seperti
dulu, harga kencur juga pernah meroket. Seblak, masakan yang membutuhkan kencur
sebagai bahannya, dituding sebagai penyebab. Berapa banyak sih penjual seblak
sehingga mampu mengoyak stabilitas harga kencur?
Petani
yang enggan menanam komoditas berharga murah, anomali cuaca serta ketidak
berpihakan pemerintah pada para petani, lebih berpotensi mengakibatkan harga
empon-empon melonjak tinggi.
![]() |
source: twitter.com/@nasgormafia |
Empon-Empon
dalam Nasi Goreng Mafia
Untunglah,
Juru Bicara Pemerintah untuk Virus Corona, Achmad Yurianto menyatakan bahwa makanan
sehari-hari masyarakat Indonesia seperti sayur lodeh dan nasi kapau, serta
masakan tradisional Indonesia lain, bisa menangkal virus corona.
Lebih
masuk akal dibanding langsung mengonsumsi empon-empon ya?
Salah
satu kuliner Bandung yang mengandung empon-empon, namun rasanya lezat, adalah Nasi
Goreng Mafia. Karena menggunakan 18 macam rempah, termasuk empon-empon. Wadaw,
gimana rasanya?
Sangat
lazis! Nggak mudah meracik bumbu, jika tidak hati-hati dalam komposisinya,
malah jadi nggak enak. Beberapa rumah makan Padang di Bandung menggunakan
kunyit terlalu banyak dalam gulai dan sayur nangkanya. Bikin lidah terasa
getir, dan rasa yang nggak banget tersebut sulit hilang dari lidah. Bikin malas
balik lagi.
Tidak
demikian halnya dengan Nasi Goreng Mafia, mereka punya formula yang pas. Walau
ambiencenya kekinian dan instagramable, namun rasa tetap paling utama. Tanpa
rasa yang enak, pengunjung enggan balik lagi.
Adalah
7 anak muda Bandung gemar nongkrong dan mencoba rasa kuliner baru, yaitu: Angga Nugraha, Rex Marindo, Danis
Puntoadi, Pujiana Nurul Hikmah, Budiardi Supasentana, Sarita Sutedja, dan
Stefanie Kurniadi.
Ditengah
kegiatan hunting kuliner, tiba-tiba timbul ide, daripada hanya makan di tempat
orang lain, mengapa tidak bikin usaha kuliner sendiri? Nasi goreng menjadi
pilihan karena menurut website CNN, menu nasi goreng ada di urutan kedua
sebagai menu paling enak di dunia.
Pastinya
nggak asal nasi goreng. Di dunia kuliner, sudah marak nasi goreng Jawa dan nasi
goreng Chinese Food. Dengan pertimbangan Indonesia terkenal kaya akan rempah,
mereka memilih nasi goreng yang menonjolkan cita rasa rempah.
![]() |
source: instagram.com/@nasgormafia |
Empon-Empon
Nasi Goreng Mafia yang Nagih
Baik
boss, ...
Siap
boss, ...
Demikian
sapaan yang akan kamu peroleh dari kasir maupun pelayan, ketika bertandang ke
rumah makan Nasi Goreng Mafia. Membuat konsumen serasa berada di lingkungan
mafia.
Walau
nama Mafia dipilih sebagai singkatan dari Makanan Favorit Indonesia. Juga untuk
menggambarkan
karakter nasi goreng mereka yang ganas. Selain kekuatan rempah, Nasi Goreng
Mafia terkenal akan cita rasa pedasnya.
Seorang
juru masak harus mampu meracik komposisi rempah dan pedas dengan seimbang” kata
Chef Renatta Moeloek dalam salah satu episode Master Chef Indonesia, “Jangan
hanya terasa pedas yang menyengat”.
Nah,
banyak kuliner yang saya coba, terpleset hanya punya rasa pedas yang “kaya
setan”. Beda halnya dengan Nasi Goreng Mafia, walau kepedasan hingga bibir jontor
dan telinga berdenging, namun tetap nikmat. Bahkan semakin pedas, rasa rempah
akan terasa semakin nendang. Bikin nagih.
Awal
ketagihan Nasi Goreng Mafia ketika saya kerap melewati salah satu cabangnya di
Jalan Jalaprang Bandung. Taksiran saya bakal kepedasan nih, jadi nggak berani
makan di tempat. Beberapa orang yang makan di tempat dan kepedasan, memilih nggak
melanjutkan makan. Ih, sayang banget ya?
Beda
dengan di rumah, setelah menyantap setengah porsi dan kepedasan, bisa berhenti
dulu, dilanjutkan kemudian. 🤣🤣
Sayang,
cabang Jalaprang sekarang tutup. Jika ingin menyantap sepiring Nasi Goreng
Mafia saya harus ke Jalan Dipati Ukur atau ke food courtnya di Bandung Indah
Plaza (BIP)
Ingin
mencoba Nasi Goreng Mafia yang punya khasiat menolak virus corona ini? Bisa
banget via layanan Gofood dan Grabfood. Ada beberapa menu yang bisa dipilih
yaitu:
- Gangster, nasi goreng best seller dengan 18 macam rempah rahasia. Salah satu favorit saya nih.
- Bandit, nasi goreng rempah yang mengutamakan racikan kunyit, namun dalam komposisi yang pas, sehingga tidak menimbulkan rasa getir di lidah.
- Triad, nasi goreng rempah dengan tambahan ebi sebagai cita rasa utama. Merupakan Top 3 Most wanted yang dicari dan diminati penggemar Nasi Goreng Mafia.
- Badboyz, nasi goreng rempah dengan racikan kapulaga dan cengkeh. Memberi sensasi harum serta hangat di mulut ketika disantap.
- Godfather, nasi goreng rempah dengan highlight kecap manis dan bawang merah.
- Brandal, nasi goreng rempah dengan campuran daun kemangi
- Preman, nasi goreng rempah berwarna hijau dengan racikan sensasi rasa kencur yang nendang.
- Yakuza, nasi goreng rempah dengan cabai hijau dan kikil.
Selain nasi goreng, saya kerap memesan lenggang kikil yang rasanya top markotop, sayang terkadang error. Saya pernah mendapat kikil yang masih keras.
Emang
nggak mudah sih memasak kikil. Owner mie kocok Jalan Saad berbagi rahasia
memasak kikil yang lezat di sini:
Nasi
Goreng Mafia memiliki 6 level pedas yang bisa dipilih yaitu:
- Level 1, Menenangkan atau nasi goreng rempah non pedas.
- Level 2, Menggoda, nasi goreng rempah dengan pedas untuk newbie atau yang suka pedas tapi gak kebangetan.
- Level 3, Menyesakkan, saya biasanya pesan level 3, dan seperti saya ceritakan di atas, harus ada jeda sebelum nasi goreng tandas.
- Level 4, Merisaukan, pernah mencoba level pedas ini, tapi gak pernah pesan lagi karena pedas luar biasa. .
- Level 5, Menyesal, level ini akan membuat pemesan menyesal telah memilih level pedas ini. Sangat menantang bukan?
- Level 6, Mematikan, level terpedas. konon akan membuat pemesan berkata ” mampus” atau “sialan” serta umpatan lain untuk menahan rasa pedas. Berani coba?
Jika
ada kritik untuk kuliner yang nagih ini adalah ketidak samaan rasa antar
cabang. Beberapa kali saya memesan Nasi Goreng Mafia cabang Cijerah, untuk item
yang berbeda.
Ternyata jauh banget rasanya dengan Nasi Goreng Mafia di Jalan
Dipati Ukur serta BIP. Bikin saya kapok dan enggan memesan lagi.
Untuk urusan kuliner, nggak mudah melebarkan usaha ya? Walau racikan
sama, “the man behind the gun” memegang peranan penting. Sedang bahagia atau
sebaliknya sedang stres, akan berpengaruh pada rasa masakan.
Sumber:
Detik.com
Sumber
gambar cover: instagram.com/@nasgormafia
dan eastsidefm.org
Pas kali saat jam makan siang, baca beginian bikin ngiler..
ReplyDeleteTapi beneran ya Ambu, nasi goreng mafia ini kalo dilihat dari gambar dan resepnya, bukan cuma enak di lidah aja, tapi juga bermanfaat bagi kesehatan karena kandungan bumbu (empon-empon) di dalamnya.
Saya senang nasi goreng yg level pedasnya banyak. Jadinya gak perlu ketakutan dengan embel-embel setan, mafia, atau apa yg seram-seram di belakangnya. Hehehe. Level pedas kita yg sesuaikan. Anak pun bisa makan tanpa was-was.
ReplyDeleteSaya sepertinya terlalu cemen untuk mencoba nasi goreng mafia ini kak, maybe kalau pesan cuma berani di level 1
ReplyDeleteToss dulu, dong. Saya juga penggemar empon-empon sejati hehehe... Sampai-sampai suami pun sekarang ngikut mengkonsumsi racikan empon-emponku. Oya, nasi goreng rempahnya kok bikin ngiler ya :)
ReplyDeleteMasya Alloh, nama-nama dan levelnya sungguh menggalaukan. Awokwokwok....
ReplyDeleteJadi pengin nyobain. Secara kan penyuka rempah sekaligus pedas juga. Apalagi levelnya bisa sesuai request kan ya.
Cabang di kota lain ada nggak ya, yang deket2 pantura gitu?
Waduh, empon2 harganya melonjak bangeeett
ReplyDeleteDi Surabaya juga samaaaa
Btw, aku kapan hari pas ke BDG juga lihat spanduk Nasgor mafia ini
Mupeng bgt dooong, tapi blum sempat coba :(((
Baru tahu istilah empon-empon ini ternyata ditujukan untuk tanaman sejenis kunyit, jahe, lengkuas dsb. Btw saya jadi penasaran dengan nasi goreng mafia, kebayang pedesnya pasti maknyusss sekali
ReplyDeleteHmm. ..Banyak yang berubah akibat virus corona ya mbak .Termasuk harga jahe di pasaran yang miring. Saya bersyukur ni tinggal di desa, karena emang banyak rempah-rempah yang sudah jadi makanan sehari-hari kita.
ReplyDelete